Anda di halaman 1dari 3

Kasus 1:

Apakah pembatasan wajar atas transferabilitas saham valid dan dapat ditegakkan?

Jawab :

Dalam pembatasan pengalihan saham setelah kematian pemegang saham merupakan peraturan yang
tercantum dalam anggaran dasar Biltmore Tissue Corp. Perusahaan memiliki opsi untuk membeli
saham tersebut dengan harga semula selama 90 hari setelah kematian pemegang saham. Pembatasan
ini wajar dan dapat ditegakkan tergantung pada undang-undang yang berlaku dan interpretasi hukum
yang diberikan oleh pengadilan. Biasanya, dalam hukum perusahaan, pembatasan transferabilitas
saham dapat diterapkan dengan beberapa ketentuan tertentu. Hal ini dapat dilakukan untuk menjaga
kestabilan kepemilikan saham, mencegah transfer saham kepada pihak yang tidak diinginkan, atau
menjaga kelangsungan perusahaan.

Pembatasan transferabilitas saham dapat dianggap wajar, valid dan dapat ditegakkan, berikut
beberapa penjelasan umum terkait pembatasan wajar atas transferabilitas saham, yaitu :

a) Kepentingan Perusahaan
Pembatasan transferabilitas saham dapat diterapkan untuk melindungi kepentingan
perusahaan, menjaga stabilitas kepemilikan saham, atau mencegah transfer saham kepada
pihak yang tidak diinginkan. Hal ini dapat membantu mencegah perubahan yang tidak
diinginkan dalam kontrol atau kepemilikan perusahaan.
b) Anggaran Dasar dan Perjanjian Saham
Pembatasan transferabilitas saham harus ditentukan secara jelas dan tegas dalam anggaran
dasar atau perjanjian saham perusahaan. Hal ini memberikan dasar hukum yang
memungkinkan perusahaan menerapkan pembatasan tersebut.
c) Pertimbangan Umum
Pembatasan transferabilitas saham harus masuk akal dan sejalan dengan undang-undang dan
praktik bisnis yang berlaku. Mereka tidak boleh melanggar hak-hak pemegang saham secara
tidak wajar atau bertentangan dengan hukum yang berlaku.
d) Perlindungan terhadap Pihak Ketiga
Pembatasan transferabilitas saham juga dapat bertujuan melindungi kepentingan pihak ketiga,
seperti kreditor atau mitra bisnis, dengan memastikan bahwa pemegang saham tidak dapat
secara bebas mentransfer saham tanpa persetujuan atau pengawasan.

Namun, dalam kasus pembatasan semacam itu juga dapat dipertanyakan keabsahannya. Pengadilan
perlu mempertimbangkan di dalam pembatasan tersebut sesuai dengan :
• Undang-undang yang berlaku,
• Tidak melanggar hak-hak pemegang saham, dan
• Tidak bersifat pengekangan yang tidak masuk akal terhadap transfer saham.

Dalam kasus ini, pengadilan banding memutuskan untuk memerintahkan pengalihan saham kepada
para pelaksana, yang menunjukkan bahwa mereka memandang pembatasan pengalihan saham
tersebut tidak valid atau tidak dapat ditegakkan. Bahwa penilaian mengenai keabsahan pembatasan
transferabilitas saham sangat tergantung pada hukum yang berlaku dan fakta-fakta khusus dalam
kasus tersebut. Dalam konteks ini, para pihak mungkin mengajukan banding ke Pengadilan Banding
New York untuk mencari keputusan final mengenai keabsahan pembatasan tersebut.

Kasus 2:

Apakah pengadilan distrik melakukan kesalahan dalam keputusannya untuk memberikan keputusan
akhir yang mendukung Google atas klaim pelanggaran hak cipta Oracle?

Jawab :

Dalam kasus antara Oracle dan Google, pengadilan distrik Amerika Serikat untuk Distrik Utara
California memutuskan untuk memberikan keputusan akhir yang mendukung Google atas klaim
pelanggaran hak cipta Oracle, kecuali terkait dengan kode rangeCheck dan delapan file yang
didekompilasi. Oracle mengajukan banding terhadap bagian putusan akhir yang menentangnya,
sementara Google mengajukan banding silang terkait bagian putusan yang memenangkan Oracle
terkait kode rangeCheck dan delapan file yang didekompilasi.

Mahkamah Agung setempat memutuskan Google tidak melakukan pelanggaran hak cipta pada Oracle
saat menyalin pemrograman potongan bahasa yang dibangun dalam sistem operasi Android.
Perusahaan juga menuding Google menggunakan dominasi ekonomi untuk melawan peratrungan
hukum yang mereka hadapi.

Sedangkan oracle mempermasalahkan hak cipta dapat menimbulkan adanya kerugian pada publik.
Perusahaan akan jadi penjaga gerbang dan pemegang kunci dari kode yang akan digunakan oleh pihak
lain. pengadilan juga menolak mempertimbangkan untuk pertanyaan mengenai apakah API dapat
dilindungi hak cipta.

Pengadilan distrik melakukan kesalahan dalam keputusannya yaitu, pertanyaan yang kompleks dan
memerlukan tinjauan hukum yang mendalam dan pemeriksaan fakta. Kasus hukum sering kali
melibatkan argumen-argumen yang kompleks dan perdebatan hukum yang rumit. Keputusan
pengadilan sering kali dipengaruhi oleh fakta-fakta dan hukum yang terkait dengan kasus tersebut.
Pada akhirnya, penilaian mengenai pengadilan distrik melakukan kesalahan atau tidak dalam
keputusannya tergantung pada proses banding dan analisis lebih lanjut oleh pengadilan banding.
Pengadilan banding akan meninjau argumen dari kedua belah pihak dan memutuskan pengadilan
distrik membuat kesalahan dalam aplikasi hukum atau penafsiran fakta.

Anda mungkin juga menyukai