Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK SPUTUM BTA

440/SOP- /I /
No Dokumen :
Pkm Rmpn/ 2017
SOP No Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/4
Puskesmas dr. H. Mohammad Irfan
Rumpin NIP. 196707262007011004

1. Pengertian Basil Tahan Asam akan memberikan warna merah pada pewarnaan Ziehl
Nielsen
2. Tujuan Menemukan adanya Basil Tahan Asam pada sputum penderita
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Rumpin Nomor 445/SK- /I/Pkm
Rmpn/2017 Tentang Jenis-jenis Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Buku Penuntun Laboratorium Klinik R.Gandasoebrata
5. Prosedur Instruksi Kerja :
A. Pengambilan Spesimen Dahak
√ Persiapan Pasien
1. Pasien suspek TB yang dikirim dari Pelayanan Umum dengan
pengantar formulir TB 05 diberikan penjelasan tentang
pemeriksaan dahak.
2. Pasien diberitahu bahwa contoh uji dahak sangat bernilai untuk
menentukan status peyakitnya, karena itu dianjurkan pemeriksaan
SPS untuk pasien baru dan SP untuk pasien dalam pemantauan
pengobatan harus dipenuhi.
3. Dahak yang baik adalah yang berasal dari saluran nafas bagian
bawah, berupa lendir yang berwarna kuning kehijauan
(mikropurulen).
4. Pasien berdahak dalam keadaan perut kosong, sebelum
makan/minum dan membersihkan rongga mulut terlebih dahulu
dengan berkumur air bersih.
5. Bila ada kesulitan berdahak pasien diberi obat ekspektoran yang
dapat merangsang pengeluaran dahak dan diminum pada malam
sebelum mengeluarkan dahak. Olahraga ringan sebelum berdahak
juga dapat merangsang dahak keluar.
6. Pasien diberitahu bahwa pengumpulan spesimen dahak dilakukan
dalam waktu 2 hari yaitu sewaktu – pagi. Pasien diberikan pot
dahak yang telah diberi identitas sesuai TB 05.
7. A (sewaktu-hari 1): Dahak dikumpulkan pada saat suspek TB
datang berkunjung pertama kali. Pada saat pulang, pasien suspek
TB diberi sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak hari
kedua
8. B (Pagi) : dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari ke dua,
segera setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri
kepada petugas di Pelayanan Laboratorium

B. Persiapan Alat dan Bahan


√ Alat
1. Kaca sediaan yang baru dan bersih
2. Lidi/batang bambu dengan ujung berserabut
3. Lidi/batang bambu dengan ujung runcing
4. Lampu spirtus
5. Wadah pembuangan berisi desinfektan
√ Bahan
1. Reagen Ziehl Nielsen

C. Penggunaan Alat Pelindung Diri


1. Memakai jas lab bagian depan tertutup, berlengan panjang
2. Menggunakan masker N95
3. Menggunkakan Handscoon

D. Pembuatan Sediaan
1. Pasien memberikan pot dahak
2. Ambil pot dahak dan beri identitas pada kaca sediaan sesuai
identitas pada pot dahak.
3. Buka pot dengan hati-hati untuk menghindari terjadinya droplet
(percikan dahak)
4. Ambil sedikit dahak dari bagian yang kental dan kuning kehijauan
(purulen) menggunakan lidi yang berujung kasar.
5. Oleskan dahak secara merata (jangan terlalu tebal tapi jangan
terlalu tipis) dengan menggunakan tusuk gigi pada permukaan kaca
sediaan dengan bentuk oval berukuran 2 x 3 cm kemudian ratakan
dengan gerakan spiral kecil-kecil.
6. Jangan membuat gerakan spiral bila sediaan dahak sudah kering
karena akan menyebabkan aerosol.
7. Keringkan sediaan di udara terbuka, jangan terkena sinar matahari
langsung atau di atas api, dan waktu yang diperlukan kurang lebih
15-30 menit, sebelum sediaan hapus tersebut di fiksasi.
8. Tusuk gigi yang telah dipakai dibuang pada pot sediaan
9. Lakukan fiksasi. Gunakan pinset untuk mengambil sediaan yang
sudah kering pada sisi yang berlabel dengan hapusan dahak
menghadap ke atas
10. Lewatkan di atas lampu spirtus sebanyak 3 kali untuk fiksasi
(diperlukan waktu sekitar 3-5 detik). Kalau terlalu lama difiksasi
dapat merubah bentuk kuman dan membuat sediaan pecah.
11. Semua sediaan yang sudah difiksasi segera disimpan ke dalam
kotak sediaan untuk menghindari risiko pecah atau dimakan
serangga.
12. Lakukan pencatatan di buku register Petugas melakukan
pembersihan, perapihan dan dekontaminasi alat.

E. Pewarnaan Sediaan
1. Ambil hasil fiksasi dahak dan cocokkan dengan data pasien
2. Letakkan sediaan dahak yang telah difksasi pada rak dengan
hapusan dahak menghadap atas, antara satu sediaan dengan
sediaan lainnya masing-masing beri jarak kurang lebih 1 jari.
3. Teteskan larutan Carbol Fuchsin 0,3% pada hapusan dahak sampai
menutupi seluruh permukaan sediaan dahak
4. Panaskan dengan nyala apai spiritus sampai keluar uap. Zat warna
tidk boleh mendidih atau kering. Apabila mendidih atau kering
maka Carbol fuchsin akan berbentuk kristal (partikel kecil) yang
dapat terlihat seperti kuman TBC
5. Diamkan sediaan selama 5 menit
6. Bilas sediaan dengan air mengalir pelan sampai zat warna yang
bebas terbuang
7. Teteskan sedaiaan dengan asam alkohol sampai warna merah
carbol fuchsin hilang
8. Bilas dengan air mengalir pelan
9. Teteskan larutan Methylen Blue 0,3% pada sediaan sampai
menutupi seluruh permukaan
10. Diamkan 10-20 detik
11. Bilas dengan air mengalir pelan
12. Keringkan sediaan di atas rak pengering di udara terbuka ( jangan
dibawah sinar matahari langsung)
13. Petugas melakukan pembersihan, perapihan dan dekontaminasi
alat

F. Pembacan Sediaan
1. Ambil hasil pewarnaan dahak, lalu cocokkan dengan identitas
pasien
2. Letakkan sediaan di atas meja mikroskop, permukaan sediaan
menghadap ke atas.
3. Gunakan lensa obyektif 10x untuk menetapkan fokus dan
menemukan lapang pandang. Periksa sediaan untuk menentukan
kualitas sediaan.
4. Teteskan satu minyak emersi di atas sediaan dahak
5. Periksa dengan menggunakan lensa okuler 10x dan obyektif 100x
6. Carilah Basil Tambahan Asam (BTA) yang berbentuk batang
berwarna merah
7. Lakukan pembacaan sediaan apus sepanjang garis tengah dari
ujung kiri ke kanan atau sebaliknya.
8. Sediaan dahak yang telah diperiksa disimpan pada box slide
dengan tisu yang sudah ada dibawahnya.
9. Pembacaan hasil :
Pembacaan hasil pemeriksaan dahak dilakukan dengan
menggunakan skala IUATLD (International Union Against To Lung
Disease) sebagai berikut :
a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang disebut negatif
b. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah
kuman yang ditemukan
c. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut (1+)
d. Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang , disebut (2+),
minimal dibaca 50 lapang pandang
e. Ditemukan ≥10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut (3+),
minimal dibaca 20 lapang pandang.
Penulisan gradasi hasil bacaan penting untuk menunjukan keparahan
penyakit dan tingkat penularan penderita tersebut.
Catatan :
a. Bila ditemukan 1-3 BTA dalam 100 lapang pandang,
pemeriksaan harus diulang dengan spesimen dahak
yang baru.
b. Bila hasilnya tetap 1-3 BTA, hasilnya dilaporkan negatif
c. Bila ditemukan 4-9 BTA, dilaporkan BTA yang dijumpai
d. Lakukan pencatatan di buku register
e. Dibuatkan kertas hasil untuk pasien Petugas
melakukan pembersihan, perapihan dan
dekontaminasi alat.
6. Diagram Alir -
(jika dibutuhkan)

7. Unit terkait Pelayanan Laboratorium, Pelayanan TB, Pelayanan Umum


8.Rekaman historis Tanggal mulai
perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIK SPUTUM BTA

No Dokumen :
DAFTAR No Revisi :
TILIK Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas drg.Ulfa Muthia Palar
Ciomas NIP 196205111993032002

Unit : ………………………………………………………………………
Nama Petugas : ………………………………………………………………………
Tanggal Pelaksanaan :………………………………………………………………………

NO KEGIATAN YA TIDAK TIDAK


BERLAKU

1. Apakah petugas menyiapkan alat dan bahan

2. Apakah Petugas menyiapkan register laborat

3. Apakah Petugas mempersilahkan pasien duduk

4. Apakah petugas memberitaukan pasien untuk


mengambil specimen
5. Apakah Petugas laboratorium menerima specimen
dari pasien yang datang kelaboratorium
6. Apakah Petugas Petugas laboratorium menaruh
specimen di atas meja specimen sesuai no urut
pasien yang datang
7. Apakah Petugas mencatat nama pasien, umur, dan
alamat pada buku register laborat
8. Apakah Pasien diberitahu waktu pengambilan hasil

Jumlah

Compliance rate ( CR )

Ciomas,..................................

Observer tindakan

(......................................)

NIP

Anda mungkin juga menyukai