Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gina Wulandari

NIM : P17334120542
Tingkat : D4 Alih Jenjang – Kelas Bogor
Tugas : UAS PRAKTIKUM PLEBOTOMI

Studi Kasus 1
1. Kasus Keracunan NAPZA
a. Persiapan pengambilan sampai pemeriksaan spesimen Hati
1. Sebelum melakukan pengambilan organ hati, pastikan terlebih dahulu letak organ hati
yang akan diambil
2. Lakukan pembedahan bagian dada sampai perut
3. Sebelum pengambilan organ hati, perlu dilakukan pengambilan kantung empedu
terlebih dahulu agar tidak terjadi kontaminasi silang.
4. Lebih disukai pengambilan pada lobus kanan, minimal pengambilan sampel seberat
500gr atau seluruhnya
5. Tempatkan pada wadah yang besar 1,3x dari ukuran spesimen, jangan dicampur dengan
sampel lainnya kemudian ditutup rapat.
6. Pada kemasannya, diberi label yang berisikan jenis sampel, nama, tanggal dan waktu
pengambilan, dan nama pengambil sampel.
7. Sebelum dilakukan analisa di laboratorium, simpan sampel pada suhu dingin atau beku
sehingga tidak perlu menggunakan pengawet.
8. Sebelum dilakukan analisa, catat pada buku register laboratorium.
9. Sampel dibagi menjadi 2, untuk analisa dan sebagian untuk cadangan
10. Lakukan analisa
11. Catat hasil analisa pada register laboratorium dengan lengkap
12. Lakukan pelaporan hasil analisa

2. Hematoma pada pengambilan darah arteri


a. Mengapa pada pengambilan darah arteri terjadi hematoma?
1. Terjadi kesalahan penusukan pembuluh arteri
2. Menggunakan jarum ukuran besar
3. Posisi jarum terlalu menukik sehingga menembus dinding vena
4. Penusukan terlalu dangkal sehingga jarum berada di luar vena
b. Tindakan flebotomis untuk mengatasi hal tersebut
1. Melakukan penekanan dengan tekanan tepat pada lokasi tusukan selama 10 menit
secara terus menerus setelah prosedur selesai.

Studi Kasus 2
a. Hemolisis
b. Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit sehingga hemoglobin keluar dalam plasma
c. Penyebab hemolisis:
1. Penggunaan tourniquete > 1 menit
2. Pengambilan darah yang kurang lancar
3. Terjadinya penekanan yang kuat terhadap vena yg akan diambil (seperti ditepuk tepuk)
4. Penggunaan jarum terlalu kecil (di atas 23 gauge)
5. Menggunakan jarum kecil dengan tabung vakum yang besar
6. Menarik penarik syringe terlalu cepat
d. Tindakan yang dilakukan flebotomis : melakukan identifikasi jenis pemeriksaan yang diminta,
Jika pemeriksaan masih bisa mentolelir hemolisis yang terjadi, sampel bisa dilanjutkan untuk
proses analisa. Tetapi jika pemeriksaan yang diminta tidak dapat mentolelir hemolisis yang
terjadi, lakukan pengambilan darah ulang dan usahakan tidak lagi terjadi hemolisis.
e. Parameter yang sangat dipengaruhi:
1. Pemeriksaan Kalium
2. Pemeriksaan LDH
3. Pemeriksaan SGOT

Parameter yang cukup dipengaruhi:

1. Pemeriksaan Serum Iron


2. Pemeriksaan T4
3. Pemeriksaan SGPT

Parameter yang ringan dipengaruhi:

1. Phospor
2. Protein Total
3. Albumin

Anda mungkin juga menyukai