Anda di halaman 1dari 2

SOP PEMBUATAN DAN PEMERIKSAAN SLIDE

SEDIAAN TB
No.
:
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman : 1/2
Disetujui oleh,
Kepala Puskesmas Pendahara
STANDAR OPERASIONAL
UPTD Kecamatan Tewang PROSEDUR
Sangalang Garing
Puskesmas Pendahara
RUANG LABORATORIUM
SIABABILON, SKM
NIP. 19730306 199202 1 001

1. Pengertian Tata cara pemeriksaan sputum/BTA secara mikroskopis.

2. Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam melaksanakan pemeriksaan BTA secara
mikroskopis.
3. Kebijakan Petugas laboratorium

4. Prinsip kerja Sputum dibuat sediaan pada objek. Sediaan yang sudah kering difiksasi dan
dilakukan pengecatan Ziehl Neelsen. Pewarnaan Ziehl Neelsen akan menampakkan
bakteri tahan asam yang berwarna merah dengan latar berwarna biru. Hasil yang
didapat adalah terdapatnya bakteri tahan asam.
A
1. Persiapan Alat
alat yang digunakan dalam pemeriksaan BTA adalah :

a. Ose/sapu lidi
5. Prosedur b. Kaca preparat
c. Bunsen/ Lampu Spritus
d. Mikroskop
A 2. Bahan - bahan
Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan BTA adalah :

a. Sputum
b. Larutan basic fuchsin
c. Asam alkohol
d. Methylen blue
e. Oil imersi
b. 3. Cara kerja
a. Sputum di ambil dengan ose dan dibuat sediaan dengan bentuk sesuai pola
dengan ukuran 2 x 3..
b. Buat kuil kecil mengelilingi olesan agar dahak menyebar secara merata.
c. Preparat dikeringkan
d. Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan.
e. Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin.
f. Panasi sediaan dengan api bunsen disetiap sediaan sampai keluar uap jangan
sampai mendidih.
g. Diamkan 5 menit.
Bilas sediaan dengan hati-hati menggunakan air mengalir.
h. Genangi dengan asam alkohol sampai tidak tampak warna merah carbol
fuchsin.
i. Genangi permukaan sediaan dengan methylen blue selama 20-30 detik.
j. Bilas sediaan dengan air mengalir.
k. Keringkan sediaan di udara
l. Nyalakan Mikroskop
m. Sediaan diberi oil imersi
n. Baca hasil dengan lensa objecktif 100 x.

4. Pembacaan Hasil
a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif.
b. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang
ditemukan.
c. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut + atau (1+).
d. Ditemukan 1-20 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+), minimal
dibaca 50 lapang pandang.
e. Ditemukan >10 BTA BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+),
minimal dibaca 20 lapang pandang.

6. Unit terkait
 Poli Umum
 Ruang Tindakan
 Puskesmas Pembantu/ PUSTU
 POLINDES

Anda mungkin juga menyukai