B. Landasan Teori
DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan
berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan
secara seluler. DNA terdapat pada nukleus, mitikondria, dan kloroplas.
Perbedaan ketiganya adalah DNA nukleus berbentuk linier dan berasosiasi
sangat erat dengan protein histon, sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas
berbentuk sirkular dan tidak berasosiasi dengan protein histon. Selain itu DNA
mitokondria dan kloroplas memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat
yang berasal dari garis ibu. Sedangkan DNA nukleus memiliki pola pewarisan
sifat dari kedua orangtua. Dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot
tidak memiliki protein histon dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot
berbentuk linier dan memiliki protein histon (Kirsman, 2010). Keseluruhan
DNA dalam suatu sel akan membentuk genom. Genom meliputi bagian gen
yang fungsional maupun non fungsional dalam sel organisme. DNA genom
meliputi gen danintergen (Suryo, 2004).
Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Salah satu
prinsipisolasi DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik
untukmemisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul
yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawah tabung dan
molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung . Hasil sentrifugasi akan
menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas
dan pelet pada bagian bawah (Rachmat, 2012).
Tahap isolation DNA dengan merupakan tahap yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan.Kualitas DNA genom yang diisolasi tinggi merupakan
hal yang dijadikan tolak ukur keberhasilan pekerjaan ditahap amlifikasi dan
analisis sekuen DNA penenda molekuler [ CITATION Sun17 \l 1057 ]. Kualitas
DNA yang baik yang diperoleh dari hasil ekstraksi merupakan syarat dasar
yang harus dipenuhi dalam studi molekuler, terutama dalam penandaan sidik
jari DNA.Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide(CTAB) merupakan metode
yang umum digunakan dalam ekstraksi DNA tanaman yang banyak
mengandung polisakarida dan senyawa al polifenol. Ada tiga langkah utama
dalam ekstraksi DNA, yaitu perusakan dinding sel (lisis),pemisahan DNA
dari bahan padat seperti selulosa dan protein, serta pemurnian DNA
[ CITATION Sya11 \l 1057 ].
Dalam penggunaan buffer CTAB seringkali ditambahkan reagen-reagen
lain seperti NaCl, EDTA, Tris-HCl, dan 2-mercaptoethanol. NaCl berfungsi
untuk menghilangkan polisakarida sementara 2-mercaptoethanol befungsi untuk
menghilangkan kandungan senyawa polifenol dalam sel tumbuhan (Ranjan et
al., 2010).
Asam nukleat adalah molekul hidrofilik dan bersifat larut dalam air.
Disamping itu, protein juga mengandung residu hidrofobik yang mengakibatkan
protein larut dalam pelarut organik. Berdasarkan sifat ini, terdapat beberapa
metode deproteinisasi berdasarkan pemilihan pelarut organik. Biasanya pelarut
organik yang digunakan adalah fenol atau kloroform yang mengandung 4%
isoamil alkohol. Penggunaan kloroform isoamil alkohol (CIA) berdasarkan
perbedaan sifat pelarut organik. Kloroform tidak dapat bercampur dengan air
dan kemampuannya untuk mendeproteinisasi berdasarkan kemampuan rantai
polipeptida yang terdenaturasi untuk masuk atau termobilisasi ke dalam fase
antara kloroform – air. Konsentrasi protein yang tinggi pada fase antara tersebut
dapat menyebabkan protein mengalami presipitasi. Sedangkan lipid dan
senyawa organik lain akan terpisah pada lapisan kloroform (Clark, 2010).
Dalam isolasi DNA, bahan yang kita gunakan biasanya berupa jaringan
tumbuhan atau jaringan hewan, untuk itu langkah pertama yang harus kita
lakukan adalah memecahkan jaringan menjadi sel-sel yang mandiri. Proses
dilakukan secara mekanik atau fisik dengan menumbuk atau menggerus bahan
yang akan kita gunakan dengan mortar atau blender. Kedua adalah memecahkan
dinding sel dan membran sel lapisan pembungkus DNA. struktur utama
pembentuk membran dan dinding sel adalah lemak, untuk itu kita gunakan
deterjen dan garam dapur. Kedua bahan ini digunakan untuk melubangi dan
merusak sel sehingga isi inti sel (DNA) bisa keluar (Toha, 2013).
Metode CTAB merupakan metode yang tidak membutuhkan biaya yang
lebih mahal dibandingkan dengan menggunakan kit. Selain itu, kelebihan dari
ektraksi ini adalah pita DNA yangdiproleh lebih tebal bila dibandinglan dengan
ektraksi metode fenol dan tanpa fenol. Akan tetapi, dari hasil dengan metode ini
masih terdapat pita smear dan DNA yang dihasilkan lebih sedikit daripada
ektraksi dengan menggunakan kit. Kendala yang umum terjadi dalam ekstraksi
CTAB adalah adanya inhibitor pada inang, rendahnya konsentrasi vius dan
pengaruh cara maupun lama waktu penyimpanan (Asris, 2010).
C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah mortar dan pastel, mikropipet, steroform,
mikrotube, waterbath, sentrifuse, timbangan analitik, vortex, falcon tube.
Bahan yang digunakan adalah daun singkong, darah mamalia (hewan
uji), bakteri E. Colli, CTAB (cetil trimetil amonium bromida), CIA (chloroform
isoamyl alcohol), etanol absolut 70% dan 96%, TE Buffer, NaCl, SE Buffer,
RBCLB pH 7.4, Guanidin isothioisanat 4 M, aquades, larutan destruksi 180µl,
larutan proteinase K, R-Nase, Larutan Lisis, Ethanol 50%, Wash Buffer 1, Wash
Buffer2, Buffer elusi.
D. Langkah Kerja
1. Isolasi DNA Tumbuhan
- Yang pertama ditimbang terlebih dahulu daun singkong di timbangan
analitik sebanyak 0,1 g, setelah ditimbang dimasukkan ke dalam mortar.
- Setelah dimasukkan di dalam mortar ditetes CTAB sebanyak 700 mM, lalu
ditumbuk hingga halus.
- Setelah ditumbuk dimasukkan ke mikrotube, setelah itu mikrotube
dimasukkan ke waterbath selama 30 menit dengan suhu 65 derajat,
dimasukkan dengan menggunakan steroform.
- Setelah direndam dengan waterbath mikrotube didinginkan dahulu di suhu
ruangan selama 10 menit.
- setelah didinginkan ditambah dengan CIA sebanyak 700 mM, lalu kocok
dahulu agar terbentuk larutan berwarna hijau susu.
- setelah itu dimasukkan ke sentrifuse selama 10 menit guna memisahkan dna
dari molekul lain, hasil dari sentrifuse ini adalah 2 lapisan dimana lapisan
atas mengandung DNA.
- Kemudian pisahkan larutan atas dengan dipindah ke mikrotube yang baru,
dengan hati hati menggunakan mikropipet jangan sampai larutan bagian
bawah ikut terambil.
- Setelah itu mikrotube yang berisi DNA ditetes dengan etanol absolut 96%
sebanyak 1,5 ml, guna untuk presipitasi dari DNA.
- Setelah itu dimasukkan mikrotube yang sudah diberi etanol tadi ke sentrifuse
agar DNA membentuk pelet(terkumpul) di dasar mikrotube.
- Setelah disentrifuse buang etanol lalu keringkan, pengeringan ini bertujuan
agar etanol benar benar sudah hilang dari DNA, DNA siap untuk digunakan,
apabila ingin disimpan ditambah dengan aquades lalu simpan di suhu -20
derajat celcius bisa tahan sampai berminggu minggu.
2. Isolasi DNA Hewan
- Mengambil 2-3ml darah lalu masukan ke ddalam falcon tube
- Menambahkan 8-12 ml RBCL, lalu homogenkan dan letakan pada es selama
20 menit
- Lakukan sentrifugasi selama 10 menit
- Setelah itu buang sub endapan
- Membersikah dinding tube dengan cara membalikan tube yang bawah nya
telah di beri alas tisu
- Kemudian tambahkan 100 µl SE Buffer ke dalam pelet
- Pindahkan larutan kedalam tabung eppendorf 1,5 ml
- Tambahkan 100 ml Guanidine isothioisanat 4 M kemudian campur dengan
pipet
- Tambahkan 700 µl Klorofom
- Tambahkan 400 µl Natrium Klorida, kemudian homogenkan secara hati-hati
- Lakukan sentrifugasi selama 10 menit
- Akan tampak 3 lapisan
- Ambil lapisan atas menggunakan pipet lalu pindahkan pada tabung
eppendorf lainnya
- Tambahkan 1 ml ethanol absolut, kemudian campurkan perlahan
- Dna akan tampak sepert benang-benang
- Benang yang muncul di pindahkan menggukan mikropipet ke tabung
eppendorf lainnya
- Benang dna kemudian dicuci dengan ethanol 70%
- Lakukan sentrifugasi selama 5 menit
- Buang subendapan dan bersihhkan dinding tube dengan cara di balik lalu di
lapisi tisu
- Keringkan benang DNA pada suhu kamar selama 15 menit
- Tambahkan buffer TE sebanyak 50-200 µl
- Kemudian simpan sampel pada suhu -20oC
E. Hasil Data
F. Pembahasan
Ardiana, Dwi Wahyuni. 2009. Teknik Isolasi DNA Genom Tanaman Pepaya Dan Jeruk
Dengan Menggunakan Modifikasi Bufer CTAB. Buletin Teknik Pertanian Vol.
14 (1): 12-16
Asris., 2010. Definisi Isolasi DNA dan Manfaat Isolasi DNA. Bogor: Student.ipb.ac.id.
Clark, D. P. (2010). Molecular Biology. New York: Academic Cell
Kirsman, 2010.Isolasi DNA Buah. Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa.
Ranjan, P., et al. (2010). Genetic relationships of gladiolus cultivars inferred from
fluorescence based AFLP markers. Scientia horticulturae 123 (4), hlm. 562- 567.
Sundari. (2017). Pengembangan Protokol Isolasi DNA Genom Tanaman Durian Dengan
Menggunakan Modifikasi Bufer CTAB. Jurnal Techno, 6(2), 30-37.
Sundari. (2018). Teknik Isolasi DNA Genom Tanaman Cengkeh dengan Menggunakan
Modifikasi Bufer CTAB. Jurnal Biologi Edukasi Edisi 21, 10(2), 21-26.
Surzycky S. 2003. Human Molecular Biology Laboratory. Blackwell Science. UK
Syafaruddin, Randriani, E., & Santoso, T. J. (2011). EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI
TEKNIK ISOLASI DAN PURIFIKASI DNA PADA JAMBU METE. Buletin
RISTRI, 2(2), 151-160.
Toha, A. (2013). Konservasi Biodiversitas Raja Ampat: Metagenom DNA. FPPK
UNIPA, Papua.