EKSTRAKSI DNA
Disusun oleh:
THARISMA KHAIRUNNISA (B41220611)
Golongan A/20
1.2 Tujuan
Mengetahui proses ekstraksi DNA pada bakteri E-coli
Bab 2 METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
Alat :
1. Erlenmeyer
2. Tup
3. Tip
4. Mikro pipet
5. Microsentifugie
6. Inkubator
Bahan :
1. E-coli
2. Nuclei lysis solution
3. Rnase
4. Protein preciption
5. Isopropanol
6. Etanol 70%
7. Rehydration solution
2.2 prosedur kerja
1. Kultur cair diinokulasi ke dalam 5 mL Lb merck darmstadt dan di inkubasi
dengan pengaduk orbital shaker pada suhu 37°C selama 16-18 jam
2. Kultur cair diambil sebanyak 1.5 mL disentrifugasi selama 2 menit pada
13000-16000 x g hingga memperoleh pelet
3. Supernatan dibuang
4. Ditambahkan +600 ml nudei lysis solution. Kemudian dihomogenisasi
dengan pipet
5. Di inkubasi selama 5 menit dengan suhu 80°C kemudian dinginkan hingga
suhu ruang
6. Ditambahkan + 3 mL RNase pada cell lysate lalu bolak balik tube untuk
proses pencampuran
7. Di inkubasi 15 menit dengan suhu 37°C
8. Ditambahkan 200ml protein presipitation
9. Di inkubasi di es dengan waktu 5 menit kemudian sentrifugasi selama 3
menit
10. Supernatan dipindahkan ke microcentrifuge tube bersih yang sudah diisi
isopropanol 600 ml kemudian setrifugasi pada 13,000-16,000 selama 2
menit
11. Ditambahkan 600 ml etanol 70%
12. Di sentrifugasi 2 menit kemudian dibiarkan etanol menguap selama 10
menit
13. Tambahkan rehydration solution 100 ml lalu inkubasi pada suhu 65°C
Bab 4 PEMBAHASAN
4.3 jelaskan bahan kimia yang dipakai pada setiap tahap ekstraksi DNA
Nuclei lysis solution : berfungsi untuk menghancurkan membran nukleus
bakteri Salmonella typhi dan sel lainnya. Nuclei lysis solution adalah larutan yang
digunakan untuk melarutkan inti (nukleus) sel-sel eukariotik dalam proses
ekstraksi DNA. Larutan ini biasanya mengandung bahan-bahan yang berfungsi
untuk menghancurkan membran inti (nukleus) dan mengeluarkan DNA dari
dalamnya. Komponen utama dalam nuclei lysis solution seringkali termasuk
deterjen seperti SDS (sodium dodecyl sulfate) yang memecah membran sel dan
inti, serta garam dan buffer untuk menjaga kondisi larutan yang sesuai untuk
pelepasan DNA.
RNAse pada umumnya untuk menghilangkan RNA pada larutan DNA.
RNAse merupakan enzim pendegradasi RNA. Prinsip kerja RNAse adalah
memotong ikatan fosfodiester antara 5'-ribosa dari nukleotida dan gugus
fosfatyang melekat pada 3'-ribosa, yang kemudian dihidrolisis membentuk 3'-
nukleosida fosfat (Sambrook et al., 1989). Fungsi utama RNase dalam ekstraksi
DNA adalah untuk menghilangkan RNA yang dapat mengganggu dalam analisis
DNA.
Protein precipitation solution : berfungsi untuk menggumpalkan protein
atau sisa sisa sel Salmonella typhi dan sel lainnya setelah penghancuran.
- Isopropanol : berfungsi untuk memurnikan DNA dari sisa-sisa sel yang
masih tersisa. - Ethanol : berfungsi untuk presipitasi DNA Salmonella typhi dan
DNA lainnya.
Etanol 70% berperan dalam pemurnian DNA, garam-garam yang terlibat
dalam proses ekstraksi bersifat kurang larut dalam isopropanol sehingga dapat
terpresipitasi bersama DNA, oleh sebab itu dibutuhkan presipitasi kembali dengan
etanol setelah presipitasi dengan isopropanol untuk menghilangkan residu garam.
- DNA rehydration solution : berfungsi untuk merehidrasi atau
mengendapkan DNA
4.4 Jelaskan reaksi yang terjadi antara bahan kimia terhadap reaksi yang
terjadi pada proses ekstraksi DNA
Proses ekstraksi DNA melibatkan serangkaian reaksi kimia yang penting
untuk memisahkan dan mengisolasi DNA dari sel-sel atau jaringan yang ada
dalam sampel. Beberapa reaksi kimia seperti :
Pelunakkan (lysis) Larutan ini biasanya mengandung bahan-bahan yang
berfungsi untuk menghancurkan membran inti (nukleus) dan mengeluarkan DNA
dari dalamnya. Komponen utama dalam nuclei lysis solution seringkali termasuk
deterjen seperti SDS (sodium dodecyl sulfate) yang memecah membran sel dan
inti, serta garam dan buffer untuk menjaga kondisi larutan yang sesuai untuk
pelepasan DNA.
Pemisahan (Separation):
Pada tahap ini, reaksi kimia terjadi melalui sentrifugasi. Sentrifugasi
memanfaatkan prinsip gaya sentrifugal untuk memisahkan komponen seluler
berdasarkan berat molekulnya. Ini memungkinkan pemisahan antara supernatan
(yang mengandung DNA) dan pellet sel-sel yang telah pecah.
Presipitasi (Precipitation):
Reaksi kimia yang terjadi pada tahap ini adalah penambahan alkohol, seperti
etanol atau isopropanol, ke dalam supernatan DNA. Alkohol ini membantu
mengendapkan DNA, yang akan membentuk gumpalan yang dapat dipulihkan
setelah sentrifugasi.
Pembersihan (Purification):
Tahap ini melibatkan reaksi kimia dengan menggunakan larutan pencuci, seperti
etanol 70% atau larutan garam rendah. Larutan ini membantu menghilangkan
garam, deterjen, dan kontaminan lainnya dari sampel DNA, sehingga memurnikan
DNA yang dihasilkan.
Pengendapan Kembali (Resuspension):
Reaksi kimia yang terjadi di tahap ini adalah pembubaran gumpalan DNA yang
telah diendapkan dalam larutan yang sesuai, seperti air atau larutan buffer DNA.
Hal ini membentuk larutan yang homogen dan siap digunakan dalam berbagai
aplikasi analisis molekuler.
Hasil total diperoleh dengan mengalikan konsentrasi DNA dengan total volume
sampel akhir yang dimurnikan.
Untuk mengevaluasi kemurnian DNA, ukur serapan dari 230nm hingga 320nm
untuk mendeteksi kemungkinan kontaminan lainnya. Perhitungan kemurnian
yang paling umum adalah rasio serapan pada 260nm dibagi dengan pembacaan
pada 280nm. DNA berkualitas baik akan memiliki rasio A 260 /A 280 sebesar 1,7–
2,0. Pembacaan 1,6 tidak membuat DNA tidak cocok untuk aplikasi apa pun,
namun rasio yang lebih rendah menunjukkan lebih banyak kontaminan yang
ada. Rasionya dapat dihitung setelah koreksi kekeruhan (absorbansi pada
320nm).
Absorbansi yang kuat sekitar 230nm dapat menunjukkan bahwa senyawa organik
atau garam chaotropic terdapat dalam DNA yang dimurnikan. Rasio 260nm
hingga 230nm dapat membantu mengevaluasi tingkat sisa garam dalam DNA
yang dimurnikan. Semakin rendah rasionya, misalnya semakin besar jumlah
garam tiosianatnya. Sebagai pedoman, A 260 /A 230 paling baik jika lebih besar
dari 1,5. Pembacaan pada 320 nm akan menunjukkan apakah terdapat kekeruhan
dalam larutan, yang merupakan indikasi lain kemungkinan kontaminasi. Oleh
karena itu, mengambil spektrum pembacaan dari 230nm hingga 320nm adalah
yang paling informatif.
Bab 5 kESIMPULAN
5.1 kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
isolasi DNA bakteri Escherichia coli memiliki prinsip utama yaitu sentrifugasi
dan presipitasi. Isolasi DNA memiliki 3 tahap yaitu pengahancuran atau lisis sel,
tahap ekstraksi dan tahap pencucian.
DAFTAR PUSTAKA
Faatih, Mukhlissul. 2009. Isolasi Dan Digesti Dna Kromosom. Jurnal Penelitian
Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 1, 2009: 61 - 67.
Pharmawati, Made. 2009. Optimalisasi Ekstraksi Dna Dan Pcr-Rapd Pada
Grevillea spp. (Proteaceae). Jurnal Biologi XIII (1) : 12 -16.
Suryo. 2010. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.