Anda di halaman 1dari 66

TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN

LIKUID-SEMISOLID

Rahmi Annisa
PARADIGM
SHIFT
PENGUJIAN
• AKTIVITAS
• TOKSISITAS
• PARAMETER BAHAN TAMBAHAN
FISIKO KIMIA

PP
ISOLASI
SINTESIS FORMULASI MANUFAKTURING PEMASARAN
FERMENTASI
REKAYASA
GENETIKA
BAHAN
SEDIAAN KONSUMEN
AKTIF
FARMASI
PRODRUG
ACTIVE CPDS EVALUASI MUTU
• POLIMORF
• DISPERSI
SOLIDA CONSUMER SATISFACTION
IN PROCESS END PRODUCT
CONTROL CONTROL

CRITICAL
POINTS STABILITAS KEAMANAN

EFEKTIFITAS ASEPTABILITAS
PENGGUNAAN SEDIAAN LARUTAN :
- Oral (Oral Solutions)
- Injeksi, Infus (produk steril)
- Topikal
- Drop

MACAM-MACAM SEDIAAN ORAL SOLUTIONS


1. Syrup
- Convensional syrup
- Dry Syrup

2. Elixir
- Alcoholic elixir
- Non alcoholic elixir
LARUTAN ( F.I. IV) :
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut, terdispersi secara molekuler dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut yang saling campur

LARUTAN ORAL/ORAL SOLUTIONS (F.I. IV)


Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung
satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma,
pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran
pelarut kosolven-air

Larutan oral yang mengandung sakarosa atau gula lain


dengan kadar tinggi dinyatakan sebagai sirup
DROP/GUTTAE (obat tetes) (F.I. III) :
Sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi, dimak-
sudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan de-
ngan cara meneteskan menggunakan penetes yang meng-
hasilkan tetesan yang setara dengan penetes baku
(menurut F.I.)

Dalam perkembangannya untuk pengaturan dosis diguna-


kan penetes dengan skala tertentu, sesuai dengan pema -
kaian yang sudah direncanakan
SEDIAAN ELIXIR :
Sediaan berupa larutan mempunyai rasa dan
bau yang sedap, mengandung selain obat juga
bahan tambahan gula dan atau zat pemanis
lainnya, pewarna, pewangi dan pengawet,
digunakan sebagai obat dalam

Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang


dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan
obat.Dapat juga ditambahkan gliserol, sorbitol
dan propilenglikol. Sebagai pengganti gula
dapat ditambahkan sirop gula

Penggunaan kosolven sebagai pelarut


LARUTAN :
- Merupakan sistem dispersi yang homogen (satu fase)
- Fase terdispersi : solut
- Fase pendispersi : solven

Solut terdispersi dalam bentuk molekul / ion


Ukuran solut harus < 1 mµ
Unionized merupakan optimal site of absorption

Permasalahan :

- Bahan aktif umumnya berupa asam lemah atau basa


lemah yang kurang/sukar larut dalam air
- Kelarutan bahan aktif
- Stabilitas bahan aktif dalam bentuk terlarutnya
KEUNTUNGAN SEDIAAN LARUTAN :

1. Bahan obat sudah dalam keadaan terlarut,


sehingga bisa langsung diabsorbsi

2. Cara penggunaan lebih mudah (mudah ditelan)


terutama bagi pengguna yang sulit menelan
seperti anak-anak dan lansia

3. Sediaan homogen sehingga keseragaman dosis


terjamin (terutama setelah penyimpanan)

4. Larutan segera terencerkan oleh isi lambung,


sehingga aman untuk obat-obat yang bersifat
mengiritasi lambung

5. Pengaturan dosis lebih mudah


KERUGIAN SEDIAAN LARUTAN :

1. Stabilitas bahan aktif seringkali lebih rendah


dibandingkan dengan bentuk sediaan padat
(adanya air dlm jumlah besar pada sediaan
merupakan media reaksi kimia)

2. Kandungan air yang cukup besar merupakan


media yang baik bagi pertumbuhan mikroba

3. Dalam jumlah besar terjadi kesulitan dalam


pendistribusian dan penyimpanan (kemasan)

4. Ketepatan dosis tergantung pada kemampu-


an pasien menggunakan penakar
KARAKTERISTIK SEDIAAN LARUTAN :

- Jernih / transparan
- Kadar bahan aktif sesuai dengan ketentuan
(terkait dengan dosis terapi)
- Warna, bau dan rasa yang enak / menarik (akseptabel)
- Mempunyai kekentalan yang cukup
- Didapar pada pH tertentu, terutama untuk bahan obat
yang stabilitasnya / kelarutannya dipengaruhi pH
(rentang pH sempit)
- Bebas dari kontaminasi mikroba
- Mempunyai berat jenis tertentu
(sebagai kontrol kualitas produk)
PEMBAWA SEDIAAN LARUTAN :

1. AQUEOUS SOLUTIONS
Sediaan larutan dengan pembawa air
( Aquadest, Aquadem, Purified water )

2. NON AQUEOUS SOLUTIONS


Sediaan larutan dengan pembawa selain air :
- Alkohol, Gliserol, Propilen glikol
- Minyak-minyak nabati (Ol.Oliv, Ol Sesami dll)
- Parafin cair,Isopropil miristat & Isopropil palmitat
(untuk obat luar)
PURIFIED WATER
Diperoleh dengan cara mengolah air (yang berasal
dari mata air / sumber maupun PDAM) melalui se-
Rangkaian proses yaitu Klorinasi - Penyaringan I
(Carbon Filter I) – Sand Filter – Penyaringan II (Car-
bon Filter II)-Filter 5 - Reverse Osmosis – Mix Bed
- Dilewatkan conductivity meter menuju tangki pe-
nampung (holding tank)

AQUADESTILATA
Adalah air yang diperoleh melalui proses destilasi
(hasil dari proses destilasi air)

AQUADEMINERALISATA
Air yang telah diproses sedemikian rupa sehingga
telah bebas dari mineral
(misal melalui proses resin penukar ion)
FORMULASI SEDIAAN FARMASI :

Sediaan Farmasi harus memenuhi persyaratan


safety, efficacy,dan quality.

Aspek farmasetik yang harus dipenuhi meliputi :


- Stabilitas (Stability)
- Keamanan (Safety)
- Efektivitas (Efectivity)
- Aseptabilitas (Acceptability)
PERMASALAHAN UTAMA DALAM FORMULASI
SEDIAAN LARUTAN ADALAH :

1. KELARUTAN BAHAN AKTIF


Bahan aktif yang biasanya merupakan asam lemah
atau basa lemah bersifat kurang larut dalam air.
Keberadaannya dalam bentuk molekuler dan atau
bentuk terionkan dipengaruhi oleh pH media.

2. STABILITAS BAHAN AKTIF


Media air merupakan sarana yang paling bagus un-
tuk terjadinya berbagai macam reaksi dan juga me-
rupakan sarana pertumbuhan mikroba paling baik
FORMULASI SEDIAAN LARUTAN

Pertimbangan utama bahan aktif bahan obat dibuat


dalam sediaan larutan :
1. Kelarutan Bahan Aktif
dan
2. Stabilitas Bahan Aktif dalam bentuk terlarutnya

BAHAN AKTIF UMUMNYA MERUPAKAN :


- Asam lemah atau
- Basa lemah
- Kelarutannya dipengaruhi oleh pH lingkungan
- Efektif dalam bentuk molekuler (tak terionkan)
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STABILITAS SEDIAAN LARUTAN :

1. pH lingkungan stabilitas bahan aktif


(kelarutan, reaksi hidrolisa/lainnya)

2. Temperatur dan Cahaya reaksi - reaksi


sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan
warna, bau, rasa, kekeruhan, kekentalan dll.
Bila reaksi melibatkan bahan aktif bs berakibat
thd efektivitasnya dan mungkin menjadi toksis

3. Kontaminasi mikroba, karena air merupakan


media pertumbuhan mikroba
STABILITAS

PERUBAHAN FISIKA PERISTIWA KIMIA

PERUBAHAN BAHAN AKTIF/TAMBAHAN

- EFEKTIVITAS TURUN (stabilitas farmakologi)


- TOKSIK (stabilitas toksikologi)
- ASEPTABILITAS TURUN (terjadi perub.fisis)

•PELARUT AIR ------------- - media terjadinya reaksi


- madia pertumbuhan mikroba
KELARUTAN

Secara kuantitatif didefinisikan sebagai konsentrasi


zat terlarut dalam keadaan jenuh pada temperatur
tertentu

Secara kualitatif merupakan interaksi spontan dari


dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi mole-
kuler yang homogen

Proses pelarutan melibatkan interaksi dari :


• Solut – solut
• Solven – solven
• Solut – solven
Kelarutan suatu zat, umumnya dinyatakan dalam

• 1 bagian bobot zat padat larut dalam bagian


volume tertentu pelarut atau
• 1 bagian volume zat cair larut dalam bagian
volume tertentu pelarut

Secara kuantitatif juga dapat dinyatakan dalam :


* Molalitas
* Molaritas
* Persen (berat / volume) atau (volume / volume)
PROSES PELARUTAN TERDIRI DARI 3 TAHAP :

1. Pelepasan molekul dari kristal solut “rongga”

2. Pembentukan celah atau “rongga” pada solven untuk


menampung molekul solut

3. Penempatan molekul solut ke dalam “rongga” solven

ENERGI PELARUTAN
Energi yang diperlukan oleh proses, merupakan selisih an
tara jumlah energi tahap 1 & 2 dengan energi yang dilepas
kan pada tahap 3.

Bila nilainya besar berarti zat tersebut semakin sulit larut


FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA
PROSES PELARUTAN :

1. INTERAKSI ANTARA SOLUT–SOLVEN , melibatkan :


- Polaritas solven (momen dipolnya), dikenal konsep
“like dissolve like”

- Kemampuam zat terlarut membentuk ikatan hidro-


gen (kelarutan zat polar dalam air)

- Gambaran struktur molekul seperti perbandingan


gugus polar terhadap gugus non polar dari molekul,
gambaran struktur dalam ruang

- Dipengaruhi oleh energi bebas atau entalpi hasil 3


proses dalam sistem
2. PENGARUH SUHU
Terkait dengan keterlibatan energi suatu reaksi, yang
dinyatakan sebagai entalpi kelarutan.
- Reaksi endotermik (sistem membutuhkan energi)
- Reaksi eksotermik (sistem menghasilkan energi)

3. PENGARUH pH
Jumlah terion dan tak terion suatu senyawa elektrolit
lemah (asam lemah / basa lemah) dipengaruhi oleh
pH lingkungan
Kelarutan suatu asam lemah / basa lemah sebagai
suatu fungsi pH
Kelarutan total merupakan jumlah bagian terionkan
dan tak terionkan dari suatu senyawa terlarut
KELARUTAN SUATU ZAT DAPAT DITINGKATKAN
DENGAN CARA :

- PENGGUNAAN KOSOLVEN
- PERHITUNGAN HARGA KONSTANTA DIELEKTRIK
- SOLUBILISASI
- PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS
- PENAMBAHAN SENYAWA HIDROTROPI
- DIBUAT DALAM BENTUK PRODRUG
- MODIFIKASI KRISTAL
- PENERAPAN PRINSIP LIKE DISSOLVE LIKE
- DIBERIKAN DALAM BENTUK GARAM
- PENGATURAN pH - pKa
Tiap bahan dapat disolubilisasikan dalam tiap pelarut
dengan pemilihan zat pensolubilisasi yang tepat

Permasalahannya :
- Sampai seberapa besar zat tsb dapat disolubilisasikan
- Bagaimana pemilihan zat pensolubilisasi yang tepat
- Bagaimana efeknya terhadap stabilitas, efektifitas dan
karakteristik sediaan/produk
- Bagaimana pengaruhnya terhadap komponen lain da-
lam formula (misal pengawet)

Penambahan zat aktif permukaan dapat berpengaruh


pada absorbsi obat ( menurunkan / meningkatkan )

Zat aktif permukaan lipofilik dengan harga keseimbang-


an hidrofilik-lipofilik (HLB) >15 merupakan zat pensolu-
bilisasi yang baik
LANGKAH - LANGKAH RANCANGAN FORMULASI :

1. Studi sifat fisika, kimia, farmakologi, mikrobiologi,


toksikologi dan sifat-sifat khusus bahan aktif

2. Penentuan bentuk sediaan yang sesuai

3. Penentuan dosis, takaran terkecil, dan kemasan

4. Penentuan rancangan spesifikasi sediaan

5. Penyusunan formula

6. Rancangan pembuatan dan evaluasi / kontrol kualitas

7. Rancangan label, leaflet, kemasan / wadah


PERTIMBANGAN BENTUK SEDIAAN LARUTAN

- KELARUTAN BAHAN AKTIF


- STABILITAS BAHAN AKTIF DALAM BENTUK TERLARUT,
TER MASUK KEBERADAAN NYA DALAM BENTUK TAK TERION

PENYUSUNAN FORMULA

- PENENTUAN MACAM KOMPONEN DISESUAIKAN DENGAN


KEBUTUHAN UNTUK MENDAPATKAN SEDIAAN YANG BERMUTU
( AMAN, EFEKTIF, STABIL, AKSEPTABEL )

- PEMILIHAN BAHAN YANG DIGUNAKAN HARUS MENGACU PADA


KEPENTINGAN BAHAN AKTIF DAN JUMLAH PENGGUNAANNYA
HARUS MEMPERTIMBANGKAN EFEKTIVITAS SERTA KEAMANAN

- UNTUK BAHAN-BAHAN TERTENTU PERLU DIPERTIMBANGKAN


KETENTUAN ACCEPTABLE DAILY INTAKE ( ADI ) NYA
THE COMPOSITION OF SOLUTION :

- ACTIVE INGREDIENT
- Solubiliser / Cosolvent system
- Buffering agent
- Preservatives
- Thickening agent
- Antioxidants
- Anti foaming agent
- Anti caplocking agent
- Flavorings
- Sweeteners
- Colorings

* Penggunaan tergantung pada tujuan/fumgsi


DAPAR

Penggunaan dapar dalam sediaan :


Untuk stabilitas bahan aktif/sediaan

Pendaparan sediaan dilakukan bila :


- Kelarutan bahan aktif dipengaruhi
oleh pH
- Bahan aktif stabil pada pH tertentu
(rentang pH stabilitas sempit)
- Air sebagai pembawa / media

Contoh :
- Dapar fosfat – fosfat
- Dapar fosfat – sitrat
PERSYARATAN DAPAR

# Mempunyai kapasitas memadai dalam kisaran


pH yang didinginkan

# Secara biologis harus aman

# Tidak mempengaruhi stabilitas produk akhir

# Memberikan warna dan rasa yang dapat diterima

# Gunakan bahan dapar yang memiliki harga Ka


dengan pH mendekati harga pH yang diinginkan
PENGAWET
Umtuk menjamin stabilitas bahan obat/sediaan
diperlukan suatu pengawet

Beberapa sumber kontaminasi :


bahan baku, wadah dan peralatan proses, ling-
kungan, operator, bahan pengemas yang sangat
ditunjang oleh adanya air dlm sediaan

Perubahan fisika kimia yang ditimbulkan :


Fisika : - perub. warna, viskositas, reologi
- timbul gas dan bau
Kimia : - hidrolisa,
- inaktivasi pengawet
- perubahan pH
PERSYARATAN PENGAWET :

- Harus efektif thd mikroorganisme spektrum luas


- Stabil secara fisik, kimia, mikrobiologi selama pe-
nyimpanan
- Tidak toksis, tidak mengiritasi , cukup larut, dapat
bercampur dengan komponen lain dalam formula,
akseptabel

PENGGOLONGAN PENGAWET yang banyak digunakan


dalam bidang farmasi :
- Golongan asam
- Golongan netral
- Golongan merkuri
- Golongan senyawa amonium kuarterner
1. Golongan Asam
Asam borat & garamnya 0,5 - 1,0%
Asam sorbat & garamnya 0,05 - 0,2%
Asam benzoat & garamnya 0,1 - 0,3%
Ester- ester alkil dari p-hidroksi benzoat 0,001 - 0,2%

2. Golongan netral
Klorbutanol 0,5%
Benzil alkohol 1,0%
β-Fenil etil alkohol 0,2 – 1,0%

3. Golongan merkuri
Fenilmerkuri asetat dan nitrat 0,002 - 0,005%
Nitromersol 0,001 - 0,1%
Thimerosal 0,001 - 0,1%
4. Senyawa Amonium kuarterner
Benzalkonium klorida 0,004 - 0,02%
Setilpiridinium klorida 0,01 - 0,02%

Beberapa mikroba patogen yang sering sbg kontami-


nan dalam sediaan farmasi :

- E-Coli
- Pseudomonas aeruginosa
- Staphilococcus aureus
- Candida albicans
- Aspergilus niger
- Salmonela Sp.
EFEKTIVITAS PENGAWET dipengaruhi oleh :

1. Kelarutannya dalam air


2. Partisinya dalam fase polar/non polar
3. Disosiasi karena pengaruh pH lingkungan terkait dgn
keberadaannya dalam bentuk terion / tak terionkan
4. Interaksi dengan bahan lain dalam formula, misal
pengaruh adanya surfaktan dalam formula

Sering dijumpai pemakaiannya dalam kombinasi dgn


tujuan meningkatkan efektivitasnya
Contoh :
Pengawet kombinasi nipagin - nipasol
THICKENING AGENT

Bahan yang dapat memperbaiki konsistensi sediaan


Contoh :
propilen glikol, gliserin, polietilen glikol, sirupus simpleks

ANTI FOAMING AGENT


Ditambahkan bila sediaan mengandung busa, misalkan
akibat penggunaan surfaktan atau teknis pengadukan
yang kurang tepat
Contoh : alkohol

ANTI OKSIDAN
Ditambahkan dalam formula untuk mencegah terjadinya
oksidasi bahan aktif
Contoh : Asam askorbat, Sodium meta bisulfit
ANTI CAPLOCKING AGENT

Ditambahkan pada formula untuk mencegah terjadinya


caplock akibat terjadinya penguapan dari komponen pe
larut yang mudah menguap, sehingga akan terjadi peng
kristalan dari sakarosa (pemanis)

CORRIGENS (coloris, odoris, saporis)

Memberikan warna, bau dan rasa ditujukan untuk :


- Menunjang aseptabilitas produk
- Memberikan ciri/spesifikasi produk

* Penggunaan bahan-bahan tambahan pada formula


- Konsentrasi sesuai dengan tujuan penggunaan
- Perhatikan ADI masing-masing bahan
TEKNIK PEMBUATAN DALAM SISTEM PELARUT
CAMPURAN :

1. Bahan obat (solut) dilarutkan secara berturut-turut


mulai dari pelarut yang paling besar melarutkan
solut diikuti pelarut yang kurang melarutkan dan
terakhir pelarut yang paling kecil melarutkan

2. Bahan Obat (solut) dilarutkan ke masing-masing


komponen pelarut (sesuai dengan kelarutan pada
masing-masing pelarut), kamudian baru dilakukan
pencampuran

3. Seluruh komponen pelarut dicampurkan terlebih


dahulu, kemudian baru digunakan untuk melarut
kan bahan obat (solut)
BAHAN PERTIMBANGAN UNTUK SKALA PRODUKSI

* BATCH SIZE
- Jumlah bahan
- Kapasitas alat
- Waktu berhubungan dengan efisiensi produksi
- Pengemas

* PERALATAN
- Jenis alat yang dibutuhkan
- Spesifikasi alat
- Kapasitas alat
Kesemuanya berhubungan dengan design alat
TRIAL BATCH / SCALE UP
Proses penerapan skala laboratorium menuju skala
produksi

Beberapa hal yang harus diperhatikan :


- Kapasitas produksi
- Efektivitas dan efisiensi proses produksi
- Reproducibility ( reprodusibilitas antar batch ) :
setiap batch yang dibuat harus memenuhi spesifi-
kasi yang sudah ditetapkan

Pelaksanaan :
-Tahap I : plasebo
-Tahap II : formula lengkap (minimal 3 x
percobaan
-Tahap III : commercial batch
PERSIAPAN SCALE UP :

Instalation Qualification (IQ)


Pemastian pemasangan alat / komponen alat sesuai
dengan ketentuan / spesifikasi

Dilakukan :
- Pada saat pemasangan alat (baru)
- Pada saat dilakukan penggantian salah satu / lebih
komponen dari alat

* Berdasarkan manual yang ada


* Biasanya dilakukan oleh pihak supplier alat ybs
OPERATIONAL QUALIFICATION (QO) :
Pengujian terhadap suatu alat untuk memastikan bahwa
alat tersebut dapat bekerja sesuai dengan standar spe –
sifikasinya

Dilakukan setiap alat tersebut akan digunakan

Contoh :
- Tombol pengatur jumlah putaran pengadukan pada alat
pada mixing tank jumlah rpm yang di program se
suai /tidak
- Tombol pengaturan suhu pada compounding tank
fungsi pengukuran suhu sesuai / tidak
PERFORMANCE QUALIFICATION ( PQ ) :

Pengujian terhadap suatu alat untuk memastikan


bahwa alat tersebut dapat bekerja sesuai dengan
standar spesifikasinya/standar yang telah ditetap
kan, sehingga akan menghasilkan suatu produk
sesuai dengan yang diharapkan

Yang dianalisa / diuji adalah produk yang dihasil-


kan oleh alat tersebut

Contoh :
- Kinerja Filling Machine
- Kinerja Granulation Machine
- Kinerja mesin pencetak tablet
VALIDASI :
Suatu proses pembuktian dan pemastian dengan
menggunakan metode yang sesuai bahwa proses
atau metode yang (akan) digunakan dalam proses
produksi senantiasa menghasilkan hasil akhir se-
suai dengan standar yang telah ditetapkan

Dalam praktek industri farmasi dikenal :


- Validasi proses
- Validasi metode
KALIBERASI :

Proses pengembalian nilai (penyetaraan) dari suatu


alat ukur ke nilai sebenarnya dengan cara memban-
dingkan dengan standar kaliberator yang mempu-
trace ability ke standar yang lebih tinggi

Contoh :
- Kaliberasi termometer
- Kaliberasi pH meter
- Kaliberasi gelas ukur
- Kaliberasi pipet
- Kaliberasi timbangan
- dll
VALIDASI PROSES :

Validasi yang dilakukan terhadap setiap tahapan


proses produksi untuk memastikan bahwa kese-
luruhan proses dapat berjalan sesuai dengan ke
tentuan yang sudah ditetapkan

Contoh :
Validasi proses produksi sediaan farmasi mulai
bahan baku produksi sampai dengan evaluasi
produk jadi / produk akhir sampai tahap penge -
masan produk
VALIDASI METODE :
Validasi yang dilakukan terhadap suatu metode
analisa yang akan digunakan, dengan tujuan un-
tuk memastikan bahwa metode tersebut sudah
memenuhi standar prosedur yang sudah ditetap-
kan

Contoh :
Validasi metode penetapan kadar secara spektro
fotometri (parameter linieritas, akurasi, LOD/LOQ
reprodusibilitas dsb)
PEMERIKSAAN BAHAN BAKU :

Pemeriksaan bahan baku untuk produksi meliputi :


- Bahan aktif
- Bahan tambahan

* Dilakukan sebelum bahan tersebut digunakan untuk


produksi
* Dilakukan oleh bagian Quality Control (QC)
* Diperiksa kesesuaiannya dengan spesifikasi yang te
lah ditetapkan untuk masing - masing bahan
* Pemeriksaan dilakukan dengan cara sampling (per -
syaratan : random / acak dan representatif)
* Bila tidak memenuhi syarat bahan dikembalikan kpd
suppliernya
TAHAPAN UMUM PRODUKSI SEDIAAN LARUTAN

Meliputi :
1. Penimbangan bahan baku (aktif dan tambahan)
2. Proses/tahap pelarutan
3. Proses/tahap pencampuran
4. Proses/tahap penjernihan/penyaringan
5. Proses/tahap filling & sealing
6. Proses/tahap pengemasan

* Pelaksanaan seluruh proses sesuai dengan protap


yang sudah ditentukan
* Dilakukan kontrol pada tahapan tertentu yang me-
rupakan tahapan kritis proses produksi disebut In-
Process Control (IPC)
Peralatan Utama untuk Produksi :

1. Timbangan
2. Compounding tank
3. Filtration Unit
4. Holding tank
5. Filling machine

Peralatan untuk Kontrol Kualitas (Quality Control)

1. Instrumen analisa : Spektrofotometer, GC, HPLC dll.


sesuai kebutuhan analisa
2. Alat-alat lain :
- pH meter
- Viskosimeter
- Pengukur moister content dll
Penimbangan----- nama dan jumlah
Alur Proses:

Pemb. Lar.gula
(hot water tank) B.A + B.T lain
Pencampuran
Mixing Machine ----------- IPC kadar, pH

Penyaringan

Produk ruahan (karantina) ---- IPC org.,pH,kadar

Pengisian (Filling machine)--- IPC vol., kadar

Capping----------------- IPC kebocoran

Pengemas sekunder ------- batch, exp, isi, dus

Karantina Gudang
1. TAHAP PENIMBANGAN :

Pada saat penimbangan bahan (baku maupun


tambahan) dilakukan cek :
- Kebenaran bahan yang ditimbang (nama, ben-
tuk kimia dsb.)
- Ketepatan penimbangan (jumlah dan cek skala)

Parameter kritis :
- Jenis / nama bahan
- Ketepatan jumlah
2. PROSES PELARUTAN
Hal - hal yang harus diperhatikan :
- Teknik pelarutan
- Jenis pengaduk
- Kecepatan pengadukan
- Temperatur (dengan / tanpa pemanasan)
- Waktu / lamanya pengadukan

Parameter kritis :
- Kecepatan pengadukan (rpm)
- Temperatur
- Lamanya / waktu pengadukan

IPC : kadar, kejernihan, warna, pH dll


THE FOLLOWING POINT SHOULD BE CONSIDERED
WHEN SOLUBILIZING DRUGS :

- Small particles dissolve faster than large particles

- Stirring increase the dissolution rate of a drug

- The more soluble the drug the faster is its dissolu-


tion rate

- The dissolution rate is decreased in viscous liquid


- An increase in temperature generally leads to
an increase in the solubility and dissolution
rate of a drug

- The adition of an electrolyte may increase or


decrease the solubility of a non electrolyte drug

- The solubility of acid or basic substanced is


depended on pH of medium (conversion to a salt)
3. PROSES PENCAMPURAN
a. Pencampuran secara langsung
Seluruh komponen formula ditimbang sesuai
kebutuhan, lalu dimasukkan kedalam tangki
pencampur (compounding tank) secara berta
hap (bahan aktif, bahan tambahan, ke dalam
cairan pembawa) diaduk sampai seluruhnya
larut

b. Pencampuran secara tidak langsung


Terdiri dari 2 tahapan :
Masing-masing komponen dilarutkan terlebih
dahulu dalam pelarut yang sesuai (dikelom -
pokkan dulu antara larutan yang encer dan la-
rutan yang kental
Pencampuran dilakukan setelah masing-masing
komponen formula berada dalam bentuk terlarut
Alat : Compounding tank

Parameter kritis :
- Temperatur selama proses pencampuran
- Lamanya pengadukan
- Kecepatan pengadukan

IPC :
- Organoleptis (kejernihan, warna, bau dll,)
- pH
- Homogenitas (kadar)
4. PROSES PENJERNIHAN / PENYARINGAN
Tujuan :
- Menjamin standar mutu kejernihan (clarity)
- Semua bahan sudah terlarut sempurna
- Bebas dari kontaminan (selama proses)
Sebelum penyaringan biasanya ditambahkan
aid filtration agent misal solca floc/selliceus
earth < 0,5 gram/liter

Cek kadar sebelum dan sesudah proses penyaring-


an untuk memastikan tidak terjadi perubahan kadar
akibat proses penyaringan
Penyaring untuk sediaan oral biasanya terbuat
dari bahan polietylen yaitu depht filter

Penyaring untuk sediaan topikal digunakan bahan


stainless steel dengan mesh tertentu

Hasil penyaringan ditampung dalam holding tank


EVALUASI PRODUK JADI ( RUAHAN )

- Dilakukan setelah karantina, sebelum proses pengi-


sian pada wadah masing - masing sediaan
- Macam evaluasi disesuaikan dengan standar mutu
yang telah ditetapkan (spesifikasi produk)
- Meliputi :
- Organoleptis (warna, bau, rasa, kejernihan)
- pH
- Viskositas
- Berat jenis
- Kadar bahan aktif
- dll
BATCH ADJUSMENT :

Batch adjustment :
Penyesuaian terhadap volume yang dikehendaki
Metode/Cara :
- Dengan stick ( inert ) yang sudah dikaliberasi
- Dengan sensor (yang sudah terdapat pada wadah)

Setelah produk memenuhi standar spesifikasi yang


telah ditetapkan, dilakukan adjust volume, produk
dikarantina dan siap untuk proses filling
5. PROSES FILLING
Biasanya langsung dengan sealing / penutupan
wadah
Teknik filling :
1. Gravimetri
Pengukuran berdasarkan berat sediaan padat, cair)
2. Volumetri
Pengukuran berdasarkan volume (sediaan cair)
3. Constant level
Pengukuran berdasar ketinggian tertentu

IPC :
- Keseragaman bobot, volume atau tinggi sediaan
- Tes kebocoran (untuk penutupan / sealing)
6. PROSES PENGEMASAN
Meliputi :
- Pemberian etiket dan label
- Pemberian brosur / leaflet
- Pemgemasan dalam kemasan sekunder

IPC :
- Kebenaran etiket/label, brosur dan wadah
- Kualitas etiket / label, brosur dan wadah
- Ketepatan pemasangan

Produk yang sudah dikemas lengkap dika-


rantina dan siap didistribusikan
EVALUASI SEDIAAN LARUTAN

Macam evaluasi berdasar spesifikasi yang telah


ditentukan (masing-masing pabrik bisa berbeda)
Biasanya meliputi :
1. Organoleptis sediaan meliputi :
kejernihan, warna, bau, rasa dll
2. pH
Alat : pH meter
3. Viskositas
Alat : Viskosimeter
Pemilihan jenis alat tergantung pada reologi
sediaan
4. Berat jenis, dengan alat piknometer
5. Penetapan kadar bahan aktif
Sesuai sifat bahan dan hasil validasi metode
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai