1. Nilai spiritual pada Jenis Makanan Yang Di Haramkan
Makanan haram adalah makanan yang haram dikonsumsi oleh manusia terutama umat muslim apabila seorang muslim mengkonsumsinya maka akan mendapatkan dosa. Allah tidak akan mengharamkan sesuatu tanpa adanya sebab. Segala ketentuan Allah pasti ada dasar hukumnya. Penjelasan tentang makanan haram ini terdapat dalam surat Al- Baqarah:"Artinya: Sesunggunya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah... (Al Baqarah : 173)." Ada empat hal yang terlarang bagi kaum muslim, yaitu binatang yang mati dengan sendirinya dan binatang yang mati karena diterkam binatang buas lainnya (juga dilarang pada jaman Nabi Musa) darah, daging babi. Orang-orang Yahudi menganggap bahwa babi itu sangat menjijikkan yang dalam Injil (Gospel) digambarkan bahwa Nabi Isa menganggapnya menjijikkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa beliau juga menganggap binatang tersebut tidak halal untuk dimakan. Sementara dalam ayat tersebut juga di katakana bahwa binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Dalam hal ini semua binatang yang di sembelih dengan menyebut nama (bermohon) selain Allah menjadi binatang yang kotor dan haram, tidak boleh dimakan. Pemanfaatan babi sangat luas seperti pada industri pangan, farmasi, kosmetik, dan sebagainya. Bahkan lebih banyak digunakan dan dipilih oleh produsen karena nilai ekonomisnya. Jika ditinjau lebih jauh, sebenarnya dibalik pengharaman babi terdapat banyak manfaat untuk manusia. Beberapa surat dalam Al-Quran menyebutkan bahwa daging babi termasuk makanan haram. Penyebutan daging babi dikarenakan pada hewan babi, pemanfaatan paling banyak adalah dagingnya. Namun pengharaman tersebut tidak hanya pada dagingnya, namun keseluruhan dari babi termasuk kulitnya, rambutnya, tulangnya, lemaknya, maupun anggota tubuh lainnya (Ali2016). Jika diamati dari pola hidupnya, babi termasuk hewan yang biasa mengonsumsi kotorannya sendiri dan benda- benda najis lainnya. Konsumsi babidalam bentuk apapun, baik itu pork chops, bacon, atauhammemiliki efek yang berbahaya bagi tubuh. Babi menjadi inang dari banyak macam parasit dan penyakit berbahaya bagi manusia. Babi hanya mengeluarkan 2% dari seluruh kandungan asam urat nya dan 98% masihtersimpan dalam tubuh (Wijaya2009). Babi merupakan hewan pembawa penyakit atau host bagi parasit (Hussaini dan Sakr1983). Babi mengandung banyak macam parasit dan bisa menyebabkan penyakit cacingan (Ali2016).Beberapa cacing yang terdapat pada babi antara lain Taenia soliumyang dapat masuk ke peredaran darah dan menyebabkan penyakit Taeniasis yaitu adanya gangguan pada otak, hati, saraf tulang, dan paru-paru (Gomez-Puertaet al.2018; Suriawanto et al.n.d.; Yulianto et al.2015); Trichinella spiralisdapat menginfeksi otot- otot, gangguanpernafasan, gangguanmenelan, pembesarankelenjar limfe, radang otak (ensefalitis) dan radang selaput otak (meningitis) (Astuti dan Widyastuti2009); Fasciolopsis buskidapat menyebabkan gangguan pencernaan, diare, dan pembengkakan pada tubuh (Es et al.2008); serta Clonorchis sinensis merupakan trematoda pada hati yang menyebabkan penyakitklonorkiasis (Prianto2008). Kemudian penelitian lain juga menyebutkan terdapatnya empat jenis cacing nematoda yang menyerang organ usus halus pada babi di Papua yaitu, Strongyloides ransomi, Ascaris suum, Macracanthorhyncushirudinaceus dan Globocephalus urosubulatus (Cromptonet al.1985; Ewers 1973; Talbot 1972; Van Cleave 1953; Viney dan Lok2007).Pada babi juga ditemukan adanya virus Classical Swine Feveratau Hog Cholera yang menyebabkan radang kulit manusia yang memperlihatkan warna merah dan suhu tubuh tinggi (Gregg 2002). 2. Nilai Karakter /sikap sosial yang ada dalam materi jenis makanan yang diharamkan Dalam Encydopedia Americana dijelaskan perbandingan antara kadar lemak yang terdapat pada babi, domba, dan kerbau. Dalam kadar berat yang sama, daging babi mengandung 50% lemak, domba 17%, dan kerbau tidak lebih dari 5%. Demikian keterangan Ahmad Syauqi Al-Fanjari dalam bukunya Ath-Thib Al-Wiqaiy fi Al-Islam. Selanjutnya, darah babi mengandung asam urat paling tinggi pula. Asam urat merupakan bahan yang jika terdapat dalam darah niscaya dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa sedikitnya ada 70 jenis penyakit yang lazim diidap hewan babi, dan beberapa diantaranya dapat ditularkan ke manusia yang memakan daging atau bagian tubuhnya. Munculnya kasus Japanese Enchephalitis (JE) di Malaysia, beberapa waktu lalu, membuat mata para ahli kembali terbelalak. Satu lagi bencana mengancam manusia yang timbul dan bersumber dari babi yang diharamkan itu. Selain itu, tentu masih banyak penyakit yang berasal dari babi, dan kini telah pula menular kepada manusia. Misalnya, flu burung yang berasal dari babi, menyerang unggas, ternyata telah pula menular kepada manusia. Bahkan ada kasus flu babi, yang menular langsung kepada manusia. Berdasarkan hasil penelitian yang mendalam, dapat diketahui bahwa DNA babi itu ternyata hampir identik dengan DNA manusia, sehingga dikhawatirkan orang yang mengkonsumsi bahan mengandung babi, kondisi fisik dan bahkan juga perilakunya akan identik dengan babi. Sudah demikian banyak bukti yang menunjukkan keburukan babi. Contoh kasus yang disajikan di atas baru merupakan dampak atau bahaya yang bersifat fisik material. Adapun dampak dari sisi mental- spiritual yang ditimbulkan dari makanan yang tidak halal, atau dari makanan yang diharamkan, jelas jauh lebih berbahaya lagi. Bahaya itu tentu tidak dapat diukur dengan kadar materi. Apalagi bila mengingat ancaman dari Allah bagi orang yang melanggar kaidah syariah, dampaknya mencakup kerugian dunia hingga akhir masa, dan adzab akhirat yang kekal abadi selamanya. 3. Ide-ide teknologi dari materi jenis makanan yang diharamkan Teknologi bahan pangan yang semakin maju memungkinkan bagi industri makanan menghasilkan beragam produk dengan bahan tambahan pangan yang tidak memiliki kejelasan status kehalalan. Dengan dalih peningkatan mutu produk, industri makanan menjadi semakin kreatif menciptakan produk pangan hewani yang bermutu baik dan berharga murah. Pada tahapan ini, status kehalalan menjadi lebih rumit untuk diketahui karena secara fisis kandungan bahan yang diharamkan tidak nampak.Berdasarkan uraian diatas, keharaman suatu bahan pangan dapat disebabkan oleh bahan asalnya (babi dan turunannya, binatang buas, bangkaidan darah), sifatnya (memabukkan), dan cara penyembelihan hewan halal (tidak mengikuti syariat Islam). Dari segi teknologi, titik kritis yang harus diperhatikandalam kaitannya dengan makanan halal ialah jenis dan asal bahan serta cara penyembelihan. Pada tahapan inilah diperlukan pemahaman dan pengetahuan yang cukup serta tersedia alat atau instrumen yang handal untuk memastikan suatu kehalalan bahan pangan.