Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anggie Izmy Maulidya

Kelas : 5B Biologi
Mata Kuliah : Telaah Kurikulum

1. Nilai spiritual pada Jenis Makanan Yang Di Haramkan


Makanan haram adalah makanan yang haram dikonsumsi oleh manusia terutama umat
muslim apabila seorang muslim mengkonsumsinya maka akan mendapatkan dosa. Allah
tidak akan mengharamkan sesuatu tanpa adanya sebab. Segala ketentuan Allah pasti ada
dasar hukumnya. Penjelasan tentang makanan haram ini terdapat dalam surat Al-
Baqarah:"Artinya: Sesunggunya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah... (Al
Baqarah : 173)." Ada empat hal yang terlarang bagi kaum muslim, yaitu binatang yang
mati dengan sendirinya dan binatang yang mati karena diterkam binatang buas lainnya
(juga dilarang pada jaman Nabi Musa) darah, daging babi. Orang-orang Yahudi
menganggap bahwa babi itu sangat menjijikkan yang dalam Injil (Gospel) digambarkan
bahwa Nabi Isa menganggapnya menjijikkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa beliau
juga menganggap binatang tersebut tidak halal untuk dimakan. Sementara dalam ayat
tersebut juga di katakana bahwa binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Dalam hal ini semua binatang yang di sembelih dengan menyebut nama
(bermohon) selain Allah menjadi binatang yang kotor dan haram, tidak boleh dimakan.
Pemanfaatan babi sangat luas seperti pada industri pangan, farmasi, kosmetik, dan
sebagainya. Bahkan lebih banyak digunakan dan dipilih oleh produsen karena nilai
ekonomisnya. Jika ditinjau lebih jauh, sebenarnya dibalik pengharaman babi terdapat
banyak manfaat untuk manusia. Beberapa surat dalam Al-Quran menyebutkan bahwa
daging babi termasuk makanan haram. Penyebutan daging babi dikarenakan pada hewan
babi, pemanfaatan paling banyak adalah dagingnya. Namun pengharaman tersebut tidak
hanya pada dagingnya, namun keseluruhan dari babi termasuk kulitnya, rambutnya,
tulangnya, lemaknya, maupun anggota tubuh lainnya (Ali2016). Jika diamati dari pola
hidupnya, babi termasuk hewan yang biasa mengonsumsi kotorannya sendiri dan benda-
benda najis lainnya. Konsumsi babidalam bentuk apapun, baik itu pork chops, bacon,
atauhammemiliki efek yang berbahaya bagi tubuh. Babi menjadi inang dari banyak
macam parasit dan penyakit berbahaya bagi manusia. Babi hanya mengeluarkan 2% dari
seluruh kandungan asam urat nya dan 98% masihtersimpan dalam tubuh (Wijaya2009).
Babi merupakan hewan pembawa penyakit atau host bagi parasit (Hussaini dan
Sakr1983). Babi mengandung banyak macam parasit dan bisa menyebabkan penyakit
cacingan (Ali2016).Beberapa cacing yang terdapat pada babi antara lain Taenia
soliumyang dapat masuk ke peredaran darah dan menyebabkan penyakit Taeniasis yaitu
adanya gangguan pada otak, hati, saraf tulang, dan paru-paru (Gomez-Puertaet al.2018;
Suriawanto et al.n.d.; Yulianto et al.2015); Trichinella spiralisdapat menginfeksi otot-
otot, gangguanpernafasan, gangguanmenelan, pembesarankelenjar limfe, radang otak
(ensefalitis) dan radang selaput otak (meningitis) (Astuti dan Widyastuti2009);
Fasciolopsis buskidapat menyebabkan gangguan pencernaan, diare, dan pembengkakan
pada tubuh (Es et al.2008); serta Clonorchis sinensis merupakan trematoda pada hati
yang menyebabkan penyakitklonorkiasis (Prianto2008). Kemudian penelitian lain juga
menyebutkan terdapatnya empat jenis cacing nematoda yang menyerang organ usus halus
pada babi di Papua yaitu, Strongyloides ransomi, Ascaris suum,
Macracanthorhyncushirudinaceus dan Globocephalus urosubulatus (Cromptonet al.1985;
Ewers 1973; Talbot 1972; Van Cleave 1953; Viney dan Lok2007).Pada babi juga
ditemukan adanya virus Classical Swine Feveratau Hog Cholera yang menyebabkan
radang kulit manusia yang memperlihatkan warna merah dan suhu tubuh tinggi (Gregg
2002).
2. Nilai Karakter /sikap sosial yang ada dalam materi jenis makanan yang diharamkan
Dalam Encydopedia Americana dijelaskan perbandingan antara kadar lemak yang
terdapat pada babi, domba, dan kerbau. Dalam kadar berat yang sama, daging babi
mengandung 50% lemak, domba 17%, dan kerbau tidak lebih dari 5%. Demikian
keterangan Ahmad Syauqi Al-Fanjari dalam bukunya Ath-Thib Al-Wiqaiy fi Al-Islam.
Selanjutnya, darah babi mengandung asam urat paling tinggi pula. Asam urat merupakan
bahan yang jika terdapat dalam darah niscaya dapat menimbulkan berbagai penyakit pada
manusia. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa sedikitnya ada 70 jenis penyakit
yang lazim diidap hewan babi, dan beberapa diantaranya dapat ditularkan ke manusia
yang memakan daging atau bagian tubuhnya. Munculnya kasus Japanese Enchephalitis
(JE) di Malaysia, beberapa waktu lalu, membuat mata para ahli kembali terbelalak. Satu
lagi bencana mengancam manusia yang timbul dan bersumber dari babi yang diharamkan
itu. Selain itu, tentu masih banyak penyakit yang berasal dari babi, dan kini telah pula
menular kepada manusia. Misalnya, flu burung yang berasal dari babi, menyerang
unggas, ternyata telah pula menular kepada manusia. Bahkan ada kasus flu babi, yang
menular langsung kepada manusia. Berdasarkan hasil penelitian yang mendalam, dapat
diketahui bahwa DNA babi itu ternyata hampir identik dengan DNA manusia, sehingga
dikhawatirkan orang yang mengkonsumsi bahan mengandung babi, kondisi fisik dan
bahkan juga perilakunya akan identik dengan babi. Sudah demikian banyak bukti yang
menunjukkan keburukan babi. Contoh kasus yang disajikan di atas baru merupakan
dampak atau bahaya yang bersifat fisik material. Adapun dampak dari sisi mental-
spiritual yang ditimbulkan dari makanan yang tidak halal, atau dari makanan yang
diharamkan, jelas jauh lebih berbahaya lagi. Bahaya itu tentu tidak dapat diukur dengan
kadar materi. Apalagi bila mengingat ancaman dari Allah bagi orang yang melanggar
kaidah syariah, dampaknya mencakup kerugian dunia hingga akhir masa, dan adzab
akhirat yang kekal abadi selamanya.
3. Ide-ide teknologi dari materi jenis makanan yang diharamkan
Teknologi bahan pangan yang semakin maju memungkinkan bagi industri makanan
menghasilkan beragam produk dengan bahan tambahan pangan yang tidak memiliki
kejelasan status kehalalan. Dengan dalih peningkatan mutu produk, industri makanan
menjadi semakin kreatif menciptakan produk pangan hewani yang bermutu baik dan
berharga murah. Pada tahapan ini, status kehalalan menjadi lebih rumit untuk diketahui
karena secara fisis kandungan bahan yang diharamkan tidak nampak.Berdasarkan uraian
diatas, keharaman suatu bahan pangan dapat disebabkan oleh bahan asalnya (babi dan
turunannya, binatang buas, bangkaidan darah), sifatnya (memabukkan), dan cara
penyembelihan hewan halal (tidak mengikuti syariat Islam). Dari segi teknologi, titik
kritis yang harus diperhatikandalam kaitannya dengan makanan halal ialah jenis dan asal
bahan serta cara penyembelihan. Pada tahapan inilah diperlukan pemahaman dan
pengetahuan yang cukup serta tersedia alat atau instrumen yang handal untuk
memastikan suatu kehalalan bahan pangan.

Anda mungkin juga menyukai