Anda di halaman 1dari 23

PEMBIBITAN DENGAN

KULTUR JARINGAN
T E K N O L O G I P R O D U K S I B E N I H
ANGGOTA

Muhammad Marino Ihsan 215040200111009


Praditananda Setia Novita Sukma 215040201111176
Yudhika Tsabitah Ramacendani Z. 215040207111047
Rashila Putri Maulidina 215040207111051
Izza Ramadhani 215040207111053
Fidia Sukma Ayu 215040207111055
MACAM-MACAM TEKNIK
KULTUR JARINGAN

Kultur Meristem
Kultur Pucuk
Kultur Embrio
Kultur Embrio Somatik (SE)
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KULTUR JARINGAN

Kelebihan Kekurangan
1. Dapat diproduksi dalam jumlah 1. Biaya yang mahal
banyak 2. Membutuhkan skill khusus
2. Bebas dari virus dan penyakit 3. Terjadi mutasi/off type akibat sub
lainnya kultur berlebih atau SE
3. Relatif cepat
4. Seragam
5. Mempermudah dalam proses
transportasi
KULTUR MERISTEM
Bahan tanam berupa pucuk tanaman yang
terdiri atas titik tumbuh serta primordia daun

Ciri bagian tanam :


1. Sitoplasma penuh
2. Belum memiliki vakuola dan amilum
3. Aktif membelah
4. Inti sel besar
KULTUR MERISTEM
Tujuan Teknik

Menghasilkan tanaman yang Dengan heat treatment


terbebas dari serangan virus Tanpa heat treatment

Penggunaan
Tanaman Nilam yang terkena penyakit mosaik
potyvirus
Kentang yang terserang virus X (PVX), Potato Virus
M (PVM), serta Potato Virus S (PVS)
TEKNIK KULTUR MERISTEM
TANPA HEAT TREATMENT

Tanaman yang sakit ditumbuhkan tunas pucuknya agar eksplan


tersedia banyak.
Tunas pucuknya dipoting sepanjang 5 cm.
Kemudian, diisolasi dengan membuang daun terluar dan disterilkan
menggunakan teknik standar.

Media yang digunakan, disesuaikan dengan masing-masing


tanaman, seperti padat atau cair.
Waktu inokulasi digunakan mikroskop agar nampak bagian
meristem, yaitu titik tumbuh dan primordia daun 1-2 pasang.

Bagian meristem diisolasi hati-hati menggunakan pinset atau


scalpel ujung lengkung.

Bagian meristem tersebut kemudian diletakkan di media agar


atau media cair dengan kertas filter.
TEKNIK KULTUR
MERISTEM
TANPA HEAT TREATMENT

Ketika meristem telah tumbuh normal dan


agak besar, maka eksplan di subkultur ke
media kultur pucuk yang agak keras dan
diberi ZPT untuk penggandaan

Selanjutnya dilakukan pengujian virus


menggunakan ELISA, ketika tanaman sudah
di aklimatisasi dan sudah berdaun sempurna.
TEKNIK KULTUR MERISTEM
DENGAN HEAT TREATMENT

Tanaman semusim atau yang tumbuh dalam


pot, sebelum diisolasi meristemnya, tanaman
diperlakukan suhu tinggi (35°-40°).

Tanaman dalm pot diletakkan dalam growth


chamber bersuhu tinggi tersebut selama 1-2
minggu dengan kriteria muncul daun baru.
Tahap-tahapan kultur meristem dengan heat treatment pada krisan:
Batang tanaman krisan yang telah diidentifikasi terinfek virus, dipotong-
potong sepanjang kurang lebih 1,5 cm atau setiap potongannya memiliki 1
mata tunas
Potongan batang tanaman disterilisasi menggunakan etanol 80% (1 menit) dan
dimasukan ke dalam larutan NaClO 1% (2 menit)
Potongan batang dibilas aquades 3 kali
Ditanam pada media 1/2 MS + 0,5 mg/l IAA untuk menginduksi tunas aksiler
Tunas aksiler yang tumbuh di subkulturkan kembali pada media 1/2 MS + 0,1
mg/l IAA agar mendapatkan plantlet yang seragam
Satu minggu menjelas heat treatment, plantlet diprakondisikan pada suhu 30-
35°C agar mengurangi kematian plantlet
Heat treatment dilakukan pada inkubator dalam kondisi hari panjang pada
suhu 38-40°C dengan durasi sesuai perlakuan
Pengambilan meristem apikal (< 1 mm) plantlet dilakukan di bawah mikroskop
pada setiap perlakuan pemanasan
Apikal meristem kemudian ditanam pada media MS + NAA dan di inkubasi
pada suhu 18-20°C agar membentuk plantlet baru dalam beberapa minggu
Plantlet baru di subkultur kembali pada media regenerasi
Terakhir, dilakukan pendeteksian menggunakan ELISA.
(Budiarto et al., 2008)
KULTUR PUCUK
Merupakan salah satu cara perbanyakan
tanaman dengan eksplan berupa pucuk
tanaman atau ujung tunas lateral/apikal yang
mengandung jaringan meristematis yang
ditanam pada suatu medium hara sehingga
terjadi deferensiasi dan organogenesis
membentuk tanaman sempurna

Tujuan : Untuk pembibitan dalam jumlah


banyak, massal, sehat, seragam dan cepat.
KULTUR PUCUK

Bahan Tanam
Tanaman dikotil : pucuk tanaman terminal atau tunas samping sepanjang
0,5 – 1,0 cm
Tanaman monokotil : umbi, rhizome , corm, suckers dll.
Media
Media padat dengan konsentrasi agar antara 5-10 g/liter. pH umumnya 5,8
Sub Kultur
Apabila eksplan sudah berumur antara 3 minggu – 1 bulan, maka
dipindahkan ke media baru. Maksimum untuk sub kultur adalah 7x
sebelum perakaran
Tahap-tahapan dalam kultur pucuk pada tanaman
anggur:
Ujung pucuk dibersihkan dengan air keran dan
ditempatkan dalam gelas steril
Kemudian, disterilkan dengan etanol 75% (30 detik)
dan merkuri biklorida 0,1% (15 menit)
Pucuk dipotong menjadi 1,5 cm dan dimasukkan ke
Sampel Kultur Pucuk Anggur
dalam media padat 1/2 MS
(Hu et al., 2022)
Eksplan diinkubasi di bawah lingkungan terkendali
(24°C, penyinaran 16 jam, dan intensitas cahaya
2000 lux)
Menunggu 60 hari ketika seluruh tanaman telah
teregenerasi
TANAMAN PISANG LIAR
(Musa acuminata ssp. sumatrana)

Teknik mengisolasi dan menumbuhkan embrio muda dan embrio masak


secara in vitro dengan tujuan memperoleh tanaman viabel (Fathi dan Jahani,
2012).

KULTUR EMBRIO Keuntungannya adalah rasio perkecambahan lebih tinggi daripada penaburan
benih, lebih menghemat waktu, dapat memulihkan kesehatan tanaman,
memfasilitasi pembentukan hbrida dan manajemen konservasi karena biakan
embrio dapat disimpan secara in vitro sebelum penggunaan lebih luas, serta
dapat digunakan untuk merakit varietas tahan penyakit penting.
KULTUR EMBRIO
Tahapan-tahapan dari kultur embrio pisang adalah:

1. Buah pisang disterilisasi dengan alkhohol 96%


selama 5 menit
2. Dikupas dalam kondisi steril di dalam LAF dan biji-
bijinya dipisahkan dan diisolasi dengan hati-hati agar
embrio tidak terluka
3. Kulit biji dipotong secara bersilang dan diarahkan
ke daerah yang dekat dengan micropyple (tidak
mengenai atau merusak micropyple)
4. Isolasi embrio di bawah mikroskop binokuler
(perbesaran 50-200x) seperti gambar A
5. Lalu embrio dipisahkan dari endospermanya
6. kalau embrio berhasil diisolasi, maka bentuknya Gambar Anatomi Benih Tanaman Pisang Liar
(Musa acuminata ssp. sumatrana)
menyerupai gangsing seperti gambar B dan C
(Roostika et al., 2018)
KULTUR EMBRIO
Tahapan-tahapan dari kultur embrio pisang adalah:

7. Embrio-embrio dimasukkan ke dalam cawan petri


yang berisi kapas yang dilembabkan dengan air steril,
kemudian diisolasi dengan waktu yang cukup lama
dengan kondisi lembab agar embrio tidak
terdehidrasi
8. Embrio diinkubasi dalam kondisi gelap selama 1
bulan, baru kemudian dialihkan ke kondisi terang
dengan fotoperioditas 16 jam dan intensitas cahaya
1.000 lux.
9. Lalu mengamati perubahan berupa persentase
embrio hidup, persentase embrio tumbuh,
persentase embrio berakar, jumlah tunas, akar, dan
daun yang tumbuh
Gambar Anatomi Benih Tanaman Pisang Liar
(Musa acuminata ssp. sumatrana)
(Roostika et al., 2018)
KULTUR EMBRIO
SOMATIK

Embrio somatik adalah


perkembangan dari satu sel
somatik (bukan sel gamet) yang
membelah dan berkembang
menjadi embrio dan akhirnya
menjadi tanaman.
KULTUR EMBRIO SOMATIK

Kelebihan :
Dapat menghasilkan bibit berjuta tanaman
dalam waktu relatif singkat.

Kelemahan :
Sering manghasilkan mutan bahkan sampai 50%.
Tahap-tahapan dalam kultur embrio pada tanaman
wortel:
Biji wortel disterilisasi dengan merendamnya di
larutan sodium hipoklorit (Sunklin) yang diencerkan
dengan aquadest (1:1) selama 10 menit
Kemudian dicuci dengan cara merendam dalam
aquades steril sebanyak 2 kali (5 menit)
Bji wortel yang telah disterilisasi ditanam pada
media 1/4 MS (9 hari)
Setelah berkecambah, bagian hipokotil kecambah
wortel dipotong dengan ukuran 1 cm dan
dikulturkan dalam media MS (5 minggu)
Kalus embriogenik yang dihasilkan pada tahapan
sebelumnya di subkulturkan ke medium induksi
embrio somatik menggunakan MS

(Rusdianto dan Indrianto , 2015)


TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN DIKOTIL DAN
MONOKOTIL

Perbanyakan tanaman dikotil yaitu dengan memotong buku


(single node) atau bagian yang terdapat mata tunas, sehingga dari
1 tanaman bisa menjadi 4 - 5 explant baru.
Perbanyakan tanaman monokotil : dengan memisahkan anakan
dari unas samping sehingga dari 1 eksplant bisa menjadi 4 - 5
eksplant baru
Maka dari itu sistem penggandaan tersebut dapat terjadi laju
perbanyakan (proliferation rate) (4 - 5) pangkat n, dimana n adalah
jumlah berapa kali sub kultur
PERKEMBANGAN EMBRIO ZIGOTIK SAMA
DENGAN EMBRIO SOMATIK
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, K., Y. Sulyo, I. B. Rahardjo, dan D. Pramanik. 2008. Pengaruh Durasi Pemanasan
terhadap Keberadaan Chrysanthemum Virus-B pada Tiga Varietas Krisan Terinfeksi. Jurnal
Hortikultura, 18(2): 185-192.
Fathi, H., & Jahani, U. (2012). Review of embryo culture in fruit trees. Annals of Biological
Research, 3(9), 4276-4281.
Hu, G., Y. Dong, Z. Zhang, X. Fan, dan F. Ren. 2022. Effect of In Vitro Culture of Long Shoot
Tip on Variant Structure and Titer of Grapevine Viruses. Plants, 11(1): 1-11.
Roostika, I., Sutanto, A., Edison., Dewi, N. 2018. Kultur Embrio Pisang Liar Musa acuminata
ssp. sumatrana yang Langka. Jurnal Hortikultura, 28(1): 25-32
Rusdianto dan Indrianto, A. 2015. Peningkatan Pembentukan Embrio SOmatik pada Wortel
(Daucus carota L) menggunakan N6-benzylaminopurine (BAP). Jurnal Bionatur, 16(2): 91-97.
Uma, S., Lakshmi, S., Saraswathi, M. S., Akbar, A., & Mustaffa, M. M. (2011). Embryo rescue
and plant regeneration in banana (Musa spp.). Plant Cell, Tissue and Organ Culture (PCTOC),
105, 105-111.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai