Anda di halaman 1dari 16

Tugas 6 Biologi

Sistem Reproduksi dan Pertahanan


Tubuh

Fan Maitri Aldian


XI IPA 1 / 12

SMA Xaverius 1 Jambi


Tahun Ajaran
2019/2020
A. Sistem Reproduksi
1. Gambar organ reproduksi laki-laki dan perempuan beserta keterangannya.
a. Organ Reproduksi Laki-Laki

Organ reproduksi laki-laki bagian eksternal

Organ reproduksi laki-laki terdiri dari bagian eksternal dan internal. Baik bagian eksternal
maupun bagian internal memiliki peran yang penting untuk tubuh seorang pria.

Berikut ini organ reproduksi laki-laki yang termasuk dalam bagian eksternal.

1. Penis

Penis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

 Akar atau basis. Bagian ini menempel pada dinding perut bagian bawah.
 Batang penis
 Kepala penis. Bagian ini ditutupi oleh lapisan kulit, yang akan dihilangkan saat menjalani
sunat.

Pada ujung kepala penis, terdapat lubang kecil yang merupakan bukaan dari saluran kemih.
Bagian ini nantinya akan menjadi tempat keluar dari sperma dan urine. Pada penis juga terdapat
ujung-ujung saraf yang sensitif terhadap rangsangan.

2. Skrotum

Skrotum merupakan bagian yang terlihat berbentuk seperti kantung. Letaknya berada di belakang
penis, dan merupakan tempat dari testikel, yang biasa disebut dengan testis.
Pada skrotum juga terdapat banyak saraf dan pembuluh darah. Organ ini pun berperan untuk
mengatur suhu testis. Agar testis dapat memproduksi sperma dengan baik, maka organ tersebut
harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah, dibandingkan suhu tubuh.

3. Testis

Organ berbentuk oval dengan ukuran sebesar biji zaitun ini terletak di dalam skrotum. Pada
umumnya, setiap pria masing-masing memiliki dua testis. Testis berfungsi untuk menghasilkan
testosteron, yang merupakan hormon seks pada pria. Selain itu, organ ini juga berfungsi untuk
memproduksi sperma.

4. Epididimis

Epididimis merupakan saluran panjang, yang terletak di belakang testis. Organ ini berfungsi
untuk membawa dan menyimpan sel sperma yang telah diproduksi di testis.

Selain itu, organ ini juga berfungsi untuk mematangkan sperma yang dibentuk oleh testis.
Setelah matang, sperma baru dapat melakukan tugasnya dalam membuahi sel telur.

Organ reproduksi laki-laki bagian internal

Organ reproduksi laki-laki bagian internal juga disebut sebagai organ aksesori. Ada enam organ
yang masuk ke dalam kelompok ini, yaitu:

1. Vas deferens

Organ ini merupakan saluran panjang dan tebal, mulai dari epididimis hingga ke rongga panggul.
Organ ini terletak di belakang kandung kemih. Vas deferens berfungsi mengantar sperma matang
ke uretra, sebagai persiapan ejakulasi.

2. Vesikula seminalis

Vesikula seminalis merupakan organ berbentuk kantung yang menempel pada vas deferens, di
dekat bagian dasar kandung kemih. Organ ini berguna dalam memproduksi cairan, sebagai
pemberi energi sperma untuk bergerak.

3. Saluran ejakulasi
Saluran ini terbentuk dari gabungan vas deferens dan vesikula seminalis.

4. Saluran kemih

Organ ini disebut juga sebagai uretra, dan berfungsi untuk membawa urine dari kandung kemih
ke luar tubuh.

5. Kelenjar prostat

Kelenjar prostat terletak pada bagian bawah kandung kemih, di depan rektum atau anus. Kelenjar
ini berfungsi menambahkan cairan yang membantu sperma, saat terjadi ejakulasi, dan membantu
menjaga sperma tetap sehat.

6. Kelenjar bulbourethral

Disebut juga sebagai kelenjar cowper, organ ini berfungsi untuk memproduksi cairan yang
melicinkan saluran kemih. Selain itu, organ ini juga membantu menetralisir keasaman di saluran
kemih, yang terbentuk akibat sisa urine.

Fungsi organ reproduksi pria dimulai saat masa puber

Peran utama dari semua organ yang telah disebutkan di atas adalah untuk bekerjasama
memproduksi dan mengeluarkan sperma ke sistem reproduksi wanita, saat melakukan hubungan
seksual. Namun, fungsi ini tidak langsung berjalan begitu saja.

Saat bayi baru lahir, semua organ reproduksi tersebut sudah terbentuk. Namun, fungsi reproduksi
baru akan berjalan saat seorang laki-laki memasuki masa pubertas. Saat masa puber dimulai,
kelenjar pituitari akan mulai memproduksi hormon yang dapat menstimulasi testis untuk
menghasilkan testosteron. Sebutan lain dari testosteron adalah hormon seks pada pria.

Lebih jauh tentang peran hormon pada sistem reproduksi pria

Hormon bisa disebut sebagai bahan bakar bagi organ reproduksi pria. Tanpa hormon, fungsi
organ-organ tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Ada tiga hormon utama yang memiliki
peran penting untuk organ reproduksi manusia, yaitu:

 Follicle stimulating hormone (FSH)


 Luteinizing hormone (LH)
 Testosteron

FSH dan LH adalah dua hormon yang diproduksi di kelenjar pituitari. FSH berperan penting
dalam proses produksi sperman di tubuh. Sementara itu, LH berperan dalam produksi
testosterone, yang juga diperlukan dalam proses pembentukan sperma. 

Produksi testosteron juga lah yang menyebabkan berbagai perubahan fisik pada laki-laki yang
sedang puber, seperti:

 Membesarnya skrotum dan testis 


 Membesarnya penis, vesikula seminalis, kelenjar prostat
 Tumbuhnya rambut di area genital dan ketiak
 Suara yang semakin berat
 Bertambahnya tinggi badan 

b. Organ Reproduksi Perempuan

Alat reproduksi wanita terdiri dari berbagai bagian yang saling mendukung, agar proses
reproduksi bisa berjalan dengan baik. Terdiri dari bagian luar dan dalam, organ-organ
tersebut perlu dikenali lebih rinci :

Alat reproduksi wanita bagian luar

Ada dua fungsi utama dari alat reproduksi wanita bagian luar, yaitu untuk memudahkan
sperma masuk ke dalam organ reproduksi bagian dalam, serta melindunginya dari organisme
penyebab infeksi.

Organ-organ reproduksi wanita bagian luar, dikelompokkan menjadi satu dalam area yang
disebut sebagai vulva. Berikut ini organ yang termasuk dalam sistem reproduksi wanita
bagian luar.

1. Mons pubis

Mons pubis adalah jaringan lemak yang mengelilingi tulang pubis. Jaringan ini mengandung
kelenjar untuk mengeluarkan minyak dengan feromon, yang meningkatkan daya tarik
seksual.

2. Labia mayor

Labia mayor merupakan pintu gerbang yang melindungi organ reproduksi wanita bagian luar
lainnya. Sesuai namanya, organ ini berukuran besar. Pada labia mayor, terdapat kelenjar
keringat dan sebaceous, yang memproduksi cairan lubrikasi.
Saat seorang perempuan memasuki masa pubertas, labia mayor akan mulai ditumbuhi oleh
rambut kemaluan.

3. Labia minor

Labia minor terletak di sebelah dalam labia mayor, dan mengelilingi pembukaan vagina serta
uretra (saluran yang membawa urine dari kandung kemih, ke luar tubuh).

Bentuk dan ukuran organ ini dapat berbeda pada tiap individu. Permukaannya pun sangat
rapuh dan sensitif, sehingga membuatnya mudah mengalami iritasi dan pembengkakan.

4. Klitoris

Labia minor sisi kiri dan kanan, bertemu di tengah atas, yaitu pada klitoris. Klitoris adalah
benjolan kecil yang sangat sensitif terhadap rangsangan. Bisa dibilang, organ ini memiliki
fungsi serupa penis pada pria.

Klitoris ditutupi oleh lipatan kulit yang dinamakan prepuce. Seperti halnya penis, klitoris
juga dapat mengalami ereksi.

5. Vestibular bulbs

Vestibular bulbs adalah dua bagian panjang pada pembukaan vagina, yang berisi jaringan
erektil. Saat seorang wanita merasa terangsang, bagian ini akan terisi banyak darah, dan
membesar.

Setelah wanita mengalami orgasme, darah di dalam jaringan tersebut akan kembali mengalir
ke tubuh.

6. Kelenjar bartolin

Kelenjar bartolin memiliki ukuran kecil, berbentuk seperti kacang yang berada di pembukaan
vagina. Fungsi organ ini adalah untuk mengeluarkan lendir dan melumasi vagina, saat
melakukan hubungan seksual.
Alat reproduksi wanita bagian dalam

Lebih dalam dari vulva, terdapat organ reproduksi wanita bagian dalam. Berikut ini adalah
bagian-bagian yang termasuk di dalamnya.

1. Vagina

Vagina adalah suatu area dengan bentuk seperti saluran, yang lentur dan berotot. Vagina
terletak di antara uretra dan rektum (anus), dengan panjang sekitar 7,5-10 cm.

Bagian atas vagina terhubung dengan serviks. Sementara itu, bagian bawahnya terbuka ke
arah luar.

Saat seorang perempuan melakukan hubungan seksual, vagina akan merenggang, melebar,
dan dipenuhi oleh aliran darah, sebagai persiapan dari penetrasi. Vagina juga merupakan
saluran tempat keluarnya lendir seviks dan darah menstruasi.

Saat proses persalinan, bayi akan keluar dari uterus menuju ke saluran vagina.

2. Serviks

Serviks atau leher rahim adalah bagian bawah dari rahim yang menghubungkan rahim
dengan vagina. Serviks berbentuk seperti tabung, yang berfungsi untuk melindungi rahim
dari infeksi, dan sebagai jalan masuk sperma saat berhubungan seksual.

3. Uterus

Uterus atau rahim adalah suatu ruang kosong yang berbentuk seperti buah pir dan berfungsi
sebagai tempat berkembangnya janin. Uterus terletak di antara kandung kemih dan rektum.

4. Tuba falopi

Tuba falopi atau saluran tuba berbentuk seperti pembuluh kecil yang menempel pada bagian
atas rahim. Organ ini berfungsi sebagai jalan yang dilalui oleh sel telur, untuk berpindah dari
ovarium ke rahim.

Tuba falopi juga merupakan tempat terjadinya pembuahan. Setelah pembuahan terjadi, sel
telur yang telah dibuahi, kemudian bergerak menuju rahim, untuk ditanamkan di dinding
rahim.

5. Ovarium

Ovarium atau indung telur adalah jaringan kecil berbentuk oval yang berada di rahim.
Ovarium berfungsi untuk memproduksi sel telur dan hormon seks perempuan, yang
kemudian akan dilepaskan ke aliran darah.
Payudara dan kelenjar susu

Payudara juga termasuk salah satu organ yang terlibat dalam sistem reproduksi wanita.
Payudara terdiri atas kelenjar susu, saluran susu, dan kelenjar adiposa. Kelenjar susu adalah
jenis kelenjar sudoriferus khusus yang telah diubah untuk menghasilkan susu untuk memberi
makan bayi.

Apa yang terjadi dengan alat reproduksi wanita selama siklus menstruasi?

Alat atau organ reproduksi wanita akan mengalami menstruasi ketika anak perempuan mulai
memasuki usia pubertas, yaitu sekitar 11-16 tahun. Rata-rata siklus menstruasi berlangung
selama 28 hari.

Terdapat 4 hormon utama yang terlibat dalam siklus menstruasi wanita. Hormon-hormon
tersebut adalah:

 Hormon perangsang folikel atau follicle-stimulating hormone  (FSH)


 Hormon pelutein atau luteinizing hormone  (LH)
 Estrogen
 Progesteron

Pada setiap siklus menstruasi, terdapat tiga fase yang meliputi:

1. Fase folikuler dalam siklus menstruasi

Pada fase ini, hormon FSH dan LH dilepaskan oleh otak dan melewati aliran darah menuju
alat reproduksi wanita. Kedua hormon tersebut akan memicu ovarium untuk memproduksi
15-20 sel telur, yang kemudian masing-masing akan tersimpan di dalam folikel.

Hormon FSH dan LH juga merangsang produksi hormon seks estrogen. Ketika kadar
estrogen meningkat, produksi hormon FSH akan menurun.

Seiring dengan berjalannya waktu, salah satu folikel yang mengandung sel telur akan terus
tumbuh hingga matang. Pertumbuhan satu sel telur yang dominan ini menekan sel-sel telur
dan folikel lainnya, sehingga hanya akan tersisa satu sel telur dan folikel.
2. Fase ovulasi dalam siklus menstruasi

Fase ovulasi biasanya terjadi 14 hari setelah fase folikuler dimulai di alat reproduksi wanita.
Umumnya, menstruasi akan terjadi 2 minggu setelah hari pertama fase ovulasi.

Pada tahap ini, kadar estrogen dari folikel yang dominan akan memicu folikel untuk
melepaskan sel telur dari ovarium. Saat sel telur telah terlepas, sel telur tersebut akan
tersimpan di dalam tuba falopi dan siap untuk dibuahi.

Alat reproduksi wanita juga akan menghasilkan lebih banyak lendir dari serviks atau leher
rahim. Jadi, ketika terdapat sperma yang masuk ke dalam vagina, lendir tersebut akan
membantu sperma bergerak menuju sel telur untuk proses pembuahan.

3. Fase luteal dalam siklus menstruasi

Fase luteal pada alat atau sistem reproduksi wanita dimulai setelah ovulasi. Ketika folikel di
ovarium sudah melepaskan sel telur, folikel yang “kosong” tersebut akan menciptakan suatu
struktur yang disebut dengan corpus luteum.

Corpus luteum akan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron
berperan dalam mempersiapkan rahim untuk sel telur yang sudah dibuahi. Jika sel telur yang
terlepas dibuahi oleh sperma, sel telur tersebut akan berpindah dari tuba falopi menuju
dinding rahim. Dari sinilah kehamilan dimulai.

Namun, apabila sel telur tersebut tidak dibuahi oleh sperma, sel telur akan melewati rahim
begitu saja. Dinding rahim yang menebal dan tidak dihinggapi sel telur yang dibuahi akan
meluruh. Silus mentruasi berikutnya kemudian akan dimulai lagi dari awal.

Fungsi organ reproduksi wanita


Fungsi utama dari organ reproduksi wanita adalah memproduksi sel telur untuk pembuahan.
Selain itu, organ-organ ini juga berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin.

Agar fungsinya bisa berjalan dengan baik, sistem reproduksi wanita memiliki struktur
tersendiri untuk mempertemukan sperma dan sel telur.

Sistem reproduksi wanita memproduksi sendiri hormon yang dibutuhkan untuk mengontrol
siklus menstruasi bulanan. Hormon ini lah yang kemudian akan memicu perkembangan sel
telur serta pelepasannya setiap bulan. Proses ini disebut juga dengan ovulasi.

Jika salah satu sel telur ada berhasil dibuahi oleh sperma, maka akan terjadi kehamilan.

Hormon-hormon tersebut juga akan membantu mempersiapkan rahim, agar bayi dapat
berkembang dengan baik di dalamnya, dan menghentikan proses ovulasi selama kehamilan.

Cara kerja sistem reproduksi wanita


Aktivitas sistem reproduksi wanita dikontrol oleh hormon yang dilepaskan oleh otak maupun
ovarium. Kombinasi dari hormon-hormon ini lah yang kemudian akan memulai siklus
reproduksi pada wanita.

Lamanya siklus reproduksi atau siklus menstruasi seorang wanita umumnya adalah 24-35
hari. Dalam jangka waktu tersebut, sel telur akan dibentuk dan dimatangkan. Di waktu yang
bersamaan, dinding rahim akan bersiap untuk menerima sel telur yang dibuahi.

Jika pembuahan ternyata tidak terjadi selama siklus ini, maka dinding rahim yang disiapkan
untuk kehamilan tersebut akan luruh dan dikeluarkan dari dalam tubuh. Proses inilah yang
dinamakan menstruasi.

Darah menstruasi adalah hasil luruhan dinding rahim, yang tidak menerima sel telur yang
sudah dibuahi. Hari pertama menstruasi adalah hari pertama dari siklus reproduksi kembali
dimulai.

2. Proses Gametogenesis melalui Gambar


Gametogenesis ada 2 macam, yaitu spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan
pembentukan sel kelamin jantan (sperma), sedangkan oogenesis merupakan pembentukan sel
kelamin betina (ovum/sel telur). Gametogenesis melibatkan proses pembelahan sel mitosis dan
meiosis.
Perbedaan dari Spermatogenesis dan Oogenesis

3. Siklus Menstruasi
 Hormon yang Mempengaruhi Siklus dan Fase Menstruasi

Siklus menstruasi sangat kompleks dan dikendalikan oleh banyak hormon yang diproduksi oleh
sejumlah kelenjar dalam tubuh.

Berikut adalah hormon-hormon yang berperan mengatur fase menstruasi:

Estrogen

Estrogen bertugas mengatur siklus dan berperan dalam pertumbuhan lapisan rahim. Jika sel telur
tidak dibuahi, kadar estrogen akan menurun tajam dan saat itulah haid dimulai.

Namun jika sel telur dibuahi, estrogen bekerja sama dengan progesteron untuk menghentikan
ovulasi selama kehamilan.

Progesteron

Dilansir dari Hormone Health Network, progesteron memicu lapisan rahim untuk menebal untuk
mempersiapkannya sebelum kehamilan.

Selain itu, progesteron juga mencegah otot rahim berkontraksi yang bisa membuat sel telur tidak
dapat menempel.
Ketika hamil, progesteron akan merangsang tubuh untuk menciptakan pembuluh darah di lapisan
rahim. Tujuannya untuk memberi makan janin yang akan tumbuh nantinya.

Jika wanita tidak hamil, korpus luteum (massa dari folikel yang matang) yang menempel akan
rusak sehingga menurunkan kadar progesteron di dalam tubuh.

Hormon luteinizing (LH)

Hormon ini membantu merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen.

Dalam fase menstruasi, lonjakan hormon luteinizing menyebabkan ovarium melepaskan sel telur
selama ovulasi.

Jika pembuahan terjadi, hormon luteinizing akan merangsang corpus luteum menghasilkan
progesteron untuk menebalkan dinding rahim.

Hormon perangsang folikel (FSH)

FSH adalah hormon yang membantu pertumbuhan folikel di ovarium dan melepaskan sel telur.
Folikel menghasilkan estrogen dan progesteron dalam ovarium untuk menjaga siklus haid tetap
teratur.

Ketika wanita tidak memiliki cukup hormon ini, ia akan cenderung lebih sulit untuk hamil.

Hormon pelepas gonadotropin (GnRh)

Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) adalah hormon yang mengendalikan dan merangsang


pelepasan LH dan FSH. Hormon ini dikeluarkan dari hipotalamus dalam otak.

 Fase Menstruasi yang Terjadi di Setiap Siklus


1) Fase Menstruasi

Fase dalam siklus menstruasi yang pertama biasanya terjadi selama 3-7 hari. Pada masa
ini, lapisan dinding rahim luruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya darah yang keluar
selama masa menstruasi berkisar antara 30-40 ml pada tiap siklus.

Pada hari pertama hingga hari ke-3, darah menstruasi yang keluar akan lebih banyak.
Pada saat ini, biasanya wanita akan merasakan nyeri atau kram pada bagian panggul,
kaki, dan punggung.

Nyeri pada bagian perut yang juga kerap dirasakan pada hari-hari pertama menstruasi
dipicu karena adanya kontraksi dalam rahim. Kontraksi otot rahim ini terjadi karena
adanya peningkatan hormon prostaglandin selama menstruasi terjadi.

Adapun kontraksi yang kuat dalam rahim dapat menyebabkan suplai oksigen ke rahim
tidak berjalan dengan lancar. Karena kekurangan asupan oksigen inilah, kram atau nyeri
perut dirasakan selama menstruasi.

Meski menyebabkan rasa sakit, kontraksi yang terjadi selama menstruasi sebetulnya
berfungsi membantu mendorong dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh
menjadi darah menstruasi.

Luruhnya lapisan dinding rahim ini juga disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan
progesteron. Pada saat yang sama, hormon perangsang folikel (FSH) mulai sedikit
meningkat dan memancing perkembangan 5-20 folikel (kantong yang berisi indung telur)
di dalam ovarium. Dari beberapa folikel yang berkembang, hanya ada satu folikel yang
terus berkembang akan memproduksi estrogen.

Selama masa menstruasi inilah hormon estrogen Anda akan berada pada tingkatan yang
rendah. Maka tak heran jika secara emosional Anda lebih mudah untuk marah ataupun
tersinggung selama masa menstruasi.

Pada fase ini, Anda juga akan mengalami berbagai gejala yang dapat dirasakan berbeda
oleh tiap orang, seperti:

 Kram perut
 Payudara terasa kencang dan nyeri
 Perut kembung
 Mood atau suasana hati mudah berubah
 Menjadi mudah marah
 Sakit kepala
 Merasa lelah dan lemas
 Sakit pinggang

Dalam satu siklus, menstruasi rata-rata berlangsung selama 3-7 hari. Namun, sebagian
wanita juga bisa mengalami haid lebih dari 7 hari.

2) Fase Folikuler (Pra- Ovulasi)


Fase folikuler atau pra-ovulasi dimulai di hari pertama haid. Di hari pertama Anda haid,
di saat itu pula hormon perangsang folikel (FSH) mulai meningkat.

Kondisi ini dimulai ketika hipotalamus mengirimkan sinyal ke kelenjar pituitari dan
melepas zat kimia yang disebut dengan  hormon pelepas gonadotropin (GnRH).

Hormon ini mendorong kelenjar hipofisis untuk menghasilkan peningkatan kadar hormon
lutein (LH) dan FSH. FSH bertugas merangsang indung telur menghasilkan 5-20 kantong
kecil yang disebut folikel.

Setiap folikel mengandung sel telur yang belum matang. Dalam prosesnya, hanya sel
telur yang paling sehatlah yang akhirnya akan matang. Sementara sisa folikel yang
lainnya akan diserap kembali ke dalam tubuh.

Folikel yang matang akan memicu lonjakan estrogen untuk menebalkan lapisan rahim.
Lapisan rahim menebal dikondisikan untuk menciptakan lingkungan kaya nutrisi bagi
embrio (bakal janin) untuk tumbuh.

Fase ini berlangsung sekitar 11-27 hari, tergantung pada siklus bulanan Anda. Namun
umumnya wanita mengalami fase folikuler selama 16 hari.

3) Fase Ovulasi

Meningkatkan kadar estrogen selama fase folikel atau pra ovulasi memicu kelenjar
pituitari untuk melepaskan hormon luteinizing (LH). Di fase inilah proses ovulasi
dimulai. Ovulasi biasanya terjadi di pertengahan siklus, yaitu sekitar 2 minggu atau lebih
sebelum mulai menstruasi.

Ovulasi adalah proses ketika ovarium melepaskan satu sel telur yang matang. Telur ini
kemudian bergerak ke tuba falopi menuju rahim untuk dibuahi oleh sperma. Masa hidup
sel telur biasanya hanya sekitar 24 jam untuk sampai bertemu sperma.

Fase ovulasi adalah satu-satunya kesempatan terbaik sepanjang siklus menstruasi untuk
Anda berkesempatan hamil. Setelah 24 jam, sel telur yang tak bertemu sperma akan mati.

Ketika ovulasi, wanita biasanya mengalami keputihan kental dan lengket berwarna
bening seperti putih telur. Suhu basal tubuh juga akan meningkat.

Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai selama istirahat atau dalam keadaan
tidur. Suhu normal tubuh berada pada kisaran 35,5 sampai 36º Celsius. Namun saat
ovulasi, suhu akan naik menjadi 37 sampai 38º Celsius.

Suhu basal diukur dengan termometer yang ditempatkan di mulut, vagina, atau anus. Jika
berencana hamil, pastikan mengukur suhu tubuh setiap hari di lokasi dan waktu yang
sama selama 5 menit.

Pengukuran suhu basal paling baik dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur dan
sebelum mulai beraktivitas apa pun.

4) Fase Luteal
Saat folikel melepaskan telurnya, bentuknya berubah menjadi korpus luteum. Korpus
luteum melepaskan hormon progesteron dan estrogen. Peningkatan hormon di fase ke-
empat menstruasi ini berfungsi menjaga lapisan rahim tebal dan siap untuk ditanamkan
telur yang telah dibuahi.

Jika positif hamil, tubuh akan menghasilkan human chorionic gonadotropin (hCG).


Hormon ini membantu menjaga korpus luteum dan menjaga agar lapisan rahim tetap
tebal seterusnya.

Namun jika Anda tidak hamil, korpus luteum akan menyusut dan diserap oleh lapisan
rahim. Kemudian kadar estrogen dan progesteron akan perlahan menurun, membuat
lapisan rahim akhirnya terlepas dan meluruh.

Apabila positif tidak hamil, di fase ini Anda akan mengalami gejala yang disebut
dengan sindrom pramenstruasi (PMS). Berbagai gejala yang biasanya muncul yaitu:

 Perut kembung
 Payudara membengkak dan sakit
 Suasana hati mudah berubah
 Sakit kepala
 Berat badan bertambah
 Merasa ingin terus makan
 Sulit tidur

Fase luteal biasanya berlangsung selama 11 hingga 17 hari. Namun, rata-rata wanita
mengalaminya selama 14 hari.

Jika disimpulkan, maka siklus menstruasi :

1. Siklus Ovarium

 Fase Folikel

Hipotalamus – Hipofisis Anterior – FSH & LH.

Folikel primer (memiliki reseptor FSH & LH) sekresi estrogen, tumbuh menjadi
folikel sekunder.

Estrogen meningkat – FSH & LH terhambat – Terhambat pertumbuhan folikel,


kecuali satu yang akan diovulasikan.

Estrogen terus meningkat – Produksi LH meningkat.

Puncak LH – Oosit primer – Oosit sekunder – Ovulasi.

 Fase Luteal

Folikel de Graaf yang ditinggalkan oosit sekunder – korpus luteum – produksi


progesteron dan sedikit estrogen.
Progesteron naik – FSH & LH turun – korpus luteum menjadi korpus albikan.

2. Siklus Endometrium Uterus

 Fase Menstruasi (Haid)

Pengeluaran darah dan sisa endometrium selama 4-5 hari. Hari ke-1 dianggap
permulaan siklus baru dan dimulainya fase folikel. Terjadi perbaikan
endometrium karena pengaruh estrogen dari folikel di ovarium.

 Fase Proliferasi

Berlangsung dari akhir haid sampai ovulasi. Estrogen merangsang proliferasi


endometrium menjadi tebal dan pertumbuhan kelenjar serta pembuluh darah.

 Fase Sekretori (progestasi)

Terjadi ketika terbentuk korpus luteum. Progesteron yang dihasilkan


meningkatkan jumlah pembuluh darah pada endometrium untuk mendukung
kehidupan embrio. Jika tidak terjadi pembuahan dan implantasi, endometrium
akan luruh dan terjadi menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai