Aborsi dapat disebut juga pengguguran kandungan. Jadi, aborsi adalah berakhirnya
kehamilan dengan dikeluarkannya janin (fetus) atau embrio sebelum memiliki
kemampuan untuk bertahan hidup diluar rahim, sehingga mengakibatkan kematian
janin tersebut. Di Indonesia, aborsi sendiri merupakan hal ilegal, namun masih
banyak dilakukan oleh banyak orang.
2. Apa yang harus dilakukan oleh para remaja, supaya mereka tidak terlibat
dalam kasus aborsi?
Cara agar anak/remaja tidak terlibat dalam kasus aborsi adalah dengan melakukan
penguatan iman, banyak berdoa, diberikan wawasan yang baik, diberikan wawasan
sejak dini, lingkungan hidup remaja tersebut harus sehat, sex education, dijelaskan
risiko dan akibat dari aborsi, paham akan hukum, pergaulan yang baik, dan
mengajarkan agar tidak mudah terpengaruh.
3. Apa yang harus dilakukan oleh keluarga-keluarga supaya mereka tidak
terpaksa melakukan aborsi?
Yang harus dilakukan oleh keluarga agar tidak melakukan aborsi adalah dengan
memperkuat iman, konsultasi ke dokter yang baik, hindari tekanan, tidak mudah
terpengaruh, rasa cinta kasih kepada makhluk hidup, pemikiran yang positif, paham
tentang sex education, dan pahami hukum.
4. Apa yang dikatakan undang-undang hukum pidana di Indonesia tentang
aborsi?
1) Pasal 75 ayat (1) UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
“Pada dasarnya setiap orang dilarang melakukan aborsi”
2) Pasal 75 ayat (2) UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan.
Pengecualian terhadap larangan melakukan aborsi diberikan hanya dalam 2
kondisi tersebut :
a) Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan,
baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita
penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak
dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup diluar
kandungan
b) Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan.
B. Tugas 2
1. Apa saja faktor-faktor penyebab seseorang melakukan bunuh diri?
Faktor-faktor penyebab seseorang melakukan bunuh diri adalah lemahnya iman,
depresi berat, lupa akan Tuhan, gangguan bipolar, gangguan kepribadian, skizofrenia,
anoreksia nervosa, mudah menyerah dalam hidupnya, ketidak pedulian lingkungan
sekitarnya, memiliki masalah yang berat, dan rasa putus asa.
2. Jelaskan macam-macam euthanasia!
Euthanasia dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
1) Euthanasia Aktif
Euthanasia aktif adalah perbuatan yang dilakukan secara aktif oleh dokter
untuk mengakhiri hidup seorang (pasien) yang dilakukan secara medis.
Biasanya dilakukan dengan penggunaan obat-obatan yang bekerja cepat dan
mematikan.
Euthanasia aktif terbagi menjadi 2 golongan :
(1) Euthanasia aktif langsung
Yaitu cara pengakhiran kehidupan melalui tindakan medis yang
diperhitungkan akan langsung mengakhiri hidup pasien. Misalnya
dengan tablet sianida atau suntikan zat yang segera mematikan.
(2) Euthanasia aktif tidak langsung
Menunjukkan bahwa tindakan medis yang dilakukan tidak akan
langsung mengakhiri hidup pasien, tetapi diketahui bahwa risiko
tindakan tersebut dapat mengakhiri hidup pasien. Misalnya, mencabut
oksigen atau alat bantu kehidupan lainnya.
2) Euthanasia Pasif
Euthanasia pasif adalah perbuatan menghentikan atau mencabut segala
tindakan atau pengobatan yang perlu untuk mempertahankan hidup manusia,
sehingga pasien diperkirakan akan meninggal setelah tindakan pertolongan
dihentikan.
3) Euthanasia Volunter
Euthanasia volunter adalah penghentian tindakan pengobatan atau
mempercepat kematian atas permintaan sendiri.
4) Euthanasia Involunter
Euthanasia involunter adalah jenis euthanesia yang dilakukan pada pasien
dalam keadaan tidak sadar yang tidak mungkin menyampaikan keinginannya.
Dalam hal ini dianggap famili pasien yang bertanggung jawab atas
penghentian bantuan pengobatan. Perbuatan ini sulit dibedakan dengan
perbuatan kriminal.
3. Bagaimana pandangan agama-agama di Indonesia (6 Agama) mengenai bunuh
diri dan euthanasia?
1) Islam
(1) Bunuh Diri
Islam sangat memperhatikan keselamatan dan kehidupan manusia.
Karena itulah, islam melarang seseorang melakukan bunuh diri. Sebab,
pada hakikatnya jiwa yang bersemayam pada jasadnya bukanlah
miliknya sendiri. Sebaliknya, jiwa merupakan titipan Allah SWT yang
harus dipelihara dan digunakan secara benar. Maka dari itu, dia tidak
boleh membunuh dirinya sendiri.[30] Hal ini dijelaskan dalam QS.
An-Nisa : 29-30
ﻤﻦﺗﺮﺪﻯﻣﻥﺠﺑﻞﻔﻗﺗﻝﻨﻓﺳﻪﻓﻬﻭﻔﻲﻨﺎﺭﺠﻬﻨﻢﻴﺗﺭﺪﻱﻔﻳﻪﺨﺎﻠﺪﺍﻣﺧﻟﺪﺍﻓﻳﻬﺎﺃﺑﺪﺍﻮﻣﻥﺗﺤﺲﺳﻣﺎﻔﻗﺗﻞﻧﻓﺳﻪﻓﺴﻣﻪ
ﻔﻲﻴﺪﻩﻴﺗﺣﺴﺎﻩ
ﻔﻲﻧﺎﺭﺟﻬﻨﻡﺧﺎﻠﺪﺍﻣﺧﻠﺪﺍﻔﻴﻬﺎﺃﺒﺪﺍﻮﻤﻥﻘﺗﻞﻧﻓﺳﻪﺒﺤﺪﻴﺪﺓﻓﺣﺪﻴﺪﺗﻪﻔﻲﻴﺪﻩﻴﺠﺄﺒﻬﺎﻔﻲﺑﻄﻧﻪﻓﻲﻧﺎﺭﺠﻬﻨﻡﺨﺎﻠﺪﺍﻣﺧ
ﻟﺪﺍﻓﻴﻬﺎﺃﺒﺪﺍ
ﺍﻟﺬﻱﻴﺨﻧﻖﻨﻔﺳﻪﻴﺧﻧﻘﻬﺎﻔﻲﺍﻠﻧﺎﺭﻮﺍﻠﺬﻱﻴﻄﻌﻨﻬﺎﻓﻲﻭﺍﻠﺫﻱﻴﻗﺗﺤﻡﻨﻔﺴﻪﻴﻗﺗﺤﻡﻔﻲﺍﻠﻧﺎﺮ
ﻜﺎﻦﻓﻤﻦﻛﺎﻦﻗﺒﻠﻜﻢﺮﺠﻞﺒﻪﺠﺮﺡﻔﺠﺰﻉﻓﺄﺧﺬﺳﻜﻴﻨﺎﻔﺤﺰﺒﻬﺎﻴﺪﻩﻔﻤﺎﺮﻗﺄﺍﻠﺪﻡﺤﺘﯽ
ﻣﺎﺖ﮳ﻗﺎﻞﷲﺘﻌﻟﯽ﮾﮽ﺒﺎﺪﺮﻨﯽﻋﺒﺪﯼﺒﻨﻔﺳﻪﺤﺘﯽﻤﺖﻋﻠﻴﻪﺍﻠﺠﻨﺔ
Karena alasan itu pula, seorang yang sakit dalam islam di anjurkan
untuk segera berobat. Sebab, orang berobat pada hakikatnya dalam
rangka mempertahankan kehidupannya. Rasulullah bersabda :
ﺇﻦﷲﻋﺰﻮﺠﻟﯽﺤﻴﺚﺧﻟﻖﺍﻠﺪﺍﺀﺧﻟﻖﺍﻠﺪﻮﺍﺀﻔﺘﺪﺍﻮﻮﺍ
ﻤﻦﺍﺴﺗﻌﺠﻞﺷﻴﺌﺎﻗﺒﻞﺃﻭﺍﻨﻪﻋﻮﻘﺐﺑﺤﺮﻣﺎﻨﻪ
Kaitannya dengan kaidah ini, bahwa seorang ahli waris yang berusaha
untuk membunuh orang, agar bisa mewarisi harta orang tersebut, tidak
akan memperoleh bagian warisnya di kemudian hari. Ini merupakan
kutukan islam atas orang-orang yang punya ambisi tinggi untuk bisa
memperoleh warisan sebelum waktu yang semestinya.[28]
ﻮﻴﺴﻦﺍﻠﺗﺪﺍﻭﻱﻠﺧﺑﺮﺇﻦﷲﻠﻡﻴﺿﻊﺪﺍﺀﺇﻻﺠﻌﻝﻠﻪﺩﻭﺍﺀﻏﻴﺮﺍﻠﻬﺭﻡ﮲ﻘﺎﻞﻔﻲﺍﻠﻣﺠﻣﻭﻉﻔﺈﻦﺗﺮ
ﻚﺍﻠﺗﺪﺍﻭﻱﺗﻭﻜﻼﻋﻟﻰﷲﻓﻬﻭﴽﻔﺿﻞﻭﯿﻜﺮﻩﺇﻛﺮﺍﻩﺍﻠﻤﺮﯿﺾﻋﻠﯿﻪ
2) Katolik
i. Kitab Suci
Artikel 2282 :
Kalau bunuh diri dilakukan dengan tujuan untuk
memakainya sebagai contoh-terutama bagi orang-orang
muda - maka itu pun merupakan satu skandal yang
besar.Bantuan secara sukarela dalam hal bunuh diri,
melawan hukum moral. Gangguan psikis yang berat,
ketakutan besar, atau kekhawatiran akan suatu musibah,
akan suatu kesusahan, atau suatu penganiayaan, dapat
mengurangi tanggung jawab pelaku bunuh diri.
Artikel 2283
Orang tidak boleh kehilangan harapan akan keselamatan
abadi bagi mereka yang telah mengakhiri kehidupannya.
Dengan cara yang diketahui Allah, Ia masih dapat memberi
kesempatan kepada mereka untuk bertobat supaya
diselamatkan. Gereja berdoa bagi mereka yang telah
mengakhiri kehidupannya.
(2) Euthanasia
“Jangan Membunuh”
Inilah firman yang jelas diperkatakan Allah pada setiap orang yang
percaya kepadaNya.Oleh karena itu apapun alasannya sebaiknya
hindari perilaku dan tujuan pembunuhan dalam bentuk
apapun.Sama halnya dengan hukum aborsi menurut agama
Kristen, maka euthanasia juga bukan hal yang Allah
kehendaki.Berdoa dan minta yang terbaik. Jika Allah memandang
orang tersebut waktunya berpulang tentu Tuhan akan ambil
nyawanya. Jika Tuhan pandang hidup seseorang masih harus jadi
berkat, maka Tuhan akan perpanjang hidupnya. Bagaimanapun
ingatlah bahwa rancangan Tuhan adalah yang terbaik dan bukan
rancangan kecelakaan.
b. 1 Korintus 10:23
c. Amsal 16:3
4) Buddha
(1) Bunuh Diri
Menurut pandangan agama Buddha, dalam Kodhana Sutta, Avyakata
Vagga, Aṅguttara Nikāya VII, Sang Buddha mengidentifikasi
kecenderungan-kecenderungan penyebab bunuh diri adalah
ketidakseimbangan pikiran. Ada beberapa orang di masyarakat serta hal-
hal lainnya membuat mereka menjadi rendah diri, mudah kecewa, dan
putus asa. Biasanya orang yang bunuh diri itu tidak memahami ajaran
Sang Buddha tentang dukkha.
Sarasamuçcaya Sloka 4:
Iyam hi yoning prathama yam prapya jagatipate, Atmanam çakyate
tratum karmabhih çubhalaksanaih.
Artinya : Menjelma menjadi manusia itu adalah sungguh-sungguh
utama ; sebab demikian, karena ia dapat menolong dirinya dari
keadaan sengsara (lahir dan mati berulang-ulang) dengan jalan berbuat
baik ; demikianlah keuntungannya dapat menjelma menjadi manusia.
Sarasamuçcaya Sloka 6:
Sopanabhutam svargasya manusyam prapya durlabham, Tathatmanam
samadayad dhvamseta na punaryatha.
(2) Euthanasia
Menurut saya, tindakan euthanasia adalah tindakan yang sama juga tidak baik.
Euthanasia juga melakukan tindakan mengakhiri kehidupan seseorang, jadi tindakan
tersebut sangatlah tidak baik. Saya tidak setuju dengan semua tindakan euthanasia.
Untuk tindakan euthanasia aktif dan pasif, tindakan ini menurut saya sangatlah buruk
dikarenakan kita mengakhiri kehidupan seseorang dengan sengaja. Kehidupan itu
sudah diatur oleh Tuhan, jadi kita sebagai manusia tidak berhak untuk menentukan
tindakan mengakhiri kehidupan seseorang. Untuk tindakan volunter dan involunter,
saya juga tidak setuju dengan tindakan ini. Menurut saya, baik itu tindakan euthanasia
yang diinginkan dari diri sendiri maupun dari keluarga atau kerabat terdekat, itu juga
tidak baik. Jika dari diri sendiri, maka sama saja dengan kita bunuh diri. Jika dari
keluarga atau kerabat terdekat, kita sebagai orang lain tidak berhak menentukan hidup
atau matinya seseorang. Namun, menurut saya ada 1 hal yang dapat diperbolehkan
melakukan euthanasia, yaitu ketika sang pasien sudah sangat sakit dan tidak sanggup
lagi menahan rasa sakitnya, jadi kita sebagai manusia terdekatnya dapat meminta
kepada dokter ataupun pihak yang berwenang untuk melakukan euthanasia agar sang
pasien dapat pergi dengan tenang dan terlepas dari rasa sakitnya. Namun, tindakan ini
tetap merupakan sebuah tindakan buruk yang mengakibatkan dosa.