LANDASAN TEORI
2.1. Sel
Sel merupakan unit terkecil makhluk hidup, berarti di dalam sel terdapat bagian-bagian yang
berperan dalam melakukan aktivitas hidup sel. Unit berarti bagian terkecil dari sesuatu yang
dapat berdiri sendiri. Seperti halnya keluarga merupakan unit sosial yang paling kecil dalam
kelompok hidup di masyarakat. Keluarga-keluarga akan membentuk desa. Begitu pula sel.
Jutaan sel yang berukuran kecil menyusun tubuh makhluk hidup.
Sel mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi. Umumnya ukuran sel adalah mikroskopis.
Sebagai contoh pada ovum manusia mempunyai diameter 100P, erytrosit 10P, bakteri 1P, dan virus
0,1P dan sel-sel lain berkisar 0,4P sampai 10P.
Telur ayam atau telur burung adalah sebuah sel di mana yang disebut sel adalah vitellusnya. Jika
diperhatikan ini adalah ukuran sel yang sangat besar, itulah sebabnya, ukuran rata-rata dari sel sangat
sukar ditentukan.
Sesuai dengan fungsinya maka bentuk sel itu menunjukkan variasi yang bermacam-macam. Pada
umumnya bentuk sel pada tumbuhan adalah segi empat memanjang atau segi enam, misalnya sel-
sel epidermis, sel-sel parenkim. Di samping itu pada bagian kayu sel-selnya berbentuk serabut
(sklerenkim) dan bulat (kolenkim).
Bentuk sel pada hewan dan manusia juga bermacam-macam, terutama sel-sel jaringan kulit tepi, kita
kenal antara lain:
Cangkang telur memiliki rumus kimia CaCO3 yang nantinya CaCO3 ini dapat bereaksi dengan
larutan CH3COOH atau asam cuka.
2.4. Air
Air memiliki rumus kimia H2O yang mana larutan ini tidak bias bereaksi dengan cangkang
telur atau CaCO3.
2.5. Faktor
CaCO3 + 2 CH3COOH --->> Ca(CH3COO)2 + CO2 +H2O . Itulah mengapa
cangkang telur bisa larut terhadap cuka. Sedangkan jika direaksikan CaCO 3 dengan H2O maka
tidak menghasilkan hasil reaksinya.
Pembahasan
Osmosis adalah perpindahan pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat melalui selaput
semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat dilewati oleh partikel-partikel
tertentu. Sedangkan tekanan osmosis adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan aliran
pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat.Pada praktikum ini, kami menggunakan larutan
gula dan aquades. Selaput membran telur diperoleh dari telur yang telah direndam selama 7 hari.
Perendaman ini dilakukan untuk mengambil selaput telur karena itu perlu penghilangan cangkang yang
mengandung kapus (CaCO3) dengan menggunakan asam cuka, asam cuka melarutkan cangkang dan
akan menimbulkan gas-gas atau gelembung-gelembung CO 2 yang berada di sekitar cangkang. Cangkang
akan terkelupas dan menyisakan telur tanpa cangkang.
Adapun larutan gula adalah larutan yang mempunyai konsentrasi tinggi. Larutan gula atau sukrosa yang
diisi dalam tabung reaksi yang dimisalkan sebagai cairan sitoplasma sel, sedangkan selaput membran
telur digunakan sebagai membran pembatas dari sitoplasma larutan sukrosa tadi.Mengapa selaput telur
yang digunakan sebagai membran pembatas? Karena selaput telur mempunyai struktur berupa
membran sel pada umumnya dengan ciri susunan fosfolipid bilayer dengan protein. Fosfolopid bilayer
berperan sebagai membran selektif permeabel dari kerja osmosis. Sedangkan aquadest berperan
sebagai air dalam lingkungan luar sel.
Berdasarkan hasil percobaan yang kami masukkan dalam tabel, dapat dilihat adanya perubahan bentuk
telur yang telur bertambah besar setelah direndam air gula selama seminggu. Hal ini menandakan
adanya peristiwa osmosis yaitu mengalirnya zat cair dalam hal ini pelarut (aquades) melalui membran
semi permeabel (selaput kulit ari telur) dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang rendah.
Cangkang telur memiliki rumus kimia CaCO 3 yang nantinya CaCO3 ini dapat bereaksi dengan larutan
CH3COOH atau asam cuka. Air memiliki rumus kimia H2O yang mana larutan ini tidak bias bereaksi
dengan cangkang telur atau CaCO3. Hal ini dibuktikan dengan hasil praktikum kami yang hasilnya
diameter telur tidak berubah masih sama sebelumnya jadi menandakan tidak terjadi osmosis.
Dari praktikum yang kami lakukan didapatkan hasil perbedaan pengukuran Ph air larutan gula dan Ph air
biasa dan Ph dalam telur, yaitu untuk pengukuran Ph air gula dan Ph air biasa yaitu 3 yang berarti
bersifat asam, dan untuk pengukuran Ph dalam telur yaitu 4 yang berarti bersifat asam. Hal ini
menunjukan bahwa larutan air gula dan air biasa lebih bersifat asam dibandingkan Ph dalam telur.
Sehinnga terjadi peristiwa osmosis yang dari larutan hipertonis ke larutan yang hipotonis.
http://h4n4c4r4k4.blogspot.com
BAB III
PENUTUP
3.1.Penutup
CaCO3 + 2 CH3COOH Ca(CH3COO)2 + CO2 +H2O.
Itulah mengapa cangkang telur bisa larut terhadap cuka. Sedangkan jika direaksikan CaCO3 dengan H2O
maka tidak menghasilkan hasil reaksinya.
Ketika telur diberikan atau direndam menggunakan asam asetat atau cuka dapur, maka akan terjadi
reaksi kimia. Pada cangkang telur mengandung mengandung kalsium karbonat. Kalsium karbonat
(CaCO3) inilah yang bereaksi dengan asam asetat atau cuka dapur membentuk ion kalsium dalam larutan
sedangkan karbonat terurai menjadi CO2.
CO2 yang dihasilkan dapat di amati ddari gas-gas yang terbentuk pada saat penambahan asam asetat
atau cuka dapur. Sedangkan telur menjadi seperti karet karena, sebagian asam asetat menembus atau
menyelinap masuk melalui membran telur. Masuknya asam asetat ke dalam telur terjadi secara osmosis
yaitu aliran suatu zat terlarut dari yang konsentrasi rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi.
Faktor – faktor yang mempengaruhi osmosis
1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan
meresap dengan lebih mudah.
2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada
molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
3. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membrsn yang
disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang harus
dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan memlaui satu membran yang
nipis adalah lebih cepat.
5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada
suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
http://ajengdiantari.blogspot.com
Osmosis adalah perpindahan pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat
melalui selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat
dilewati oleh partikel-partikel tertentu. Sedangkan tekanan osmosis adalah tekanan yang
diperlukan untuk menghentikan aliran pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih
pekat.Pada praktikum ini, kami menggunakan larutan gula dan aquades. Selaput
membran telur diperoleh dari telur yang telah direndam selama 7 hari. Perendaman ini
dilakukan untuk mengambil selaput telur karena itu perlu penghilangan cangkang yang
mengandung kapus (CaCO3) dengan menggunakan asam cuka, asam cuka melarutkan
cangkang dan akan menimbulkan gas-gas atau gelembung-gelembung CO 2 yang berada di
sekitar cangkang. Cangkang akan terkelupas dan menyisakan telur tanpa cangkang.
Adapun larutan gula adalah larutan yang mempunyai konsentrasi tinggi. Larutan
gula atau sukrosa yang diisi dalam tabung reaksi yang dimisalkan sebagai cairan
sitoplasma sel, sedangkan selaput membran telur digunakan sebagai membran pembatas
dari sitoplasma larutan sukrosa tadi.Mengapa selaput telur yang digunakan sebagai
membran pembatas? Karena selaput telur mempunyai struktur berupa membran sel
pada umumnya dengan ciri susunan fosfolipid bilayer dengan protein. Fosfolopid bilayer
berperan sebagai membran selektif permeabel dari kerja osmosis. Sedangkan aquadest
berperan sebagai air dalam lingkungan luar sel.
Berdasarkan hasil percobaan yang kami masukkan dalam tabel, dapat dilihat
adanya perubahan bentuk telur yang telur bertambah besar setelah direndam air gula
selama seminggu. Hal ini menandakan adanya peristiwa osmosis yaitu mengalirnya zat
cair dalam hal ini pelarut (aquades) melalui membran semi permeabel (selaput kulit ari
telur) dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang rendah.
Cangkang telur memiliki rumus kimia CaCO3 yang nantinya CaCO3 ini dapat
bereaksi dengan larutan CH3COOH atau asam cuka. Air memiliki rumus kimia H2O yang
mana larutan ini tidak bias bereaksi dengan cangkang telur atau CaCO 3. Hal ini
dibuktikan dengan hasil praktikum kami yang hasilnya diameter telur tidak berubah
masih sama sebelumnya jadi menandakan tidak terjadi osmosis.
Dari praktikum yang kami lakukan didapatkan hasil perbedaan pengukuran Ph air
larutan gula dan Ph air biasa dan Ph dalam telur, yaitu untuk pengukuran Ph air gula dan
Ph air biasa yaitu 3 yang berarti bersifat asam, dan untuk pengukuran Ph dalam telur
yaitu 4 yang berarti bersifat asam. Hal ini menunjukan bahwa larutan air gula dan air
biasa lebih bersifat asam dibandingkan Ph dalam telur. Sehinnga terjadi peristiwa osmosis
yang dari larutan hipertonis ke larutan yang hipotonis.