Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada tuhan yang maha Esa, berkat rahmat dan izinnya kami dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “Tekanan Osmotik” sebagai laporan praktikum bidang
studi kimia. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tekanan osmotik pada anggur.
Terima kasih tak terhingga kami ucapkan kepada guru pembimbing kami yang telah
memberikan praktikum ini.
Tak lepas dari kekurangan, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih baik di masa mendatang.
Besar harapan kami semoga makalah ini membawa manfaat khususnya bagi kami dan
bagipembaca pada umumnya

Makassar, 4 September 2019

Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan tergantung pada adanya pemasukan air ke dalam sel yaitu pasokan air dari
jaringan satu ke jaringan lainnya di suatu lingkungan. Osmosis terjadi apabila suatu larutan
dipisahkan oleh suatu selaput yang permeabel oleh air. Tekanan osmosis merupakan tekanan
yang mendorong air untuk berdifusi. Osmosis juga merupakan proses fisika difusi (dengan
osmosis sebagai bagian khususnya) memainkan peranan yang sangat penting pada fisiologi
tumbuhan, sehingga pengertian yang jelas mengenai proses ini perlu sekali dimiliki, tetapi agar
mudah dimengerti, beberapa sifat umum materi harus diperhatikan terlebih dahulu.
Jaringan adalah sekumpulan sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Plasmolisis suatu sel yang dapat digambarkan pada plasmolisis sekumpulan sel dengan sifat-sifat
yang sama. Partikel-partikel ini mempunyai dua sifat yaitu kemampuan untuk bergerak bebas
dan kecenderungan untuk pertikel yang sama untuk tarik menarik. Kedua sifat ini sangat
bertentangan.
Pada awal inspien plasmolisis air keluar dari vakuola hal ini dapat dilihat dari mengkerutnya
suatu jaringan keadaan ini bersifat tidak dapat balik. Penyusutan akan berlangsung terus selama
air yang hilang akan lebih banyak dari sel yang berada pada larutan yng mempunyai potensi
osmosis yang tinggi. Sebagai perkiraan dapat dikatakan sebagai kecenderungan untuk gerakan
bebas lebih unggul, zat itu akan berada dalam bentuk gas, jika kecenderungan untuk gaya tarik
lebih unggul zat itu akan berada dalam bentuk padat. Sedangkan jika kedua kecenderungan itu
kira-kira sama kuat, zat itu akan berada dalam bentuk zat cair.
Ada dua faktor penting yang menentukan apakah suatu zat tertentu berkelakukan sebagai zat
padat, zat cair, ataupun gas yaitu mobilitas dasar suatu zat (misalnya partikel oksigen sangat
bersifat mobil, sedangkan sangat saling berikatan kuat) dan suatu suhu itu (misalnya penggunaan
panas dapat mengubah zat cair menjadi gas dengan meningkatkan kemampuan gerakan bebas
partikel gas itu).
1.2 Rumusan Masalah
1) Bagaimana peribahan yang terjadi pada buah yang dimasukkan ke dalam larutan garam
jenuh dan air?
2) Mengapa kulit telur yang keras larut dalam larutan HCl encer?
3) Jika tidak tersedia larutan HCl encer, larutan apa yang dapat menggantikannya?
4) Bagaimana perubahan yang dialami telur?
1.3 Tujuan
1) Menyelidiki adanya osmosis dan difusi.
2) Mengetahui ciri-ciri terjadinya osmosis dan difusi.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada hakikatnya tekanan osmosis merupakan suatu proses tekanan yang menyebabkan
difusi. Osmosis juga merupakan difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel
secara diferensial. Membran sel yang meloloskan molekul tertentu, tetapi menghalangi molekul
lain dikatakan permeabel secara diferensial. Seperti dikatakan diatas, pelarut universal adalah air.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang
permeabel secara differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ketempat berkonsentrasi
rendah. Pertukaran air antara sel dan lingkungan adalah suatu faktor yang sangat penting
sehingga memerlukan suatu penamaan khusus yaitu osmosis.
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang
menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume
air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, dibawah kondisi yang
sama. Energi bebas suatu zat per unit jumlah, terutama perberat gram molekul (energi bebas mol-
1) disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan
konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah
yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang potensial kimianya lebih kecil.
Tekanan osmotik tergolong sifat koligatif karena harganya bergantung pada konsentrasi
dan bukan pada jenis partikel zat terlarut. Menurut Van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan
encer dapat didekati dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:

π = M·R·T
π = tekanan osmotik
n = jumlah mol zat terlarut
T = suhu absulut larutan (K)
R = tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K-1)
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut isotonik. Larutan yang
mempunyai tekanan osmotik lebih besar disebut hipertonik, sedangkan larutan yang tekanan
osmotiknya lebih rendah disebut hipotonik.
BAB III
METODE PENELITIAN
 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jum’at, 30 Agustus 2019
Waktu : 08.00 – 10.15 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia SMAN 21 Makassar
 Alat dan Bahan
1. Gelas kimia 500 mL
2. Sendok
3. Pengaduk kaca
4. Garam dapur (NaCl)
5. Buah anggur
6. Telur 2 butir
7. Akuades
8. Larutan HCl encer 0,1 M
9. Gelas plastik 200 mL
 Eksperimen I
1. Buatlah larutan garam dapur jenuh (AG) pada gelas plastik 200 mL dan tuangkan ke
akuades pada gelas plastik 200 mL (AB). Larutan garam dapur jenuh dibuat dengan
menambahkan sejumlah garam dapur kedalam air sambil diaduk-aduk sehingga
garam dapurnya tak dapat larut lagi.
2. Masukkan anggur kedalam gelas AG dan AB.
3. Tutuplah kedua gelas tersebut menggunakan plastik.
4. Amati perubahannya selama 7 hari.
 Eksperimen II
1. Kulit luar yang keras pada 2 telur yang sama ukurannya dihilangkan dengan cara
melarutkannya kedalam larutan HCl encer 0,1 M.
2. Ambil 2 gelas plastik masing-masing berisi 300 mL akuades. Tandai permukaan awal
air kemudian masukka 1 butir telur kedalam masing-masing gelas kimia. Ukur
kenaikan volume air. Kenaikan volume air merupakan volume telur yang
dimasukkan.
3. Ambil 2 gelas kimia. Isilah gelas kimia dengan air suling secukupnya untuk dapat
merendam telur, sedangkan gelas kimia lainnya dengan larutan garam dapur jenuh.
Tandai permukaan air pada gelas.
4. Masukkan 1 telur kedalam gelas kimia yang berisi air suling dan telur yang lainnya
dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi larutan garam dapur jenuh. Ukur
kenaikan volume air pada gelas.
5. Tutuplah kedua gelas tersebut menggunakan plastik.
6. Amati perubahan yang terjadi setelah 7 hari. Ukur volume telur.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
 Tabel Pengamatan
Waktu Hasil Pengamatan

Hari ke-1 (Jum’at, 30 Agustus 2019)


Hari ke-4 (Senin, 2 September 2019)

Hari ke-5 (Selasa, 3 September 2019)


Hari ke-6 (Rabu, 4 September 2019)

Hari ke-7 (Kamis, 5 September 2019)


BAB V
PEMBAHASAN
 Eksperimen I (Anggur)
1. Pada hari pertama buah anggur yang ada di gelas AG dan AB tidak/belum mengalami
perubahan dan tetap mengapung di air.
2. Pada hari keempat dan kelima buah anggur pada gelas AB sudah agak membengkak
dan sedikit pecah serta volume airnya berkurang. Sedangkan pada gelas AG buah
anggur sedikit mengerut dan volume airnya bertambah.
3. Pada hari keenam dan ketujuh buah anggur pada gelas AB sudah sangat membengkak
sehingga kulitnya pecah dan massanya juga bertambah. Sedangkan pada gelas AG
buah anggur agak mengerut dan volumr airnya bertambah.
 Ekperimen II (Telur)
1. Pada hari pertama dibutuhkan waktu 9 jam untuk meluruhkan cangkang telur dalam
larutan HCl encer 0,1 M dan setelah dipindahkan ke gelas A dan B telur
tidak/mengalami perubahan yang signifikan.
2. Pada hari keempat dan kelima telur pada gelas A yang berisi larutan garam jenuh
mulai mengecil. Sedangkan pada gelas B telur mulai membesar.
3. Pada hari keenam dan ketujuh telur pada gelas A menjadi lebih kecil dari ukuran
sebelumnya dan mengeras. Sedangkan pada gelas B telur membesar dan sangat
lembek.
4. HCl dapat melarutkan cangkang telur karena mengandung asam kuat. Asam memiliki
kemampuan untuk merusak suatu benda dan merubah ketebalannya terutama pada
kalsium. Hal itu pula yang terjadi pada cangkang telur dimana komponen utamanya
adalah kalsium karbonat
5. Jika tidak tersedia larutan HCl dapat juga menggunakan larutan CH3COOH dan
larutan H2SO4.
BAB VI
KESIMPULAN
 Kesimpulan
1. Buah anggur dan telur pada gelas yang berisi larutan garam mengalami osmosis yang
menyebabkan air yang berada di dalam anggur dan telur akan keluar sehingga anggur
dan telur tersebut akan mengerut, mengecil, dan mengeras, serta volume airnya
bertambah.
2. Buah anggur dan telur pada gelas yang berisi akuades atau air suling mengalami
difusi karena konsentrasi air di dalam anggur dan telur lebih tinggi sehingga air
masuk kedalam anggur dan telur yang menyebabkan bertambahnya ukuran, volume
air berkurang, dan massanya menjadi lebih besar.
 Saran
Sebelum kita melakukan penelitian, sebaiknya kita teliti dan memperhatikan agar tidak
terjadi kesalahan pada saat eksperimen berlangsung. Sebaiknya juga alat dan bahan yang
akan digunakan pada eksperimen disiapkan sebelumnya di rumah sebelum melakukan
penelitian.
Tekanan Osmotik
“Menyelidiki Osmosis”

Anda mungkin juga menyukai