Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

OSMOSIS PADA KENTANG

Disusun Oleh:
Aryan Shafa Wardana (X MIPA 9/04)

SMA Negeri 1 Sidoarjo


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah kepada kami, sehingga kami bisa selesaikan laporan mengenai osmosis pada
kentang. Laporan ini sudah selesai kami susun dengan bantuan pertolongan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihakyang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan
laporan ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga kami bisa melakukan perbaikan laporan ilmiah sehingga menjadi laporan yang baik
dan benar.

Akhir kata ini kami meminta semoga laporan mengenai osmosis pada kentang ini bisa
memberikan manfaat ataupun inspirasi pada pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun makhluk hidup. Sel memiliki
membran sel yang merupakan lapisan yang melindungi inti sel, sitoplasma, dan organel-
organel lain di dalam sel. Membran sel juga digunakan sebagai alat transportasi yaitu tempat
keluar dan masuknya zat-zat yang dibutuhkan maupun tidak dibutuhkan oleh sel.

Membran sel memiliki struktur dua lapis lipid atau lipis bilayer dan bersifat selektif
permeabel yang berarti hanya dapat dilalui oleh molekul-molekul zat tertentu. Perpindahan
suatu molekul yang melewati membran terdiri atas transportasi pasif dan transportasi aktif.
Salah satu contoh dari transportasi pasif yaitu osmosis.

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari larutan
yang memiliki konsentrasi zat yang rendah ke larutan yang memiliki konsentrasi zat yang
tinggi. Osmosis dipengaruhi oleh kadar air dan zat terlarut yang berada di dalam maupun di
luar sel. Osmosis dapat terjadi pada akar tumbuhan sehingga akar tumbuhan dapat menyerap
air dari tanah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses terjadinya osmosis pada organ tumbuhan

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah didapatkan tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui proses terjadinya osmosis pada organ tumbuhan

1.4 Hipotesis
Berikut adalah hipotesis praktikum osmosis pada kentang:

1. Air dapat masuk ke dalam tumbuhan karena terlarut dalam larutan yang memiliki
kadar zat yang rendah dibanding dengan kadar air sehingga faktor yang memengaruhi adalah
masuknya air ke dalam tumbuhan adalah kadar zat di dalam tumbuhan
BAB II
DASAR TEORI
Transportasi sel merupakan proses pengangkutan suatu senyawa organik atau
anorganik dari suatu organel sel ke organel sel lain. Transportasi sel dibagi menjadi dua yaitu
transportasi aktif dan transportasi pasif. Transportasi aktif merupakan transportasi melalui
membran semipermeabel yang menggunakan energi berupa ATP (adenosine triphosphate).
Membran semipermeabel merupkan membran yang hanya memungkinkan suatu cairan atau
zat untuk melewatinya. Transportasi ini memerlukan energi karena bergerak melawan
gradien konsentrasi, yaitu bergerak dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan
yang memiliki konsentrasi tinggi.

Transportasi pasif merupakan transportasi yang melalui membran semipermeabel dan


tidak membutuhkan energi. Transportasi pasif terjadi karena ada perbedaan konsentrasi
antara kedua sisi membran. Transportasi pasif bersifat spontan dan dibagi menjadi tiga, yaitu
difusi sederhana, difusi dipermudah atau difasilitasi, dan osmosis. Difusi yaitu transportasi
zat dari larutan yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan yang berkonsentrasi
rendah (hipotonis). Difusi difasilitasi merupakan proses difusi yang dibantu oleh protein
pembawa sehingga bisa memindahkan zat dari satu sisi membran ke membran lain. Osmosis
merupakan proses perpindahan air dari larutan yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke
larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis). Osmosis memungkinkan air dapat transportasi
keluar dan masuk sel. Proses osmosis akan berhenti ketika kedua larutan mempunyai
konsentrasi yang sama (isotonik).

Dalam sistem osmosis ini, dua larutan yang berbeda konsentrasi mengakibatkan air
melewati membran sampai konsentrasi kedua larutan seimbang. Dalam sistem ini, pada
larutan yang memiliki konsentrasi suatu zat yang tinggi (hipertonis), sebagian besar molekul
air tertarik ke zat tersebut yang terlarut sehingga hanya sebagian kecil molekul air yang bebas
dapat melewati membran. Sedangkan, pada larutan yang memiliki konsentrasi zat yang
rendah (hipotonis), sebagian besar molekul air tidak terikat pada zat yang terlarut sehingga
lebih banyak air dapat melewati membran.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penilitian


Metode penelitian yang digunakan pada pengamatan ini adalah metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif karena mengamati berat (massa) tumbuhan dan juga kondisi
tumbuhan.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat yang digunakan yaitu:

1. Pelubang gabus
2. Penggaris
3. Pisau/silet
4. Timbangan
5. 4 gelas beker 250 ml
6. Spatula kaca
7. Pinset

3.2.2 Bahan yang digunakan yaitu:

1. Kentang
2. Aquadest
3. Gula pasir

3.3 Langkah-Langkah Penelitian


Langkah-langkah dalam melakukan penilitian sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan pelubang gabus, membuat 4 buah silinder kentang dengan


diameter dan ukuran yang sama .
2. Menimbang tiap silinder kentang setepat mungkin dan masing-masing mempunyai
berat yang sama.
3. Mencatat kondisi kentang dan berat kentang di awal percobaan
4. Menimbang gula pasir masing-masing 5g, 20g, dan 30g.
5. Memasukkan gula ke dalam masing-masing gelas beker dan tandai setiap gelas
sesuai dengan banyaknya gula
6. Menambahkan aquadest ke dalam masing-masing gelas beker sampai volumenya
100 mL.
7. Mengaduk menggunakan spatula kaca sampai gula terlarut di dalam air
8. Memasukkan masing-masing kentang yang sudah di timbang ke dalam gelas beker
yang berisi larutan gula secara bersamaan.
9. Membiarkan kentang di dalam gelas beker selama 30 menit
10. Mengambil kentang dari gelas beker menggunakan pinset kemudian menimbang
kembali masing-masing kentang dan mencatat kondisi dan berat akhir kentang di
akhir pengamatan.
11. Mencatat data kemudian membuat analisis data dan kesimpulan

3.4 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium biologi SMA Negeri 1 Sidoarjo, di jalan
Jenggolo No. 1, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.
BAB IV
ANALISIS HASIL

4.1 Hasil Pengamatan

Berat Keadaan
No. Perlakuan
Awal Akhir Keras / Lembek

1. Dalam Air 2,4 gram 8,3 gram Keras

2. Dalam larutan gula 5% 2,4 gram 8,1 gram Keras

3. Dalam larutan gula 20% 2,4 gram 7,6 gram Lembek

4. Dalam larutan gula 30% 2,4 gram 7,4 gram Lembek


4.1.1 Tabel Pengamatan

4.1.2 Hasil pengamatan

Pada awal praktikum, keempat silinder kentang memiliki diameter dan panjang yang
sama sehingga setiap kentang memiliki berat kurang lebih 2,4 gram. Berat kentang setelah
dibiarkan selama 30 menit di dalam larutan air biasa adalah 8,3 gram, untuk larutan gula 5%
adalah 8,1 gram, untuk larutan gula 20% adalah 7,6 gram, dan untuk larutan gula 30% adalah
7,4 gram.

Keadaan keempat silinder kentang pada awal praktikum yaitu keras dan jika
dimasukkan ke dalam masing-masing larutan akan tenggelam kecuali pada larutan gula 30%.
Pada larutan gula 30%, silinder kentang akan mengapung. Setelah dibiarkan selama 30 menit,
untuk kentang yang ada direndam dalam larutan air biasa, keadaan kentang masih sama yaitu
keras dan masih tenggelam di dalam air. Untuk kentang dalam larutan gula 5%, kentang juga
memiliki keadaan yang sama yaitu keras dan tenggelam. Untuk kentang dalam larutan gula
20%, keadaan kentang berubah menjadi lembek dan juga melayang sedikit di dalam air.
Untuk kentang dalam larutan gula 30%, keadaan kentang menjadi lembek dan tenggelam.

4.2 Analisis Data


Berdasarkan hasil data pengamatan praktikum ini, berat dan keadaan tumbuhan
(kentang) mengalami perubahan berdasarkan konsentrasi zat dalam larutan (gula pasir atau
sukrosa) yang terlarut. Pada larutan air biasa, konsentrasi zat pada larutan rendah (hipotonis)
sehingga terdapat banyak molekul air di dalam kentang yang tidak terikat oleh zat. Hal ini
menyebabkan keadaan kentang masih keras dan tidak ada molekul air yang keluar dari
kentang, sementara molekul air dari luar kentang dapat masuk ke dalam kentang dan
menambahkan berat kentang.

Pada larutan gula 5%, konsentrasi zat pada larutan lebih tinggi (hipertonis) sehingga
molekul air di dalam kentang yang terikat dengan zat lebih banyak dibandingkan larutan air
biasa. Hal ini menyebabkan adanya molekul air yang keluar dari kentang sehingga keadaan
kentang menjadi sedikit lebih lembek dan molekul air yang masuk ke dalam kentang lebih
sedikit sehingga mengalami penurunan berat.

Pada larutan gula 20%, konsentrasi zat pada larutan lebih tinggi (hipertonis)
dibanding larutan gula 5% sehingga semakin banyak molekul air di dalam kentang yang
terikat dengan zat dalam larutan. Hal ini menyebabkan terdapat lebih banyak molekul air
yang keluar dari kentang sehingga kentang menjadi lebih lembek serta mengalami penurunan
berat lebih besar.

Pada larutan 30%, konsentrasi zat pada larutan juga menjadi lebih tinggi (hipertonis)
sehingga semakin banyak molekul air di dalam kentang yang terikat dengan zat dalam
larutan. Hal ini menyebabkan lebih banyak molekul air yang keluar dari kentang dibanding
konsentrasi sebelumnya sehingga kentang menjadi lembek dan mengalami penurunan berat
yang lebih besar daripada konsentrasi sebelumnya.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Jika suatu larutan memiliki konsentrasi zat yang rendah (hipotonis), molekul air dari
larutan dapat masuk ke dalam tumbuhan karena tidak ada molekul atau zat yang mengikat
molekul air. Sedangkan, jika larutan memiliki konsentrasi zat yang tinggi (hipertonis),
molekul air dari larutan yang masuk hanya sebagian kecil karena terdapat zat yang mengikat
molekul air.

Jadi, air dapat masuk ke dalam tumbuhan karena adanya peristiwa osmosis yang
berarti perpindahan molekul air dari larutan konsentrasi yang rendah menuju ke larutan yang
memiliki konsentrasi tinggi. Faktor-faktor yang memengaruhi osmosis pada tumbuhan yaitu
kadar molekul atau zat dalam larutan.

5.2 Saran
Pada saat pembuatan laporan, kami menyadari bahwa banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta sarannya mengenai
pembahasan laporan dalam kesimpulan di atas.

Anda mungkin juga menyukai