Anda di halaman 1dari 49

SISTEM GERAK

Biologi SMA/MA Kelas XI


I. RANGKA TUBUH
Rangka manusia merupakan alat gerak
pasif yang akan digerakkan oleh otot.
Fungsi rangka:
o Memberi bentuk dano Mendukung terjadinya
postur tubuh. gerakan.
o Melindungi organ- o Hematopoesis.

organ yang lunak. o Tempat penyimpanan


o Penyangga berat mineral.
badan. o Tempat penyimpanan
o Tempat melekatnya energi.
otot rangka. o Fungsi imunologis.
Dibedakan menjadi 2 jenis:
rangka aksial dan rangka apendikular.
Rangka tubuh pada manusia
A. Rangka Aksial (Rangka Sumbu Tubuh)

1) Tulang Tengkorak
• Befungsi melindungi
otak, organ
pendengaran, dan
organ penglihatan.
• Terdiri atas tulang
kranial (tulang
tempurung kepala)
dan tulang fasial
(tulang wajah).
2)Tulang Telinga Dalam dan Tulang
Hioid
Tulang telinga dalam dan tulang hioid
terletak di dalam tengkorak.
Tulang telinga dalam berfungsi
menerima dan mentransmisikan
impuls suara.
Tulang hioid berfungsi sebagai tempat
melekatnya otot mulut dan lidah
sehingga dapat membantu proses
menelan.
3) Tulang Belakang (Kolumna
Vertebra)
Tersusun dari 26 ruas yang yang
dihubungkan oleh cakram tulang rawan
fibrosa.
Fungsi:
Menopang kepala dan bagian tubuh
lainnya.
Melindungi organ dalam tubuh.
Tempat melekatnya tulang rusuk.
Menentukan sikap tubuh.
Tulang belakang (vertebrae)
4) Tulang dada (Sternum) dan Tulang Rusuk
(Kosta)
 Berfungsi melindungi paru-paru dan jantung
 Tulang dada terdiri atas 3 bagian: manusbrium
sterni, korpus sterni, dan prosesus xifoid.
 Tulang rusuk dibedakan menjadi 3 macam:
 Tulang rusuk sejati: ujung depan melekat
pada tulang dada (7 pasang).
 Tulang rusuk palsu: ujung depan melekat
pada tulang rusuk di atasnya (3 pasang).
 Tulang rusuk melayang: ujung depan tidak
melekat pada tulang manapun (2 pasang).
Tulang dada dan tulang rusuk
A. Rangka Apendikuler (Rangka
Pekengkap atau Anggota Gerak Tubuh)
1.Gelang Bahu
(Pektoral)
Merupakan persendian
yang menghubungkan
lengan dengan badan.
Terdiri atas tulang
skapula (belikat) dan
tulang klavikula
(selangka)
2. Anggota Gerak Atas
Terdiri atas humerus(tulang pangkal
lengan), radius (tulang pengumpil),
ulna (tulang hasta), karpal (tulang
pergelangan tangan), metakarpal
(tulang telapak tangan), dan falangus
(tulang jari tangan).
3. Gelang Panggul (Pelvis)
Berfungsi menyangga berat tubuh dan
melindungi bagian dalam rongga
pelvis
Terdiri atas ilium (tulang usus), pubis
Tulang anggota gerak atas Tulang gelang panggul (pelvis)
4.Anggota Gerak
Bawah
Terdiri atas femur
(tulang paha), tibia
(tulang kering), fibula
(tulang betis), patela
(tulang tempurung
lutut), tarsal (tulang
pergelangan kaki),
metatarsal (tulang
telapak kaki), dan
falangus (tulang jari
II. TULANG
A. Struktur Tulang
Lapisan tulang dari arah luar ke dalam
tersusun atas lapisan-lapisan berikut.
Perosteum. Terdiri atas jaringan ikat
fibrosa dan selapis osteoblas. Fungsi:
tempat melekat otot rangka, memberi
nutrisi untuk pertumbuhan tulang, dan
perbaikan jaringan tulang yang rusak.
Tulang kompak. Lapisan yang teksturnya
halus, padat, sedikit berongga, dan sangat
kuat. Mengandung zat kapur kalsium fosfat
dan kalsium karbonat
Tulang spons. Lapisan
yang teksturnya
berongga dan berisi
sumsum merah.
Endosteum. Jaringan
ikat areolar vaskuler yang
melapisi rongga sumsum.
Sumsum tulang.
Lapisan paling dalam dan
berbentuk jeli. Fungsi:
produksi sel darah
merah, sel darah putih,
dan keping darah.
B. Bentuk Tulang
Tulang pipa. Bentuknya silindris
panjang. Contoh: tulang pangkal
lengan (humerus), tulang hasta (ulna),
tulang paha (femur), dll.
Tulang pendek. Berukuran pendek
dan berbentuk kubus. Contoh: tulang
pergelangan tangan (karpal) dan
tulang pergelangan kaki (tarsal).
Tupang pipih. Berbentuk lempengan.
Contoh: tulang tengkorak, tulang
rusuk, dan tulang dada.
Tulang tidak beraturan.
Bentuknya tidak beraturan. Contoh:
tulang-tulang penyusun tulang
belakang (vertebrae).
Tulang sesamoid. Berukuran kecil
dan bulat yang terdapat pada
formasi persendian. Bersambungan
dengan kartilago, ligamen, atau
tulang lainnya. Contoh: tulang
tempurung lutut (patela).
Bentuk-bentuk tulang pada manusia
C. Proses Pembentukan dan
Perkembangan Tulang
Proses pembentukan tulang disebut osifikasi.
Cara pembentukan tulang:
Osifikasi intramembran

Yaitu proses pembentukan tulang secara


langsung, dengan cara mengganti jaringan
penyambung padat dengan simpanan garam-
garam kalsium untuk membentuk tulang.
Prosesnya terjadi hanya sekali.
Proses: sel mesenkim  osteoblas  sekresi
matriks organik (osteoid)  pengapuran osteoid
 pembentukan lapisan matriks baru  tulang
semakin tebal
Osifikasi endokondium (intrakartilago)
Yaitu proses ketika tulang rawan digantikan
oleh tulang keras. Prosesnya dimulai sejak
perkembangan embrio. Seluruh tulang rawan
pada anak-anak akan digantikan oleh tulang
keras hingga usia 18 – 25 tahun.
Proses:
Perikondium meningkatkan jumlah
pembuluh darah.
Sel-sel kartilago (kondrosit) melakukan
proliferasi menjadi osteoblas.
Matriks kartilago mengalami pengapuran
(kalsifikasi).
Osifikasi dan pertumbuhan tulang
D. Faktor Pertumbuhan Tulang

1. Faktor herediter (genetik)


2. Faktor nutrisi
3. Faktor endokrin. Pertumbuhan
tulang dipengaruhi oleh hormon-
hormon, seperti hormon paratiroid
(PTH), hormon tirokalsitonin, hormon
somatotrofin, hormon tiroksin, dan
hormon kelamin.
4. Faktor sistem saraf
III. PERSENDIAN (ARTIKULASI)
Persendian adalah hubungan antara dua
tulang atau lebih, baik yang dapat
digerakkan maupun yang tidak dapat
digerakkan.
A. Struktur Persendian
• Ligamen, berfungsi mencegah
pergerakan sendi secara berlebihan dan
membantu mengembalikan tulang ke
posisi asalnya.
• Kapsul sendi, yaitu struktur tipis kuat
untuk menahan ligamen.
Cairan sinovial, yaitu cairan
pelumas agar gesekan berjalan
lancar, halus, dan tidak
menimbulkan rasa nyeri atau sakit.
Tulang rawan hialin, terdapat di
ujung tulang sebagai bantalan sendi
agar nyeri saat bergerak.
Bursa, berupa kantung tertutup
yang dilapisi membran sinovial.
Diagram persendian Diagram persendian
sinartrosis pada amfiartrosis pada
tulang belakang tulang belakang
B. Tipe Persendian
Sendi berdasarkan struktur:
Persendian fibrosa, tidak memiliki
rongga sendi dan diperkokoh oleh
jaringan ikat fibrosa.
Persendian kartilago, tidak memiliki
rongga sendi dan diperkokoh oleh
jaringan kartilago.
Persendian sinovial, memiliki rongga
sendi dan diperkokoh oleh jaringan ikat
ligamen dan kapsul sendi
Sendi berdasarkan gerakan:
Sendi sinartrosis (sendi mati), tidak
dapat digerakkan. Jenis sendi sinartrosis:
sinartrosis sinfibrosis (dihubungkan
dengan jaringan ikat fibrosa) dan
sinartrosis sinkondrosis (dihubungkan
dengan jaringan tulang rawan hialin).
Sendi amfiartrosis, pergerakannya
terbatas akibat tekanan. Jenis sendi
amfiartrosis: simfisis (dihubungkan oleh
kartilago), sindemosis (dihubungkan
oleh serabut dan ligamen), dan
gomposis (sendu pada tulang bentuk
Sendi diartrosis (sendi sinovial),
sendi yang dapt bergerak bebas. Jenis
sendi diartrosis:
o Sendi engsel, bergerak ke satu arah.
o Sendi peluru, bergerak bebas ke
segala arah.
o Sendi pelana (sendi timbal balik),
bergerak ke dua arah.
o Sendu putar, bergerak dengan pola
rotasi.
o Sendi luncur (sendi geser), gerakan
menggeser.
Diagram beberapa jenis persendian
IV. OTOT RANGKA
Otot rangka adalah otot yang melekat
pada tulang dan dapat bergerak secara
aktif untuk menggerakkan tulang
sehingga disebut alat gerak aktif.
Fungsi:
Pergerakan
Menopang dan mempertahankan
postur tubuh
Produksi panas
Sifat otot rangka:
Kontraktilitas (kemampuan
berkontraksi dan meregang)
Eksitabilitas (mampu merespon
dika distimulasi oleh saraf)
Ekstensibilitas (kemampuan
meregang melebihi panjang otot
saat relaksasi)
Elastisitas (kembali ke ukuran
semula)
Otot rangka pada tubuh
A. Struktur Otot Rangka
Area otot rangka:
Kepala dan ekor otot (tendon),
merupakan jaringan ikat padat kuat.
Empal otot, merupakan area bagian
tengah otot yang menggembung dan
aktif dalam kontraksi.
Pengorganisasian jaringan otot rangka:
Epimisium = fasikulus dibungkus perimisium
Fasikulus = susunan sel serat otot (miofibril) +
sarkolema, dibungkus endomisium
Miofibril = miofilamen tebal (protein miosin) +
miofilamen tipis (protein aktin)
Struktur otot rangka
Mioibril penyusun otot rangka
Diagram struktur filamen penyusun
B. Mekanisme Kerja otot

1. Komponen struktur otot yang


berperan dalam kerja otot:
miofibril, sarkomer, aktin, miosin,
tropomiosin, dan troponin.
2. Sumber energi untuk gerak
otot: ATP (Adenosin Tri Fosfat),
kreatin fosfat, dan glikogen (gula
otot).
3. Tahapan mekanisme kerja otot:
Penerimaan impuls: ion kalsium (ca2+0
keluar dari retikulum sarkoplasma.
Ion Ca2+ terikat pada troponin 
daerah aktif tropomiosin terbuka.
Pembebasan energi dari ATP  miosin
menarik aktin melalui daerah aktif
tropomiosin  otot memendek.
Tidak ada impuls  Ca2+ kembali ke
retikulum sarkoplasma, troponin
menutupi tropomiosin, otot relaksasi
C. Sifat Kerja otot
1. Otot antagonis, adalah otot yang
bekerja saling berlawanan, sehingga
menghasilkan gerakan yang
berlawanan (berbeda arah).
2. Otot sinergis, adalah otot yang
saling mendukung kerja satu sama
lain, sehingga menghasilkan gerakan
satu arah. Contohnya yaitu
kerjasama kerja sama otot-otot
antartulang rusuk saat menarik
napas.
Gerak antagonis pada tubuh
Gerak antagonis pada tubuh
V. GANGGUAN SISTEM GERAK
A. Gangguan pada Tulang
1. Fraktur, adalah patah tulang, terjadi jika
tenaga yang melawan tulang lebih besat
daripada kekuatan tulang.
2. Gangguan tulang belakang, jenisnya:
o Kifosis, tulang belakang melengkung ke arah
belakang
o Lordosis, tulang belakang melengkung ke arah
depan
o Skoliosis, tulang belakang melengkung ke
samping kiri atau kanan
o Sublubrikasi, kelainan bagian leher yang
menyebabkan kepala bergeser ke kiri atau kanan
Kelainan tulang belakang
3. Gangguan fisiologis tulang,
jenisnya:
o Osteoporosis, tulang rapuh, keropos, dan
mudah patah, dapat terjadi karena
kekurangan hormon dan kalsium.
o Rakitis, pelunakan tulang pada anak-anak
karena kekurangan atau gangguan
metabolisme vitamin D, magnesium, fosfor,
dan kalsium.
o Mikrosefalus, kelainan pertumbuhan
tengkorak sehingga ukuran kepala lebih
kecil.
o Hidrosefalus, gangguan aliran cairan dalam
otak menyebabkan pelebaran rongga
B. Gangguan pada Sendi
1. Terkilir,gangguan sendi akibat
gerakan yang tidak biasa, dipaksakan,
atau tiba-tiba.
2. Dislokasi, pergeseran tulang
penyusun sendi dari posisi normal.
3. Osteoartritis, kerusakan tulang
rawan yang berfungsi sebagai
bantalan pada sendi.
4. Ankilosis, sendi tidak dapat
digerakkan.
5. Urai sendi, selaput sendi robek,
C. Gangguan pada Otot
1. Hipertrofi, gangguan akibat otot yang
berkembang menjadi lebih besar.
2. Atrofi, gangguan akibat otot yang mengecil.
3. Distrofi otot, penurunan kemampuan otot
karena kelainan genetik.
4. Tetanus, penyakit kejang otot karena
berkontraksi terus-menerus sehingga tidak
mampu lagi berkontraksi.
5. Kram, keadaan saat otot tiba-tiba terasa
tegang, sulit digerakkan, disertai rasa nyeri.
6. Miastenia gravis, keetidakmampuan
otot berkontraksi sehingga penderita
mengalami kelimpuhan.
7. Otot robek, robeknya serabut otot
yang mengakibatkan bengkak, nyeri,
dan pendarahan.
8. Otot terkilir, tendon otot robek
karena teregang melebihi batas
normal.
VI.TEKNOLOGI SISTEM GERAK
Penyembuhan patah tulang:
pemasangan gips, pembidaian,
pembedahan internal, dan penarikan
(traksi).
Penyembuhan kanker/tumor
tulang: kemoterapi, radioterapi, dan
operasi.
Penggantian sendi, yaitu
pembedahan untuk mengganti sendi
yang rusak dengan campuran logam.
Transplantasi sumsum, yaitu
Penanggulangan skoliosis
kongenitalis, yaitu pemasangan
penyangga pada kelainan lengkung
tulang belakang bayi yang baru lahir.
Implan, yaitu pemasangan materi
dari benda kaku pada tulang.
Tangan dan kaki bionik, tangan
dan kaki buatan.
Kursi roda
Penanggulangan kaki O
Viskosuplementasi, penyuntikan
asam hialuronat ke sendi.

Anda mungkin juga menyukai