Anda di halaman 1dari 56

R.

Suharso
 Melalui belajar mandiri, peserta dapat
mengidentifikasi dan menganalisis peran dan nilai-
nilai perjuangan tokoh nasional dan daerah
dalam mempertahankan keutuhan negara dan
bangsa Indonesia pada masa 1945-1965
 Tahun 1945 hingga 1965 adalah masa-masa sulit
Republik Indonesia untuk mempertahankan keutuhan
NKRI. Dari pergulatan ideologi dan peristiwa masa itu,
lahirlah tokoh-tokoh pejuang di tingkat pusat maupun
daerah. Tokoh-tokoh itu sebagian ada yang menjadi
Pahlawan Nasional dan sebagian lagi dilupakan
peranannya. Tugas generasi saat ini adalah
mengingat dan mengingat bagaimana republik ini
telah dipertahankan mati-matian oleh para
pendahulunya
Menurut keterangan Adam
Malik, nama Haji Agus Salim
pertama kali menonjol di luar
negeri ketika diadakan
konferensi buruh sedunia di
Jenewa pada tanggal 30 Mei
1929.
Gambar 1. Presiden Soekarno,
Wapres Mohammad Hatta dan
Haji Agus Salim
Sumber: academia.edu
 Pada kabinet Syahrir I Agus salim tidak duduk
dalam jajaran kabinet, ia ditugasi saat itu
sebagai penasihat menteri luar negeri Ahmad
Subardjo, sebagai menteri luar negeri pertama
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia setelah
proklamasi kemerdekaannnya. Baru, pada
kabinet Syahrir II yang dibentuk pada tanggal 12
Maret 1946 Agus salim ditunjuk sebagai menteri
luar negeri muda, dengan sutan syahrir yang
langsung merangkap jadi menteri luar negeri.
Misi diplomatik RI yang di pimpin
H. Agus salim ke beberapa
negara Arab, beranggotakan
juga Muhammad Rasyidi, Nazir
Pamuntjak, abdul Kadir dan
A.R.Baswedan. Akibat usaha ini
negara-negara Islam mengakui
Republik Indonesia secara de
jure. Pada tanggal 10 Juni 1947
Haji Agus Salim menanda-
tangani persahabatan antara Gambar 2. Agus Salim bersama
Republik Indonesia dan Mesir di AR Baswedan, saat berada di
Kairo. Timur Tengah
Sumber: Academia.edu
Delegasi Republik Indonesia
kemudian melanjutkan
perjalanan menuju ke
Republik Siria. Perjanjian
diplomatik dengan suriah itu
juga mengakui secara de jure
adanya Republik Indonesia.
Perjanjian ini ditandatangani Gambar 3. HAS bersama Hasan
pada tanggal 2 Juli 1947. Al-Banna
Sumber: hariansejarah.id
Agus Salim merupakan seorang ahli diplomasi
yang namanya dikenal dunia. Berkat peran
aktifnya dalam mempertahankan dan
menunjukan eksistensi Republik Indonesia di mata
masyarakat internasional, Agus Salim kemudian
digelari sebagai Pahlawan Nasional pada tahun
1961 melalui SK Presiden: Keppres No. 657
Ketika pendudukan Jepang, ia
masuk tentara Pembela Tanah
Air (Peta) di Bogor yang begitu
tamat pendidikan, langsung
menjadi Komandan Batalyon di
Kroya. Menjadi Panglima Divisi
V/Banyumas sesudah TKR
terbentuk, dan akhirnya terpilih
menjadi Panglima Angkatan
Perang Republik Indonesia Gambar 4. Panglima Besar
(Panglima TNI). Soedirman
Sumber: academia.edu
 Sudirman merupakan tokoh penting dalam
revolusi. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II
Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah karena
sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya
walaupun harus ditandu. Dalam keadaan sakit, ia
memimpin dan memberi semangat pada
prajuritnya untuk melakukan perlawanan
terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia
disebutkan merupakan salah satu tokoh besar
yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini.
 MelaluiKonferensi TKR tanggal 2 Nopember
1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar
TKR/Panglima Angkatan Perang Republik
Indonesia. Selanjutnya pada tanggal 18
Desember 1945, pangkat Jenderal diberikan
padanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia
memperoleh pangkat Jenderal tidak melalui
Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya
sebagaimana lazimnya, tapi karena
prestasinya.
 Adegan Soekarno dan
Sudirman di samping
merupakan politik citra yang
dilakukan Bung Karno untuk
mengabarkan kepada dunia
bahwa relasi sipil-militer masih
baik-baik saja dalam situasi
revolusi
Gambar 5. Presiden Soekarno
dan Jenderal Sudirman
Sumber: Wikipedia.id
Perang gerilya adalah tekhnik mengepung dengan cara
tak terkesan (infisibble).Perang gerilya adalah bentuk
perang yang tak terbelit dengan cara resmi pada
ketentuan perang.Saat itu perang gerilya dipimpin oleh
Jenderal Sudirman. Perang gerilya bangsa Indonesia
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
 Menghindari perang terbuka
 Menghantam musuh dengan cara tiba-tiba
 Menghilang ditengah lebatnya hutan alias kegelapan
malam
 Menyamar sebagai rakyat biasa.
Gambar 6. Keadaan Geografis Indonesia
Pasca Perjanjian Linggarjati dan Renville
Sumber: zenius.net
Di saat Indonesia sedang benar-
benar di ambang kehancuran,
seorang putera Minangkabau yang
telah ditempa oleh kedisiplinan
belajar yang mencengangkan, oleh
keluasan wawasan yang didapat dari
melahap 16 peti buku yang selalu ia
bawa kemanapun. Dengan
kepiawaiannya berargumentasi dan
berdialektika, Hatta berhasil
mendesak Belanda sekaligus Gambar 7. Bung Hatta dalam
mengambil simpatik seluruh dunia KMB 1949
pada KMB (23 Agustus-2 November Sumber: Wikipedia.id
1949).
Hatta pada penumpasan pemberontakan
komunis di Madiun 1948 yang menambah simpatik
pihak Amerika (yang anti-komunis) terhadap
Indonesia (Ricklefs, 1991). Ditambah dengan
penyalahgunaan alokasi dana setelah Perang
Dunia II yang seharusnya digunakan Belanda
untuk membangun negara, malah digunakan
untuk menyerang negara lain. Bung Hatta dapat
pulang ke tanah air dengan senyum lebar penuh
kemenangan, karena dirinya telah berhasil
menghadiahkan NKRI (kecuali Irian Barat) sebuah
pengakuan kedaulatan resmi dari Belanda dan
juga dunia internasional.
Program pokok dari kabinet ini
adalah:
 Menggiatkan usaha keamanan
dan ketentraman
 Mencapai konsolidasi dan
menyempurnakan susunan
pemerintahan
 Menyempurnakan organisasi
Angkatan Perang
 Mengembangkan dan
memperkuat ekonomi rakyat Gambar 8. Kabinet Natsir
 Memperjuangkan penyelesaian Sumber: Wikipedia.id
masalah Irian Barat.
Dalam bidang ekonomi kabinet ini memperkenalkan sistem
ekonomi Gerakan Benteng yang direncanakan oleh Menteri
Ekonomi, Sumitro Djojohadikusumo. Program ini bertujuan
untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur
ekonomi nasional (pembangunan ekonomi Indonesia).
Programnya adalah:
 Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa
Indonesia.
 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu
diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan ekonomi nasional.
 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu
dibimbing dan diberikan bantuan kredit.
 Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan
berkembang menjadi maju.
Kabinet Natsir sendiri kemudian berakhir disebabkan
oleh adanya mosi tidak percaya dari PNI di Parlemen
Indonesia menyangkut pencabutan Peraturan
Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. PNI
menganggap peraturan pemerintah No. 39 th 1950
mengenai DPRD terlalu menguntungkan Masyumi.
Mosi tersebut disampaikan kepada parlemen
tanggal 22 Januari 1951 dan memperoleh
kemenangan, sehingga pada tanggal 21 Maret 1951
Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada
Presiden.
Program pokok dari Kabinet Soekiman
adalah:
 Menjamin keamanan dan ketentraman
 Mengusahakan kemakmuran rakyat dan
memperbaharui hukum agraria agar sesuai
dengan kepentingan petani.
 Mempercepat persiapan pemilihan umum.
 Menjalankan politik luar negeri secara Gambar 9. Kabinet Sukiman
bebas aktif serta memasukkan Irian Barat Sumber: academia.edu
ke dalam wilayah RI secepatnya.
 Menyiapkan undang-undang tentang
pengakuan serikat buruh, perjanjian kerja
sama, penetapan upah minimum, dan
penyelesaian pertikaian buruh.
Kabinet ini mengutamakan skala prioritas terhadap
peningkatan keamanan dan ketentraman negara,
RMS. dan lainnya. Akan tetapi kabinet ini kemudian
mengalami sandungan setelah parlemen
mendengar bahwa kabinet ini menjalin kerja sama
dengan blok barat, yaitu Amerika Serikat. Kabinet
Sukiman ditenggarai melakukan Pertukaran Nota
Keuangan antara Mentri Luar Negeri Indonesia
Soebardjo dengan Duta Besar Amerika Serikat Merle
Cochran.
Kabinet Sukiman sendiri memiliki hubungan yang
kurang harmonis dengan militer dan kurang prograsif
menghadapi pemberontakan di Jawa Barat, Jawa
Tengah, Sulawesi Selatan. Parlemen pada akhirnya
menjatuhkan mosi tidak percaya kepada Kabinet
Sukiman. Sukiman kemudian harus mengembalikan
mandatnya kepada Presiden Soekarno.
Program dalam negeri:
 Menyelenggarakan pemilihan umum
untuk memilih Dewan Konstituante, DPR,
dan DPRD
 Meningkatkan kemakmuran rakyat,
 Meningkatkan pendidikan rakyat, dan
 Pemulihan stabilitas keamanan negara
Program luar negeri:
 Penyelesaian masalah hubungan Gambar 10. Kabinet Wilopo
Indonesia-Belanda, Sumber: Wikipedia.id
 Pengembalian Irian Barat ke pangkuan
Indonesia, serta
 Menjalankan politik luar negeri yang
bebas-aktif.
Dalam menjalankan tugasnya Kabinet Wilopo
menghadapi krisis ekonomi, defisit kas negara, dan
meningkatnya tensi gangguan keamanan yang
disebabkan pergerakan gerakan sparatis yang progresif.
Ketimpangan Jawa dan luar Jawa membuat terjadi
gelombang ketidakpuasan di daerah yang
memperparah kondisi politik nasional. Kabinet Wilopo
juga harus menghadapi konflik 17 Oktober 1952 yang
menempatkan TNI sebagai alat sipil dan munculnya
masalah intern dalam TNI sendiri.
Munculnya Peristiwa Tanjung Morawa mengenai
persoalan tanah perkebunan di Sumatera Timur (Deli),
Peristiwa Tanjung Morawa merupakan peristiwa
bentrokan antara aparat kepolisian dengan para petani
liar yang di dukung PKI mengenai persoalan tanah
perkebunan di Sumatera Timur (Deli). Akibat peristiwa
Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari
Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo. Sehingga
Wilopo harus mengembalikan mandatnya pada
presiden pada tanggal 2 Juni 1953.
Program pokok dari Kabinet Ali
Sastroamijoyo I:
 Meningkatkan keamanan dan
kemakmuran
 Menyelenggarakan Pemilu dengan
segera
 Pembebasan Irian Barat secepatnya
Gambar 11. Kabinet Ali Sastroamidjoyo I
 Pelaksanaan politik bebas-aktif
Sumber: sejarahindonesiadahulu.blogspot.co.id

 Peninjauan kembali persetujuan KMB.

 Penyelesaian pertikaian politik.


Dalam menjalankan fungsinya, kabinet ini berhasil melakukan
suatu prestasi yaitu:
 Merampungkan persiapan pemilu yang akan diselenggarakan
29 September 1955
 Menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tahun
1955
Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955 memiliki pengaruh dan
arti penting bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan
bangsa-bangsa Asia- Afrika dan juga membawa akibat yang
lain, seperti :
 Berkurangnya ketegangan dunia
 Australia dan Amerika mulai berusaha menghapuskan politik
diskriminasi ras di negaranya.
 Indonesia mendapatkan dukungan diplomasi dari negara Asia-
Afrika dalam usaha penyatuan Irian Barat di PBB
Pada masa pemerintahan kabinet Ali Sastroamidjojo I,
Menteri Perekonomian Mr. Iskaq Cokrohadisuryo
memperkenalkan sistem ekonomi yang dikenal dengan
sistem Ali-Baba. Sistem ekonomi Ali-baba diperuntukan
menggalang kerjasama ekonomi antara pengusaha
pribumi yang diidentikkan dengan Ali dan penguaha
Tionghoa yang diidentikkan dengan Baba.
Pelaksanaan sistem ekonomi Ali-Baba tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Para pengusaha pribumi
akhirnya hanya dijadikan sebagai alat bagi para
pengusaha Tionghoa untuk mendapatkan kredit dari
pemerintah. Kabinet Ali ini juga sama seperti kabinet
terdahulu mengalami permasalahan mengatasi
pemberontakan di daerah seperti DI/TII di Jawa Barat,
Sulawesi Selatan, dan Aceh. Terjadinya Peristiwa 27 Juni
1955, yaitu peristiwa yang menunjukkan adanya
kemelut dalam tubuh TNI-AD memperburuk usaha
peningkatan keamanan negara.
Program pokok dari Kabinet
Burhanuddin Harahap adalah:
 Mengembalikan kewibawaan
pemerintah, yaitu mengembalikan
kepercayaan Angkatan Darat dan
masyarakat kepada pemerintah
 Melaksanakan pemilihan umum
menurut rencana yang sudah
ditetapkan dan mempercepat
terbentuknya parlemen baru
 Masalah desentralisasi, inflasi,
pemberantasan korupsi
 Perjuangan pengembalian Irian Barat
 Politik Kerjasama Asia-Afrika Gambar 12. Pengambilan Sumpah
berdasarkan politik luar negeri bebas Jabatan PM Burhanudin Harahap
aktif. Sumber: hariansejarah.id
Kabinet Burhanuddin Harap ini mencatatkan sejumlah
keberhasilan dalam menjalankan fungsinya, seperti:
 Keberhasilan menyelenggarakan Pemilu pada 29
September 1955 untuk memilih anggota DPR dan 15
Desember untuk memilih Dewan Konstituante.
 Membubarkan Uni Indonesia-Belanda
 Menjalin hubungan yang harmonis dengan Angkatan
Darat
 Bersama dengan Polisi Militer melakukan
penangkapan para pejabat tinggi yang terlibat
korupsi
Pemilu yang dilakukan pada tahun 1955 menghasilkan 4
partai besar di Parlemen yaitu, PNI, NU, Masyumi, dan
PKI. Pemilu itu diikuti oleh 27 dari 70 partai yang lolos
seleksi. Kabinet ini mengalami ganggung ketika
kebijakan yang diambil berdampak pada banyaknya
mutasi dalam lingkungan pemerintahan yang dianggap
menimbulkan ketidaktenangan. Kabinet ini sendiri
mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno
ketika anggota Parlemen yang baru kurang
memberikan dukungan kepada kabinet (Noer, 1983).
Program pokok dari Kabinet Ali Sastroamijoyo II
adalah Program kabinet ini disebut Rencana
Pembangunan Lima Tahun yang memuat
program jangka panjang, sebagai berikut:
 Perjuangan pengembalian Irian Barat
 Pembentukan daerah-daerah otonomi dan
mempercepat terbentuknya anggota-
anggota DPRD.
 Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh
dan pegawai.
 Menyehatkan perimbangan keuangan
negara.
 Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial
menjadi ekonomi nasional berdasarkan
kepentingan rakyat.
 Pembatalan KMB
 Pemulihan keamanan dan ketertiban,
Gambar 13. PM Ali Sastroamidjoyo
pembangunan lima tahun, menjalankan bersama dengan Pemimpin Revolusi
politik luar negeri bebas aktif China Mao Tse Tung
 Melaksanakan keputusan KAA. Sumber: brilio.net
Kabinet ini mendapatkan dukungan penuh dari
Parlemen dan Presiden Soekarno, sehingga dianggap
sebagai titik tolak dari periode planning and investment.
Kabinet ini berhasil melakukan pembatalan seluruh
perjanjian KMB. Pada masa kabinet ini muncul
gelombang anti Cina di masyarakat, meningkatnya
pergolakan dan kekacauan di daerah yang semakin
menguat, serta mengarah pada gerakan sparatisme
dengan pembentukan dewan militer di Sumater dan
Sulawesi.
Lambatnya pertumbu han ekonomi dan pembangunan
mengakibatkan krisis kepercayaan daerah luar Jawa
dan menganggap pemerintah pilih kasih dalam
melakukan pembangunan. Pembatalan KMB
menimbulkan masalah baru khususnya mengenai nasib
modal pengusaha Belanda di Indonesia. Timbulnya
perpecahan antara Masyumi dan PNI mengakibatkan
mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi membuat
kabinet hasil Pemilu ini jatuh dan menyerahkan
mandatnya pada presiden (Muljana, 2008).
Program pokok dari Kabinet
Djuanda dikenal
sebagai Panca Karya yaitu:
 Membentuk Dewan Nasional
 Normalisasi keadaan RI
 Melancarkan pelaksanaan
Pembatalan KMB
 Perjuangan pengembalian
Irian Jaya Gambar 14. Pengembalian Mandat
Kabinet Karya dari PM Djuanda
 Mempergiat/mempercepat kepada Presiden Soekarno
proses Pembangunan Sumber: kepustakaan-
presiden.pnri.go.id
Presiden Soekarno juga pernah mengusulkan dibentuknya
Dewan Nasional ini sebagai langkah awal demokrasi
terpimpin (Kahin, 1952).Pada masa kabinet Juanda, terjadi
pergolakan-pergolakan di daerah-daerah yang menghambat
hubungan antara pusat dan daerah. Untuk mengatasinya
diadakanlah Musyawarah Nasional atau Munas di Gedung
Proklamasi Jalan Pegangsaan Timur No. 56 tanggal 14
September 1957. Munas tersebut membahas beberapa hal,
yaitu masalah pembangunan nasional dan daerah,
pembangunan angkatan perang, dan pembagian wilayah
Republik Indonesia. Munas selanjutnya dilanjutkan dengan
musyawarah nasional pembangunan (MUNAP) pada bulan
November 1957 (Hapsari, 2015).
Keberhasilan Kabinet Karya yang paling menguntungkan
kedaulatan Indonesia dengan dikeluarkannya Deklarasi
Djuanda yang mengatur batas wilayah kepulauan
Indonesia. Kemudian dikuatkan dengan peraturan
Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 4 prp. Tahun
1960 tentang perairan Indonesia. Pasca Deklarasi
Djuanda, perairan Indonesia bertambah luas sampai 13
mil yang sebelumnya hanya 9 mil (Kardiman, 2015).
Sebelum deklarasi Djuanda, wilayah negara Republik
Indonesia mengacu pada Ordonansi Hindia Belanda
1939, yaitu Teritoriale Zeeën en Maritieme Kringen
Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). Dalam peraturan zaman
Hindia Belanda ini, pulau-pulau di wilayah Nusantara
dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau
hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari garis
pantai. Ini berarti kapal asing boleh dengan bebas
melayari laut yang memisahkan pulau-pulau tersebut
(Kahin, 1952).
Gagalnya usaha untuk kembali
ke UUD 1945 dengan melalui
Konstituante dan rentetan
peristiwa-peristiwa politik yang
mencapai klimaksnya dalam
bulan Juni 1959, akhirnya
mendorong Presiden Soekarno
untuk sampai kepada kesimpulan
bahwa telah muncul suatu
keadaan kacau yang
membahayakan kehidupan Gambar 15. Soekarno Berpidato di
negara. Atas kesimpulannya Depan Pejabat Tinggi Negara pada
Masa Demokrasi Terpimpin
tersebut, Presiden Soekarno pada Sumber: katailmu.com
tanggal 5 Juli 1959 mengeluarkan
dekrit
Gambar 16. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Sumber: wikipedia.id
Kehidupan Soekarno menyokong pemikiran Soekarno.
Kemiskinan dalam kehidupan Soekarno melahirkan
buah-buah pemikiran bijaksana yang berjalan sesuai
dengan norma-norma masyarakat (Adams, 2011:27-33).

AGAMA

NASIONALISME

KOMUNISME
Kelahiran Dekrit presiden 5 Juli dilatar belakangi atas
konvensi pertemuan Soekarno dengan Perdana Menteri
Djuanda, Wakil Ketua Dewan Nasional Roslan
Abdoelgani, KASAD A. H. Nasution, Menteri Negara
Moh. Yamin, Ketua Mahkamah Agung Mr. Wiryono dan
Direktur Kabinet Presiden Mr. Tamzil pada Tanggal 4 Juli
1959, pada saat itulah gagasan kembali ke UUD 1945
mendapati konvensi tentang kelahiran dekrit presiden 5
juli. Presiden mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959 sebagai
solusi dari kemacetan politik melalui pembentukan
kepemimpinan yang kuat (Budiarjo, 1998:4).
Demokrasi Terpimpin
sebenarnya, terlepas dari
pelaksanaannya yang
dianggap otoriter, dapat
dianggap sebagai suatu alat
untuk mengatasi
perpecahan yang muncul di
dataran politik Indonesia
dalam pertengahan tahun
1950-an (Feith, 1995).
Selamat, Anda telah menyelesaikan modul tentang
Peran dan nilai-nilai perjuangan tokoh nasional dan
daerah dalam mempertahankan keutuhan negara dan
bangsa Indonesia pada masa 1945-1965. Untuk
memperdalam kajian dan latihan, silakan mengerjakan
tugas dan tes di bawah.

Anda mungkin juga menyukai