Anda di halaman 1dari 17

Nyeri pada Kaki karena Tertusuk Paku

Clement Panduwinata

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat

Email: clmntmntmnt@gmail.com

Abstrak

Secara umumnya, kecederaan yang melibatkan tulang dan otot-otot tubuh kita ini dapat
dihindari jika kita terus berpegang pada prinsip preventif dan promotif yang tepat dan benar.
Misalnya, pemanasan tubuh sebelum mulai bermain sepak bola atau olahraga dapat
menghindari kecelakkan olahraga seperti keseleleo kaki. Untuk itu, suatu pemahaman
holistik tentang bagaimana sebenarnya tubuh manusia berfungsi harus diketahui dan
dipahami karena hal ini penting untuk mendidik dan mengajarkan pengetahuan ini kepada
generasi kita yang akan datang sejak usia kecil lagi.

Abstract

Generally, Painful injuries involving bones and muscles of our body can be overcomed if we
take proper preventive and promotive methods like warming-up before start playing soccor.
For that a holistic understanding of how actually our human body works in necessary and it
is vital importance to teach this knowledge to our younger generation since early childhood.

Pendahuluan

Sistem muskuloskeletal manusia merupakan jalinan berbagai jaringan, baik itu jaringan
pengikat, tulang maupun otot yang saling berhubungan. Fungsi utama sistem ini adalah
sebagai penyusu tubuh dan alat untuk bergerak. Oleh karena itu, jika terdapat kelainan pada
sistem ini maka kedua fungsi tersebut juga akan terganggu. Pada skenario kali ini akan
membahas tentang otot dan saraf salah satu bagian dari muskuloskeletal. Otot adalah alat
gerak aktif, karena otot dapat menggerakan bagian-bagian tubuh yang lain. Otot secara

1
umum dibagi atas 3 jenis yaitu, otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Sel-sel otot, seperti
juga neuron, dapat dirangsang secara kimiawi, listrik dan mekanik untuk membangkitkan
potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel. Berbeda dengan neuron, otot
memiliki mekanisme kontraktil yang digiatkan oleh potensial aksi. Protein kontraktil aktin
dan miosin, yang menghasilkan kontraksi, terdapat dalam jumlah yang sangat banyak di otot.
Namun, protein kontraktil juga ditemukan hampir di semua sel tubuh.

Skenario 5

Seorang laki-laki usia 21 tahun dibawa ke klinik Ukrida oleh keluarganya, dengan keluhan
kaku pada kaki, tungkai bawah dan atas sejak

Pembahasan

Anatomi Tulang Ekstremitas bawah

Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan
tulang-tulang phalangs.

 Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-
masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium
terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium

2
terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial.
Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari
pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian
pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi
dengan tulang femur.1

 Femur

Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan
dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat
prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis
intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk
artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior
terdapat fossa intercondylar.1

 Tibia

Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula.
Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan
facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi
dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan
ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan
malleolus medial.1

 Fibula

Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia.
Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula
membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.2

 Tarsal

3
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal
dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid,
navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.1

 Metatarsal

Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan
tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang
sesamoid.1

 Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3
phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki,
menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.1

Anatomi Otot Ekstremitas Bawah


 Otot daerah gluteal penggerak femur2
Otot-otot anggota tubuh bagian bawah lebih besar dan lebih kuat daripada anggota
badan bagian atas karena perbedaan fungsi. Otot-otot ekstremitas atas ditandai dengan
fleksibilitas gerak, sedangkan otot ekstremitas bawah berfungsi dalam stabilitas, daya,
dan pemeliharaan postur. 
Otot psoas major dan otot iliacus secara kolektif dikenal sebagai otot iliopsoas. Ada
tiga otot glutealis yaitu gluteus maximus, gluteus medius dan gluteus minimus. Gluteus
maximus

4
adalah otot yang terbesar dan terberat dari ketiga otot tersebut dan merupakan salah satu
otot terbesar dalam tubuh. Gluteus maximus adalah ekstensor kepala femur. Gluteus
medius sebagian besar ke dalam ke gluteus maximus dan merupakan abduktor kuat dari
femur pada sendi pinggul. Otot ini merupakan daerah umum untuk suatu injeksi
intramuscular. Gluteus minimus adalah otot yang terkecil dari otot gluteal dan terletak
ke dalam gluteus medius.
Otot tensor fasciae latae (fasia lata) terletak pada permukaan lateral paha. Fasia lata
adalah lapisan fasia profunda, terdiri dari jaringan ikat padat, yang mengelilingi seluruh
paha. Tendon dari tensor fasciae latae dan otot gluteus maximus membentuk struktur
yang disebut saluran iliotibial. Saluran tersebut masuk ke dalam kondilus lateral tibia.
Otot piriformis, obturatorius internus, obturatorius externus, gemellus superior,
gemellus inferior, dan quadratus femoris, semuanya ke dalam otot gluteus maximus
dan berfungsi sebagai rotator lateral dari femur.
Tiga otot pada aspek medial paha adalah adductor longus, adductor brevis, dan adductor
magnus. Ketiganya berasal pada tulang pubis. Ketiga otot tersebut memiliki kemampuan
unik memutar paha secara medial dan lateral bersamaan. Ketika kaki di tanah, otot-otot
tersebut memuta paha secara medial, tetapi ketika kaki tidak menginjak tanah, mereka
memutar paha secara lateral. Dalam adduksi, adductor longus memfleksi paha dan
adductor magnus memperpanjang paha. Otot pectineus berfungsi untuk aduksi dan fleksi
femur.
Secara teknis, otot adductor dan otot pectineus merupakan komponen kompartemen
medial paha. Pada persimpangan antara batang tubuh dan ekstremitas bawah terdapat
ruang yang disebut femoral triangle. Dasar ini dibentuk oleh ligament inguinal
(superior), batas lateral dari otot adductor longus (medial), dan batas medial dari otot
sartorius (lateral).

 Otot-otot paha penggerak Femur danTibia serta fibula2

Deep fascia memisahkan otot yang bekerja pada tulang paha (tulang paha) dan tibia dan
fibula (tulang kaki) menjadi kompartemen medial, anterior, dan posterior. Otot-otot
(adduktor) kompartemen medial paha mengadduksi tulang paha. Otot gracilis merupakan
otot lain di kompartemen medial, tidak hanya mengadduksi paha, tetapi juga memflexi
kaki di sendi lutut. 

5
Otot-otot (ekstensor) kompartemen anterior paha berfungsi memfleksi
paha. Kompartemen ini berisi quadriceps femoris dan otot sartorius. Otot quadriceps
femoris adalah otot terbesar di tubuh, meliputi sebagian besar permukaan anterior dan
sisi paha. Otot yang sebenarnya merupakan gabungan otot, biasanya digambarkan
sebagai empat otot terpisah: (1) rectus femoris, pada aspek anterior paha, (2) vastus
lateralis, pada aspek lateral paha, (3) vastus medialis, di aspek medial
paha, dan (4) vastus intermedius, terletak jauh ke rectus femoris antara vastus lateralis
dan vastus medialis. Otot quadriceps femoris adalah otot ekstensor besar pada kaki. Otot
sartorius adalah otot yang panjang dan sempit, membentuk sebuah band di seluruh
paha dari ilium tulang pinggul ke sisi medial tibia. Berbagai gerakan yang dihasilkan
(fleksi kaki pada sendi lutut dan fleksi, abduksi, dan rotasi lateral pada sendi pinggul)
membantu
posisi duduk bersila di mana tumit salah satu kaki ditempatkan pada lutut kaki yang
berlawanan. 
Otot-otot (fleksor) kompartemen posterior paha berfungsi memfleksi kaki. Kompartemen
ini terdiri dari tiga otot yang secara kolektif disebut harmstring yaitu (1) bisep femoris,
(2) semitendinosus, dan (3) semimembranosus. Popliteal fossa merupakan ruang
berbentuk berlian pada aspek posterior lutut berbatasan lateral oleh tendon dari otot bisep
femoris dan medial oleh
tendon otot-otot semitendinosus dan semimembranosus.
 Otot-otot kaki penggerak telapak kaki dan jari kaki2
Otot-otot kaki, dibagi ke dalam tiga kompartemen yaitu anterior, lateral, dan
posterior. Kompartemen anterior kaki terdiri dari otot-otot dorsifleksi kaki. Dalam
kompartemen anterior, tibialis anterior merupakan otot panjang, tebal terhadap
permukaan lateral tibia. Otot ekstensor hallucis longus adalah otot tipis antara dan
sebagian mendalam untuk tibialis anterior dan otot extensor digitorum longus. Otot
fibularis (peroneus) tertius adalah bagian dari otot ekstensor digitorum longus.
Kompartemen (fibula) lateral kaki berisi dua otot yaitu fibularis (peroneus) longus dan
fibularis (peroneus) brevis. Kompartemen belakang kaki terdiri dari kelompok otot-otot
dangkal dan dalam. Otot-otot superfisial seperti tendon (Achilles) calcaneal merupakan
tendon terkuat tubuh. Otot ini masuk ke dalam tulang calcaneal dari pergelangan
kaki. Otot gastrocnemius adalah otot paling dangkal dan bentuk yang paling terlihat
pada betis. Otot soleus, yang terletak ke dalam gastrocnemius, adalah otot yang luas dan

6
datar. Otot plantaris adalah otot kecil yang mungkin tidak ada; sebaliknya, kadang-
kadang ada dua dari mereka di setiap kaki. Otot ini berjalan miring antara otot
gastrocnemius dan soleus.
Otot-otot yang letaknya dalam pada kompartemen posterior adalah popliteus, tibialis
posterior, fleksor digitorum longus, dan fleksor hallucis longus. Otot popliteus adalah
otot segitiga yang membentuk lantai atau dasar popliteal fossa. Otot tibialis posterior
adalah otot terdalam pada kompartemen posterior. Otot ini terletak di antara fleksor
digitorum longus dan fleksor hallucis longus. Otot fleksor digitorum longus lebih kecil
dari fleksor hallucis longus.

 Otot intrinsik kaki penggerak jari kaki2


Fasia profunda kaki membentuk plantar aponeurosis (fascia) yang memanjang dari
tulang kalkaneus untuk falang jari-jari kaki. Aponeurosis mendukung lengkungan
longitudinal kaki dan membungkus tendon fleksor di kaki. Otot-otot intrinsik kaki dibagi
menjadi dua kelompok yaitu dorsal dan plantar. Hanya ada satu otot dorsal yaitu
ekstensor digitorum brevis.
Otot-otot plantar disusun dalam empat lapisan. Lapisan yang paling dangkal disebut
lapisan pertama. Ada tiga otot pada lapisan pertama. Otot abductor hallucis, yang terletak
di sepanjang perbatasan medial tapak kaki, sebanding dengan abductor pollicis brevis di
tangan. Otot fleksor digitorum brevis, yang terletak di tengah-tengah telapak kaki. Otot
abduktor digiti minimi, yang terletak di sepanjang perbatasan lateral telapak kaki, adalah
sebanding dengan otot yang sama di tangan, dan mengabduksi jari kelingking kaki.
Lapisan kedua terdiri dari quadratus plantae yaitu otot berbentuk persegi panjang dan
otot lumbrikalis, empat otot kecil yang mirip dengan otot lumbrikalis di tangan. 
Lapisan ketiga terdiri dari tiga otot. Otot fleksor hallucis brevis, terletak berdekatan
dengan permukaan plantar metatarsal dan sebanding dengan otot yang sama di
tangan. Otot adductor hallucis memiliki ujung miring dan melintang seperti adduktor
polisis di tangan. Otot fleksor digiti minimi brevis terletak dangkal ke metatarsal dari jari
kelingking kaki.
Lapisan keempat adalah yang terdalam dan terdiri dari dua kelompok otot. Dorsal
interossei adalah empat otot yang mengabduksi jari kaki 2-4, memendekkan falang
proksimal, dan memperpanjang falang distal.  Ketiga plantar interossei mengabduksi jari

7
kaki 3-5, memendekkan falang proksimal, dan memperpanjang
falang distal. Interosei kaki serupa dengan yang di tangan. 

Histologi
Jaringan otot dan tulang

 Sel Tulang

Osteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen organic matriks tulang . osteoblas
hanya terdapat pada permukaan tulang dan letaknya bersebelahan, mirip epitel selapis.
Beberapa osteoblas secara berangsur dikelilingi oleh matriks yang baru terbentuk menjadi
osteosit dan selama proses ini, terbentuk rongga yang disebut lacuna.3

Osteosit yang berasal dari osteoblas, terletak dalam lacuna yang terletak antara lamella
matriks. Hanya ada satu osteosit dalam lacuna dan bila dibandingkan dengan osteoblas,
osteosit yang gepeng dan berbentuk kenari tersebut memiliki sedikit reticulum endoplasma
kasar dan kompleks golgi serta kromatin inti yang lebih padat.

Osteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar. Bagian badan sel yang melebar
mengandung 5-50 inti (atau lebih). Pada daerah terjadinya reabsorbsi tulang, osteoklas
terdapat dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenal
sebagai Lakuna Howsip.3

 Perkembangan tulang

Tulang berkembang dengan dua cara: mineralisasi langsung dari matriks yang disekresi
osteoblas (osifikasi intramembranosa) dan deposisi matrik tulangpada matriks tulang rawan
yang sudah ada (osifikasi endokondral).2,3

Osifikasi Membranosa = tulang berkembang langsung dari membrana jaringan ikat

Contoh : tulang tempurung kepala berkembang dengan cepat secara membarnosa pada janin
sehingga dapat melindungi otak yang sedang berkembang yang terletak di bawahnya. Pada
waktu lahir, beberap daerah kecil di antara tulang-tulang tersebut tetap bersifat membrane.
Hal ini penting secara klinik karena memungkinkan tulang tulang melakukan sejumlah

8
gerakan tertentu sehingga tengkorak dapat berubah bentuk sewaktu turun melewati jalan
lahir.3

Osifikasi Endochondral = mula-mula dibentuk model tulang rawan dan kemudian diganti
oleh tulang.

Tulang panjang ekstremitas berkembang secara osifikasi endochondral. Osifikasi ini


merupakan proses yang lambat dan baru selesai pada usia 18-20 tahun atau malahan lebih
lama lagi. Pusat pembentukan pada corpus disebut diaphysis sedangkan pusat pada ujung-
ujung tulang rawan disebut epiphysis.2,3

Struktur Otot

1. Otot skelet
Otot skelet adalah otot yang menimbulkan pergerakan pada rangka kadang-kadang
otot ini disebut otot volunter dan tersusun dari serabut-serabut otot lurik, berkas-
berkas sel silindris yang sangat panjang (sampat 30cm) dan berinti banyak.inti yang
banyak terjadi akibat peleburan mioblas mononuclear embrional (precursor otot).
Pada umumnya berinti lonjong terdapat ditepian sel di bawah membran sel. Lokasi
inti yang khas ini membedakan otot rangka dari otot jantung dan otot polos.
Otot skelet mempunyai dua perlekatan yang pergerakannya paliing sedikit disebut
origo dan pergerakan paling banyak disebut insersio. Ujung otot melekat pada tulang,
kartilago atau ligamentum dengan perantaraan jaringan fibrosa yang disebut tendo.2,3

Contoh otot skelet potongan memanjang dan melintang :

9
Serabut-serabut otot dipersatukan oleh jaringan areolar yang halus dan menebal pada
permukaan sehingga membentuk selubung fibrosa, epimysum. Masing-masing
serabut otot tersusun secara sejajar atau miring terhadap sumbu otot. Pada waktu
berkontraksi, otot memendek sepertiga sampai setengah dari panjangnya pada waktu
istirahat.2,3
2. Otot polos
Otot polos terdiri atas sel-sel panjang berbentuk gelendong yang tersusun dalam
berkas atau lembaran. Otot yang ada pada saluran-saluran dalam tubuh berfungsi
mendorong isi saluran keluar. Pada system pencernaan, otot polos juga menyebabkan
makanan dapt bercampur seluruhnya dengan enzim pencernaan.2

3. Otot jantung
Otot jantung terdiri atas serabut otot lurik yang bercabang-cabang dan satu dengan
yang lain saling berhubungan. Otot ini membentuk myocardium jantung. Serabut-
serabutnya cenderung tersusun dalam bentuk ulir spiral dan otot ini mempunyai sifat
kontraksi yang spontan dan berirama. Serabut otot jantung khusus membentuk
system konduksi jantung.2

10
Mekanisme Kerja Otot

Bila suatu otot berkontraksi, salah satu ujung biasanya diam sedangkan ujung lain bergerak
ke arah ujung yang diam tersebut. ujung yang diam disebut origo, sedangkan yang bergerak
disebut insersio. Namun, otot bisa digerakkan sedemikian rupa sehingga insersinya diam dan
origo bergerak ke arah insersi.4

Otot bekerja melalui kegiatan kontraksi dan kegiatan menarik. Otot tidak bisa mendorong,
meskipun bisa berkontraksi tanpa memendek sehingga mempertahankan sendi diam pada
posisi tertentu. Bila kontraksi hilang, otot menjadi lunak tetapi tidak memanjang sampai ia
teregang oleh kontraksi otot yang berlawanan kerjanya (otot antagonis). Otot tidak pernah
bekerja sendiri. Bahkan gerakan paling sederhana sekalipun memerlukan kerja banyak otot.
Mengambil pensil memerlukan gerakan jari dan ibu jari, pergelangan tangan dan siku bahkan
mungkin bahu dan batang tubuh ketika badan membungkuk ke depan. Kerja harmonis otot-
otot ini disebut koordinasi otot.4

Kontraksi dan Relaksasi

Jenis Kontraksi

Kontraksi meliputi pemendekan elemen kontrakti otot. Namun karena otot mempunyai
elemen elastik dan kenyal yang tersusun serial dengan mekanisme kontraksi, kontraksi dapat
terjadi tanpa pemendekan yang berarti di seluruh berkas otot. Kontraksi semacam itu disebut
sebagai kontraksi isometrik (dengan ukuran/panjang yang sama). Kontraksi melawan beban
yang tetap , yang disertai pemendekan otot, dinamakan kontraksi isotonik (tegangan yang

11
sama). Perhatikan bahwa hasil perkalian antara gaya dan jarak, kontraksi isotonic
menghasilkan kerja sedangkan kontraksi isometric tidak. Pada keadaan lain, otot dapat
melakukan kerja negative saat memanjang karena menahan beban yang tetap.5,6

Mekanisme umum kontraksi otot

Timbul dan berakhirnya kontraksi otot terjadi dalam urutan tahap-tahap berikut ini.

1. Suatu potensial aksi berjalan disepanjang sebuah saraf motorik sampai ke ujung
serabut otot.
2. Disetiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam
jumlah yang sedikit.
3. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serabut otot untuk membuka
banyak kanal “gerbang asetilkolin” melalui molekul-molekul protein yang terapung
pada membran.
4. Terbuka gerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk
berdifusi ke bagian dalam membrane serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan
potensial aksi pada membrane.
5. Potensial aksi akan berjalan disepanjang membrane serabut otot dengan cara yang
sama seperti potensial aksi berjalan disepanjang membrane serabut saraf.
6. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membrane otot dan banyak aliran
listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Disini potensial aksi
menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium yang
telah tersimpan di dalam reticulum ini.
7. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin,
yang menyebabkan kedua filament tersebut bergeser satu sama lain dan
menghasilkan proses kontraksi.
8. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalam reticulum
sarkoplasma oleh pompa membrane Ca++ dan ion-ion ini tetap disimpan dalam
reticulum sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran ion kalsium
dari myofibril akan menyebabkan kontraksi otot.5

12
Proses-proses biokimia utama selama satu siklus kontraksi dan relaksasi otot dapat disajikan
dalam lima tahapan di bawah ini.

1. Dalam fase relaksasi kontraksi otot kepala S-1 pada miosin menghidrolisis ATP
menjadi ADP dan Pi, tapi produk-produk ini tetap terikat. Kompleks ADP-Pi-miosin
yang terbentuk telah mengalami penguatan dan disebut konformasi berenergi-tinggi.
2. Ketika kontraksi otot di stimulasi (melalui proses-proses yang melibatkan Ca2+,
troponin, tropomiosin dan aktin), aktin dapat di akses dan kepala S-1 menemukannya
mengikatnya dan membentuk kompleks aktin-miosin-ADP-Pi
3. Pembentukan kompleks ini mendorong pembebasan Pi, yang memicu power stroke.
Hal ini diikuti oleh ADP dan disertai oleh perubahan konformasi mencolok di kepala
miosin dalam kaitannya dengan ekornya. Yang menarik aktin sekitar 10 nm ke arah
pusat sarkomer. Ini adalah power stroke (kayuhan bertenaga) . miosin sekarang
berada dalam keadaan berenergi rendah yang ditunjukkan sebagai aktin myosin.
4. Molekul ATP lain mengikat kepala S-1 dan membentuk komplek aktin-miosin-ATP
5. Miosin-ATP memiliki afinitas yang rendah terhadap aktin sehingga aktin terlepas.
Langkah terakhir ini adalah komponen kunci pada relaksasi dan bergantung apda
pengikatan ATP dengan kompleks aktin-miosin.7

Keadaan Aerob, otot menghasilkan ATP

Sintesis ATP melalui fosforilasi oksidatif memerlukan pasokan oksigen. Otot yang memiliki
kebutuhan tinggi akan oksigen akibat kontraksi terus menerus, menyimpannya dengan
mengikatkan oksigen pada gugus heme mioglobin. Karena gugus heme, otot yang
mengandung mioglobin tampak merah sedangkan otot yang sedikit atau tanpa mioglobin
tampak lebih putih. Glukosa yang berasal dari glukosa darah atau dari glikogen endogen, dan
asam lemak yang berasal dari triasilgliserol jaringan adiposa adalah substrat utama yang
digunakan untuk metabolisme aerob di otot.7

Kelelahan otot terjadi apabila otot yang berolahraga tidak lagi dapat berespons terhadap
rangsangan dengan tingkat aktivitas kontraktil yang setara. Faktor yang diperkirakan
berperan dalam kelelahan otot (1) penimbunan asam laktat, yang menghambat enzim-enzim
kunci pada jalur penghasil energy atau proses penggabungan eksitasi-kontraksi dan (2)
habisnya cadangan energi.1

13
Faktor pembatas pada aktivitas kuat terletak di taut neuromuskulus. Pada kelelahan
neuromuskulus, neuron motorik aktif tidak mampu mensintesis asetilkolin dengan cukup
cepat untuk mempertahankan transmisi kimiawi potensial aksi dari neuron motorik ke otot.
Kelelahan Sentral atau kelelahan psikologis, terjadi jika SSP tidak lagi secara adekuat
mengaktifkan neuron motorik yang mempersarafi otot yang bekerja. Individu memperlambat
atau menghentikan olahraganya walaupun otot-ototnya masih mampu bekerja.7

Glikolisis Anaerob dan Kreatin Fosfat pembentuk ATP

Perlunya peningkatan pengambilan oksigen selama masa pemulihan dari kelelahan otot
disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah pelunasan oksigen (oxygen debt).
Ketika aktivitas kontraktil oleh ATP yang berasal dari sumber-sumber nonoksidatif,
misalnya kratin fosfat dan glikolisis anaerobik. Oksigen diperlukan untuk pemulihan system-
sistem energi. Selama berolahraga simpanan keratin fosfat pada otot-otot yang aktif
berkurang, sehingga asam laktat menumpuk dan simpanan glikogen terpakai. Besarnya
pengaruh efek tersebut bergantung pada intensitas dan lam aktivitas. Selama masa
pemulihan, pasoka ATP segar diberikan oleh proses fosforilasi oksidaktif yang
menggunakan oksigen yang baru diperoleh. Sebagian besar ATP ini digunakan untuk
mensintesis ulang kreatin fosfat untuk memulihkan cadangannya. Setiap asam laktat yang
tertimbun diubah kembali menjadi asam piruvat yang sebagian digunakan oleh sistem
fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.1

Mekanisme reflex somatik

A. Pengertian Refleks
Refleks adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute
lengkung refleks. Sebagian besar proses tubuh involunter misalnya denyut jantung,
pernapasan, aktivitas pencernaan, dan pengaturan suhu, serta respon otomatis misalnya
sentakan akibat suatu stimuli nyeri atau sentakan pada lutut merupakan kerja refleks.
Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik dalam
maupun luar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan
(respons) terhadap rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan
kegiatan misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah.
Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan reaksi yang cepat terhadap
berbagai perubahan di luar maupun di dalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan

14
tersebut. Dengan demikian seberapa besar peran system saraf pusat dapat mengatur
kehidupan organisme.8
Gerak refleks dapat terjadi pula jika kita melakukan hal yang rutin, misalnya seseorang
yang sudah biasa mengemudi mobil, tanpa berpikir akan serentak mengerem mobilnya,
jika ada gangguan didepan mata. Seorang tentara yang dididik untuk menghormat jika
bertemu atasannya, lama kelamaan akan menghormat tanpa perlu berpikir. Refleks
seperti ini dinamakan refleks yang dipelajari. Contoh lain gerak refleks pada tubuh kita
adalah refleks mata dan refleks lutut.
B. Mekanisme Gerak Refleks
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba di luar
kesadaran kita. Reflex fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan
yang berbahaya, merupakan suatu reaksi perlindungan. Reflex ekstensor (polisinaps),
rangsangan dari reseptor perifer yang mulai dari fleksi pada anggota badan dan juga
berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian dari
mekanisme pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar.
Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu.8
Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut:
Organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang
menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya
serabut sel-sel akan meneruskan impuls-impuls menuju substansi pada kornu posterior
medulla spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu
anterior medulla spinalis. Sel saraf motorik menerima impuls dan menghantar impuls-
impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan gerakan karena
dirangsang oleh impuls saraf motorik.
Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks. Dengan kegiatan
refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja yang baik dan tepat antara berbagai
organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan dengan keadaan sekelilingnya.
Refleks adalah respons yang tidak berubah terhadap rangsangan yang terjadi di luar
kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan
baik di dalam maupun di luar organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam
memberikan jembatan (respons) terhadap rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan
maupun penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau
dilatasi pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan

15
reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan di luar maupun di dalam tubuh disertai
adaptasi terhadap perubahan tersebut. Dengan demikian seberapa besar peran sistem
saraf pusat dapat mengatur kehidupan organisme. 8

C. Refleks Menarik Diri (withdrawal reflex)


Refleks menarik diri (withdrawal reflex) merupakan refleks polisinaptik yang khas, yang
terjadi sebagai jawaban terhadap rangsangan noxius dan biasanya rangsangan nyeri di
kulit atau jaringan subkutan serta otot. Respons yang timbul adalah kontraksi otot fleksor
dan penghambatan otot ekstensor sehingga bagian yang terangsang mengalami fleksi dan
menarik-diri dari rangsangan tersebut. Bila diberikan rangsangan yang kuat pada
ekstremitas, respons yang timbul bukan hanya berupa fleksi dan menarik diri pada
ekstremitas tersebut, melainkan juga ekstensi pada ekstremitas kontralateral. Respons
ekstensor silang ini merupakan bagian dari refleks menarik-diri.
Penyebaran impuls eksitasi di sepanjang medulla spinalis ke neuron motorik dinamakan
pemancaran rangsangan, dan peningkatan jumlah unit motorik yang teraktifkan
dinamakan pengerahan/rekrutmen unit motorik.6

D. Manfaat Refleks Menarik-diri


Respons fleksor dapat ditimbulkan dengan rangsangan yang tidak berbahaya di kulit atau
dengan peregangan otot, tetapi respons fleksor kuat yang disertai gerakan menarik-diri
hanya dibangkitkan oleh rangsangan noxius atau rangsangan yang berpotensi
menimbulkan bahaya bagi hewan tersebut. Oleh karena itu rangsangan ini dinamakan
rangsangan nosiseptif. Sherrington menyatakan bahwa kegunaan respons menarik-diri
adalah untuk menyelamatkan nyawa. Fleksi pada ekstremitas yang dirangsang akan
menjauhkan tungkai tersebut dari sumber iritasi, dan ekstensi dari ekstremitas yang lain
akan menyangga tubuh. Refleks menarik diri sangat kuat: refleks ini menguasai jaras
spinal sehingga membatalkan semua aktivitas refleks lain yang terjadi pada saat yang
bersamaan.6
Rangsang noxios yang lemah di salah satu kaki akan membangkitkan respons fleksi yang
minimal; rangsangan yang lebih kuat akan menghasilkan respons fleksi yang lebih kuat
karena rangsangan menyebar ke lebih banyak kelompok neuron motorik yang
mempersarafi otot-otot ektremitas. Rangsangan yang lemah membangkitkan satu gerakan
fleksi yang cepat; rangsangan kuat menyebabkan gerakan fleksi yang berlangsung lama

16
dan kadang berupa serangkaian gerakan fleksi. Respons yang berlangsung lama ini
disebabkan oleh cetusan potensial aksi di neuron motorik yang berulang-ulang dalam
waktu yang lebih lama.8
Kaku Otot
Bila serat – serat otot kehabisan ATP dan keratin fosfat, maka akan terjadi kekakuan yang
hebat dinamakan kaku otot / rigor. Pada kejadian ini kepala miosin melekat pada aktin tetapi
secara tidak normal.8

Kesimpulan

Kaku pada kaki yang dialami oleh pria 21 tahun tersebut disebabkan oleh otot kehabisan
ATP dan keratin fosfat, maka akan terjadi kekakuan yang hebat dinamakan kaku otot / rigor.
Pada kejadian ini kepala miosin melekat pada aktin tetapi secara tidak normal sehingga otot
terus berkontraksi tanpa adanya relaksasi.

Daftar pustaka

1. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 12 nd ed. United


States of America : John Wiley & Sons, Inc; 2009.
2. Snell, Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta:
EGC; 2006.h11-34
3. Junqueira, Carlos L. Histologi dasar teks dan atlas. Edisi ke-10. Jakarta: EGC;
2007.h128-97
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;
2001.h.212-35.
5. Guyton, John EH. Buku saku fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: EGC;
2009.h.44-50.
6. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: EGC; 2008.h.67-
77,140.
7. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta:
EGC;2009.h.582-602.
8. Setiadi. Edisi 1. Anatomi Dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu ;
2007.h.140.

17

Anda mungkin juga menyukai