Anda di halaman 1dari 17

2.1.

OTOT

Tubuh manusia dibentuk oleh 640 otot rangka yang berbeda. Ujung-ujung otot melekat pada
rangka atau tulang-tulang pembentuk rangka. Ujung-ujung otot yang melekat pada tulang
disebut tendon atau urat otot. Tendon bersifat kuat, kenyal serta disusun oleh jaringan ikat.
Tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersio, sedangkan tendon yang
melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo.

2.1.1. JENIS-JENIS OTOT

Berdasarkan bentuk dan cara kerjanya otot dibedakan atas:

a. Otot lurik

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot lurik memiliki garis gelap dan
terang sehingga disebut otot serat lintang. Sel-sel otot lurik berbentuk silindris dan
mempunyai banyak inti di tepi. Cara kerja otot lurik dikendalikan oleh otak sehingga disebut
otot sadar. Otot lurik terdapat pada otot lengan, otot paha, otot perut, otot dada dan otot pipi

b. Otot polos

Otot polos berinti satu, berbentuk gelondong dengan kedua ujung meruncing, bekerja secara
tidak sadar (otonom), lambat, tidak cepat lelah. Otot ini terletak diorgan-organ dalam tubuh,
misal pada organ pencernaan, kelamin, ekskresi dan pembuluh darah.

c. Otot jantung

Otot jantung tersusun dari sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik, tetapi otot jantung
mempunyai percabangan. Sel-sel otot jantung mempunyai banyak inti dan terletak ditengah
serabut. Otot jantung bekerja diluar kehendak kita (diluar perintah otak) tetapi dipengaruhi
oleh saraf otonom (saraf tak sadar). Gerakan otot jantung teratur dan tahan kelelahan. Otot ini
bekerja seumur hidup manusia.

Perbedaan otot lurik, otot polos dan otot jantung

1. Bentuk dan struktur sel lurik polos Mirip lurik tapi bercabang

2. Keadaan dan letak inti sel dipinggir ditengah ditengah

3. Sifat kerja cepat atau lambat lambat cepat Cepat

4. Aktivitas disadari/tidak disadari disadari Tidak disadari Tidak disadari

5. Letak Pada rangka Pada lambung Pada jantung


2.1.2. SIFAT KERJA OTOT

Sifat kerja otot dibedakan atas 2, yaitu:

A. Antagonis

B. Sinergis

A. Antagonis

Otot antagonis yaitu dua otot atau lebih yang bekerja pada suatu sendi dan saling berlawanan
arahnya sehingga gerakannya saling menghambat. Jika salah satu otot berkontraksi maka otot
yang lainnya relaksasi.

Contoh: otot lengan atas yang berfungsi menggerakkan lengan bawah. Untuk mengangkat
lengan bawah atau menurunkannya diperlukan dua otot rangka, yaitu otot bisep dan otot
trisep. Otot bisep berada pada lengan atas bagian depan sedangkan otot trisep berada pada
lengan atas bagian belakang. Jika otot bisep berkontraksi, maka otot trisep akan relaksasi
sehingga lengan bawah terangkat. Jika otot trisep berkontraksi maka otot bisep akan relaksasi
sehingga lengan bawah turun dan lurus kembali.

Efek kerja otot antagonis dibedakan menjadi:

a. Fleksi dan ekstensi (membengkokkan dan meluruskan). Contohnya pada sendi siku
dan lutut.

b. Abduksi dan adduksi (mendekati dan menjauhi badan) seperti pada sendi lengan atas
dan sendi paha.

c. Pronasi dan supinasi (menengadah dan menelungkup), seperti ketika menengadah dan
menelungkupkan telapak tangan.

d. Depresi dan elevasi (kebawah dan ke atas), misalnya gerak kepala menunduk dan
menengadah.

B. sinergis

Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja pada satu sendi dan saling membantu
sehingga memberikan gerakan searah. Contohnya gerak otot Pronator Teres dan Kuadratus
yang menimbulkan gerakan menelungkup dan menengadah pada telapak tangan, Otot bisep
lengan atas dan otot pengangkat lengan atas yang menyebabkan gerakan membengkokkan
lengan bawah.

2.2. OTOT KAKI


Otot kaki merupakan otot yang memperkuat bagian bawah tubuh dan digunakan untuk
menopang badan. Jadi sangat jelas otot kaki dianggap sebagai otot yang paling banyak
bekerja. Contohnya, saat kita berjalan, duduk, bahkan berlari itu sudah menguras energi dari
otot kaki.

Semua otot di kaki menempel pada kaki dan, berdasarkan lokasi, dapat dikelompokkan
menjadi kelompok anterior dan posterior yang terpisah satu sama lain oleh tibia, fibula, dan
membran interoseus. Pada gilirannya, kedua kelompok dapat dibagi menjadi subkelompok
atau kelompok anterior yang terdiri dari ekstensor dan perawan, dan kelompok posterior
lapisan superfisial dan dalam. Secara fungsional, otot-otot kaki ekstensor, bertanggung jawab
untuk dorsofleksi kaki, atau fleksor, bertanggung jawab untuk fleksi plantar. Otot-otot ini
juga dapat diklasifikasikan menurut persarafan, otot-otot yang dipasok oleh subdivisi anterior
plexus dan yang dipasok oleh subdivisi posterior.

Otot kaki yang bekerja pada kaki disebut otot kaki ekstrinsik sedangkan otot kaki yang
terletak di kaki disebut intrinsik. Fungsi otot kaki Gerakan otot (dalam urutan kepentingan)

· Otot Sartorius berfungsi untuk memilin paha dan membengkokan penggul dan lutut

· Otot Guadriseps Femoris berfungsi untuk menekuk pinggul dan meluruskan lutut

· Otot Gastroknemius berfungsi untuk mengangkat tumit dan menekuk lutut

· Otot Tibialis Anterior berfungsi untuk mengangkat kaki

· Otot Peroneus

· Otot Latissimus dorsi berfungsi untuk memperkuat punggung

· Otot Gluteus maksimus berfungsi untuk meluruskan pinggul

· Otot Archiles tendon berfungsi untuk menggerakan telapak kaki.

Fleksi Plantar terjadi di sekitar sumbu melintang Plantar yang berjalan melalui sendi
pergelangan kaki dari ujung medial malleolus medial ke malleolus lateral.

Pronasi (eversi) dan supinasi (inversi) terjadi di sepanjang sumbu sendi pergelangan kaki.
Eversion Eversion Pembalikan otot anterior. Tiga dari otot anterior adalah ekstensor. Dari
asalnya di permukaan lateral tibia dan mebrane interosseus, perut tibialis segitiga anterior
berada di bawah Retinakula Extensor Inferior dan Inferior pada sisipannya pada sisi plantar
medial tulang medial dan tulang metatarsal pertama. Dengan kaki yang tidak tertimbang,
Tibialis Anterior melengkung di kaki dan mengangkat tepi medial kaki. Di atas kaki yang
menahan beban, ia menarik kaki kakinya. The Ekstensor Digitorum Longus memiliki asal
yang luas yang memanjang dari Kondilus Lateral Tibia sepanjang sisi Anterior Fibula, dan
membran interoseus. Pada pergelangan kaki, tendon dibagi menjadi empat yang meluas di
kaki ke Aponeurosis Dorsal Dari Phalanx terakhir dari keempat jari kaki lateral.
Pada kaki yang tidak tertimbang, otot-otot mendifulasi jumlah dan tungkai, dan pada kaki
yang beratnya Anterior Tibialis. The Ekstensor Hallucis Longus berasal dari fibula dan
membran interoseus antara dua ekstensor lainnya dan serupa dengan digitorum ekstensor,
dimasukkan ke dalam phalanx terakhir dari jempol kaki ("hallux"). Otot Dorsiflex di hallux,
dan bertindak mirip dengan tibialis anterior pada kaki yang menahan beban. Kedua otot di
sisi lateral kaki membentuk kelompok peroneal. Peroneus longus dan brevis keduanya berasal
dari fibula dan keduanya melewati malleolus lateral dimana tendon mereka melewati
retinakula peroneal.

Di bawah kaki, longus memanjang dari lateral ke sisi medial dalam alur, sehingga
memperkuat lengkungan kaki silang. Brevis menempel ke sisi lateral dengan tuberositas
metatarsal kelima. Bersama kedua peroneals ini membentuk pronator terkuat kaki. Otot
peroneal sangat bervariasi dan beberapa varian terkadang ada. Otot posterior superfisial dan
dalam. Dari tiga otot posterior berada di lapisan superfisial. Fleksor plantar utama, yang biasa
disebut triceps surae, adalah soleus, yang timbul pada sisi proksimal kedua tulang kaki, dan
gastrocnemius, dua kepala yang tampak pada ujung distal femur. Otot-otot ini bersatu dalam
tendon terminal besar, tendon Achilles, yang menempel pada tubulus posterior calcaneus.
Plantaris erat mengikuti kepala gastrocnemius lateral. Tendon berjalan di antara soleus dan
gastrocnemius dan tertanam di ujung medial tendon kalkaneus.

Pada lapisan dalam, tibialis posterior memiliki asal pada membran interoseus dan daerah
tulang tetangga dan mengalir di belakang malleolus medial. Di bawah kaki itu dibagi menjadi
bagian medial tebal yang menempel pada tulang navicular dan bagian lateral yang sedikit
lebih lemah dimasukkan ke dalam tiga tulang tajam. Otot menghasilkan fleksi plantar
simultan dan supinasi pada kaki yang tidak bertulang, dan mendekati tumit ke kaki. The
hallucis longus fleksor muncul secara distal di fibula dan pada membran interoseus dari mana
otot perut yang relatif tebal meluas jauh. Tendon meluas di bawah retinakulum fleksor ke
telapak kaki dan akhirnya menempel ke bagian bawah hallux phalanx terakhir.

2.3. OTOT PERGELANGAN KAKI

Otot-otot pada Pergelangan Kaki Manusia (Ankle)

Otot-otot kaki dan pergelangan kaki dapat dibagi menjadi otot intrinsik dimana otot-otot
tersebut beroigo dan berinsersi di dalam kaki, dan otot ekstrinsik yang memiliki origo di luar
kaki. Pembagian ini seperti pada otot-otot tangan.

Otot-otot ekstrinsik dibagi menjadi :

1) Posterior. Terdiri dari otot triseps surae, disebut triseps surae karena mempunyai tiga
kaput, yaitu dua kaput gastrolonemius dan satu kaput soleus. Nama lain otot triseps surae
adalah otot gastrosoleus. Otot gastroknemius berasal dari bagian atas lutut, mempunyai dua
kaput yang melekat pada setiap kondilus femur. Setengah bagian bawah dari otot
gastroknemius menjadi tendon yang tipis disebut tendon Achilles, melekat pada bagian
posterior kalkaneus, menyebabkan plantar fleksi pergelangan kaki. Otot triseps surae juga
menyebabkan supinasi kaki ketika kaki terfiksasi pada lantai. Otot soleus menyebabkan
gerakan plantar fleksi pada saat lutut fleksi. Kelompok otot-otot yang lain pada kaki dan
pergelangan kaki melalui bagian belakang maleolus, membantu plantar fleksi kaki. Otot
triseps surae sangat berperan mengangkat tumit dari lantai pada saat heel off gait.

2) Lateral. Terdiri dari peroneus longus dan brevis. Peroneus longus letaknya lebih tinggi
dan superfisial, berorigo pada fibula dan berinsersi pada basis metatarsal pertama. Peroneus
brevis lebih rendah dan dalam, berorigo pada fibula dan berinsersi pada basis metatarsal lima,
keduanya berfungsi sebagai otot-otot evertor kaki.

3) Anterior. Terdiri dari tibialis anterior, ekstensor digitorum longus, ekstensor hallucis
longus dan peroneus tertius. Ekstensor hallucis longus berasal dari bagian anterior fibula,
berinsersi pada bagian anterior distal ibu jari. Fungsinya adalah ekstensi ibu jari dan
membantu dorso fleksi. Ekstensor digitorum longus berasal dari bagian lateral tibia dan
fibula, berinsersi pada bagian lateral empat jari-jari. Peroneus tertius yang tampaknya berasal
dari ekstensor digitorum longus berinsersi pada basis metatarsal lima. Ekstensor digitorum
longus dan peroneus tertius berfungsi untuk dorso fleksi dan eversi kaki. Tibialis anterior
berasal dari bagian lateral tibia menyilang permukaan dorsal kaki, berinsersi pada bagian
metatarsal pertama, berfungsi untuk dorso fleksi dan inversi kaki.

4) Medial. Terdiri dari tibialis posterior, fleksor digitorum kongus dan fleksor hallucis
longus. Tibialis posterior berasal dari bagian posterior tibia dan fibula, berinsersi pada tarsal,
berfungsi untuk inversi dan plantar fleksi kaki. Fleksor hallucis longus berasal dari bagian
posterior tibia dan fibula, berinsersi pada bagian bawah falangs distal jari pertama setelah
melalui maleolus medialis. Fleksor digitorum longus berasal dari bagian posterior tibia,
melalui bagian belakang maleolus medialis untuk berinsersi pada lateral falangs distal empat
jari-jari. Fleksor digitorum longus berfungsi untuk fleksi jari-jari, dalam posisi
menggenggam, fleksor hallucis longus berfungsi menekan falangs distal ke lantai.

2.4. OTOT TUNGKAI BAWAH

Terdiri dari:

a. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior. Fungsinya mengangkat pinggir kaki
sebelah tengah dan membengkokkan kaki.

b. Muskulus ekstensor talangus longus. Fungsinya meluruskan jari telunjuk ke tengah jari,
jari manis dan kelingking kaki.

c. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki. Urat-urat tersebut dipaut
oleh ikat melintang dan ikat silang sehingga otot itu bisa membengkokkan kaki ke atas. Otot-
otot yang terdapat di belakang mata kaki luar dipaut oleh ikat silang dan ikat melintang.
Fungsinya dapat mengangkat kaki sebelah luar.
d. Urat akiles (tendo achlilles). Fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan
membengkokkan tungkai bawah lutut (muskulus popliteus). Yang:

ü Berpangkal pada kondilus tulang kering.

ü Melintang dan melekat di kondilus lateralis tulang paha. Fungsinya memutar fibia ke
dalam (endorotasi).

e. Otot ketul jari (muskulus fleksor falangus longus). Berpangkal pada tulang kering dan
uratnya menuju telapak kaki dan melekat pada ruas jari kaki. Fungsinya membengkokkan jari
dan menggerakkan kaki ke dalam

f. Otot ketul empu kaki panjang (muskulus falangus longus). Berpangkal pada betis,
uratnya melewati tulang jadi dan melekat pada ruas empu jari. Fungsinya membengkokkan
empu kaki.

g. Otot tulang betis belakang (muskulus tibialis posterior). Berpangkal pada selaput antara
tulang dan melekat pada pangkal tulang kaki. Fungsinya dapat membengkokkan kaki di sendi
tumit dan telapak kaki di sebelah ke dalam.

h. Otot kedang jari bersama. Letaknya di punggung kaki, fungsinya dapat meluruskan jari
kaki (muskulus ekstensor falangus).

Otot-otot yang lain antara lain:

ü Otot ketul

ü Otot penengah empu kaki, telapak di telapak kaki

ü Otot penepsi, terletak di sebelah punggung kaki.

Aponeurosis plantaris, tapak kaki yang ditutupi oleh selaput

2.5. OTOT PERUT

Dinding depan perut dibentuk oleh otot lurus perut (musculus rectus abdominis), yang
terletak dikanan dan kiri garis tengah badan (linea alba). Disisinya terdapat otot lebar perut
yang didalamnya terdpat otot serong luar perut (musculus oblicus extrenus) dan di lapisan
dalamnya terdapat otot serong dalam perut (musculus trasversus abdominis). Otot tersebut
terentang antara gelang pinggul dan rangka dada, merupakan sebuah penutup yang dapat
merubah volume pada rongga perut. Otot-otot tersebut dapat berkontraksi secara aktif
sehingga dapat mempengaruhi letak dan gerak rangka dada secara tidak langsung
mempengaruhi setiap tulang belakang. (Drs.Hj.Alvi Rosyidi, M.Pd. Anatomi_Fisiologi
Manusia:30-31)

2.5.1. Pengertian gerak dan fungsi otot perut

A. Otot Perut (abdominals) :

- Otot Rectus Abdominis, yakni otot yang membentang sepanjang perut. Fungsinya
untuk menekuk tubuh.

- Otot External Obliques, yakni otot kecil di sisi perut yang berfungsi untuk memutar
dan menekuk tubuh.

B. Bentuk dan struktur otot perut

Otot-otot dinding perut terdiri dari:

o M. Rectus abdominis berorigo pada tulang rawan iga ke V, VI, VII dan pada processus
xyphoideus sterni dan berinsertio pada bagian atas os. Pubis konstraksinya menyebabkan
fleksi badan pada daerah thoracales dan lumbales. Bila kita tidur terlentang, lalu menarik
bagian atas badan kedepan sejauh mungkin tanpa menggerakkan panggul maka memendek
maksimal.

o M. Obliques abdominis externus berorigo pada iga bagian bawah dada dengan otot yang
membentang kearah melintang sisi kiri dan kanan bagian bawah perut dengan insertio pada
crista illiaca.

o M. Obliques abdominis internus berorigo pada crista illiaca dan ligament inguinale
memanjang keatas, berinsertio pada jaringan ikat linea alba, memiliki fungsi sebagai pemutar
batang badan, seperti posisi sit up diagonal.

o M. Transverses abdominis bila berkontraksi otot ini akan menarik perut kedalam, jadi
semua otot perut bila berkonstraksi akan menyebabkan bertambahnya tekanan pada intra
abdominal dan rongga perut menjadi besar.

C. Fungsi dan kegunaan otot perut

Otot-otot perut merupakan otot yang sangat penting dalam menunjang suatu gerak tubuh atau
bagian tubuh.

Otot Perut (abdominals) :


ü Otot Rectus Abdominis, fungsinya untuk menekuk tubuh.

ü Otot External Obliques, berfungsi untuk memutar dan menekuk tubuh.

D.Mekanisme gerak fungsi otot perut

1. M Rectus Abdominis : apabila berkontraksi seluruhnya akan terjadi gerak fleksi ruas
tulang belakang, apabila hanya sebelah saja maka akan terjadi lateral fleksi.

2. M. External Obliqus : apabila seluruhnya (dua sisi) berkontraksi akan terjadi fleksi ruas
tulang punggung (spina), apabila hanya satu sisi saja yang kontraksi maka akan terjadi lateral
fleksi dan rotasi kea rah yang berlawanan.

3. M. Internal Obliqus : Apabila kedua sisinya kontraksi akan terjadi fleksi spina, apabila
hanya satu sisi saja akan terjadi lateral fleksi dan rotasi pada arah yang sama.

E. Struktur fungsi otot pernafasan

Otot-otot pernafasan terdiri dari:

1. Otot antar iga : M. Intercostales Internal (Intercostales Interna)l, bagaimanapun, hanya


digunakan dalam pernafasan kuat seperti batuk atau selama latihan dan tidak bernapas santai)
dan M. Intercostales Externi (Berfungsi ketika inspirasi / inhalasi terjadi. Otot-otot interkostal
bersantai sambil eksternal otot kontrak menyebabkan perluasan rongga dada dan masuknya
udara ke paru-paru).

2. Otot sekat rongga dada (Diafragma) : otot yg membatasi antara cavum abdomen dan
cavum thorax yg berfungsi untuk memperluas (menurunkan tekanan udara di dada) /
mempersempit rongga dada (menaikan tekanan) bersama otot pernafasan lain atau untuk
membantu proses pernafasan.

3. Otot bantu nafas (M. Pectorales Major/Minor, M. Sternocleidomastoideus) : Pectoralis


utama memiliki empat fungsi yang terutama bertanggung jawab untuk pergerakan sendi bahu.

o Fungsi pertama adalah fleksi humerus, seperti melempar bola samping lengan, dan
mengangkat seorang anak.

o Kedua, adduct humerus, seperti ketika mengepakkan lengan.

o Ketiga, berputar humerus medial, seperti yang terjadi ketika panco.

Pectoralis utama juga bertanggung jawab untuk menjaga lengan melekat pada batang tubuh.
Ini memiliki dua bagian yang berbeda yang bertanggung jawab untuk tindakan yang berbeda.
Bagian klavikularis dekat dengan otot deltoid dan memberikan kontribusi untuk fleksi,
adduksi horisontal, dan rotasi ke dalam humerus. Ketika pada sudut sekitar 110 derajat,
memberikan kontribusi untuk penculikan humerus. Bagian sternocostal adalah bertentangan
dengan bagian klavikularis berkontribusi terhadap gerakan ke bawah dan ke depan dari
lengan dan rotasi ke dalam ketika disertai dengan adduksi. Serat sternal juga dapat
berkontribusi untuk ekstensi, tapi tidak di luar posisi anatomi.

Kepala turner besar menyebabkan kontraksi pada inklinasi lateral yang unilateral (lateral)
dari kepala ke arah bahu ke sisi yang sama, serta (ekstensi atau reclination) peregangan
sedikit mundur. Bersamaan mengambil giliran (rotasi) bukan sisi yang berlawanan. Pada
kepala beku bertindak baik kepala turner besar bersama-sama (kiri dan kanan) sebagai otot
pernafasan aksesori.
A. Struktur dan fungsi persendian pada manusia
(Artikulasio)

Artikulasio atau Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament,
tendon, fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya. Struktur
Persendian:

A. Sendi pelana, Sendi pelana yaitu permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk
konkaf di satu sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti
dua plana yang saling menyatu. Satu-satunya sendi plana sejati yang ada pada tubuh adalah
persendian antara tulang karpal daan metacarpal pada ibu jari.
B. Sendi engsel Bentuk sendi ini mirip engsel pintu sehingga memungkinkan gerakan
fleksi dan ekstensi. Permukaan bundar pada sendi ini berhubungan dengan tulang yang lain
sehingga gerakan hanya dalam satu bidang dan dua arah. Terdiri dari sebuah tulang yang
masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang ke dua, sehingga memungkinkan gerakan
ke satu arah. Contoh, sendi lutut dan siku.

C. Sendi kondiloid Yaitu merupakan sendi biaksial yang memungkinkan gerakan ke dua
arah di sudut kanan setiap tulang. Permukaan sendi berbentuk konveks dan bersendi
dengan permukaan yang konkaf seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua bidang dan
empat empat arah (fleksekstensi, abduksi, dan adduksi). Contoh, sendi antara tulang radius
dan tulang karpal.

D. Sendi ellipsoid Permukaan sendi berbentuk konveks elips sehingga pergerakan (fleksi,
ekstensi, abduksi, dan adduksi) dapat dilakukan, tetapi rotasi tidak bisa dilakukan misalnya
sendi ibu jari.
E. Sendi peluru Kepala sendi berbentuk bola pada salah satu tulang cocok dengan lekuk
sendi yang berbentuk seperti soket, bongkol sendi tepat masuknya pada mangkok sendi
gerakan yang dapat diberikan ke seluruh daerah

Klasifikasi persendian secara struktural terbagi menjadi :


1. Persendian fibrosa (sendi mati), yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan,
diimana letak tulang-tulangnya sangat berdekatan dan hanya dipisahkan oleh selapis jaringan
ikat fibrosa. Contohnya : sutura diantara tulang-tulang tengkorak.
2. Persendian kartilago (sendi yang bergerak sedikit), yaitu persendian yang tidak
memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago. Pergerakan dari sendi ini
terbatas, dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin, contohnya tulang
iga.
3. Persendian sinovial (sendi yang bergerak bebas), yaitu persendian yang memiliki
rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen artikular yang membungkusnya.
Pergerakannya bebas, contohnya sendi bahu dan panggul, siku dan lutut, sendi pada tulang-
tulang jari tangan dan kaki, pergelangan tangan dan kaki.

Klasifikasi persendian menurut fungsinya terbagi menjadi :


1. Sendi sinartosis (sendi mati)
Sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
Sendi jenis ini antara lain adalah :
a. Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat yang hanya
ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh : sutura sagital dan parietal.
b. Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin.
Contoh : lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang anak.

2. Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas)


Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan kompresi. Sendi
jenis ini antara lain adalah :
a. Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago, yang
menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh : simpisis
pubis.
b. Sindesmosis, terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat-
serat jaringan ikat kolagen. Contoh : ditemukan pada tulang yang bersisihan eperti radius
dan ulna, serta tibia dan fibula.
c. Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalan kantong
tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada tulang rahang.

3. Sendi diartosis (sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga sendi sinovial. Sendi ini
memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovial.
Klasifikasi persendian sinovial terdiri dari :
a. Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk kedalam rongga berbentuk
cangkir pada tulang kain. Contoh : sendi panggul dan bahu.
b. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada permukaan konkaf
tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan kesatu arah. Contoh : sendi lutut dan siku.
c. Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan tulang kedua dan dapat
berputar kesemua arah. Contoh : tulang atlas, persendian bagian kepala.
d. Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah
disudut kanan setiap tulang. Contoh : sendi antara tulang radius dan tulang karpal.
e. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf pada sisi lain,
sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua pelana yang saling menyatu. Satu-
satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan
metakarpal pada ibu jari.
f. Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi berbentuk
datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang yang
lainnya. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksia.
Misalnya : persendian intervertebrata, dan persendian antara tulang-tulang karpal dan tulang-
tulang tarsal.

Pergerakan sendi
Pergerakan sendi merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang yang
membentuk artikulasi dengan cara memberikan tenaga. Tulang hanya berfungsi sebagai
pengungkit dan sendi sebagai penumpu.

Beberapa pergerakan sendi antara lain adalah :


1. Fleksi, adalah gerakan memperkecil sudut antara dua tulang.
Contoh : saat menekuk siku, menekuk lutut atau menekuk torso kearah samping.
a. Dorsofleksi, adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kearah depan
(meninggalkan daerah dorsal kaki).
b. Plantar fleksi, adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki

2. Ekstensi, adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang.


3. Abduksi, adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti gerakan
abduksi jari tangan dan jari kaki.
4. Aduksi, adalah gerakan bagian tubuh saat kembali keaksis utama tubuh (kebalikan dari
gerakan abduksi).
5. Rotasi, adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu sendiri tanpa
mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala untuk menyatakan tidak.
a. Pronasi, adalah rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis, yang mengakibatkan
telapak tangan menghadap kebelakang.
b. Supinasi, yaitu rotasi lateral lengan bawah, yang mengakibatkan telapak tangan menghadap
kedepan.

c. Sirkumduksi, adalah kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk membuat
suatu ruang berbetuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan berbentuk putaran.
7. Inversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki
menghadap kedalam atau kearah medial.
8. Eversi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan telapak kaki
menghadap kearah luar.
9. Protaksi, adalah memajukan bagian tubuh, seperti saat menonjolkan rahang bawah
kedepan atau memfleksi girdel pektoral untuk membusungkan dada.
10. Retraksi, adalah gerakan menarik bagian tubuh kearah belakang, seperti saat meretraksi
mandibula.
11. Elevasi, adalah pergerakan struktur kearah superior, seperti saat mengatupkan mulut.
12. Depresi, adalah menggerakan suatu struktur kearah inferior, seperti saat membuka mulut.

Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi
oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong,
terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial
yang menghasilkan cairan sinovial untuk meminyaki sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh
ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan
membatasi gerakan yang dapat dilakukan.
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai fungsi ganda yaitu untuk
melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi menjadi
mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik,
maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.
Matriks terdiri atas dua tipe makromolekul, yaitu proteoglikan meliputi 10% berat kering
rawan sendi, mengandung 70-80% air. Hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan
dan memungkinkan rawan sendi elastis
Kolagen yaitu komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap
tarikan. Makin ke arah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang tebal
kolagennya akan tahan terhadap tarikan. Di samping itu matriks juga mengandung mineral,
air, dan zat organik lain seperti enzim.

Bagian-bagian Sendi :
SENDI-SENDI KEPALA
Sendi temporomandibular, antara tulang temporal dan kepala mandibula, adalah satu-satunya
sendi kepala yang bisa bergerak dan uniknya gerakan bisa terjadi pada tiga bidang : ke atas
dan ke bawah, ke depan dn ke belakang, dan dari sisi ke sisi.

Fontanela anterior merupakan fontanela terbesar dan terletak pada pertemuan dua tulang
parietal dengan tulang frontal. Fontanela ini berbentuk permata dan tidak menutup sempurna
sampai usia 15-18 bulan.

Fontanela posterior terdapat pada pertemuan tulang parietal dengan tulang oksipital.
Fontanela ini berbentuk segitiga dan menutup beberapa saat setelah bayi lahir.

SENDI BATANG TUBUH


Terdapat sejumlah sendi di antara semua vertebra dari servikal kedua sampai sakrum. Sendi
kartilaginosa terdapat di antara badan vertebra, dan sendi sinovial, di antara lengkung
vertebra. Karena jumlah sendi sangat banyak, kolumna spinalis secara keseluruhan
mempunyai gerakan yang cukup bermakna. Ligamen longitudinal anterior dan posterior
membentang dari ujung atas kolumna spinalis sampai sakrum dan berfungsi memperkuat
kolumna. Ligamen-ligamen yang lain terletak di antara lengkung vertebra.
Di antara tulang iga dan vertebra terdapat sendi kostovertebral yang memungkinkan gerakan
meluncur. Pada sendi sternokostal juga terjadi gerakan yang sama.

SENDI EKSTREMITAS ATAS


Sendi sternoklavikular, dibentuk oleh ujung sternal klavikula, manubrium sterni, dan tulang
rawan iga pertama. Sendi ini memungkinkan gerakan meluncur pada klavikula.

Sendi akromioklavikular, terletak di antara ujung akromial klavikula dan akromion skapula
dan biasanya berhubungan dengan gerakan bahu.

Sendi bahu, adalah sendi bola dan mangkuk dan merupakan sendi yang paling bebas
gerakannya pada tubuh manusia. Sendi ini dibentuk oleh kepala humerus yang masuk ke
dalam mangkuk glenoid yang kecil dan dangkal. Permukaan sendi ini dilapisi tulang rawan
dan mangkuk glenoid diperbesar dan diperdalam oleh suatu batas fibrokartilago (labrum
glenoid) yang melingkari mangkuk tersebut.

Sendi siku, adalah kombinasi sendi pelana dan sendi pivot. Terdapat ligamen-ligamen yang
kuat di antara ketiga tulang tersebut dan sebuah ligamen sirkular (ligamen anular) yang
mempertahankan kepala radius pada ceruk radial ulna. Ujung bawah radius juga membentuk
sendi pivot dengan ulna.
Sendi pergelangan tangan, dibentuk oleh ujung bawah radius dengan tulang-tulang skafoid,
lunatum, dan triquetrum. Bersama dengan sendi-sendi si antara tulang karpalia, dapat
dilakukan gerakan fleksi, ekstensi, aduksi (deviasi ulna), abduksi (deviasi radius), dan
sirkumduksi.

Sendi-sendi metakarpofalangeus, juga dapat melakukan semua gerakan seperti sendi


pergelangan tangan, tetapi sendi-sendi interfalangeus merupakan sendi pelana dan hanya
memberi gerakan fleksi dan ekstensi.

SENDI EKSKREMITAS BAWAH

Sendi sakroiliaka, merupakan sendi sinovial yang memungkinkan sedikit gerakan rotasi
ketika batang tubuh melakukan fleksi dan ekstensi.

Simfisis pubis, merupakan sendi tulang rawan yang sangat sedikit gerakannya. Namun,
selama masa hamil, sendi dan ligamen panggul mengendur untuk memungkinkan gerakan
yang sedikit lebih besar.

Sendi pinggul (pangkal paha), merupakan sendi bola dan mangkuk yang dibentuk oleh kepala
femur yang masuk ke dalam asetabulum yang berbentuk mangkuk. Permukaan sendi ini
dilapisi tulang rawan sendi dan asetabulum (seperti halnya mangkuk glenoid) diperdalam
oleh suatu batas fibrokartilago yang disebut labrum asetabular. Ligamen kepala femur
melekat pada celah kecil kasar (fovea) dekat pusat kepala femur dan membentang ke
asetabulum. Sendi ini memiliki kapsul fibrosa yang kuat dan banyak ligamen, yang salah
satunya ligamen iliofemoral, terletak di depan sendi dan mencegah ekstensi sendi pinggul
melebihi garis lurus terhadap batang tubuh.

Sendi lutut, merupakan sendi terbesar pada tubuh manusia. Sendi ini merupakan sendi
gabungan: sebuah sendi kondilar yang terjadi antara kondilus femur dan tibia dan sebuah
sendi plana antara patela dan femur. Sendi ini mempunyai sebuah kapsul fibrosa di bagian
depan struktur yang dimasuki patela dan yang dilapisi membran sinovial.

Sendi tibiofibular atas, merupakan sendi plana sinovial yang memungkinkan sedikit gerakan
meluncur sedangkan pada ujung bawah kedua tulang tersebut terdapat sedikit terdapat sedikit
rotasi fibula ketika sendi pergelangan kaki bergerak.
Sendi pergelangan kaki, merupakan sendi pelana yang dibentuk oleh tibia, fibula, dan talus.
Gerakan sendi ini adalah fleksi dan ekstensi yang biasanya disebut dorsifleksi (mengangkat
kaki) dan fleksi plantar (mengangkat tumit).
Sendi-sendi antara tulang tarsalia dan antara tarsus dan metatarsus, merupakan sendi luncur
dan gerakannya terbatas. Sendi metatarsofalangeal dan interfalangeal memungkinkan gerakan
yang mirip dengan sendi-sendi pada tangan.

Anda mungkin juga menyukai