Anda di halaman 1dari 27

NYERI KEPALA

Vivianne Herlecia / 112018094


Pembimbing: dr. Nadia Husein H, Sp.S

KEPANITERAAN ILMU Penyakit saraf RSUD Tarakan


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
DEFINISI
• Cephalgia adalah nyeri atau rasa tidak enak di kepala,
setempat atau menyeluruh dan dapat menjalar ke wajah,
mata, gigi, rahang bawah dan leher.
EPIDEMIOLOGI
• 99% orang + sakit kepala  90% orang pernah mengalami
nyeri kepala dalam satu tahun, 40% terganggu aktivitasnya
• 78% nyeri kepala  Tension Type Headache, 16% migrain
• >90% penderita nyeri kepala yang diperiksa di suatu klinik
didapatkan nyeri kepala primer, sisanya nyeri kepala
sekunder.
• Penelitian di IGD  3799 penderita yang diperiksa selama
satu tahun, 86% merupakan penderita nyeri kepala primer dan
61% didiagnosis mengidap migren, hanya 6,4 % mengalami
nyeri kepala sekunder dan sinusitis merupakan penyebab
paling sering, diiikuti oleh nyeri kepala pasca trauma sebesar
1,5% bocornya cairan LCS (liquor cerebro spinal) sebanyak
0.5% dan gangguan vaskular sebanyak 0.5%.
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI NYERI KEPALA SUBKLASIFIKASI
1. Migrain
Nyeri Kepala Primer 2. Nyeri kepala tipe tegang
3. Nyeri kepala cluster
4. Nyeri kepala primer tipe lainnya
1. Berkaitan dengan trauma kepala dan leher
Nyeri Kepala Sekunder 2. Berkaitan dengan kelainan vascular kranial atau
servical
3. Berkaitan dengan kelainan nonvascular intracranial
4. Berkaitan dengan substansi atau midrawal
5. Berkaitan dengan infeksi
6. Berkaitan dengan kelainan hemostasis
7. Berkaitan dengan kelainan cranium, lehel, mata,
hidung,gigi, mulut, dan struktur facial,
8. Berkaitan dengan kelainan psikiatrik

1. Neuralgia kranial dan penyebab sentral nyeri facial


Neuralgia kranial, sentral,atau fasial 2. Nyeri kepala lainnya , neuralgia kranial, sentral atau
nyeri fasial primer
primer,dan nyeri kepala lainnya
MIGRAINE
 Migren sering disebut juga sebagai nyeri
kepala sebelah, dimana nyeri kepala yang
sangat mengganggu. Kata migren berasal
dari bahasa prancis, dibentuk dari bahasa
yunani hemicrania ( separuh kepala),
Faktor Risiko
• riwayat keluarga (genetik)
• usia (sering pada pubertas)
• menstruasi
• terlambat makan
• rangsangan berlebihan (sorotan cahaya, bau yang
menyengat), perubahan cuaca, terlalu banyak atau
kurang tidur dan stres.
Patofisiologi
Fase Migren
fase prodomal, terdapat 1-24 jam sebelum nyeri kepala
fase aura terjadi 0-60 menit sebelum atau bersamaan
dengan timbulnya nyeri kepala.
fase nyeri kepala yang berlangsung 4-72 jam
fase postdromal, dapat berlangsung berberapa jam atau
hari setelah fase nyeri kepala.
Migraine Tanpa Aura

• Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama


4-72 jam.
• Karekteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas
sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik
yang rutin dan diikuti
• dengan nausea dan atau fotofobia dan fonofobia.
Migraine Dengan Aura

• Suatu serangan nyeri kepala berulang dimana


didahului gejala neurologi fokal yang reversible
secara bertahap 5-20 menit
• berlangsung kurang dari 60 menit. Gambaran Nyeri
kepala yang menyerupai migren tanpa aura
biasanya timbul sesudah gejala aura.
STRATEGI TERAPI

a. Langkah umum  Menghindari atau menghilangkan


pemicu
b. Terapi abortif dimulai pada saat terjadinya serangan
c. Terapi profilaksis jika diperlukan
Obat-obat untuk terapi abortif
•Parasetamol 500-1000 mg / 6-8 jam
•Aspirin 500-1000 mg /4-6 jam, maks 4 g/hari
•Ibuprofen 400-800 mg/6 jam, maks 2,4 g/hari
•Metoclopramide 10 mg i.v. atau oral 20-30 menit
sebelum atau bersamaan dengan pemberian
analgetik
•Steroid merupakan "drug of choice" untuk status
migrainosus seperti deksametason,
metilprednisolon
Dianggap berhasil jika:
• Bebas nyeri sesudah 2 jam pengobatan
• Perbaikan nyeri dari skala nyeri kepala 2 (sedang) atau 3
(berat) menjadi skala nyeri kepala 1 (ringan) atau skala 0
(tidak ada nyeri kepala) sesudah 2 jam
• Efikasi pengobatan konsisten pada 2-3 kali serangan.
• Tidak ada nyeri kepala rekuren/berulang dan tidak ada
pemakaian obat lagi dalam waktu atau pada 24 jam
sesudah pengobatan berhasil.
Terapi Profilaksis
• Mengurangi frekuensi, berat dan lamanya serangan
• Meningkatkan respons pasien terhadap pengobatan akut
• Meningkatkan fungsi aktivitas sehari-hari serta
mengurangi disabilitas
• Mencegah penggunaan analgesik yang berlebihan dan
transformasi menjadi chronic daily headache
• Mengurangi biaya pengobatan.
Kriteria penghentian terapi profilaksis
• Adanya ofek samping obat
• Obat tidak menunjukkan efikasi yang nyata dalam 1
bulan pemberian, dapat dlganti dengan jenis obat lain
• Pasien menunjukkan pengurangan nyeri, frekuensi
serangan dan waktu harinya sebanyak 50% atau lebih
• Jika pengobatan profilaksis berhasil selama 6-12 bulan
maka pengobatan profilaksis dihentikan secara tappering
off.
• Terapi profilaksis migren dianggap berhasil bila frekuensi
serangan mingren menurun setidaknya 50% perbulan
selama 3 bulan.
NYERI KEPALA CLUSTER

•Nyeri kepala hebat

•Unilateral di orbita,
supraorbita, temporal,
atau kombinasi

•Cluster headache
merupakan nyeri kepala
yang masuk dalam
kelompok trigeminal
autonomic cephalgia
(TAC). Nyeri kepala
klaster merupakan suatu
sindrom.
KRITERIA DIAGNOSTIK
• A. Paling sedikit 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D.
• B. Nyeri hebat atau sangat hebat di orbita, supra orbita
dan/atau temporal yang unilateral, berlangsung 15-180 menit
bila tak diobati.
• C. Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu dari:
• Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral.
• Kongesti nasal dan atau rhinorrhoea ipsilateral.
• Edema palpebra ipsilateral.
• Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral.
• Miosis dan atau ptosis ipsilateral.
• Perasaan gelisah atau agitasi.
• Serangan-serangan mempunyai frekuensi: dari 1 kali setiap 2 hari
sampai 8 kali per hari.
• D. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
TATALAKSANA
• Inhalasi oksigen (masker muka): oksigen 100% 7 liter/menit selama 15 menit
• Dihidroergotamin (DHE) 0,5-1,5 mg i.v. akan mengurangi nyeri dalam 10
menit; pemberian i.m. dan nasal lebih lama.
• Sumatriptan injeksi subkutan 6 mg akan mengurangi nyeri dalam waktu 5-15
menit; dapat diulang setelah 24 jam. Kontraindikasi: penyakit jantung iskemik,
hipertensi tidak terkontrol. Sumatriptan nasal spray 20 mg (kurang efektif
dibanding subkutan). Efek samping: pusing, letih, parestesia, kelemahan di
muka.
• Zolmitriptan 5 mg atau 10 mg per oral.
• Anestesi lokal: 1 ml Lidokain intranasal 4%.
• Indometasin (rectal suppositoria).
• Opioids (rektal, Stadol nasal spray) hindari pemakaian jangka lama.
• Ergotamine aerosol 0,36-1,08 mg (1-3 inhalasi) efektif 80%.
• Gabapentin atau Topiramat.
• Methoxyflurane (rapid acting analgesic): 10-15 tetes pada saputangan dan
inhalasi selama beberapa detik.
Terapi Profilaksis
• Indikasi:
• Nyeri kepala kluster yang sulit hilang walaupun sudah diberikan terapi
abortif
• Nyeri kepala kluster yang terjadi setiap hari dan berlangsung selama lebih
dari 15 menit
• Pasien yang bersedia dan mampu mengkonsumsi obat setiap hari.

• Obat yang dapat digunakan profilaksis:


• Verapamil 120 – 160 mg dapat diberikan 3-4 kali sehari
• Prednisolone 50-75 mg/hari
• Litium 300-1500 mg/hari
• Metisergid 4-10 mg / hari
• Ergotamin 2 mg diberikan 2-3 kali per hari.
Nyeri Kepala Tipe Tegang
Nyeri kepala tipe tegang (NKTT) adalah nyeri kepala
bilateral yang menekan, mengikat, tidak berdenyut,
tidak dipengaruhi dan tidak diperburuk oleh aktivitas
fisik, dengan intensitas nyeri ringan hingga sedang,
tidak disertai (atau minimal) mual dan/atau muntah,
serta disertai fotofobia atau fonofobia
Klasifikasi
Nyeri kepala tipe tegang episodik jarang (infrequent episodic): Setidaknya 10
episode nyeri kepala terjadi dengan rata-rata <1 hari per bulan (<12 hari per
tahun) dan memenuhi kriteria diagnosis B-D

Nyeri kepala tipe tegang episodik sering (frequent episodic): Setidaknya


10 episode nyeri kepala terjadi rata-rata 1-14 hari per bulan selama >3 bulan
(≥12 dan <180 hari per tahun) dan memenuhi kriteria diagnosis B-D

Nyeri kepala tipe tegang kronis (chronic): Nyeri kepala terjadi rata-rata ≥15
hari per bulan selama >3 bulan (≥180 hari per tahun) dan memenuhi kriteria
diagnosis B-D

Kemungkinan nyeri kepala tipe tegang (probable)


Faktor Risiko Faktor Pencetus

• Stres • Postur yang buruk


• Konflik emosional • Tidak mampu relaks
• Kelaparan setelah bekerja
• Dehidrasi • Gangguan tidur
• Pekerjaan/beban berat
• Perubahan pola tidur
• Caffeine withdrawal
• Fluktuasi hormonal
wanita
Anamnesis
History (Riwayat)
H
Site (Tempat)
S
Origin (Tempat Asal)
O
Character (Khas)
C
Radiation (Penjalaran)
R
Associated Symptoms (kumpulan gejala yang terkait)
A
Timing (Waktu)
T
Exacerbating & Relieving (Hal yang Memperparah dan Memperingan) Exacerbating
E (Hal yang Memperparah)

Severity (Derajat Keparahan/ Intensitas)


S
State of Health Between Attacks (Kondisi Kesehatan di Antara Serangan)
S
Diagnosis
A. Setidaknya 10 episode nyeri kepala
B. Berlangsung dari 30 menit hingga 7 hari
C. Setidaknya dua dari empat karakteristik berikut:
1. lokasi bilateral
2. terasa sensasi menekan atau rasa kencang (tidak berdenyut)
3. intensitas ringan atau sedang
4. tidak diperparah oleh aktivitas fisik rutin seperti berjalan atau
menaiki tangga
D. Kedua hal berikut:
1. tidak ada mual atau muntah (bisa anoreksia)
2. tidak lebih dari satu fotofobia atau fonofobia
E. Tidak terdapat kelainan ICHD-3 lainnya.
Penatalaksanaan
Farmakologis Non farmakologis
Medikamentosa Dosis Level
Rekomendasi
Latihan postur dan
Parasetamol/ 500 – 1000 mg A posisi
asetaminofen

Aspirin 500 – 1000 mg A Massage, ultrasound,


Ibuprofen 200 – 800 mg A
kompres panas/dingin
Ketoprofen 25 – 50 mg A
Akupuntur TENS
Naproxen 375 – 550 mg A
(transcutaneus
Diclofenac 12,5 – 100 mg A electrical stimulation).
Caffeine 65 – 200 mg B
Pencegahan
Farmakologis Non Farmakologis

Medikamentosa Dosis Harian Level


Rekomendasi
Berhenti merokok

Amitriptyline 30 – 75 mg A

Mirtazapine 30 mg B
Berpola hidup sehat

Venlafaxine 150 mg B Bekerja, berolahraga,


dan beristirahat secara
Clomipramine 75 – 150 mg B seimbang.

Anda mungkin juga menyukai