Anda di halaman 1dari 13

Struktur dan Mekanisme Lambung pada Manusia

Wiwin Caroline Putri Basel (102014211), Bryan Stephen ( 102016026), Ester Cesaria Claudia
Sosomar (102016072), Hardianti (102016134), Paskalia CHR Lalangpuling (102016182), Yudha
Pandapotan ( 102016210), Febrian Tiranita (102016236).
D1
Mahasiswi Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana. Alamat Korespondensi :
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510.
e-mail : ester.2016fk072@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang
kompleks diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh sistem pencernaan
melalui bantuan enzim. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ
tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati dan pankreas. Semua organ tersebut
menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks
menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia.
Kata kunci: gaster, pencernaan, mekanisme, struktur lambung.

Abstract
Digestion is a process of breaking down food from a complex structure is converted into
smaller units that can be absorbed by the digestive system through the help of enzymes. The main
organs that play a role in the digestive system include the mouth, esophagus, stomach, intestine,
colon, rectum, and anus. While an extra organ in the digestive system include the liver and
pancreas. All these organs produce enzymes that are useful to elaborate complex molecules of
food into simple which can be used by any of the cells to the activity of the human body.
Keywords: gaster, digestion, mechanisms, structure of the stomach.
Pendahuluan
Sistem digestif ialah suatu sistem yang terdapat pada tubuh manusia yang berfungsi
sebagai proses pencernaan. Sistem digestif manusia terutama terdiri dari saluran pencernaan atau
serangkaian struktur dan organ di mana makanan dan cairan lewat saat pemprosesannya ke
bentuk yang bisa diserap ke dalam aliran darah.1
Kita manusia sebagai makhluk hidup tentu memerlukan makanan untuk bertahan hidup.
Makanan, minuman, dan obat-obatan merupakan sumber energi dan sumber bahan baku untuk
membangun tubuh. Sebelum dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem pencernaan.
Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan
yang dimakan masuk lewat mulut kemudian masuk kedalam gaster melewati esofagus lalu
dibawa melalui usus halus sampe ke usus besar dan kemudian dikeluarkan lewat anus.
Sesuai dengan skenario, seorang Perempuan 25 tahun, karyawati sebuah bank berobat
karena merasa nyeri pada daerah ulu hatinya. Keluhan tersebut sering dialaminya sejak 1 minggu
ini dikarenakan kesibukannya menghadapi pekerjaan yang menumpuk. Ia mempunyai riwayat
makan yang tidak teratur. Setelah diperiksa dokter mengatakan ia menderita gastritis. Maka dari
itu penulis akan mencoba membahas struktur organ, mekanisme fungsional dan mekanisme
kimiawi dari lambung manusia.

Struktur Gaster
Makroskopik
Gaster atau lambung berbentuk seperti kantung. Gaster dapat menampung makanan 1
liter hingga mencapai 2 liter. Dinding gaster disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi
menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos
yang menyusun gaster, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong. Gaster
terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan bawah arcus costalis sinistra sampai
regio epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian bawah.
Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium
pyloricum; dua curvatura, curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, paries anterior
dan paries posterior. Gaster relatif terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi di antara ujung-ujung
tersebut gaster sangat mudah bergerak. Gaster cenderung terletak tinggi dan tranversum pada
orang pendek dan gemuk (gaster steer-horn) dan memanjang vertikal pada orang yang tinggi dan
kurus (gaster berbentuk huruf J). Bentuk gaster sangat berbeda-beda pada orang yang sama dan
tergantung pada isi, posisi tubuh, dan fase pernapasan.2
Lambung mempunyai peritoneum viscerale yang meliputi permukaan anterior dan
posterior. Kedua lapisan tersebut dari curvatura minor ke arah hepar membentuk ligamentum
hepatogastrica yang merupakan bagian dari omentum minus. Ke bawah kedua lapisan pada
curvatura major berhubungan dengan omentum gastrolienalis dan mesocolon transversum
membentuk omentum majus.3

Bagian-bagian lambung
Lambung mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan pylorus), dua lengkungan
(curvatura major dan minor) dan dua permukaan (facies anterior dan posterior). Lambung terdiri
dari lima bagian yaitu cardia, fundus, corpus, pars pylorica dan pylorus. Cardia merupakan
daerah tempat masuknya esophagus ke dalam lambung. Fundus gastricus yang berbentuk kubah
merupakan bagian lambung yang berada di atas kiri dari ostium cardiacum. Pada fundus ini
biasanya berkumpul gas yang sering tampak pada foto sinar X.3
Antara fundus dan pars abdominalis esophagei terdapat sudut yang tajam, disebut
incisura cardiaca. Corpus gastricum yang merupakan bagian utama, terletak kurang lebih vertikal
(sedikit ke arah depan kanan) antara fundus dan incisura angularis beralih menjadi pars pylorica.3
Curvatura minor yang merupakan batas kanan lambung terbentang dari incisura cardiaca
terus ke fundus dan pinggir kiri lambung sampai pylorus. Pada curvatura minor di batas antara
corpus dengan pars pylorica terbentuk sudut yang disebut incisura angularis. Pars pylorica terdiri
dari antrum pyloricum yang lebar di sebelah proximalis dan canalis pyloricus yang lebih sempit
di sebelah distalis yang berakhir pada pylorus.3
Pada batas antara kedua bagian ini kadang-kadang terdapat suatu sulcus dangkal. Pylorus
merupakan daerah terdapatnya penyempitan berupa sphincter yang umumnya berada dalam
keadaan kontraksi tonik. Sphincter pylori mempunyai otot circularis tebal (musculus sphincter
pylori) yang mengatur/ mengontrol aliran isi lambung ke duodenum.3

Letak lambung
Ostium cardiacum terletak kurang lebih 3cm disebelah kiri garis tengah, setinggi Vertebra
thoracalis 11, dan 10 cm di sebelah dalam dari rawan iga 7 kiri. Lubang ini merupakan tempat
paling tetap dari lambung. Pylorus letaknya relatif tetap, yaitu pada posisi berbaring terletak di
atau sedikit kanan dari linea mediana setingi vertebra lumbalis 1, pada linea transpyloricum.
Fundus letaknya paling superior di belakang iga ke-5 kiri di linea medioclavicularis. Fiksasi
paling kuat dari lambung terdapat pada cardia karena hubungannya pada esophagus yang
terfiksasi pada diafragma. Omentum minus juga dapat membantu fiksasi lambung pada
tempatnya.3
Lambung terdiri dari lima bagian yaitu cardia, fundus, corpus, pars pylorica dan pylorus.
Cardia merupakan daerah tempat masuknya esophagus ke dalam lambung.Fundus gastricus yang
berbentuk kubah merupakan bagian lambung yang berada di atas kiri dari ostium cardiacum.
Pada fundus ini biasanya berkumpul gas yang sering tampak pada foto sinar X.3,4
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.3,4
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting
1. Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.3,4
2. Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).3,4

Vaskularisasi Lambung
Lambung mendapat darah dari cabang-cabang arteri coliaca, yaitu arteriae gastrica sinistra et
dextra, gastro-omentalis (epiploica) dextra et sinistra, dan gastricae breves.A.gastrica sinistra
yang merupakan cabang langsung dari a. coliaca berjalan ke esophagus dan turun kembali ke
curvatura minor. A. Gastrica dextra, cabang dari a. Hepatica communis atau propria berjalan
pada pinggir atas pylorus dan curvatura minor.3,4
A. gastro-omentalis dextra merupakan cabang dari a. Gastroduodenalis (yang merupakan
cabang dari a. Hepatica communis). A. Gastro-omentalis sinistra dan a. Gastricae breves
merupakan cabang dari a. Lienalis.3,4
Vena gastrica dextra dan sinistra mengalirkan darah langsung ke dalam vena porta hepatis,
sedang v. Gastro-omentalis kiri dan venae gastricae breves masuk ke vena lienalis, sedang v.
Gastro-omentalis kanan masuk ke v. Mesenterica superior terus ke v. Porta hepatis.5

Mikroskopik
Gaster atau ventriculus atau lambung merupakan saluran berikutnya setelah bolus
melewati oesophagus.Merupakan tempat penyimpanan sementara, pencampuran dan sudah
terjadi pencernaan pada gaster. Berikut lapisan pada gaster:6

1. Tunika mukosa yang menjadi ciri khas pada gaster adalah adanya sumur lambung atau
foveola gastrika, dengan epitelnya yang selapis torak tanpa sel goblet.pada setiap bagian
lambung baik cardia, fundus maupun pylorus mempunyai kedalaman foveola gastrika yang
berbeda dimana yang paling dalam pada daerah pylorus. Lalu pada lamina propria terdapat
pula kelenjar-kelenjar gaster, yaitu: kelenjar fundus, kelenjar cardia dan kelenjar pylorus. Pada
gaster dihasilkan pula HCl maupun enzim lain yang diproduksi dari sel-sel yang terdapat pada
kelenjar gaster terutama kelenjar fundus. Berikut sel-sel yang mensekresikan enzim pada
gaster yaitu:6
- Chief cell (sel utama) merupakan sel terbanyak. Berbentuk pyramid, inti di basal oval dan
kromatin agak padat. Sel ini akan menghasilkan terutama pepsinogen untuk pencernaan
protein di lambung pertama.6
- Parietal cell (sel parietal) yang menghasilkan HCl pada gaster dan juga faktor intrinsic.6
- Mucous neck cell (sel mukosa leher) mempunyai bentuk sel kubus atau torak rendah, dan
mensekresikan cairan mukus untuk melindungi dinding mukosa lambung dari zat asam
sendiri.6
- Enteroendocrine cell (sel enteroendokrin) merupakan sel yang mensekresi serotonin,
histamin, gastrin dan enteroglikagon.6

Terdapat empat proses pencernaan dasar: motilitas, sekresi, pencernaan, dan penyerapan.
Kata motilitas merujuk pada kontraksi otot yang mencampurkan dan mendorong maju isi saluran
cerna.Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran cerna oleh kelenjar
eksokrin di sepanjang perjalanan, masing-masing dengan produk sekretorik spesifik.Kata
pencernaan merujuk kepada penguraian biokimiawi struktur kompleks makanan menjadi satuan-
satuan yang lebih kecil dan dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi didalam sistem
pencernaan. Melalui proses penyerapan, unit-unit kecil makanan yang dapat diserap yang
dihasilkan oleh pencernaan, bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari lumen
saluran cerna ke dalam darah atau limfe.6

Mekanisme Kerja di Lambung


Lapisan otot polos di fundus dan korpus relatif tipis, tetapi bagian bawah lambung,
antrum memiliki otot yang jauh lebih tebal. Bagian terminal lambung adalah sfingter pilorus,
yang bekerja sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus halus, duodenum.7

Lambung melakukan tiga fungsi utama :7


1. Menyimpan makanan yang masuk sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan
kecepatan sesuai untuk pencernaan dan penyerapan optimal.Karena usus halus adalah tempat
utama pencernaan dan penyerapan, maka lambung perlu menyimpan makanan dan
menyalurakannya secara mencicil ke duodenum dengan kecepatan yang tidak melebihi kapasitas
usus halus.

2. Lambung mengeluarkan asam klorida dan enzim yang memulai pencernaan protein.

3. Melalui gerakan mencampur lambung, makanan tertelan dihaluskan dan dicampur dengan
sekresi lambung untuk menghasilkan campuran cairan kental yang dikenal sebagai kimus. Isi
lambung harus diubah menjadi kimus sebelum dapat dialirkan ke duodenum. Dimulai dari
motilitas, lambung memiliki motilitas yang kompleks dan berada dibawah banyak sinyal
regulatorik. Empat aspek motilitas lambung adalah (a) pengisian, (b) penyimpanan, (c)
pencampuran, dan (d) pengosongan.7

a) Pengisian lambung
Melibatkan relaksasi reseptif. Ketika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml,
tetapi volume lambung dapat bertambah hingga sekitar 1 liter saat makan. Lambung dapat
menampung peningkatan volume 20 kali lipat tersebut dengan tidak banyak mengalami
perubahan tegangan di dindingnya dan pengikatan tekanan intralambung, melalui mekanisme
berikut. Sewaktu makan, lipatan menjadi lebih kecil dan nyaris mendatar sewaktu lambung
sedikit melemas setiap kali makanan masuk. Relaksasi refleks lambung sewaktu menerima
makanan ini disebut relaksasi reseptif; relaksasi ini meningkatkan kemampuan lambung
menampung tambahan volume makanan dengan hanya menyebabkan sedikit peningkatan
tekanan lambung. Namun, jika makanan yang dikonsumsi lebih dari 1 liter maka lambung
mengalami peregangan berlebihan dan tekanan intralambung meningkat sehingga yang
bersangkutan merasa tidak nyaman. Relaksasi reseptif dipicu oleh tindakan makan dan
diperantarai oleh saraf vagus.6

b) Penyimpanan di Lambung
Makanan disimpan di korpus lambung. Sekelompok sel pemacu yang terletak di regio
fundus bagian atas lambung menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah
sepanjang lambung menuju sfingter pilorus dengan frekuensi tiga kali per menit. Pola ritmik
depolarisasi spontan ini- irama listrik dasar atau BER lambung-terjadi terus menerus dan
mungkin disertai oleh kontraksi lapisan otot polos sirkular. Lapisan otot polos ini dapat mencapai
ambang oleh aliran arus dan mengalami potensial aksi, bergantung pada tingkat eksitabilitas
lapisan tersebut, yang pada gilirannya memulai gelombang peristaltik yang menyapu ke seluruh
lambung seiring BER dengan frekuensi tiga kali permenit. Sekali dimulai, gelombang peristaltik
menyebar melalui fundus dan korpus dan antrum ke sfingter pilorus. Karena lapisan otot di
fundus dan korpus tipis maka kontraksi di bagian ini lemah. Ketika mencapai antrum, gelombang
kontraksi menjadoi lebih kuat karena otot di sini lebih tebal.Karena di fundus dan korpus
gerakan mencampur berlangsung lemah maka makanan yang disalurkan ke lambung dari
esofagus disimpan di bagian korpus yang relatif tenang tanpa mengalami pencampuran.
Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke antrum, tempat berlangsungnya
pencampuran.6

c) Pencampuran di lambung
Pencampuran makanan berlangsung di antrum. Kontraksi peristaltik antrum yang kuat
mencampur makanan dengan sekresi lambung untuk menghasilkan kimus. Setiap gelombang
peristaltik antrum mendorong kimus maju menuju sfingter pilorus. Kontraksi tonik sfingter
pilorus normalnya menyebabkan sfingter ini nyaris tertutup. Lubang yang terbentuk cukup besar
untuk dilalui oleh air dan cairan lain tapi terlalu kecil untuk kimus kental kecuali jika kimus
didorong oleh kontraksi peristaltik antrum yang luar biasa. Bahkan demikianpun, dari 30 ml
kimus yang dapat ditampung oleh antrum, biasanya hanya beberapa mililiter isi antrum yang
terdorong ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik. Sebelum banyak kimus yang terperas
keluar, gelombang peristaltik mencapai sfingter pilorus dan menyebabkan sfingter ini
berkontraksi lebih kuat, menutup pintu keluar dan mencegah mengalirnya kimus lebih lanjut ke
duodenum.8

Massa kimus antrum yang sedang terdorong maju tetapi tidak dapat masuk ke duodenum
tertahan mendadak di sfingter yang tertutup dan memantul balik ke dalam antrum, hanya untuk
didorong kembali ke sfingtert dan memantul balik oleh gelombang peristaltik baru. Gelombang
maju mundur ini mencampur kimus secara merata di antrum.8

d) Pengosongan Lambung
Kontraksi peristaltik antrum adalah gaya pendorong untuk mengosongkan isi lambung.
Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang kontraksi sebelum sfingter pilorus
menutup erat terutama bergantung pada kekuatan peristaltis. Intensitas persitaltis antrum dapat
sangat bervariasi di bawah pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum; karena itu
pengosongan lambung diatur baik oleh faktor lambung maupun duodenum. Faktor-faktor
ini mempengaruhi eksitabilitas lambung dengan sedikit mendepolarisasikan atau
menghiperpolarisasi otot polos lambung. Eksitabilitas ini selanjutnya, adalah penentu derajat
aktivitas peristaltik antrum. Semakin besar eksitabilitas, semakin sering BER menghasilkan
potensial aksi, semakin besar tingkat aktivitas peristaltik di antrum, dan semakin cepat laju
pengosongan lambung.6

e) Sekresi Lambung
Sel-sel yang mengeluarkan getah lambung berada di lapisan dalam sel lambung, mukosa
lambung, yang dibagi menjadi dua daerah berbeda: (1) mukosa oksintik, yang melapisi korpus
dan fundus; dan (2) daerah kelenjar pilorus (pyloric gland area, PGA) yang melapisi antrum. Di
dinding foveola gastrika dan kelenjar mukosa oksintik ditemukan tiga jenis sel sekretorik
eksokrin lambung :
Sel mukus (mucous) melapisi foveola gastrica dan pintu masuk kelenjar. Sel-sel ini
mengeluarkan mukus encer.6
Chief cell yang jumlahnya lebih banyak menghasilkan prekursor enzim pepsinogen.6
Sel parietal (atau oksintik) mengeluarkan HCL dan faktor intrinsik.Sekresi eksokrin ini
semuanya dibebaskan ke dalam lumen lambung. Secara kolektif, berbagai sekresi ini membentuk
getah lambung.6

Mekanisme Pencernaan
1. Absorbsi Karbohidrat
Karbohidrat mulai masuk melewati mulut dan akan bercampur dengan saliva yang
mengandung enzim amilase/ ptialin. Dari tahap inilah karbohidrat sudah di cerna.Amilase
mengubang karbohidrat menjadi amilum & deksrin dan diurai menjadi maltosa (glukosa +
glukosa). Selanjutnya pada lambung akan di campur dengan ebzim lagi dan di transfer ke usus
halus oleh enzim disakarida yang dihasilkan oleh sel mukosa usus halus. Selanjutnya molekul
kecil karbohidrat akan dirubah lagi menjadi maltosa, sukrosa dan laktosa yang nantinya akan
diabsorbsi oleh sel epitel usus halus. Dan diabsorbsi ke kapiler darah yang nantinya ditranspor
melalui sistem porta hepatika.5,6

Gambar 4. Proses Pencernaan Karbohidrat.3

2. Absorbsi Lemak
Pencernaan lemak hanya terjadi di usus halus.Lamak dan produk pencernaannya tidak
larut dalam air.Enzim lipase tidak mampu mencerna globul besar sehingga empedu disekresikan
dari hati ke duodenum. Garam empedu akan mengemulsi lemak sehingga memecah lemak
menjadi molekul yang lebih kecil. Lalu lipase akan mencerna lemak menjadi asam lemak bebas

dab monogliserida.5,6

Gambar 5. Proses Pencernaan Lemak.3

3. Absorbsi Protein
Percernaan protein dimulai di lambung.Enzim pepsin lah yang digunakan untuk
pencernaan protein dan disekresi dalam bentuk tidak aktif yaitu pepsinogen. Kondisi lambung
yang asam akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin dan pepsin akan memecah protein
menjadi polipeptida. Pencernaan akan berlanjut di duodenum. Enzim- enzim pankreas seperti
tripsin, kemotripsin, dan karnoksipeptidase disekresi dalam bentuk tidak aktif. Enzim
enterokinase akan mengubah tripsinogen menhadi tripsin. Lalu, tripsin mengubah enzim yang
lain ke bentuk aktif dimana enzim itu akan mencerna polipeptida menjadi peptida. Lalu enzim
aminopeptidase dan dipeptidase akan mengubah peptida dan dipeptida menjadi asam amino.5,
Gambar 6. Proses Pencernaan Protein.3

Laju sekresi lambung dapat dipengaruhi oleh (1) faktor faktor yang muncul bahkan
sebelum makanan mencapai lambung, (2) faktor-faktor yang disebabkan oleh keberadaan
makanan di lambung, dan (3) faktor-faktor di dudenum setelah makanan meninggalkan lambung.
Karena itu, sekresi lambung dibagi menjadi tiga fase- fase sefalik, lambung, dan usus.7

a. Fase Sefalik
Fase sefalik sekresi lambung merujuk kepada peningkatan sekresi HCL dan pepsinogen
yang terjadi melalui mekanisme umpan sebagai respons terhadap rangsangan yang bekerja di
kepala bahkan sebelum makanan mencapai lambung. Memikirkan, mencicipi, mencium,
mengunyah dan menelan makanan meningkatkan sekresi lambung oleh aktivitas vagus melalui
dua cara. Pertama, stimulasi vagus terhadap pleksus intrinsik mendorong peningkatan sekresi
Ach, yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan sekresi HCL dan pepsinogen oleh sel
sekretorik. Kedua, stimulasi vagus pada sel G di dalam PGA menyebabkan pembebasan gastrin,
yang pada gilirannya semakin menigkatkan sekresi HCL dan pepsinogen, dengan efek HCL
mengalami potensiasi (diperkuat) oleh pelepasan histamin yang dipidcu gastrin.9

b. Fase Lambung
Fase lambung sekresi lambung berawal ketika makanan benar-benar mencapai lambung.
Rangsangan yang bekerja di lambung- yaitu protein, khususnya potongan
peptida;peregangan;kafein; dan alkohol-meningkatkan sekresi lambung melalui jalur-jalur
eferen yang tumpng tindih. Sebagai contoh, protein di lambung perangsang paling kuat,
merangsang kemoreseptro yang mengaktifkan pleksus saraf intirnsik, yang selanjutnya
merangsang sel sekretorik.Selain itu, protein menyebabkan pengaktifan serat vagus ekstrinsik ke
lambung. Aktivitas lambung semakin meningkatkan stimulasi saraf intrinsik pada sel sekretorik
dan memicu pelepasan gastrin. Protein juga secara langsung merangsang pengeluaran gastrin.
Gastrin, pada gilirannya adalah perangsang kuat bagi sekresi HCL dan pepsinogen lebih lanjut
serta juga menyebabkan pengeluaran histamin, yang semakin meningkatkan sekresi HCL.
Melalui jalur-jalur yang sinergistik dan tumpang tindih ini, protein menginduksi sekresi getah
lambung yang sangat asam dan kaya pepsin, melanjutkan pencernaan protein yang jadi pemicu
proses ini.9

c. Fase Usus
Fase usus sekresi lambung mencakup faktor-faktor yang berasal dari usus halus yang
mempengaruhi sekresi lambung. Sementara fase-fase lain bersifat eksitatorik, fase ini inhibitorik.
Fase usus ini penting untuk menghentikan aliran getah lambung sewaktu kimus mulai mengalir
ke dalam usus halus.10

Enzim-Enzim pada Lambung


Getah lambung merupakan cairan jernih bewarna kuning pucat yang mengandung HCl
0,2-0,5% dengan pH 1. Getah lambung terdiri atas 97-99% air dan sisanya musin (lendir) serta
garam anorganik, enzim pencernaan (pepsin dan renin), dan lipase.10
Pepsin
Fungsi utama untuk hidrolisis molekul protein menjadi peptide
Disekresikan dalam bentuk inaktif. Jika diperlukan maka akan berubah bentuk dari
pepsinogen menjadi pepsin.
Renin
Fungsi utama mengubah kaseinogen menjadi kasein
Hanya terdapat pada lambung bayi untuk mengolah susu
Lipase
Fungsi utama hidrolisis tri-asilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol
Kesimpulan
Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek
diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi
di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara
lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ
tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua organ tersebut menghasilkan
enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi
sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia.

Daftar Pustaka
1. Ajib M, Prayugo B. Gambaran Distribusi Kasus-kasus Emergency Pembedahan Digestif
bagi Dewasa di RSUPHAM Tahun 2010 2011. E-Journal FK USU Vol 1 No 1, 2013.
2. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta : EGC; 2006.

3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologis. Jakarta: Gramedia; 2005.h.175-8.


4. Rubio, IG . Eosinophil cationic protein in feces: Reference values inhealthy and atopic
individuals and patients with digestivediseases.JulyAugust 2007, Vol. 28, No. 4. Page
468.
5. Gaster. Diunduh dari : www.gaster.picture.histo.com. 17 Juli 2017.
6. Widjaja H. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2010. h. 53.
7. Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. Buku ajar histologi. Edisi ke-5. Jakarta: EGC;
2000.h.327-59.
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2011.h. 641-4,654-6, 659, 663-4, 666-8, 669-674, 675-8, 682-6, 688-691.
9. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran.ed 11 th. Jakarta:EGC.p. 124-5.
10. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC ; 2003.h.230-49

Anda mungkin juga menyukai