Anda di halaman 1dari 11

Lambung dan Sistem Pencernaan

Ribka Crisella Hutagalung 102020112

Kelompok D4

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat, 11510

ribka.102020112@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Manusia pada dasarnya bertahan hidup dengan memenuhi kebutuhan pangannya. Makanan
yang kita makan tentunya bermacam-macam, baik itu karbohidrat, protein, maupun lemak.
Semua makanan yang kita makan, akan di olah secara mekanik terlebih dahulu di dalam
mulut kita dengan 4 tahap dasar pencernaan, yaitu motilitas, sekresi, digesti, absorpsi,
kemudian perlahan-lahan akan didorong melewati esofagus, selanjutnya akan diteruskan ke
lambung. Pada lambung juga akan mengalami 4 tahap pencernaan tersebut, tahap motilitas
pada lambung akan mencakup 4 aspek prosesnya, dan juga akan banyak terjadi sekresi
enzim-enzim, khususnya HCl. Selanjutnya makanan akan masuk ke usus besar, lalu usus
halus dan berakhir di anus. Pada pembahasan ini akan berfokus pada organ lambung yang
mencakup struktur makroskopis dan mikroskopisnya, enzim pada lambung yang akan
digunakan dalam proses pencernaan, serta tahap motilitas lambung yang sangan kompleks.

Kata kunci : Enzim, lambung, motilitas, sistem pencernaan.

Abstract

Humans basically survive by meeting their food needs. We eat a variety of foods, be it
carbohydrates, protein, or fat. All the food we eat, will be processed mechanically first in our
mouths with 4 basic stages of digestion, namely motility, secretion, digestion, absorption,
then slowly pushed through the esophagus, then will be forwarded to the stomach. The
stomach will also experience these 4 stages of digestion, the motility stage in the stomach
will cover 4 aspects of the process, and there will also be a lot of secretion of enzymes,
especially HCl. Then the food will enter the large intestine, then the small intestine and ends
at the anus. This discussion will focus on the gastric organ which includes its macroscopic
and microscopic structure, the enzymes in the stomach that will be used in the digestive
process, and the very complex stages of gastric motility.

Keywords : Enzymes, stomach, motility, digestive system.

Pendahuluan
Manusia adalah sebagai makhluk hidup yang tentunya memerlukan makanan untuk
mempertahankan kehidupannya. Oleh sebab itu ada sistem pencernaan di dalam tubuh kita
guna mengolah makanan tersebut. Makanan yang kita makan tentunya beragam, semua
makanan tersebut akan melalui 4 tahap pencernaan dasar, yaitu motilitas, sekresi, digesti, dan
juga absorbs. Perjalanan makanan yang kita makan akan berawal dari mulut kemudian di
mulut terjadi 4 tahap pencernaan tadi, selanjutnya masuk ke faring, lalu lanjut ke oesophagus,
dari oesophagus makanan akan masuk ke lambung melalui sfingter (semacam katup) yaitu
sfingter gastroesophagus. Kemudian makanan juga akan mengalami 4 tahap dasar pencernaan
di lambung. Setelah itu akan masuk ke duodenum melalui sfingter pylorus yang memiliki otot
yang tebal. Pada duodenum terjadi juga 4 tahap dasar pencernaan tersebut, lalu akan masuk
ke usus halus dan terjadi banyak penyerapan disana. Setelah itu masuk ke rectum dan akan
keluar melalui anus.1
Berdasarkan kasus di atas kita akan berfokus membahas tentang lambung dimana
lambung adalah rongga yang berbentuk J, lambung juga terbagi menjadi 3 bagian, baik itu
secara anatomis, fisiologis, dan fungsionalnya. Bagian atas disebut dengan fundus yang
terletak tepat di atas lubang oesophagus. Bagian tengah yaitu korpus atau badan dari organ
lambung ini, kemudian bagian bawah ada antrum, pada antrum lapisan otot relatif lebih tebal
khususnya pada bagian sfingter pylorus yang bekerja sebagai sawar antara lambung dan
bagian atas usus halus, duodenum, hal ini juga berperan dalam motilitas lambung. Dalam
memecahkan makanan tersebut agak dapat dicerna dengan baik, digunakan bantuan berbagai
enzim yang ada.1,2
Kasus
Seorang perempuan 19 tahun berobat ke dokter karena mengeluh nyeri pada ulu hati dan
sering merasa mual sejak 1 bulan. Perempuan tersebut sering terlambat makan. Dari hasil
pemeriksaan, didapatkan luka pada lambungnya.

Rumusan masalah
Seorang perempuan 19 tahun didapatkan luka pada lambungnya.
Makroskopis Gaster
Lambung atau gaster merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar dan mempunyai 3
fungsi utama yaitu menyimpan makanan.Pada orang dewasa, lambung mempunyai kapasitas
sekitar 1500 ml. Selain itu lambung juga mencampur makanan dengan getah lambung untuk
membentuk kimus yangsetengah padat dan mengatur kecepatan pengiriman kimus ke usus
halus sehingga pencernaan dan absorpsi yang efisien dapat berlangsung.1,2
Lambung terletak pada bagian atas abdomen, dari regio hipochondrium kiri sampai
regio epigastrium dan regio umbilikalis. Sebagian besar lambung terletak di bawah iga-iga
bagian bawah. Secara kasar lambung mempunyai dua lubang, ostium cardiacum dan ostium
pyloricum, dua curvatura yang dikenal sebagai curvatura major dan minor, dan dua
permukaan anterior dan posterior. Lambung relatif terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi
diantara ujung-ujung tersebut sangat mobile. Lambung cenderung terletak tinggi dan
transversal pada orang yang pendek dan gemuk manakala memanjang secara vertikal pada
orang yang tinggi dan kurus. Bentuk lambung sangat berbeda-beda tergantung pada
volumenya, isi tubuh dan posisi tubuhnya.1,2
Lambung terbagi menjadi 3 bagian, fundus, corpus, dan antrum. Fundus berbentuk
kubah dan menonjol ke atas serta terletak di sebelah kiri ostium cardicum. Biasanya fundus
terisi penuh oleh gas. Corpus pula dari setinggi ostium cardiacum sampai setinggi incisura
angularis, suatu lekukan yang selalu berada pada bagian bawah curvatura minor. Antrum
pylorum adalah bentuk bagian yang paling berbentuk lambung. Dinding ototnya tebal
membentuk sphincter pylorum yang berkontraksi dan berilaksasi saat kimus masuk ke
duodenum.1,2

Gambar 1 : Struktur gaster2

Curvatura minor membentuk pinggir kanan lambung dan terbentuk dari ostium
cardiacum sampai pylorus. Omentum minus terbentang dari curvatura minor sampai hati.
Curvatura major jauh lebih panjang dari curvatura minor dan terbentang dari sisi kiri ostium
cardiacum, melalui kubah fundus dan kemudian mengitarinya dan menuju ke kanan sampai
bagian inferior pylorus. Ligamentum (omentum) gastrolienalis terbentang dari bagian atas
curvatura major sampai limpa, dan omentum majus terbentang dari bagian bawah curvatura
major sampai colon transversum. Ostium cardiacum merupakan tempat dimana oesophagus
bagian abdomen masuk ke lambung.1,2

Walaupun secara anatomis tidak ada sphincter, diduga bahwa terdapat mekanisme
fisiologis yang mencegah regurgitasi isi lambung ke oesophagus. Ostium pyloricum dibentuk
oleh canalis pyloricus yang panjangnya sekitar 2,5 cm. Otot sirkular yang meliputi lambung
jauh lebih tebal di sini dan secara anatomis dan fisiologi membentuk sphincter pyloricum.
Pylorus terletak pada bagian transpilorica dan posisinya dapat dikenali dengan adanya sedikit
kontraksi pada permukaan lambung. Sphincter pyloricum mengatur kecepatan pengeluaran isi
lambung ke duodenum.1,2

Gambar 2: Struktur gaster2

Membran mukosa adalah tebal dan banyak pembuluh darah dan terdiri atas banyak
lipatan atau rugae yang terutama longitudinal arahnya. Lipatan memendek bila lambung
teregang. Dinding otot lambung mengandung serabut longitudinal, serabut sirkular dan
serabut obliq. Serabut longitudinal terletak paling superfisial dan paling banyak sepanjang
curvatura. Serabut sirkular yang lebih dalam mengelilingi fundus lambung dan sangat
menebal pada pylorus untuk membentuk sphincter pyloricum. Serabut sirkular jarang sekali
ditemukan pada daerah fundus. Serabut obliq membentuk lapisan otot yang paling dalam.
Serabut ini mengitari fundus dan berjalan turun sepanjang dinding anterior dan posterior,
berjalan sejajar dengan curvatura minor. Peritoneum mengelilingi lambung secara lengkap
dan meninggalkan curvatura sebagai lapisan ganda yang dikenal sebagai omentum.1,2
Batas-batas anterior dinding anterior abdomen adalah arcus costae kiri, pleura dan
paru kiri, diafragma dan lobus kiri hepar. Posterior pula adalah bursa omentalis, difragma,
limfa, kelenjar suprarenal kiri, bagian atas ginjal kiri, A.lienalis, pankreas, mesocolon
transversum dan colon transversum.1,2
Vaskularisasi Gaster
Perdarahan pembuluh arteri gaster
A.gastrica sinistra, berasal dari a.coelica. Berjalan ke atas dan kiri untuk mencapai
oesophagus dan kemudian berjalan turun sepanjang curvatura minor lambung. Ia
memperdarahi sepertiga bawah oesophagus dan bagian kanan atas lambung. A.gastrica
dextra, berasal a. hepatica pada pinggir atas pylorus dan berjalan ke kiri sepanjang curvatura
minor. Ia memperdarahi bagian kanan bawah lambung. A.gastrica brevis, berasal dari a.
lienalis pada hillus limfa dan berjalan ke depan dalam ligamentum gastrolienalis untuk
memperdarahi fundus. A.gastroepiploica sinistra, berasal dari a. lienalis pada hillus limfa dan
berjalan ke depan dalam ligamentum gastrolienalis untuk memperdarahi lambung sepanjang
bagian atas curvatura major. A.gastroepiploida dextra, berasal dari a. gastroduodenalis yang
merupakan cabang dari a. hepatica. Ia berjalan ke kiri dan memperdarahi lambung sepanjang
bagian bawah curvatura major.1,2
Pembuluh Vena
Vena-vena ini mengalirkan darah ke sirkulasi portal. V. gastrica sinistra dan dextra langsung
mengalirkan darah ke v. porta. V. gastrica brevis dan v. gastroepiploica sinistra bermuara
dalam V.lienalis. V.gastroepiploica dextra bermuara dalam v. mesenterica superior.1,2

Mikroskopis Gaster
A. Tunika Mukosa
Merupakan epitel selapis torak tanpa bersel goblet, tidak terdapat vili intestinalis.
Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk epitel, lamina propia dan muskularis
mukosa. Seluruh gaster terdapat rugae (lipatan mukosa dan submukosa) yang bersifat
sementara dan menghilang saat gaster distensi oleh cairan dan material padat. Foveola
tersebut terdapat sel mukosa yang menyekresi mucus terutama terdiri dari sel neck yang
menghasilkan secret mukosa asam kaya glikosaminoglikan. Sel parietal yang
menghasilkan HCl, sel chief menghasilkan pepsin dan sel argentaffin yang menghasilkan
intrinsic factor castle untuk pembentukan darah.3

Gambar 3: Mikroskopis gaster

B. Tunika submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan saraf pleksus
Meissner.3
C. Tunika muskularis
Terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian tengah) dan otot
longitudinal (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal tersebut sedikit dipisah
pleksus saraf mienterikus Auerbach.4
D. Tunika Serosa
Peritoneum visceral dengan epitel selapis gepeng, yang diisi pembuluh darah dan sel-
sel lemak.4
Mekanisme Pencernaan
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan elektrolit dari
makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Makanan harus dicerna agar
menjadi molekul-molekul sederhana yang siap diserap dari saluran pencernaan ke dalam
sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke dalam sel. Secara umum ada 4 tahapan dalam proses
pencernaan kita, yaitu :
1. Motilitas
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Otot polos di saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan
rendah yang disebut tonus. Terhadap aktivitas tonus yang terus menerus terdapat dua jenis
dasar motilitas pencernaan. Gerakan propulsif (mendorong) adalah gerakan memajukan isi
saluran pencernaan ke depan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kecepatan propulsif
bergantung pada fungsi yang dilaksanakan oleh setiap organ pencernaan. Gerakan
mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, mencampur makanan dengan getah pencernaan.
Kedua, mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian isi usus ke permukaan
penyerapan saluran pencernaan.5
2. Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh
kelenjar-kelenjar eksokrin. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen
organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan (misalnya enzim, garam empedu, dan
mukus). Sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya
rangsangan saraf dan hormon sesuai.5
3. Digesti
Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi
struktur yang lebih sederhana yang dapat diserap oleh enzim. Manusia mengonsumsi tiga
komponen makanan utama, yaitu karbohidrat. Kebanyakan makanan yang kita makan adalah
karbohidrat dalam bentuk polisakarida, misalnya tepung kanji , daging (glikogen), atau
tumbuhan (selulosa) .Bentuk karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida seperti
glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Yang kedua adalah lemak, sebagian besar lemak dalam
makanan berada dalam bentuk trigelsida. Produk akhir pencernaan lemak adalah
monogliserida dan asam lemak. Proses pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis
enzimatik. Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, lalu enzim akan memutuskan ikatan
tersebut sehingga molekul-molekul kecil menjadi bebas. Seterusnya, protein terdiri dari
kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida. Protein akan diuraikan menjadi
asam amino serta beberapa polipeptida kecil yang dapat diserap dalam saluran pencernaan.5
4. Absorpsi
Absorpsi dilakukan di usus halus. Proses penyerapan memindahkan molekul-
molekul dan vitamin yang dihasilkan setelah proses pencernaan berhenti dari lumen saluran
pencernaan ke dalam darah atau limfe. Pengaturan fungsi saluran pencernaan bersifat
kompleks dan sinergistik. Terdapat empat faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi
pencernaan, yaitu fungsi otonom otot polos, pleksus saraf intrinsic saraf ekstrinsik dan
hormon saluran pencernaan.5
Proses pada Saluran Cerna
Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ pencernaan dan
berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ pencernaan melalui proses
defekasi. Makanan masuk melalui cavum oris (mulut). Langkah awal adalah proses mestikasi
(mengunyah). Terjadi proses pemotongan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran
makanan yang dilakukan oleh gigi. Tujuan mengunyah adalah untuk menggiling dan
memecah makanan, mencampur makanan dengan air liurdan merangsang papil pengecap.5,6
Ketika merangsang papil pengecap maka akan menimbulkan sensasi rasa dan secara
refleks akan memicu sekresi saliva. Di dalam saliva terkandung protein air liur seperti
amilase, mukus, dan lisozim. Fungsi saliva dalam proses pencernaan adalah memulai
pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja enzim amilase, mempermudah proses menelan
dengan membasahi partikel-partikel makanan dengan adanya mukus sebagai pelumas,
memiliki efek antibakteri oleh lisozim, pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang
pupil pengecap dan juga sebagai penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di
makanan serta asam yang dihasilkan bakteri di mulut sehingga membantu mencegah karies.5,6
Selanjutnya adalah proses deglutition (menelan). Menelan dimulai ketika bolus di
dorong oleh lidah menuju pharynx. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan
yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan secara
refleks akan mengaktifkan otot-otot yang berperan dalam proses menelan. Tahap menelan
dapat dibagi menjadi 2, yaitu yang pertama adalah tahap orofaring yang berlangsung sekitar
satu detik. Pada tahap ini bolus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke
saluran lain yang berhubungan dengan faring. Seterusnya tahap esofagus, pada tahap ini,
pusat menelan memulai gerakan peristaltik primer yang mendorong bolus menuju lambung.
Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik untuk mencapai ujung esofagus.5,6
Selanjutnya, makanan akan mengalami pencernaan di lambung. Di lambung terjadi
proses motilitas. Terdapat empat aspek proses motilitas di lambung, yaitu pengisian lambung
(gastric filling): volume lambung kosong adalah 50 ml sedangkan lambung dapat
mengembang hingga kapasitasnya 1 liter. Penyimpanan lambung (gastric storage) pada
bagian fundus dan korpus lambung, makanan yang masuk tersimpan relatif tenang tanpa
adanya pencampuran. Makanan secara bertahap akan disalurkan dari korpus ke antrum.
Pencampuran lambung (gastric mixing) kontraksi peristaltik yang kuat merupakan penyebab
makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Dengan gerakan
retropulsi menyebabkan kimus bercampur dengan rata di antrum. Gelombang peristaltik di
antrum akan mendorong kimus menuju sfingter pilorus. Pengosongan lambung (gastric
emptying) yaitu kontraksi peristaltik antrum menyebabkan juga gaya pendorong untuk
mengosongkan lambung.5,6
Selain melaksanakan proses motilitas, lambung juga mensekresi getah lambung.
Beberapa sekret lambung diantaranya adalah HCl. Sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan
HCL ke dalam lumen lambung. Fungsi HCL dalam proses pencernaan adalah
1. mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi pepsin dan membentuk lingkungan
asam untuk aktivitas pepsin;
2. membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat;
3. bersama dengan lisozim bertugas mematikan mikroorganisme dalam makanan.
Pepsinogen pada saat disekresikan ke dalam lambung, pepsinogen mengalami
penguraian oleh HCL menjadi bentuk aktif, pepsin. Pepsin berfungsi dalam pencernaan
protein untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptida. Karena fungsinya memecah protein,
maka peptin dalam lambung harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif
(pepsinogen) agar tidak mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk. Sekresi mukus
berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi beberapa cedera pada mukosa lambung.
Faktor intrinsik faktor intrinsik sangat penting dalam penyerapan vitamin B12. Vitamin B12
penting dalam pembentukan eritrosit. Apabila tidak ada faktor intrinsik, maka vitamin B 12
tidak dapat diserap. Sekresi Gastrin di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung terdapat sel G
yang mensekresikan gastrin.6
Terdapat faktor yang mempengaruhi sekresi getah lambung, yaitu N. Vagus, yaitu
efek parasimpatis untuk menggiatkan sekresi lambung. Seterusnya, unsur mekanis dan kimia
dari makanan yang disalur ke dalam darah. Misalnya hormon gastrin disekresi ke dalam
darah lalu menggiat sekresi getah lambung. Senyawa-senyawa yang menggiatkan sekresi
getah lambung adalah histamin, extract daging, coffein, insulin dan pilokarpin. Manakala
senyawa yang menghambat adalah nikotin. Lemak juga menghambat sekresi getah lambung
dengan sekresi hormon enterogasteron dari mukosa duodenum.6

Enzim pada lambung


Dalam proses pencernaan yang terjadi di lambung terdapat sel parietal yang menghasilkan
berbagai enzim untuk membantu dalam proses pencernaan tersebut, yaitu :
1. HCL
Melindungi lambung dari serangan bakteri, virus dan jamur yang masuk bersama
makanan dan minuman. Apabila protein dan HCl lambung bercampur akan terjadi
denaturasi. Struktur tersier protein akan hilang karena penghancuran ikatan hydrogen.
Lipatan rantai polipeptida akan terbuka sehingga enzim proteolitik dapat bekerja.7
2. Pepsin
Menghidrolisis protein menjadi fragmen peptide, sel chief mensekresi proenzim
(zimogen) pepsinogen di dalam lambung, zimogen ini diaktifkan oleh HCl yang disekresi
oleh sel parietal.7
3. Lipase
Digunakan untuk hidrolisis triasilgliserol menjadi monoasilgliserol dan asam lemak.
Fungsi lipolitiknya tidak penting karena pH optimum kurang lebih 7.5 (tidak sesuai
dengan pH lambung). Aktivitasnya diperkuat oleh garam empedu.7
4. Renin
Enzim yang hanya terdapat pada lambung bayi. Enzim ini digunakan untuk koagulasi
susu dan mencegah aliran cepat dari lambung. Kasein susu apabila bercampur dengan Ca
renin akan menjadi Ca parakaseinat. Ca parakaseinat bercampur dengan pepsin akan
pecah kembali.7

Kesimpulan

Jadi, pada saat kita makan, makanan tersebut akan masuk dan dicerna pada lambung
kita. Di sana akan dibantu dengan enzim yang ada dilambung tersebut. Asam lambung atau
HCL terus diproduksi untuk membantu dalam pencernaan makanan yang kita makan tersebut.
Pada saat perut kita kosong sekresi asam lambung akan menumpuk, lama kelamaan akan
menyebabkan luka seperti pada kasus ini, hal ini juga yang menimbulkan rasa nyeri serta
mual tersebut.

Daftar Pustaka
1. Cahyadi I, Dina F, Terencia A, Pangputri FD, Herlim FS. Kitab dewa. Anatomi-
thorax, abdomen, & pelvis. Jakarta: EGC; 2020.
2. Schünke M, Schulte E, Schumacher U. Atlas anatomi promotheus: anatomi umum
dan sistem gerak. 3rd ed. Sugiharto L, Suyono Y, Ong H, editor. Jakarta: EGC; 2015.
3. Eroschenko VP. Atlas histologi difior dengan korelasi fungsional. Jakarta: EGC;
2016.
4. Mescher AL. Histologi dasar Junqueira. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; 2012.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia: Dari sel ke sistem. Ed, 9. Jakarta: EGC; 2020
6. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. Philadelphia: Elsevier
Sanders; 2014.
7. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 13 th ed. John Wiley
& Sons. 2011.

Anda mungkin juga menyukai