Anda di halaman 1dari 22

Relasi Antara Gangguan Lambung dengan Sistem Pencernaan Manusia

Ghereetha/102013158 (B2)
Email: ghereetha.2013fk158@civitas.ukrida.ac.id

Fakultas Kedokteran Umum Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak:
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat isstimewa bila dibandingkan dengan
makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Pada satu individu ini sangat banyak sekali sistem tubuh
yang sangat kompleks yang terjadi dan dilakukan dalam tubuh individu tersebut. Sistem
tubuh tersebut beragam, yaitu sistem rangka, sistem persarafan, sistem pernapasan, sistem
pencernaan dan masih banyak lagi. Sistem pencernaan manusia adalah sistem organ dalam
manusia dengan cara menerima makanan dan mencernanya menjadi energi dan nutrien yang
kemudian sisa dari metabolisme tersebut akan dibuang dari dalam tubuh. Penulisan kali ini
yang akan dibahas adalah mengenai sistem pencernaan, terutama yang terjadi pada gaster dan
duodenum serta organ terkait yaitu hepar, pancreas dan lien dan kaitannya dengan gangguan
yang terjadi.
Kata kunci: sistem pencernaan, gaster, duodenum, hepar, pancreas dan lien.

Abstract:
Humans as the creatures of God are very special then the other God's creatures. There are
many complex body systems that occur in the body of the individual. The complex body
systems, namely the skeletal system, nervous system, respiratory system, digestive system and
much more. The human digestive system is the organ system in humans by means of receiving
and digesting food into energy and nutrient metabolism then the rest of the body will be
disposed of. This paper will discuss about the human digestive system, especially those that
occur in the stomach and duodenum and associated organs are the liver, pancreas and
spleen and its relation with the gaster’s abnormality.
Key words: digestive system, gaster, duodenum, hepar, pancreas and lien.
Makroskopis Gaster

Gaster
Gaster adalah bagian tractus gastrointestinalis yang paling berdilatasi dan memiliki bentuk
seperti huruf J, organ ini terletak diantara oesphagus pars abdominallis dan intestinum
tenue.1Gaster berada di regio epigastricum, umbilicalis dan hypochondriacum ssinistra
abdomen.1Gaster dibagi menjadi 4regio yaitu (1) pars cardiaca, yang mengelilingi lubang
oesophagus ke dalam gaster, (2) fundus gastricus, yang merupakan area diatas ostium
cardiacum, (3) corpus gastricum, yang merupakan daerah terluas dari gaster dan (4) pars
pylorica, yang terbagi menjadi anthrum pyloricum dan canalis pyloricuss dan merupakan
ujung distal dari gaster.1 Pylorus adalah yang adalah bagian terdistal dari gaster terlihat pada
permukaan gaster dengan adanya konstriksi pyloricus yang bersi suatu cincin musculorum
gaster yang menebal yaitu sphincter pyloricum dan yang mengelilingi lubang distal gaster
yaitu ostium pyloricum.1 Pada gaster juga terdapat beberapa bagian organ yaitu, (1)
curvatura gastrica/ventrikuli major, yang merupakan suatu tempat perlekatan
lig.gatrosplenicum/gastrolienale dan omentum majus, (2) curvatura gastrica/ventrikuli
minor, yang merupakan suatu tempat perlekatan untuk omentum minus, (3) incisura
cardiaca, yang membentuk sudut superior saat oesophagus memasuki gaster dan (4) incisura
angularis, yang merupakan takik pada curvatura gastrica/ventrikuli minor. 1Lapisan dinding
lambung dibedakan menjadi (1) tunica mucosa, (2) tunica submucosa dan (3) tunika
muscularis obliqua, longitudinalis dan sirkularis.2

Kelenjar kardia dan pilorus


Jumlahnya hanya sedikit, kelenjar pilorus relatif pendek, simpleks tubulosa bercabang.
Mukus dari kelenjar-kelenjar berfungsi untuk melindungi lambung dari autodigestion.3
Gambar 1. Kelenjar kardia4 Gambar 2. Kelenjar pilorus4

Kelenjar fundus
Dimulai dari dasar gastric pit keseluruh lamina propria sampai tunika muskularis mukosa,
kelenjar ini terbagi menjadi bagian bagian leher, korpus dan fundus.3

Gambar 3. Kelenjar fundus4

Tunica mukosa gaster


Merupakan selaput lendir yang berlipat-lipat disebut plicae gastricae, sedangkan lipatan yang
berjalan dari cardia sampai pylorus disebut magenstrase waldayer (sejajar dengan curvatura
minor). Magenstrasi Waldayer atau canalis gastricae merupakan suatu alur jalannya cairan
dari proximal ke distal. Pada permukaan lipatan gaster terdapat lekukan-lekukan kecil disebut
foveola gastricae, lekukan ini merupakan muara kelenjar mukosa lambung yang
menghasilkan HCl dan pepsin. Ada 3macam kelenjar pada mukosa lambung, yaitu (1)
gl.cardiacae , terletak di cardia dan menghasilkan lendir, (2) gl.gastricae, terletak di dinding
gaster dan menghasilkan pepsin dan HCl dan (3) gl.pyloricae teretak di pylorus dan
menghasilkan pepsin.2

Tunika submukosa gaster


Lapisan ini merupakan jaringan ikat yang kuat dan pada mucosa dapat dijumpai pembuluh
darah.2

Tunika muskularis gaster


Tunika muskularis lambung ada tiga lapisan yaitu (1) Tunica muskularis longtudinalis
(stratum longitudinalis), merupakan lapisan terluar sepanjang kedua curvatura, (2) tunica
muskularis circularis (startum circulare), merupakan lanjutan otot sirkuler oesophagus yang
melapisi corpus dan pylorus, arah serabutnya memancar dari curvatura minor ke curvatura
major, arah serabutnya memanjang karena panjang curvatura minor lebih pendek daripada
curvatura major, pada pylorus serabut-serabut otot memadat dan membentuk katup disebut
valvula pyloricum (=M.Sphincter pylori), katup tersebut membuka/menutup tergantung
keasaman duodenum dan kelainan yang dapat ditemukan pada m.sphincter pylori ini adalah
stenosis pylori (menyempitnya canalis pylori karena m.sphincter pylori menebal, sering
ditemukan pada bayi yang baru lahir beberapa hari yang ditandai dengan bayi kelihatan hitam
dan muntah-muntah dan hyperthrophyc pyolri yaitu menebalnya sphyncter pylori, (3) tunica
muskularis obliquus (startum obliqua), lapisan paling dalam dan merupakan lanjutan otot
sirkuler bagian dalam oesophagus, lapisan ini melapisi fundus, pada curvatura minor berjalan
ke arah caudal kemudian menyebar ke curvatura major untuk kemudian bergabung dengan
serabut-serabut otot sirkuler.2

Tunika serosa gaster


Lapisan ini melapisi seluruh permukaan luar
lambung sehingga lambung terletak intraperitoneal,
pada curvatura minor melanjutkan diri menjadi dua
lapisan sebagai omentum minus pars densa (bagian
padat) dan pars flaxida (bagian longgar). Omentum
minus merupakan penggantung yang mengubungkan
gaster dengan hepar.2 Pada curvatura major
melanjutkan diri sebagai omentum majus yang
menghubungkan gaster dengan colon. Jadi,
omentum merupakan duplikat peritoneum yang
melapisi gaster.2 Gambar 4. Lapisan dinding gaster2

Fiksasi lambung adalah melalui oesophagus pada diaphragma, ini merupakan fiksasi yang
paling kuat.2,3Selain itu lambung juga terfiksasi dibagian lain yaitu pada pylorus melalui
lig.hepatoduodenale dan lig.hepatogastricum (pars densa omentum minus),
lig.phrenicogastricum, lig.gastrolienale dan lig.gastrocolicum.2,3

Vaskularisasi gaster
Lambung mendapatkan darah secara eksklusif dari cabang-cabang aksis seliaka, drainase
vena lambung mengalir ke sistem portal.2,3,4Gaster diperdarahi oleh (1) A.Gastrica sinistra
yang merupakan cabang dari a.coeliaca (tripus halleri), pembuluh nadi ini akan
beranastomosis dengan a.gastrica dextra (cab.a.hepatica propriae) di curvatura minor dan
juga dengan a.oesophagea (cabang ao.thoracalis), (2) Aa.gastrica breves, yang merupakan
cabang dari a.lienale di fundus ventrikuli dan akan memperdarahi fundus gaster, (3)
A.gastroepiploica sinistra, adalah cabang dari a.lienalis dan akan beranastomosis dengan
a.gastroepiploica dextra di curvatra major, sehingga pembuluh ini akan memperdarahi
curvatura major dan omentum majus.2Berdasarkan sistem vena, vena pada organ ini akan
mengikuti alur arterinya, darah dari v.gastrica dextra dan sinistra akan dialirkan ke dalam
v.portae, darah dari v.gastrika brevis, v.gastroepiploica sinistra akan dialirkan kedalam
v.lienalis yang bergabung dengan v.mesenterica superior menuju v.portae.2
Getah bening terdapat pada pembuluh nadi
sepanjang curvatura major dan minor dan akan
dialirkan ke nnll.coeliaca.2 Lambung diinervasi
ole saraf parasimpatis yang berasal dari saraf
kranial ke 5 dan saraf simpatis yang berasal dari
nn.spinales Th6-Th9 melalui plexus coeliacus
(serabut post-ganglionik) dan mendistribusikan
melalui anyaman saraf disekitar a.gastrika dan
a.gastromentalis.2,3 Gambar 5. Vaskularisasi gaster2,3

Duodenum
Duodenum merupakan bagian teratas usus halus, panjangnya sekitar 25cm dan berliku-liku
disekitar caput pankreas.4Fungsi utamanya adalah absorpsi produk-produk pencernaan,
walaupun ukurannya relatif pendek namun area permukaannya sangat diperluas karena
mukosanya yang berlipat-lipat dengan vili.3,4Duodenum terdiri atas bagian-bagian organ yaitu
(1) pars superior duodeni (5cm), terletak pada bidang transpyloric dan bagian ini di,muali
dari pylorus menuju ke belakang dan berakhir pada flexura duodenalis superior, (2) pars
descendens duodeni (10cm), dimulai dari flexura duodeni superior beralih ke bawah
kemudian membelok ke kiri disebut flexura duodeni inferior, (3) pars horizontalis/inferior
duodeni (7,5cm), bagian ini terletak setinggi L3 dan berjalan ke kiri menyilang garis tengah
kemudian berjalan ke arah atas dan (4) pars ascedens duodeni (5cm), terletak setinggi L2 dan
terletak 2,5cm disebelah kiri bidang tengah, setelah sampai di belakang lambung bagian ini
membelok ke bawah disebut flexura duodenojejunalis (batas duodenum dengan jejenum),
pada flexura duodenojejunalis ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan lengkung
tersebut dengan oesophagus yaitu lig.Treitz.2,3,4
Batas-batas duodeni yaitu:
a. Pars superior duodeni
Memiliki batas-batas yaitu dengan batas atas berbatasan dengan foramen epiploicum
Winslowi (pintu masuk bursa omentalis) dan batas bawahnya yaitu berbatasan dengan
(1) caput pancreas, (2) collum pancreas dan (3) a.v.mesentrica superior.1-3
b. Pars descendens duodeni
Memiliki batas-batas yaitu dengan batas depan berbatasan dengan lobus dexter
hepatis, colon transversum dan sebagian jejenum. Batas belakang berbatasan dengan
ren dexter dan ureter dexter, batas medial yaitu caput pancreas dan batas lateralnya
yaitu flexura colli dextra.1-3
c. Pars horizontalis/nferior duodeni
Memiliki batas-batas yaitu dengan batas depan adalah jejenum dan a.v.mesentrica
superior, batas belakang adalah M.Psoas, V.Cava Inferior dan Ao.Abdominalis, batas
atas yaitu caput pancreas dan batas bawah
adalah jejenum.1-3
d. Pars ascendens duodeni
Memiliki batas-batas yaitu dengan batas
depan yaitu jejenum dan radix
mesenterii/mesostenii, batas belakang
yaitu M.Psoas kiri dan Ao.Abdominalis.
batas kanan yaitu oancreas, columna
vertebralis dan batas kirinya adalah
jejenum.1-3 Gambar 6. Bagian duodenum1-3
Jejenum

Jejenum dan Ileum merupakan dua bagian akhir intestinum tenue, jejenum merupakan 2/5
bagian proximal, sebagian besar jejenum berada di kuadran kiri atas abdomen dan lebih besar
diameternya serta memiliki dinding yang lebih tebal dibandingkan Ileum. 2Lapisan dalam
mukosa pada jejenum ditandai dengan adanya banyak lipatan menonjol yang mengelilingi
lumennya (plica circularis), karakteristik unik pada jejenum lainnya adalah adanya arcade
arteriae yang kurang jelas dan vasa recta (arteri-arteri lurus) yang lebih panjang dibandingkan
dengan yang ada di Ileum.2Jejenum mendapatkan darah dari aa.jejunales cabang a.mesentrica
superior.2
Ileum

Ileum menyusun 3/5bagian distal intestinum tenue dan sebagian besar berada di kuadran
kanan bawah, ileum memiliki dinding yang lebih tipis, lipatan-lipatan mukosa yang lebih
sedikit dan kurang menonjol, vasa recta yang lebih pendek, lemak mesentrium lebih banyak
dan lebih banyak arcade arteriae. Ileum bermuara ke dalam intestinum crassum, tempat
caecum dan colon ascendens bertemu, daerah pertemuan ini dikelilingi oleh dua lipatan yang
menonjol ke dalam lumen intestinum crassum yaitu plica ileocaecale, yang berfungsi sebagai
pencegah refluks/kembalinya isi lumen dari caecum kedalam ileum dan mengatur jalannya isi
lumen ileum menuju caecum.2Ileum mendapatkan darah dari aa.Ileales cabang a.mesentrica
superior dan a.ileocolica cabang a.mesentrica superior.2

Vaskularisasi duodenum

Duodenum diperdarahi oleh (1) a.gastroduodenalis cabang a.hepatica communis dan


memperdarahi dinding posterior duodenum, (2) a.pancreaticoduodenalis superior anterior dan
posterior cabang a.gastroduodenalis yang berjalan antara pars descendens duodeni dan caput
pancreas, nadi ini beranastmosis dengan a.pancreaticoduodenalis inferior cabang a.mesentrica
superior dan (3) a.pancreaticoduodenalis inferior anterior dan posterior.2,4Dengan sistem
pembuluh balik yaitu darah dari v.pancreaticoduodenalis superior dialirkan ke v,portae dan
darah dari v.pancreaticoduodenalis inferior dialirkan ke v.mesentrica superior ke v.portae.2,4

Lapisan dinding duodenum

Lapisan dinding duodenum terdiri atas 4lapisan yaitu (1) tunika mukosa, (2) tunika
submukosa, (3) tunika muskularis dan (4) tunika serosa.2

Tunika mukosa duodenum

Pada lapisan ini ditemukan beberapa kelenjar, yaitu (1) gl.intestinales (Lieberkhun),
kelenjarnya pendek-pendek dan terdapat pada seluruh intestinum, (2) gl.duodenalis
(Brunneri), sifatnya adalah panjang-panjang dan lebar sehingga letak lebih dalam sampai
pada tunica submucosanya, kelenjar ini hanya terdapat pada duodenum dan menghasilkan
pepsin serta fermen diastase.2

Tunika submukosa duodenum


Pada tunika submukosa terdapat lipatan mukosa yang tinggi-tinggi disebut dengan plica
sirkularis (Kerkringi), lipatan ini mempunyai jonjot-jonjot yang disebut villi intestinalis.2

Hepar

Hepar merupakan organ viscera terbesar pada tubuh manusia dan terutama terletak di regio
hypochondrium dextra dan epigastrium, meluas ke dalam regio hypochondrium sinistra
(dalam kuadran kanan atas terbentang hingga kiri atas).1Hepar memiliki batas-batas yaitu
batas depan adalah diaphragma, batas kanan perpotongan antara sela iga 4 dengan linea
midclavicularis menuju kebawah sampai iga ke 7 kanan, batas kiri adalah pada sela iga ke 5
dan rawan iga ke 6 sampai pertengahan garis para sternal-midclavicular kiri dan batas bawah
adalah sesuai dengan tepi tajam hati, sebagai garis dari kanan sekitar 1cm dibawah arcus
costae sampai rawan iga ke 9 menuju kiri atas memotong linea mediana pada jarak
pertengahan proccessus xyphoideus-umbilicus berakhir pada batas ujung kiri atas.2Organ
hepar ini dilapisi oleh peritoneum kecuali pada bagian belakangnya yang langsung melekat
pada diaphragma dan disebut dengan Bare Area (area nuda), area nuda ini merupakan bagian
hepar yang terletak pada facies diaphragmatica, batas anteriornya adalah suatu refleksi
peritoneum-lig.coronarium anterior, batas posterior area nuda diindikasikan oleh suatu
refleksi peritoneum-lig.coronarium posterior dan tempat lig.coronarium menyatu dibagan
lateral membentuk suatu lig.triangulare dextra dan sinistra 1. Hepar dibedakan menjadi dua
lobus, kanan dan kiri, batas lobus kanan dan kiri adalah sebuah alur berbentuk huruf H yang
ditempati oleh lig.teres hepatis dan lig.venosum aranti disebelah caudal dan lig.falciforme
hepatis disebelah cranial.1-3

Facies viseralis/inferior hepatis

Pada facies ini dapat ditemukan alur berbentuk H dengan ciri yaitu (1) alur melintang sesuai
pintu masuk pembuluh darah dan saluran empedu ke dalam hepar (porta hepatis), (2)
disebelah kanan terdapat alur besar yaitu fossa sagitalis dextra yang ditempati oleh v.cava
inferior disebelah atas dan vesica felea disebelah bawah depan, bagian anterior fossa sagitalis
dextra ini disebut dengan fossa vesica felea sedangkan bagian posteriornya disebut fossa
venae cavae, (3) disebelah kiri terdapat alur yang disebut juga dengan fossa sagitalis sinistra
yang ditempati oleh lig.venosum arantii pada posteriornya dan lig.teres hepatis pada bagian
anteriornya.1-3Pada facies ini, lobus sinister hepatis berbatasan dengan oesophagus sehingga
menimbulkan adanya impressio oesophagea dan juga pada gaster sehingga menimbulkan
impressio gastrica, terdapat tonjolan sesuai lengkung curvatura minor yang masuk ke dalam
bursa omentale yaitu tuber omentale.1-3Sedangkan lobus dexter hepatis pada facies ini
berbatasan dengan duodenum dan menimbulkan
impressio duodenale, pada colon menimbulkan jejas
yaitu imoressio colica dan dibagian kanan belakang
berbatasan dengan ginjal menimbulkan impressio
renalis juga dengan anak ginjal menimbulkan
impressio suprarenalis.1-3
Gambar 7. Facie viseralis hepar1

Facies diaphragmatica

Facies ini berbatasan dengan permukaan bawah paru dan jantung, tempat berbatasan dengan
jantung sedikit tertekan dan menimbulkan lekukan yang disebut dengan impressio cardiaca,
facies ini berhadapan dengan facies inferior diaphragma dan berhubungan dengan (1)
recessus subphrenici yang memisahkan facies diaphragmatica hepar dari diaphragma dan
dibagi menjadi pars dextra dan sinistra oleh lig.falciforme suatu struktur yang berasal dari
mesentrium ventralis pada embryo, (2) reccessus hepatorenalis, adalah bagian cavitas
peritonealis pada sisi kanan antara hepar dan ren dextra dan gl.suprarenalis/adrenalis dextra.1,3

Hepar terfiksasi terutama dengan (1) diaphragma dan v.cava inferior, lig.falciforme hepatis
(menghubungkan dinding depan dengan diaphragma), (2) dengan umbilicus adalah oleh
lig.teres hepatis yang berjalan pada tepi bebas lig.falciforme hepatis, kemudian juga (3)
lig.triangulare hepatis yang merupakan lipatan peritoneum pada kedua ujung kanan dan kiri
hepar melekat juga pada diaphragma yang terletak pada permukaan belakang hati
(lig.triangulare kiri lebih tebal dan kuat disebut appendix fibrosa hepatis dan lig.triangulare
kanan perkembangannya kurang baik sehingga lebih tipis), (4) lipatan peritoneum yang
melapisi hepar di facies diaphragmatica memisahkan diri membentuk lig.coronarium, lembar
depan jaringan ikat ini akan melanjutkan diri menjadi lig.falciforme hepatis dan lembar
belakangnya melanjutkan diri ke arah ginjal membentuk lig.hepatorenalis, jaringan ikat ini
dibawahnya membatasi suatu kantung yaitu recessus hepatorenalis/recessus hepato reno
colica/fossa renalis dextra (Morison), kantung ini penting dalam klinik, karena ikut meradang
yang disebabkan tertimbunnya cairan yang berasal dari perforasi appendicitis/perforasi di
duodenum.2

Vaskularisasi hepar
Hepar mendapatkan darah dari pembuluh nadi yaitu a.hepatica communis caang a.coeliaca,
a.hepatica propriae cabang a.hepatica communis yang berjalan dalam lig.hepatoduodenale
bersama dengan v.portae dan ductus choledochus dan juga mendapatkan darah dari a.hepatica
dextra dan sinistra yang merupakan cabang dari a.hepatica propriae.2Sistem pembuluh balik
hepar adalah darah dari alat-alat gastrointestinal ditampung melalui v.portae, pembuluh balik
ini merupakan bagian dari pembuluh balik sistema portal yang mengumpulkan darah dari
alat-alat gastrointestinal untuk dialirkan ke hepar.2 Didalam sistem portal, tidak ada katup-
katup yang berfungsi dan bila terjadi sumbatan/chirocis hepar darah portall memasuki v.cava
inferior melalui anastomosis vena tersebut yang kemudian akan terjadi pelebaran (varises)
dan dapat pecah. Getah bening untuk organ ini, pada permukaan atas hepar melalui
log.falciform hepatis disalurkan ke lig.sternale kemudian getah bening sepanjang a.thoracica
interna berakhir pada ductus lympaticus dexter dan bagian dalam hepar darah dialirkan
sepanjang v.hepatica menuju v.cava inferior menembus diaphragma menuju
nnll.mediastinales anteriores menuju ductus thoracicus dan mengikuti v.portae menuju
nnll.pancreatico lienales dan berujung di nnll.coeliacus.2

Lien

Lien memiliki warna merah keabu-abuan dengan bentuk yang kenyal dan lebih lembek
daripada hepar dan dapat berkontraksi., terketak di intraperitoneal pada regio hypochondrica
sinistra setinggi iga 9,10,11 dan sebagai sumbunya adalah iga ke 10. 2Lien mempunyai dua
permukaan yaitu (1) facies diaphragmatica yang menghadap dinding perut serta berbatasan
dengan diafragma, tepi bawah paru dan sinus phrenico cotalis dan (2) facies viseralis yang
menghadap rongga perut berbatasan dengan fundus ventrikuli dibagian anteriornya,
berbatasan dengan ren sinister dan flexura coli sinistra dibelakangnya, berbatasan dengan
cauda pamcreas pada bagian bawahnya dan dengan lig.phrenicolienale dan lig.gastrolienale
dibagian atasnya.2Pada lien terdapat hilus lienalis yang bersinggungan dengan cauda
pancreatis serta dapat dijumpai av.lienales dan lipatan jaringan ikat yaitu lig.gastrolienales
(berisi aa.gastricae brevis dan a.gastroepiploica sinistra), ig.phrenicolienale dan
lig.lienorenale yaitu bagian lig.phrenicolienalies yang melekat didepan ginjal.2Ciri khas lien
adalah mempunyai 2-3 incisura lienalis di margo anteriornya.2Fungsi organ ini adalah (1)
membersihkan darah, (2) sebagai reservoir darah dan (3) sebagai alat reticulo endothelial
yang didalamnya terdapat jaringan limfoid yang berbeda dengan jaringan-jaringan limfoid
lain karena lien berhubungan dengan aliran darah.2
Vaskularisasi lien

Lien mendapatkan darah dari a.lienale cabang a.coeliaca yang terbesar, jalannya berkelok-
kelok berada dibelakang bursa omentale berjalan sepanjang tepi atas pancreas, didepan
gl.supra renalis dan ginjal kiri, kemudian menuju hilus lienalis berjalan diantara 2lembar
lig.renolienale bercabang-cabang sekitar 5 dan dengan sistem pembulu balik yaitu darah akan
dialirkan ke dalam v.mesentrica inferior kemudian
menuju v.mesentrica superior dan berakhir di
v.portae.2Sistem getah bening yang terdapat di
permukaan lien yaitu nnll.pancreatico-lienale yang
nantinya akan melalui nnll.coeliaca ke truncus
intestinalis dan akhirnnya ditampung di cysterna
chyli.2Innervasi lien adalah berasal dari (1) simpatis
berasal dari nn.splanchnicus thoracales T5-T12, L4,
S2-S3 dan (2) parasimpatis berasal dari
nn.splanchnicus pelvicus S2-S4.2 Gambar 8.Pembuluh darah lien1

Pankreas

Pankreas memiliki caput, corpus dan cauda pankreas, merupakan organ retroperitoneal yang
terletak kira-kira sepanjang bidang transpilorik.5Caput pancreas terletak di lateral oleh
duodenum yang melengkung dan cauda memanjang ke hius lien pada
lig.lienorenale.5Pembuluh darah mesentrica superior lewat dibelakang pankreas, kemudian di
anterior diatas proc.uncinata dan bagian ketiga duodenum menuju pangkal mesentrium usus
halus. Vena cava inferior, aorta, plexus celiaca, ginjal kiri dan pembuluh darahnya serta
kelenjar adrenal sinistra merupakan batas posterior pankreas.5Kantung minor dan lambung
adalah batas anterior pankreas. Organ ini memiliki fungsi yaitu (1) sebagai kelenjar eksokrin
yaitu mengeluarkan cairan pankreas menuju ductus pankreatikus dan akhirnya ke duodenum,
sekresi ini penting untuk pencernaan dan absorpsi protein, lemak dan karbohidrat dan (2)
endokrin yang bertanggung jawab untuk produksi serta sekresi glukagon dan insulin yang
terjadi dialam sel-sel khusus di pulau Langerhanns.

Vaskularisasi pankreas
Caput pancreas mendapatkan darah dari aa.pancreaticoduodenalis superior dan inferior,
a.lienalis berjalan di sepanjang batas atas corpus pankreas yang menerima daah darinya
melalui cabang besar a.pancreatico magna dan banyak cabang-cabang kecil.5

Sistem pencernaan

Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan elektrolit dari
makanan yang telah ditelan kedalam lingkungan internal tubuh.6Makanan yang ditelan
merupakan sumber energi atau bahan bakar yang essensial, bahan bakar tersebut digunakan
oleh sel untuk menghasilkan ATP untuk melaksanakan berbagai aktivitas yang memerlukan
energi, misalnya transpor aktif, kontraksi, sintesis dan sekresi.

Proses pencernaan dasar

Terdapat empat proses pencernaan dasar, yaitu motilitas, sekresi, pencernaan dan penyerapan
A. Motilitas

Motilitas berarti kontraksi otot yang mencampur dan mendorong maju isi saluran
cerna.6Seperti otot polos pembuluh darah, otot polos didinding saluran cerna
mempertahankan suatu kontraksi tingkat rendah yang menetap yang dikenal dengan tonus,
tonus ini penting untuk mempertahankan tekanan tetap pada isi saluran cerna serta untuk
mencegah dindingnya teregang permanen setelah mengalami distensi. 6Pada aktifitas tonus
yang tetap ini akan ada dua tipe dasar motilitas saluran cerna yaitu gerakan mendorong
(propulsif) dan gerakan mencampur. Gerakan propulsif mendorong maju isi saluran cerna
dengan kecepatan pergerakan bervariasi bergantung pada fungsi yang dilakukan oleh
berbagai bagian saluran cerna. Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda yaitu dengan
mencampur makanan dengan getah pencernaan, gerakan ini meningkatkan pencernaan
makanan, selain itu gerakan ini mempermudah penyerapan dengan memajankan semua
bagian isi saluran cerna ke permukaan serap saluran cerna.6

B. Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran cerna oleh kelenjar eksokrin
disepanjang perjalanan, masing-masing dengan produk sekretorik spesifik, setiap sekresi
pencernaan terdiri dari air, elektrolit dan konstituen organik spesifik yang penting dalam
proses pencernaan, misalnya enzim, garam empedu atau mukus.6Dalam keadaan normal,
sekresi pencernaan direabsorpsi dalam suatu bentuk kembali ke darah setelah ikut serta dalam
proses pencernaan. Kegagalan reabsorpsi ini (misalnya karena muntah/diare), menyebabkan
hilangnya cairan yang “dipinjam” dari plasma tersebut.6Sel-sel endokrin yang terletak di
dinding saluran cerna mensekresikan hormon pencernaan ke dalam darah yang membantu
pengontrolan motilitas pencernaan dan sekresi kelenjar eksokrin.6

C. Pencernaan

Molekul biokimiawi berenergi tinggi yang dikonsumsi manusia (karbohidrat, protein dan
lemak) tidak dapat melewati membran plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran cerna ke
dalam darah atau limfe. Pencernaan inilah yang berfungsi untuk meguraikan biokimiawi
struktur kompleks makanan tersebut menjadi satuan-satuan yang lebih kecil dan dapat diserap
oleh enzim-enzim yang diproduksi didalam sistem pencernaan, yaitu:

- Karbohidrat
Manusia mengonsumsi karbohidrat dalam bentuk polisakarida dan akan diubah menjadi
bentuk yang sederhana dalam keadaan normal yaitu monosakarida (glukosa, fruktosa dan
galaktosa), polisakarida ini terdiri atas rantai-rantai molekul glukosa yang saling berikatan.
Polisakarida yang paling sering dikonsumsi adalah tepung yang berasal dari sumber
tanaman, selain itu daging yang mengandung glikogen, polisakarida bentuk simpanan dari
glukosa di otot. Selulosa, polisakarida lain dalam makanan yang ditemukan pada dinding
tumbuhan yang tidak dapat dicerna menjadi monosakarida. Melalui proses pencernaan,
tepung, glikogen dan disakarida diubah menjadi monosakarida terutama glukosa dengan
sejumlah kecil fruktosa dan galaktosa, dan monosakarida inilah satuan karbohidrat yang
dapat diserap.6
- Protein
Protein dalam makanan terdiri dari berbagai kombinasi asam amino yang disatukan oleh
ikatan peptida. Melalui proses pencernaan, protein diuraikan terutama menjadi asam-asam
amino konstituennya serta beberapa polipeptida kecil (beberapa asam amino yang
disatukan oleh ikatan peptida), keduanya adalah protein yang dapat diserap oleh tubuh.6
- Lemak
Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigliserida, yatu lemak netral
yang terdiri dari satu molekul gliserol dengan tiga asam lemak melekat padanya. Selama
pencernaan, dua dari tiga molekul asam lemak tersebut terpisah, meninggalkan satu
monogliserida, satu molekul gliserol dengan satu molekul asam lemak melekat
padanya.6Sehingga hasil akhir pencernaan lemak dalam tubuh adalah monogliserida dan
asam lemak bebas.6

D. Penyerapan

Di usus halus, pencernaan telah tuntas dan terjadi sebagian besar penyerapan. Melalui proses
penyerapan, unit-unit kecil makanan yang dapat diserap yang dihasilkan oleh pencernaan,
bersama dengan air, vitamin dan elektrolit dipindahkan dari lumen saluran cerna kedalam
darah atau limfe.6

Regulasi fungsi pencernaan

Motilitas dan sekresi pencernaan diatur secara cermat untuk memaksimalkan pencernaan dan
penyerapan makanan yang masuk, ada 4faktor yang berperan dalam mengatur fungsi sistem
pencernaan, yaitu:

- Fungsi otonom otot polos

Jenis utama aktivitas listrik spontan di otot polos pencernaan adalah (potensial gelombang
lambat), yang juga dinamai basic electrical rhythm (BER, irama listrik dasar) saluran cerna,
sel-sel mirip sel otot tetapi tidak berkontraksi yang dikenal sebagai sel interstitium Cajal,
yaitu sel pemacu yang memicu aktivitas gelombang lambat siklik, sel-sel pemacu ini terletak
di batas antara lapisan otot polos longitudinal dan sirkular. Gelombang lambat bukan
potensial aksi dan tidak secara langsung memicu kontraksi otot, gelombang ini adalah
fluktuasi potensial aksi ritmik beralun yang secara siklik membawa membran mendekati atau
menjadi potensial ambang, alunan gelombang lambat ini dipercayai disebabkan oleh variasi
siklik pelepasan Ca2+ dari RE dan penyerapan Ca2+ oleh mitokondria sel pemicu.6Jika
gelombang ini mencapi ambang di puncak depolarisasi maka disetiap puncak terpicu
potensial aksi sehingga terjadi siklus-siklus kontraksi otot yang berirama. 6Jika titik awal
berada dekat dengan tingkat ambang, seperti ketika terdapat makanan di saluran cerna, maka
puncak gelombang lambat depolarisasi akan mencapai ambang sehingga frekuensi potensial
aksi dan aktivitas kontraktil yang menyertainya meningkat. Sebaliknya, jika titik awal jauh
dari ambang seperti ketika tidak terdapat makanan, maka kecil kemungkinannya tercapai
ambang sehingga frekuensi potensial aksi dan aktivitas kontraksi berkurang.6Intensitas
(kekuatan) kontraksi bergantung pada jumlah potensial aksi yang terjadi ketika potensial
gelombang lambat mencapai ambang yang selanjutnya bergantung pada seberapa lama
ambang dipertahankan.6

- Plexus saraf intrinsik


Olexus saraf intrinsik adalah dua anyaman utama serat saraf-plexus submukosa dan plexus
mienterikus-yang seluruhnya berada didalam dinding saluran cerna dan berjalan disepanjang
saluran cerna. Plexus intrinsik mempengaruhi semua aspek aktivitas saluran cerna, plexus
intrinsik mengandung berbagai jenis neuron, sebagian adalah neuron sensorik yang memiliki
reseptor yang berespons terhadap rangsangan lokal tertentu disaluran cerna. Neuron lokal lain
menyarafi sel otot polos serta kelenjar eksokrin dan endokrin saluran cerna untuk secara
langsung mempengaruhi motilitas saluran cerna, sekresi getah pencernaan, dan sekresi
hormon pencernaan. Sebagian dari neuron motorik bersifat eksitatorik dan sebagian
inhibitorik. Anyaman saraf intrinsik ini terutama mengkoordinasikan aktivitas lokal didalam
saluran cerna dan dapat dipengaruhi oleh saraf ekstrinsik.6
- Saraf ekstrinsik
Saraf ekstrinsik adalah serat-serat saraf dari kedua cabang SSO yang berasal dari luar saluran
cerna dan menyarafi berbagai organ pencernaan, saraf otonom ini mempengaruhi motilitas
dan sekresi saluran cerna dengan memodifikasi aktivitas yang sedang berlangsung di plexus
iintrinsik, mengubah tingkat sekresi hormon pencernaan atau bekerja langsung pada otot
polos dan kelenjar.6
- Hormon pencernaan
Didalam mukosa bagian-bagian tertentu saluran cerna terdapat sel-sel kelenjar endokrin yang
pada stimulasi yang sesuai mengeluarkan hormon kedalam darah. Hormon-hormon
pencernaan ini dibawa oleh darah ke bagian-bagian lain saluran cerna, tempat hormon-
hormon tersebut menimbulkan efek eksitatorik atau inhibitorik pada otot polos dan kelenjar
eksokrin.6
Sistem pencernaan gaster
Lambung memiliki tiga fungsi utama yaitu, (1) fungsi terpenting adalah menyimpan makanan
sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk
pencernaan dan penyerapan yang optimal.6Karena usus halus adalah tempat utama
pencernaan dan penyerapan, maka lambung perlu menyimpan makanan dan menyalurkannya
secara mencicil ke duodenum dengan kecepatan yang tidak melebihi kapasitas usus halus. 6,
(2) lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan enzim yang memulai pencernaan
protein.6, (3) melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang tertelan dihaluskan dan
dicampur dengan sekresi lambung untuk menghasilkan campuran cairan kental yang dikenal
sebagai kimus.6
a. Motilitas gaster
Lambung memiliki motilitas lambung yang kompleks dan berada dibawah banyak sinyal
regulatorik, empat aspek motilitas lambung adalah:
(1) Pengisian lambung
Ketika kosong, lambung memiliki volume sekitar 50ml, tetapi volume lambung dapat
bertambah hingga sekitar 1ltr saat makan. Lambung dapat menampung peningkatan
volume 20x lipat tersebut dengan tidak banyak mengalami perubahan tegangan
didindingnya dan peningkatan tekanan intralambung, melalui mekanisme, yaitu
bagian interior lambung membentuk lipatan-lipatan dalam, sewaktu makan, lipatan
dalam menjadi lebih kecil dan nyaris mendatar sewaktu lambung sedikit melemas
setiap kali makanan masuk.6 Relaksasi refleks lambung sewaktu menerima makanan
ini disebut refleks reseptif, relaksasi ini meningkatkan kemampuan lambung
menampung tambahan volume makanan dengan hanya menyebabkan sedikit
peningkatan tekanan lambung. Relaksasi reseptif dipicu oleh tindakan makan dan
diperantarai oleh saraf vagus.6
(2) Penyimpanan lambung
Sekelompok sel pemacu yang terletak diregio fundus bagian atas lambung
menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah sepanjang
lambung menuju sfingter pilorus dengan frekuensi tiga kali per menit. Pola ritmik
depolarisasi spontan ini-irama listrik dasar atau BER lambung terjadi terus-menerus
dan mungkin disertai oleh kontraksi lapisan otot polos sirkular. 6Lapisan otot polos ini
dapat mencapai ambang oleh aliran arus dan mengalami potensial aksi, bergantung
pada tingkat eksitabilitas lapisan tersebut yang pada gilirannya memulai gelombang
peristaltik yang menyapu ke seluruh lambung seiring BER dengan frekuensi tiga kali
per menit.6Gelombang peristaltik menyebar melalui fundus dan corpus ke antrum dan
sfingter pilorus, karena lapisan otot di fundus dan korpus tipis maka kontraksi di
bagian ini lemah, ketika mencapai antrum, gelombang kontraksi menjadi jauh lebih
kuat karena otot disini lebih tebal. Karena di fundus dan corpus gerakan mencampur
berlangsung lemah maka makanan yang disalurkan ke lambung dari oesophagus
disimpan dibagian korpus yang relatif tenang tanpa mengalami pencampuran, daerah
fundus biasanya biasanya tidak menyimpan makanan tetapi hanya mengandung
kantung gas, makanan secara bertahap disalurkan dari corpus ke antrum, tempat
berlangsungnya pencampuran.6
(3) Pencampuran lambung
Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung
untuk menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus
maju menuju sfingter pylorus. Sebelum lebih banyak kimus yang terperas keluar,
gelombang peristalti mencapai sfingter pylorus dan menyebabkan sfingter ini
berkontraksi kuat, menutup pintu keluar dan mencegah mengalirnya kimus lebih
lanjut. Massa kimus antrum yang
sedang terdorong maju tetapi tidak
dapat masuk ke duodenum tertahan
mendadak di sfingter pylorus yang
tertutup dan memantul balik ke
dalam antrum, hanya untuk
didorong kembali ke sfingter dan
memantul balik oleh gelombang
peristaltik baru.6Gerakan maju
mundur ini mencampur kimus
secara merata di antrum (retropulsif). Gambar 9. Pengisian dan pengosongan gaster6
(4) Pengosongan lambung
Kontraksi peristaltik antrum juga adalah gaya pendorong untuk mengosongkan isi
lambung, jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang kontraksi
sebelum sfingter pylorus menutup erat terutama bergantung pada kekuatan peristaltis.
Intensitas peristaltis antrum dapat sangat bervariasi dibawah pengaruh berbagai sinyal
dari lambung dan duodenum, karena itu pengosongan lambung diatur baik oleh faktor
lambung maupun duodenum, semakin cepat peristaltik dilambung, dan semakin cepat
laju pengosongan lambung.6
b. Sekresi gaster
Sel-sel yang mengeluarkan getah lambung berada dilapisan dalam lambung, mukosa
lambung yang dibagi menjadi daerah berbeda: (1) mukosa oksintik, yang melapisi corpus
dan fundus dan (2) daerah kelenjar pilorus yang melapisi antrum. Di dinding foveola
gastrica dan kelenjar mukosa oksintik ditemukan tiga jenis sel sekretorik eksokrin
lambung, yaitu (1) sel mukus, melapisi foveola gastrica dan pintu masuk kelenjar. Sel-sel
ini mengeluarkan mukus encer (2) bagian lebih dalam dari kelenjar lambung dilapisi oleh
chief cell dan sel parietal, chief cell ini menghasilkan prekursor enzim pepsinogen dan (3)
sel parietal/oksintik mengeluarkan HCl dan faktor intrinsik.6

Mekanisme sekresi H+ dan Cl-


H+ yang disekresikan tidak dipindahkan dari plasma tetapi berasal dari proses metabolik
didalam sel parietal, secara spesifik H+ yang disekresikan berasal dari penguraian molekul
H2O menjadi H+ dan OH-, H+ ini disekresikan ke dalam lumen oleh, H+-K+ATPase di
membran luminal sel parietal. Pembawa transpor aktif primer ini juga memompa K + ke
dalam sel lumen serupa dengan pompa H+-K+ATPase. Ion K+ yang dipindahkan tersebut
kemudian secara pasif mengalir kembali ke dalam lumen melalui saluran K + sehingga
kadar K+ tidak berubah oleh proses sekresi H + ini. Sementara itu OH- yang dihasilkan oleh
penguraian H2O dinetralkan dengan berikatan dengan H+ baru yang dihasilkan dari asam
karbonat anhidrase (ca), dengan keberadaan carbonic anhidrase, H2O dengan cepat
berikatan dengan CO2 yang diproduksi oleh sel parietal dari proses metabolik atau
berdifusi masuk dari darah.6 Kombinasi H2O dan CO2 menyebabkan terbentuknya H2CO3
yang mengalami penguraian parsial untuk menghasilkan H+ dan CO3-, H+ yang dihasilkan
pada hakikatnya H+ yang disekresikan.5HCO3- yang terbentuk dipindahkan ke dalam
plasma oleh penukar Cl- - HCO3- di membran basolateral sel parietal. Penukar ini
memindahkan Cl- kedalam sel parietal melalui transpor aktif sekunder. Terdorong oleh
gradien HCO3-, pembawa ini memindahkan HCO3- keluar sel menuju plasma menuruni
gradien konsenterasinya dan secara bersamaan memindahkan Cl- dari plasma kedalam sel
parietal melawan gradien elektrokimiawinya, sehingga meningkatkan konsenterasi Cl-
didalam sel parietal membentuk gradien konsentrasi antara sel parietal dan lumen
lambung. Dengan gradien ini dan karena interior yang bermuatan negatif, maka Cl- yang
bermuatan negatif yang diipompa masuk kedalam sel oleh penukar membran basolateral
berdifusi keluar menuruni gradien elektrokimiawinya melalui saluran di membran
luminal menuju lumen lambung, menyelesaikan proses sekresi Cl-.6
Konstituen pencernaan utama sekresi lambung adalah pepsinogen, suatu molekul enziim
inaktif yang diproduksi oleh chief cell. Pepsinogen disimpan di sitoplasma chief cell
didalam vesikel sekretorik yang dikenal sebagai granula zymogen, dari granula ini enzim
tersebut dibebaskan secara eksositosis dengan stimulasi yang sesuai.6Ketika pepsinogen
disekresikan ke dalam lumen lambung, HCl memutuskan sepotong kecil molekul,
mengubahnya menjadi bentuk aktif enzim yaitu pepsin yang nantinya setelah terbentuk,
pepsin ini akan bekerja pada molekul pepsinogen lain untuk menghasilkan lebih banyak
pepsin, mekanisme semacam ini disebut dengan otokatalisis.6Pepsin memulai pencernaan
protein dengan memutuskan ikatan-ikatan asam amino tertentu untuk menghasilkan
fragmen-fragmen peptida, enzim ini bekerja paling efektif dalam lingkungan asam yang
diciptakan HCl, karena dapat mencerna protein, maka pepsin harus disimpan dan
disekresikan dalam bentuk inaktif sehingga zat ini tidak mencerna protein-protein sel
ditempatnya terbentuk.6

Faktor intrinsik penting untuk menyerap vitamin B12, karena vitamin ini hanya dapat
diserap jika berikatan dengan faktor intrinsik. Pengikatan kompleks faktor intrinsik-
vit.B12 dengan reseptor khususs yang hanya terdapat pada ileum terminal, memicu
endositosis (yang diperantarai oleh reseptor) kompleks ini di lokasi tersebut. 6Sel
sekretorik lain yang mengeluarkan faktor regulatorik endokrin dan parakrin dan bukan
produk-produk yang berperan dalam pencernaan nutrient di lumen lambung yaitu, (1) sel
G yang hanya ditemukan pada foveola gastrica, mengeluarkan hormon gastrin ke darah,
(2) sel enterochomaffin-like cell, yang tersebar diantara sel parietal dan chief cell di
kelenjar lambung mukosa oksintik mengeluarkan histamin yang bekerja secara parakrin,
(3) sel D yang tersebar di kelenjar-kelenjar dekat pilorus tetapi lebih banyak diduodenum,
mengeluarkan somatostatin secara parakrin.6Ketiga faktor regulatorik ini bersama dengan
neurotransmitter asetilkolin nerperan mengontrol sekresi getah pencernaan lambung, sel
parietal memiliki reseptor terpisah untuk masing-masing dari pembawa pesan kimiawi
ini, yaitu ach, gastrin dan histamin yang meningkatkan sekresi HCl dengan mendorong
penyisipan H+ - K+ATPase ke membran plasma sel parietal, dan yang menghambat sekresi
HCl adalah somatostatin, aCh dan gastrin juga meningkatkan sekresi pepsinogen melalui
efek stimulatoriknya pada chief cell.6

Kontrol sekresi lambung


Kontrol ini dibagi menjadi tiga fase, yaitu (1) fase sefalik, yang merujuk kepada
peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen yang terjadi melalui mekanisme umpan sebagai
respons terhadap rangsangan yang bekerja dikepala bahkan sebelum makanan mencapai
ambang. Memikirkan, mencicipi, mencium, mengunyah dan menelan makanan
meningkatkan sekresi lambung dan aktivitas vagus melalui dua cara yaitu (a) stimulasi
vagus terhadap plexus intrinsik mendorong peningkatan sekresi aCh, yang pada
gilirannya menyebabkan peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen dan (b) stimulasi vagus
pada sel G di dalam PGA menyebabkan pembebasan gastrin yang nantinya semakin
meningkatkan sekresi HCl dan pepsinogen.6,7, (2) fase lambung, berawal ketika makanan
benar-benar mencapi lambung, rangsangan yang bekerja dilambung yaitu protein,
khususnya potongan peptida, peregangan kafein dan alkohol meningkatkan sekresi
lambung melalui jalur-jalur eferen yang tumpang tindih. Ketika lambung teregang oleh
makanan kaya protein yang perlu dicerna, respons-respons sekretorik ini merupakan hal
yang sesuai, kafein dan dengan tingkat yang lebih rendah, alkohol juga merangsang
sekresi getah lambung yang sangat asam, meskipun tidak terdapat makanan. Asam yang
tidak dibutuhkan ini dapat mengiritasi lapisan dalam lambung dan duodenum, oleh karena
itu orang dengan tukak atau hiperasiditas lambung seyogyanya menghindari kafein dan
miinuman beralkohol.6,7, (3) fase usus, mencakup faktor-faktor yang berasal dari usus
halus yang mempengaruhi sekresi lambung, fase ini adalah inhibitorik. Fase usus penting
untuk menghentikan aliran getah lambung sewaktu kimus mulai mengalir kedalam usus
halus.6,7

Sekresi usus halus


Sekresi meningkat setelah makan sebagai respons terhadap stimulasi lokal mukosa usus
halus oleh adanya kimus. Mukus didalam sekresi berfungsi untuk melindungi dan
melumasi, selain itu sekresi cair menyediakan banyak H2O untuk berperan dalam
pencernaan makanan oleh enzim. Tidak ada enzim pencernaan yang disekresikan
kedalam getah usus ini, usus halus memang mensintesis enzim pencernaan tetapi enzim-
enzim ini berfungsi didalam membran brush-border sel epitel yang melapisi bagian dalam
lumen dan tidak disekresikan langsung kedalam lumen.6

Pencernaan usus halus


Pencernaan usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas dengan pencernaan lemak
ditingkatkan oleh sekresi empedu, akibat aktivitas enzim-enzim pankreas, lemak
diredukso secata sempurna menjadi unit-unit monogliserida dan asam lemak bebas yang
dapat diserap,protein diuraikan menjadi fragmen-fragmen peptida kecil dan beberapa
asam amino dan karbohidrat diubah menjadi disakarida dan beberapa monosakarida.
Karena itu, pencernaan lemak telah selesai didalam lumen usus halus, tetapi pencernaan
karbohidrat dan protein belum tuntas.6

Penyerapan usus halus


Semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit,
vitamin dan air normalnya diserap oleh usus halus. Hanya penyerapan kalsium dan besi
yang biasanya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, karena itu semakin banyak makanan
yang dikonsumsi semakin banyak yang akan dicerna dan diserap. 6Sebagian besar
penyerapan terjadi di duodenum dan jejenum, hanya sedikit yang terjadi di ileum, bukan
karena ileum tidak memiliki kemampuan menyerap tetapi karena sebagian besar
penyerapan sudah selesai sebelum isi usus masuk ke ileum.6Jika ileum terminal diangkat,
maka penyerapan vit.B12 dan garam empedu akan terganggu, karena mekanisme transpor
khusus untuk kedua bahan ini hanya terdapat dibagian ini, semua bahan lain dapat diserap
diseluruh panjang usus halus. Mukosa yang melapisi bagian dalam usus halus telah
beradaptasi sangat baik untuk fungsi absorptifnya karena (1) mukosa ini memiliki luas
permukaan yang sangat besar dan (2) sel-sel epitel di lapisan ini memiliki beragam
mekanisme transpor khusus.6

Aplikasi klinis
Pada skenario 11, dinyatakan bahwa mahasiswa tersebut mual, kembung dan nyeri ulu
hati serta tidak pernah sarapan pagi dan selalu minum kopi hingga dinyatakan menderita
penyakit lambung, hal ini dikenal dengan tukak peptic (peradangan yang terjadi pada
mukosa gaster dan mukosa duodenum). Tukak peptic ini terjadi ketika sawar mukosa
gaster terganggu sehingga pepsin dan HCl bekerja pada dinding gaster bukan pada
makanan yang dilumen. Aliran balik berulang getah lambung yang asam kedalam
oesophagus atau asam yang berlebihan yang mengalir ke duodenum dari gaster juga
dapat menyebabkan tukak peptik di tempat tersebut. 6Penyebab tukak peptik ini terutama
adalah adannya bakteri Helicobacter pylory yang memiliki enam flagela sehingga bakteri
ini bisa bergerak dan berdiam dibawah lapisan tebal mukus alkalis gaster, selain itu
bakteri ini juga berdiam di antrum, yaitu bagian gaster yang tidak mengandung sel
parietal penghasil HCl, kemudian bakteri ini juga menghasilkan urease yaitu duatu enzim
yang menguraikan urea, suatu produk akhir metabolisme protein menjadi amonia (NH 3
dan CO2), amonia ini berfungsi sebagai dapar yang menetralkan asam lambung secara
lokal.6Selain karena bakteri, tukak peptic juga dapat disebabkan karena pejanan berulang
ke bahan kimia tertentu yang dapat merusak mukosa lambung, seperti alkohol.Pada
skenario dinyatakan bahwa pasien selalu minum kopi, dan kopi ini mengandung kafein,
kafein yang terkandung ini dapat memicu ulcus/tukak peptik juga.
Rumusan masalah
Mahasiswa (19th) merasa mual, kembung dan nyeri ulu hati.

Hipotesis
Mahasiswa tersebut menderita sakit lambung, tukak peptik.

Kesimpulan
Sistem pencernaan manusia adalah suatu sistem yang sangat kompleks, banyak organ dan
organ accessories yang berperan pada sistem pencernaan ini, sehingga apabila terjadi
kerusakan atau peradangan bisa mempengaruhi sistem organ yang lainnya, pada skenario kali
ini mahasiswa tersebut menderita sakit lambung yaitu tukak peptik yang salah satunya
disebabkan karena bahan kimia yang dalam hal ini adalah kaffein, hipotesis diterima.

Daftar Pustaka

1. Drake R.L., Vogl A.W., Mithcell A.W.M. Gray dasar-dasar anatomi. [Bab 4:
Regiones abdominales]. Singapore: Churchill Livingstone, 2012.p.153-84.
2. Winami W., Kindangen K., Inggriani Y. Buku ajar traktus digestivus ed.2. [Bab 2:
Alat-alat intraabdomen]. Jakarta: UKRIDA, 2010.p.56-82.
3. Dewajanthi A.M., Salim D., Mexcorry E., Rumiati F., Winata H., Kindangen K., et al.
Bahan kuliah blok 9 digestive system-1. [Bab 4: Sistem digestive 1]
Jakarta:UKRIDA.p.30-5.
4. Mexcorry, Erma. Penuntun praktikum histologi. Jakarta: UKRIDA, 2014.p.70-3.
5. Faiz O., Moffat D. At a glance series anatomi. [Bab: Abdomen dan pelvis].
Jakarta:Erlangga, 2004.p.354-5+42-3.
6. Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem ed.6. [Bab 16: Sistem
pencernaan].Jakarta:EGC, 2011.p.641-69.
7. Ward J.P.T., Clarke R.W., Linden R.W.A. At a glance fisiologi. [Bab 5: Usus dan
metabolisme]. Jakarta: Erlangga, 2009.p.76-9.

Anda mungkin juga menyukai