Anda di halaman 1dari 39

EVALUASI PROGRAM KELUARGA

BERENCANA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KECAMATAN TAMBORA
PERIODE APRILDisusun
2021oleh:
SAMPAI MARET 2022
Mieke Joseba Istia

Pembimbing: dr E. Irwandy
Tirtawidjaja
Penguji 1: dr. Julianti Susanto,
M.Kes
Penguji 2: dr. Diana L. Tumilisar
0
1
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
1. Indonesia menempati peringkat keempat dengan populasi terbanyak di dunia yaitu sebanyak 279 juta penduduk.

2. Jumlah penduduk pada daerah Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2021 yaitu sebesar 11.25 juta jiwa dan Jumlah
penduduk di kecamatan Tambora terus mengalami peningkatan dan data pada tahun 2021 adalah sebanyak 242.324
jiwa

3. Rencana Strategi (Renstra) BKKBN tahun 2020-2024 adalah menurunnya Total Fertility Rate (TFR) menjadi 2,1,
meningkatnya Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) menjadi 63,41%, menurunnya UnmetNeed yang
ditargetkan 7,4%, menurunnya Age Specific Fertility Ratio (ASFR) 15-19 tahun, dengan 18/1.000 kelahiran pada
2024, diharapkan akan terselesaikan dengan adanya program Keluarga Berencana.

4. Tujuan indikator program KB dari Sustainable Development Goal/SDG adalah menurunkan angka kematian ibu.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi ketimbang negara-negara lain di kawasan Asia.
Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, AKI di Indonesia berada pada angka 305/100.000
kelahiran hidup.

5. Berdasarkan data Profil Keluarga Indonesia 2019, menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) terjadi peningkatan peserta aktif Pasangan Usia Subur (PUS) dari 63,31% pada tahun 2019 menjadi
67,6% di tahun 2020.

6. Belum diketahuinya masalah-masalah yang ada pada pelaksanaan program pelayanan Keluarga Berencana di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tambora selama periode April 2021 sampai Maret 2022.
Tujuan Umum

• Diketahuinya hasil pelaksanaan kegiatan program, masalah, penyebab masalah dan


penyelesaian masalah program Keluarga Berencana di Puskesmas Kecamatan Tambora periode
April 2021 sampai Maret 2022 dengan menggunakan pendekatan sistem
Tujuan Khusus

● Diketahuinya cakupan peserta KB baru


● Diketahuinya cakupan peserta KB aktif
● Diketahuinya cakupan pada pasangan usia subur (PUS) yang menjadi peserta KB aktif berdasarkan jenis kontrasepsi
yang digunakan meliputi: Pil, Suntik, Implan, Kondom, Intra-Uterine Device (IUD), metode operasi wanita (MOW)
dan metode operasi pria (MOP)
● Diketahuinya cakupan komplikasi setelah pemasangan kontrasepsi
● Diketahuinya cakupan peserta KB aktif yang mengalami kegagalan
● Diketahuinya cakupan peserta KB aktif yang mengalami dropout
● Diketahuinya sistem pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan di wilayah kerja PKC Tambora periode April 2021
sampai Maret 2022
● Diketahuinya prioritas masalah dan penyebab masalah pada program KB aktif di wilayah kerja di PKC Tambora
periode April 2021 sampai Maret 2022
Manfaat
Bagi Evaluator
a. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama menjalani kuliah dan membandingkan
dengan keadaan sebenarnya di dalam lingkungan masyarakat
b. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program KB pada wilayah kerja PKC Tambora
c. Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam menjalankan program Puskesmas, khususnya pada
upaya pelayanan KB
d. Dapat melatih cara berpikir kritis dan ilmiah

Bagi Perguruan Tinggi


a. Mewujudkan UKRIDA sebagai universitas yang ikut serta dalam masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan
b. Mewujudkan UKRIDA sebagai universitas yang menghasilkan dokter yang berkualitas dan memiliki kepedulian
terhadap kesehatan masyarakat luas
Manfaat

Bagi Puskesmas Bagi Masyarakat

a. Dapat mengetahui masalah-masalah yang timbul a. Dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat,
dalam program Puskesmas khususnya program sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam
KB dan pemecahan masalahnya mengikuti program KB
b. Memperoleh masukan untuk meningkatkan b. Untuk meningkatkan kemampuan dan peran
cakupan program khususnya program KB masyarakat dalam memahami dan mengatasi
masalah KB
Sasaran

Semua Pasangan Usia Subur (PUS) yaitu pasangan yang istrinya berumur
antara 15-49 tahun dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya lebih dari
49 tahun tetapi masih mendapat menstruasi di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Tambora periode April 2021 sampai Maret 2022
0
2
BAB II
MATERI & METODE
0
3
BAB III
KERANGKA SISTEM
0
4
BAB IV
PENYAJIAN DATA
Data Umum
Data Geografi
• Jl. Krendang Utara No. 4, RT 08/RW 03, Kelurahan Krendang, Kecamatan Tambora
• Luas wilayah kerja PKC Tambora 5,40 km2
- Utara : Kec Penjaringan Utara Jakarta Utara
- Timur : Kec Tamansari Jakarta Barat
- Selatan : Kec Gambir Jakarta Pusat
- Barat : Kec Grogol Petamburan Barat

Data Demografi
Data Demografi
11 puskesmas kelurahan, 16 klinik pratama, 2 klinik
• Jumlah penduduk  242.324 jiwa utama, 35 praktik dokter umum, 13 praktik dokter gigi, 5
• Jumlah PUS  57.862 praktik dokter spesialis, 11 tenaga gizi, dan 21 tenaga
kefarmasian
Data Khusus (Input)
Tenaga (Man) Sarana (Material)

• Kepala Puskesmas : 1 orang • Tersedianya sarana medis dan non-medis

• Bidan KB : 2 orang • Sarana Kontrasepsi meliputi Alokon

• Dokter : 1 orang

Metoda (Method)
Dana (Money) • Konseling
• PPAPP • Pelayan Kontrasepsi  Kontrasepsi dasar
• BLUD dan Metode Operasi
• Pembinaan akseptor KB
• Pelayanan Rujukan KB
• Pencatatan dan Pelaporan
Data Khusus (Proses)
Perencanaan (Planning)
a. Data Program KB
b. Perencanaan Tertulis
Pengorganisasian
• Konseling
• Pelayanan Kontrasepsi
• Pembinaan akseptor KB
• Pelayanan Rujukan KB
• Perencanaan pencatatan dan pelaporan

Pelaksana Pengawasan
• Konseling Semua hasil pelayanan KB yang berisi
• Pelayanan Kontrasepsi data tentang peserta KB dan metode yang
• Komunikasi, Informasi, dan Edukasi digunakan dicatat oleh fasilitas pelayanan
• Penanganan Efek samping dan KB dan dilakukan rekapitulasi di
Komplikasi Puskesmas untuk nantinya dilaporkan
• Pencatatan dan pelaporan bersama rekapitulasi alokon ke Kab/Kota.
Data Khusus (Output)

No Variabel Jumlah peserta Pencapaian

1 Persentase peserta KB baru terhadap PUS 2.419 4,1%


2 Persentase peserta KB aktif terhadap PUS 35.474 61,3%
3 Persentase peserta KB pil 5.919 16,6%
4 Persentase peserta KB suntik 19.977 56,3%
5 Persentase peserta KB implant 3.168 8,9%
6 Persentase peserta KB IUD 3.702 10,4%
7 Persentase peserta KB kondom 1.474 4,1%
8 Persentase peserta KB MOW 759 2,1%
9 Persentase peserta KB MOP 475 1,3%
10 Presentase peserta KB Pasca Persalinan 2.137 37,1%
11 Persentase peserta KB yang mengalami komplikasi 0 0%
12 Persentase peserta KB yang mengalami kegagalan 0 0%
13 Persentase Drop Out 87 0,2%
Umpan Balik

- Pencatatan kegiatan program dilakukan setiap hari kerja oleh petugas


pelayanan.
- Pelaporan kegiatan program dilakukan setiap bulan oleh petugas pelayanan
- Ada rapat kerja bulanan dalam bentuk lokakarya yang membahas laporan
kegiatan untuk mengevaluasi program yang telah dijalankan.
Dampak

Langsung Tidak Langsung


• Menurunkan Crude Birth Rate (CBR) : • Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk
Belum dapat dinilai Belum dapat dinilai
• Meningkatkan jumlah peserta KB Baru • Pengendalian Total Fertility Rate (TFR)
Belum dapat dinilai Belum dapat dinilai
• Meningkatkan jumlah peserta KB Aktif • Menurunkan Angka Kematian Ibu
Belum dapat dinilai Belum dapat dinilai
Lingkun
gan - Lokasi puskesmas yang berada di tengah kota dimana tempat ini mudah dijangkau
oleh calon akseptor KB.
- Pemukiman : Kepadatan penduduk di wilayah puskesmas Kecamatan Tambora
cukup tinggi.
- Fasilitas kesehatan lain : Tersedia bidan praktek swasta, praktek dokter yang
tersebar di wilayah kerja Puskesmas Tambora. Khusus untuk metode kontrasepsi
(MOP) dan (MOW) dilakukan di rumah sakit.

- Sosial Ekonomi : Mayoritas penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan


Tambora memiliki status sosial, ekonomi menengah kebawah merupakan salah
faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi calon akseptor KB.
- Pendidikan : Mayoritas penduduk wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Tambora
memiliki status pendidikan yaitu setingkat pendidikan menengah, salah satu faktor
yang mempengruhi dalam menerima edukasi  
0
5
BAB V
PEMBAHASAN
Masal No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
ah 1 Persentase peserta KB baru terhadap (-) 4,1% (-)
PUS
menur 2 Persentase peserta KB aktif terhadap
PUS
71% 61,3% (+)13,6%

ut
3 Persentase peserta KB pil 17% 16,6% (+)2,3%
4 Persentase peserta KB suntik 19% 56,3% (-)
5 Persentase peserta KB implant 10% 8,9% (+)11%

Keluar 6 Persentase peserta KB IUD 13% 10,4% (+)20%


7 Persentase peserta KB kondom 3% 4,1% (-)
an 8 Persentase peserta KB MOW 9% 2,1% (+)76,6%

9 Persentase peserta KB MOP 5.73% 1,3% (+)77,3%

10 Presentase peserta KB Pasca salin 35% 37,1% (-)


11 Persentase peserta KB yang < 3,5% 0% (-)
mengalami komplikasi
12 Persentase peserta KB yang < 3.5% 0% (-)
mengalami kegagalan
13 Persentase Drop Out < 12.5% 0,2% (-)
Masalah Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

Menuru Tenaga Tersedianya koordinator KB, Bidan Tersedia (-)

t (Man) Program KB, dan Petugas Pencatatan


dan Pelaporan
Masuka Dana PPAPP, BLUD Dana tersedia untuk KB (-)

n (Money) berasal dari PPAPP dan


BULD puskesmas. Dana
mencukupi jalannya program
Materi Tersedianya sarana dan prasana yang Tersedia (-)
(Material) dibutuhkan untuk menjalankan program
KB
Metode Sesuai dengan panduan KB meliputi Sudah sesuai (-)
(Method) kegiatan konseling, pelayanan
kontrasepsi, pembinaan akseptor KB,
penanganan efek samping, pelayanan
rujukan dan pencacatan & pelaporan
Masalah
Variabel

Penyuluhan
Target Pencapaian

Penyuluhan atau konseling KB yang


Masalah

(+)
Penyuluhan KB dilakukan oleh bidan
menurut di puskesmas minimal1 kali setiap dilakukan oleh puskesmas sendiri pada
saat ada calon akseptor KB yang
minggu,
Proses bersamaan dengan kegiatan peserta dan
memeriksakan diri ke puskesmas
ataupun dilakuakan pada kelas ibu
tetap posyandu dan kelas ibu hamil.
hamil setiap bulan namun penyuluhan
sementara tidak dilakukan pada masa
pandemi.

Konseling Dilakukan secara Terdapat poster tetapi (+) Terdapat poster, leaflet atau brosur, (-)
langsung maupun tidak langsung. Adanya buku dan alat peraga telah tersedia
poster, leaflet atau lembar balik untuk media dan dilakukan konseling KB.
konseling.
Pencatatan dan Setiap hari laporan pelayanan KB ada Hasil laporan pelayanan pada (+)
pelaporan dicatat lengkap dalam register kohort KB puskesmas kecamatan Tambora
dan penjumlahan hasil pelayanan sudah dicatat dengan lengkap setiap
(pengisian laporan bulanan dan laporan hari, dengan dibuat laporan bulanan
triwulan) di akhir bulan oleh staf puskesmas dan triwulan diakhir bulan, namun
dari fasilitas pelayanan kesehatan swasta pada pencatatan dan pelaporan dari
fasilitas kesehatan swasta lainnya
belum lengkap
Masalah
No Variabel Pencapaian Masalah
menurut
Lingkung 1 Pendidikan dan
pengetahuan
Pengetahuan masyarakat di wilayah kerja mengenai Ada Pengaruh
keluarga berencana belum memadai dari segi
an keuntungan, kerugian, metode pemasangan serta
indikasi dan kontraindikasinya,

2 Fasilitas Tersedia bidan praktek swasta, praktek dokter yang Ada Pengaruh
Kesehatan Lain tersebar di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Tambora. Kegiatan pelayanan oleh Petugas Lapangan
KB tidak aktif dilakukan terutama pada masa pandemi.

3 Sosial Stigma buruk mengenai Metode Kontrasepsi Jangka Ada Pengaruh


Panjang (MKJP) tinggi pada masyarakat

Sumber : Hasil Evaluasi Pengamatan Puskesmas Kecamatan Tambora


Masalah
menurut
Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
Umpan
Balik Pencatatan dan Ada rapat bulanan Ada rapat bulanan (-)
pelaporan yang yang membahas (dilaksanakan bersama
lengkap dan sesuai laporan kegiatan lokakarya bulanan)
dengan waktu yang setiap bulannya untuk mengevaluasi
ditentukan akan dapat untuk mengevaluasi program yang telah
digunakan selanjutnya program yang telah diselenggarakan
sebagai masukan dijalankan
dalam program KB
0
6
BAB VI
PERUMUSAN MASALAH
Masalah menurut Unsur
Lain
Penyuluhan dan konseling tentang KB hanya dilakukan pada poli KB ataupun
Proses poli pemeriksaan calon pengantin dan juga penyuluhan pada kelas ibu hamil
setiap bulan namun untuk penyeluhan ini sementara tidak dijalankan pada masa
pandemi, serta puskesmas biasanya melakukan monitoring dan evaluasi
perkelurahan untuk setiap calon akseptor KB namun adanya penghentian pada
masa pandemi
• Adanya pengetahuan yang kurang memeadai mengenai manfaat atau keguanaan menjadi akseptor

Lingkungan KB dan rendahnya pendidikan pada masyarakat menjadi salah faktor dalam pemahaman masyarakat
yang kurang.
• Adanya stigma buruk mengenai kontrasepsi yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar calon
akseptor KB.

Umpan Lokakarya mini bulanan dan data fasilitas pelayanan kesehatan swasta lengkap namun beberapa data
balik
rumah sakit tidak lengkap pelaporannya.
0
7
BAB VII
PRIORITAS MASALAH
A. Cakupan peserta KB aktif 61,3% dari target 71% (masalah sebesar 13,6% )
B. Cakupan peserta KB pil 16,6% dari target 17% (masalah sebesar 2,3% )
C. Cakupan peserta KB implant 8,9% dari target 10% (masalah sebesar 11%)
D. Cakupan peserta KB IUD 10,4 % dari target 13% (masalah sebesar 20% )
E. Cakupan peserta KB MOW 2,1% dari target 9 % (masalah sebesar 76.6%)
F. Cakupan peserta KB MOP 1,3% dari target 5.73% (masalah sebesar 77,3%)

No Parameter Masalah
A B C D E F
1 Besarnya masalah 2 1 2 2 5 5
2 Berat ringannya akibat yang 5 3 4 4 3 2
ditimbulkan
3 Keuntungan sosial yang diperoleh 5 3 5 5 3 2
4 Teknologi yang tersedia dan dapat 4 5 4 3 1 1
dipakai
5 Sumber daya yang tersedia untuk 4 4 3 3 1 1
menyelesaikan masalah
  19 16 18 17 13 11
0
8
BAB VIII
PENYELESAIAN MASALAH
Masalah 1: Cakupan peserta KB aktif 61,3%
Penyebab
dari target 71% (masalah sebesar 13,6% )

Adanya kekurangan peyuluhan dan konseling Penggunaan kontrasepsi dilakukan oleh puskesmas
yang dilakukan, jika sebelum pandemi Tambora hanya dilakukan di dalam gedung
COVID-19 biasanya pada kelas ibu hamil puskesmas dan puskesmas tidak membuat
yang dilakakukan 1 bulan, dan juga adanya pemasangan kontrasepsi keliling oleh karena instansi
evaluasi akan setiap kelurahan mengenai PPAPP sudah melakukan program tersebut dan saat
program KB juga berkurang ini sedah dihentikan

Ketidakpahaman dan keselahan dalam menerima informasi


Pada beberapa fasilitas kesehatan dengan mayoritas masyarakat tambora memiliki pendidikan
swasta ada yang kurang dalam yang menengah kebawah sehingga tidak mengetahui
pelaporan data pengguna KB aktif dengan baik mengenai manfaat dan keuntungan dari
kepada puskesmas tambora mengikuti program KB
Penyelesaian

Dapat melakukan inovasi penyediaan informasi Perlu adanya peningkatan pencatatan dan
mengenai keluarga berencana menggunakan pelaporan dari fasilatas swasta
aplikasi atau sistem online

Perlunya ada dilakukan pemasangan Perlu dilakukan follow up kepada kelompok


metode kontrasepsi keliling yang sasaran ibu hamil dan Pasangan Usia Subur
dilakukan oleh puskesmas sendiri, petugas kesehatan lebih aktif lagi dalam
sehingga dapat mencakup calon akseptor melakuka untuk dapat memberikan informasi dan
KB lainnya yang tidak datang ke edukasi yang benar
puskesmas.
Masalah 2 Penyebab
Cakupan peserta KB implant 8,9% dari
target 10% (masalah sebesar 11%).

Penyuluhan mengenai keluarga berencana yang dilakukan


puskesmas sendiri pada setiap kelas ibu hamil yang
dilakukan sebulan sekali namun pada pandemic kelas ibu Adanya kekurangan dalam
hamil sementara ditiadakan
pencatatan dan pelaporan dari
fasilitas kesehatan swasta
Adanya mitos atau informasi yang salah mengenai lainnya untuk pusksesmas.
KB implant yang terjadi di masyarakat. Adanya
informasi seperti implant dapat berpindah-pindah
tempat atau berjalan hingga ke otak atau organ lain
dan menyebabkan kematian, dan dapat
mengganggu aktivitas bekerja, metode pemasangan
dan pelepasan KB implan melalui prosedur bedah
Penyelesai
Saat ini konseling atau penyuluhan dilakukan an
oleh puskesmas hanya pada bagian poli KB,
namun hal ini masih menjadi kekurnagan dalam
pencapaian sehingga dapat ditangani dengan
menggunakan inovasi terbaru seperti media
online atau aplikasi

Perlu adanya peningkatan pencatatan dan


pelaporan dari fasilatas swasta lainnya baik dari
bidan praktek mandiri, klinik

Petugas kesehatan lebih aktif lagi dalam


melakukan penyuluhan dan pendekatan kepada
setiap elemen masyarakat, baik terhadap kepala
kelurahan, bahkan RT/RW, ataupun tokoh-tokoh
masyarakat lainnya dilingkungan sekitar.
Penyebab Masalah 3 Cakupan peserta KB IUD 10,4 % dari target 13% (masalah
sebesar 20% ).

Pada penyelengaraan penyuluhan keluarga berencana


belum dilakukan secara maksimal terutama pada saat
situasi pandemi Covid-19 yang meningkat dan juga
ketidaktentuan dari jadwal penyuluhan yang dilakukan
menyebabkan pelaksanaan penyuluhan KB belum Masih kurang dalam pencatatan dan
maksimal pelaporan, dari fasilitas kesehatan
swasta lainnya, sehingga menjadi
salah satu masalah terjadi
Terdapat keselahan dalam pemikiran dan mengenai ketidakcapaian dalam cakupan
efek samping dari penggunaan KB IUD, penggunaan peserta KB IUD.
KB IUD dapat menyebabkan pendarahan, mudah
terlepas atau berpindah, dan KB IUD dapat
menyebabkan ketidaknyamanan pasangan , adanya
rasa takut atau tidak nyaman dengan metode
pemasangan dan pelepasan kontrasepsi IUD
Penyelesaian

Dapat juga dilakukan dengan inovasi terbaru yaitu dengan


penggunaan aplikasi atau media social untuk dapat
mengedukasi masyarakat lainnya dalam manfaat, efek
samping, serta metode pada program KB yang dijalani

Dapat meningkatkan pelaporan dan pencatatan peserta


penggunaan KB dari klinik, bidan praktek mandiri yang
berada dalam wilayah kerja puskesmas Tambora

Meningkatkan kinerja dalam mengedukasi atau


melakukan penyuluhan yang benar tentang penggunaan
alat kontrasepsi IUD ubah cara berpikir masyarakat
terutama tentang mitos yang menyebar pada lingkungan
masyarakat dengan melakukan pendekatan pada tokoh-
tokoh masyarakat seperti lurah atau tokoh agama, dan
juga harus mengenal karakteristik masyarakat
0
9
BAB IX
PENUTUP
Kesimpulan

• Didapatkan adanya hasil pencapaian program keluarga berencana di


Puskesmas Kecamatan Tambora yang tidak mencapai target
• cakupan peserta KB aktif, peserta KB aktif Implant dan peserta KB aktif
IUD yang belum mencapai target
• Kurangnya memberikan penyuluhan keluarga berencana, serta adanya
kekurangan dalam pencatatn dan pelaporan
• Adanya masalah dalam pemilihan jenis kontrasepsi yang dipengaruhi oleh
faktor lingkungan dari segi pengetahuan dan sosial tentang stigma pengguna
MKJP
Saran
• Melakukan koordinasi dengan petugas lapangan keluarga berencana
(PLKB) dalam rangka persiapan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan KB
dan dapat kembali dilakukan penyuluhan dengan maksimal saat ini
• Disarankan untuk membuat satu platform online khusus KB untuk
konseling, informasi dan edukasi secara langsung dengan bidan KB.
• Pelatihan petugas pencatatan dan pelaporan program KB mengenai Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) untuk menjadi dasar
dalam kelengkapan data.
• Menyediakan informasi baik dalam bentuk offline yaitu lefleat atau poster
yang dapat dimiliki masyarakat yang mampu dipahami pada kelompok
sasaran, dapat juga meningkatkan edukasi melalui sistem online bisa dalam
bentuk aplikasi
THAN
KS

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai