Anda di halaman 1dari 8

Gangguan Sulit Buang Air Besar pada Usus Besar

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat 11510, Indonesia

Abstrak

Usus besar sering juga disebut sebagai kolon. Fungsi utama dari usus besar adalah untuk melakukan
penyerapan makanan yang tidak mampu diserap. Gangguan sulit buang besar dapat terjadi akibat
beberapa factor seperti kurangnya asupan serat dan kurangnya minum.Dan biasanya terjadi didaerah
usus besar.bagian-bagiannya akan di bahas secara makroskopis seperti yang diketahui di usus besar
sendiri terdapat beberapa bagian yang terdiri dari colon descends, colon ascenden, colon transversum
dan kolon sigmoid yang masing masing memiliki penjelasannya masing-masing. Selain itu terdapat
juga struktur mikroskopis untuk melihat gambaran dari bagian-bagian tersebut yang memiliki
fungsinya masing-masing dan terdapat mekanisme pencernaan yang dijelaskan secara fisiologis untuk
mengetahui mekanisme kerja dari usus besar yang terdiri dari motilitas usus besar, defekasi dan
sekresi.

Kata Kunci: kolon asenden, kolon descenden, kolon transversum, kolon sigmoid dan defekasi

Abstrack

The colon often also called the colon .The major function of the colon is their food supply who do not
capable of being absorbed .Disorder difficult dispose of large can was due to some factor such as
lack of intake fiber and lack of drink .And usually occurs in a the colon. Its parts will be discuss in
makroskopis as known in the colon own there are several the passage consisting of colon descends,
two points ascenden, two points transverse and the sigmoid colon that each have report each. In
addition there are also the microscopic structure to see a picture of the pieces having its function
each and there are mechanism digestion described physiologically to know working mechanism of the
large intestine consisting of motility of the colon , defekasi and secretion of.

KeyWords: Colon asenden , colon descenden , the transverse colon , the sigmoid colon and defecation

Pendahuluan

Sistem pencernaan sangat penting untuk tubuh, dimana setiap makanan-makanan yang di
konsumsi manusia akan dicerna menghasilkan zat gizi, energi, dan dicerna menjadi bagian

1
yang lebih kecil lagi oleh berbagai organ-organ yang ada dalam tubuh manusia. Usus besar
merupakan salah organ yang masuk kedalam sistem pencernaan dimana usus besar memiliki
beberapa bagian.

Selain itu didalam usus besar berlangsung 3 proses yang terdiri dari motilitas usus besar,
defekasi dan sekresi ketiga proses tersebut sangat penting dalam proses penyerapan untuk
pembuangan zat sisa yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Seperti yang terdapat di
skenario seorang anak sakit perut sejak tiga hari yang lalu karena belum buang air besar oleh
sebab itu dari makalah ini di jelaskan tentang makroskopis mikroskopis dan mekanisme
pencernaan usus besar agar kita dapat mengetahui mengapa seorang anak bisa sakit perut
akibat tidak buang air besar.

Struktur Makroskopis Usus Besar

Usus besar adalah salah satu organ pencernaan yang merupakan lanjutan dari usus halus.Usus
besar sering juga disebut sebagai kolon.Fungsi utama dari usus besaradalah untuk melakukan
penyerapan makanan yang tidak mampu diserap.di usus besar, Juga Menyerap air dan garam
sehingga dapat mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Melalui penyerapan air tersebut
usus besar juga berperan dalam membentuk konsistensi feses (cair atau padat). Diameter usus
besar sekitar 6 cm dengan panjang 1,5 meter. Sisa dari makanan yang melewati usus besar
akan berakhir di bagian rektum yang merupakan muara dari usus besar (anus).

Intestinum Crassum

Semua alat pencernaan yang terdapat di dalam rongga perut atau rongga peritoneum dilapisi
oleh selaput peritoneum juga.Diantara lapisan selaput yang membentuk mesenterium dan
mesoncolon, terdapat pembuluh darah, limf, dan saraf yang mengurus usus. Darah vena yang
berasal dari usus tidak diangkut ke jantung, tetapi melalui vena porta dialirkan ke hati untuk
diambil zat makanan yang dikandungnya.3

Bagian usus besar yang pertama adalah cecum.Cecum mendapat darah dari a. cecalis dan
appendix vermiformis dari a. appendicularis, keduanya cabang dari a. ileocolica. Darah vena
dialirkan ke v. ileocolica, terus ke v. mesenterica superior.Limfe cecum dialirkan nodi
lymphatici prececalis dan dari appendix vermiformis ke nodus lymphaticus pada
mesoappendix dan dari keduanya dialirkan ke nodi lymphatici ileocolici, terus ke nodi
lymphatici mesenterici superior. Persarafan cecum dan appendix vermiformis diurus oleh
saraf-saraf simpatis dan parasimpatis (n. vagus) dari plexus mesentericus superior.3

2
Selain itu intestinum crassum berbentuk seperti huruf U terbalik. Intestinum crassum
terdiri atas coecum, colon ascendens, flexuracoli dextra/hepatica, colon transversum, flexura
coli sinistra atau lienalis,colon descendens dan berakhir pada colon sigmoideum.

Colon ascendens

Terbentang dari cecum sampai ke permukaan visceral dari lobus kanan hepar untuk
membelok ke kiri pada flexura coli dextra untuk beralih menjadi colon tranversum.Terletak
pada region lateralis kanan. Ke arah anterior terpisah dari dinding depan abdomen oleh
kelokan usus kecil dan omentum majus. Sebelah lateralis terdapat saluran, sulcus paracolicus
kanan. Flexura coli terletak didepan ren dexter dan pars descendens duodeni. Vaskularisasi
diurus oleh aa. Ileocolica dextra dan a. iliosecalis, yang merupakan cabang dari a.
mesenterica superior. Persarafannya diurus oleh nervi yang berasal dari ganglia celiaci dan
mesenterici superior.

Colon tranversum

Merupakan bagian usus besar yang paling besar dan paling dapat bergerak bebas
karena bergantung pada mesocolon, yang ikut membentuk omentum majus.Mempunyai
panjang antara 45-50 cm, berjalan menyilang abdomen dari flexura coli dextra ke flexura coli
sinistra yang letaknya lebih tinggi dan lebih ke lateralis. Letaknya sedikit melengkung ke
bawah sehingga terletak di region umbilicalis.4

Colon descendens dan Colon Sigmoid

Berjalan ke bawah dari colon tranversum adalah colon descendens yang terletak di
sisi kiri perut dan berakhir ke bagian terakhir dari usus besar disebut colon sigmoid. Colon
sigmoid terletak di sisi kiri bawah perut, mempunyai struktur huruf “S” bergabung dengan
colon descendens dan rectum, dan bagian dari usus besar dilapisi dengan jaringan otot yang
kuat yang memberikan usus besar kekuatan untuk mengusir sampah ke dalam rectum.4

A. Mikroskopik

Adapun struktur umum dari dinding saluran pencernaan dari dalam keluar terdiri atas:

Tunika mukosa : terdiri atas epitel mukosa yang memiliki jaringan ikat yang disebut sebagai
lamina propria. Dibawah lamina propria terdapat tunika muskularis mukosa yang berupa
lapisan otot sebagai pembatas tunika mukosa dengan tunika submukosa.

3
Tunika submukosa : merupakan jaringan ikat padat yang memiliki pembuluh darah,
pembuluh limfe serta serat saraf. Pada lapisan ini juga terdapat plexus saraf ototnom yang
dikenal dengan plexus submukosa Meissner.

Tunika Muskularis eksterna : lapisan ini terdiri atas 2 bagian yaitu tunika muskular interna
yang tersusun sirkular dan tunika muskular eksterna yang tersusun longitudinal. Diantara
keduanya terdapat plexus saraf Auerbach.

Tunika Adventitia/Fibrosa : merupakan jaringan ikat longgar yang dapat bermodifikasi


menjadi tunika serosa jika terdapat mesotel diluarnya. Seringkali terdapat jaringan lemak
pada lapisan ini.

Pada setiap organ dari saluran pencernaan, keempat lapisan ini dapat bermodifikasi sesuai
dengan fungsi organ tersebut dalam sistem pencernaan.

Intestinum crassum

Tunika musculosa pada usus besar tidak mengandung plica sirkularis dan vili
intestinalis, tetapi banyak sel goblet diantara epitel dan memiliki cryptus lieberkuhn serta
limfonodus solitorius.Tunica muscularis longitudinal membentuk 3 pita longitudinal yang
biasa disebut taenia colli. Appendix merupakan tonjolan seperti cacing dengan panjang
sampai 18 cm dan membuka pada caecum sekitar 2,5 cm di bawah katup ileosekal. Appendix
memiliki lumen yang sempit dan lapisan submukosanya mengandung banyak jarignan limfe.
Appendix berhubungan dengan mesenterium ileum oleh mesenterium pendek berbentuk
segitiga yang di dalamnya berjalan pembuluh darah dan pembuluh limfe appendicular.5

Mukosa pada rectum mempunyai suatu lipatan longitudinal Rectal collum (Anal
column, Column of Morgagni) dan mempunyai atau dilapisi epitel selapis torak. Pada rectum
juga terdapat cryptus, dan pertemuan antara rektum dan anus disebut linea pectinata atau
linea dentata. Tunica submukosa pada anus mempunyai banyak pembuluh darah, saraf, dan
badan vater pacini, dan tunica muskularis mukosa (lapisan longitudinal) akan membentuk
musculis dilatator ani internus. Sedangkan tunica musckularis sirkular akan menebal dan
membentuk musculus sphincter ani internus.6

B. Mekanisme pencernaan di usus besar

Mekanisme pencernaan di usus besar terdiri dari 3 tahap diantaranya motilitas,defekasi dan
sekresi.

4
Motilitas usus besar

Motilitas dalam sistem pencernaan adalah gerakan mencampur (haustrasi).Yang


dimulai dari ritmisitas otonomi sel-sel otot polos kolon seperti gerakan segmentasi tetapi
sangat jarang (interval antara 2 haustra mencapai 30 menit). Dimana letak haustra dapat
berubah yang semula melemas akan berkontraksi dan sebaliknya bersifat
nonpropulsifkemudian gerakan maju mundur mengaduk isi kolon sehingga semua terpapar ke
mukosa obsortif yang dikontrol oleh reflex reflex local yang melibatkan pleksus intrinsic.7

Selanjutnya adalah gerakan massa (mass movement) dimana gerakan mendorong isi
kolon kebagian distal usus besar terjadi 3-4 kali sehari umumnya setelah makan yang
dicetuskan oleh reflex gastroileum dan reflex gastrokolon. Reflex gastrokolon sendiri
memindahkan isi usus halus yang tersisa kedalam usus besar7

Kemudian reflex gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rectum yang memicu
reflex defekasi yang diperantai oleh gastrin dari lambung ke kolon dan oleh saraf otonom
ekstrinsik jelas terlihat setelah sarapan pagi dan sering diikuti oleh keinginan kuat untuk
segera defekasi. Gerakan massa dapat juga ditimbulkan oleh perangsangan kuat sistem saraf
parasimpatis atau pereganggan yang berlebihan pada satu segmen kolon.

Defekasi

Defekasi adalah gerakan massa di kolon mendorong isi kolon ke rectum yaitu
pereganggan rectum merangsang reseptor regang di dinding rectum yang memicu reflex
defekasi. Refleksnya sendiri disebabkan oleh sfinghter anus internus yaitu otot polos
melemas dan rectum dan kolon sigmoid kontraksi kuat. Bila sfighter anus externus otot
rangka melemas terjadi defekasi bila defekasi ditunda dinding rectum yang semula teregang
akan melemas dan keinginan untuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya
mendorong lebih banyak feses ke rectum. Pada periode non aktif kedua sfighter abus
berontraksi untuk memastikan tidak ada pengeluaran feses, jika defekasi tertunda terlalu lama
akan terjadi konstipasi isi kolon akan tertahan dalam waktu yang lebih lama dari normal,
jumlah H2O yang diserap akan melebihi normal sehingga feses jadi kering dan keras.
Selanjutnya frekuensi defekasi tergantung kepada individu dan setiap kali makan sampai
sekali seminggu.Selain itu penyebab tertundany defekasi sendiri adalah megabaikan
keinginan untuk buang air besar dan penurunan motilitas kolon yang terjadi karena usis lanut,
gangguan emosi dan diet rendah serat. Dapat juga terjadi karena obstruksi gerakan feses di

5
usus besar akibat tumor local atau atau spasmi kolon dan gangguan reflex defekasi karena
cedera saraf.7

Sekresi usus besar

Lar.mukus alkalis yang berfungsi sebagai proteksi dimana didalamnya terkandung


mucus yaitu lubrikasi untuk memudahkan feses lewat dan didalamnya juga terkandung
HCO3- yang berfungsi unuk menetralkan asam asam iritan yang dihasilkan oleh fermentasi
local bakteri.7

Penanggulangan sulit buang air besar

Penanggulangan sulit buang air besar dapat dilakukan dengan caraseperti yang ada di bawah
berikut ini.

Asupan Tinggi Serat Makanlah lebih banyak buah-buahan dan sayuran. Ini berarti
minimal lima porsi buah atau sayuran setiap hari. Serat didefinisikan sebagai bahan yang
dibuat oleh tanaman yang tidak dicerna oleh saluran pencernaan manusia.Serat adalah salah
satu andalan dalam pengobatan sembelit.Serat dapat mengikat air dan menjaga air dalam usus
sehingga menjaga feses tetap lunak dan mudah dikeluarkan.

Banyak Minum

Cairan mutlak dibutuhkan untuk membuat konsistensi feses menjadi lunak dan
melancarkan pencernaan.Jadi perbanyak minum air putih, tambahkan 2-4 gelas dibanding
sebelumnya. Namun, harus menghindari minuman berkafein seperti kopi dan teh, karena
minuman jenis ini malah bersifat membuat cairan (meningkatkan buang aair kecil)

Olah raga

Aktifitas fisik juga mempengaruhi kerja usus besar kita, jika kita aktif maka
pencernaan juga lancar. Oleh karena itu rajinlah bergerak baik itu aktivitas fisik harian
ataupun dengan cara olah raga. Hal ini akan merangsang pergerakan usus dan melancarkan
buang air besar.

Stop Obat Tertentu

Jika baru-baru ini Anda minum obat tertentu maka harus dihentikan, jangan-jangan
sembelit yang terjadi karena efek samping obat, atau konsultasi dengan dokter terlebih dahulu

6
untuk mendapatkan obat alternatif. Obat Pereda Nyeri Jika susah buang air besar disertai rasa
sakit, maka u ntuk mengatasi hal ini minumlah obat pereda nyeri contohnya parasetamol.
Terlebih dahulu baca dengan seksama cara pakai. dosis. dan kontra indikasinya. Jika langkah
di atas belum berhasil mengatasi susah buang air besar, maka selanjutnya adalah
menggunakan obat pencahar (laxative), obat susah buang air besar ini banyak tersedia baik
itu dalam bentuk pil yang diminum maupun berbentuk suppositoria yang dimasukkan melalui
anus. Baca aturan pakai, lebih lanjut silahkan baca Obat Sembelit Pola makan dan gaya hidup
seperti di atas harus dipertahankan, karena selain dapat mengatasi susah buang air besar, juga
dapat mencegah sembelit.

Kesimpulan

Referensi

1. Pearce, Evelyn C. Anatomi dan fisiologi untuk medis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2014.

2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2013.

3. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2013.h.88-91.

4. Widjaja H. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2015.h.93.

5. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: EGC; 2014.h.199-
204.

7
6. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. In: Frans Dany, editor.
Saluran Cerna. Jakarta: EGC; 2013.h.278-307.

7.modul

Anda mungkin juga menyukai