Disusun Oleh:
KELOMPOK III
KELAS B
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah etika penelitian tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua teman yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Penulis hanya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
diri sendiri maupun kepada pembaca umumnya.
Penulis menyadari dengan keterbatasan yang kami miliki sebagai manusia
biasa, namun karena tugas ini adalah amanah, maka tersususnlah hasil pemikiran
kami yang mungkin masih jauh dari sutu kesempurnaan untuk itu kami
mengharapkan kritik dan pesan demi menyempurnakan makalah ini.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................. 20
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 20
3.2 Saran ................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... . 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Begitu pula dengan pelayanan rumah sakit, keberhasilan misi sebuah rumah
sakit sangat ditentukan oleh keluwesan berkomunikasi setiap petugas,
perawat dan dokter. Pelayanan rumah sakit selalu berhubungan dengan
berbagai karakter dan perilaku pasien yang berkepentingan dengan jasa
perawatan sehingga petugas, perawat dan dokter harus memahami dan
mengerti bagaimana cara komunikasi yang bisa diterapkan di segala situasi.
1
2
malu untuk bisa menceritakan sakit/keluhan yang dialaminya secara jujur dan
jelas. Komunikasi yang efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam
pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya.
3
4
Penggunaan SBAR:
SBAR dipergunakan sebagai landasan menyusun komunikasi verbal,
tertulis lewat menyusun surat, dari berbagai keadaan perawatan pasien
antara lain:
6
2.3.1.4 R (Recommendation)
a. Recommendation merupakan apa saja hal yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah pasien pada saat ini.
b. Jelaskan apa yang diinginkan dokter setelah melihat hasil
tindakan (misalnya: tes laboratorium, perawatan).
c. Perawat meromendasikan dokter untuk melakukan
kunjungan kepada pasien dan keluarga pasien.
d. Apakah ada tes lain yang diperlukan seperti: EKG
e. Perawat menyampaikan kepada dokter setiap terdapat
pengobatan baru atau apabila ada perubahan dalam
perintah segera diinformasikan oleh doter kepada
perawat.
f. Jika terdapat perbaikan ataupun tidak adanya perbaikan
kondisi pada pasien, perawat akan menghubungi dokter
kembali, menanyakan ke dokter tindakan yang harus
dilakukan perawat sampai ditempat (Capital Health,
2011).
Situation
Tanggal: Waktu:
Nama Pasien: Umur:
Nomor NHS Nomor Rumah Sakit:
Datang dari ruang: Tujuan ruang :
Terdapat keluarga : Ya/Tidak Barapa kali sudah transfer?
Perawat yang menerima: Perawat yang melakukan
transfer:
Background Assessment
Diagnosa dan perawatan yang Skor nyeri:
sudah dilakukan dan kebutuhan Resiko Indeksi? Ya/Tidak
perawatan yang diperlukan. Jika iya memgapa?
Termasuk penyesuian keadaan Deteksi MRSA Ya/Tidak
yang terjadi saat ini Peralatan Invasif
Kanula IV Ya/Tidak
10
No Jenis kegiatan
Situation
Mengidentifikasi diri, unit/ ruangan ,
1. Menyebutkan nama pasien dan umur, nomor kamar.
Secara singkat menyatakan masalahnya, apa itu, ketika
hal itu terjadi atau dimulai, dan seberapa parah.
Background/ Latar Belakang (1)
Diagnosis masuk/ diagnosis sekarang, masalah-
masalah lain
2.
tanggal masuk
riwayat medis (anamnesa) yang penting termasuk
alergi
11
Rekomendasi
Usul tindakan yang mungkin diperlukan atau pindah ke
ICU, kepada dokter konsultan (DPJP/ Dokter
5. Penanggung Jawab Pasien)
Usul perlu tidaknya pemeriksaan tambahan?
Jika DPJP memberikan instruksi : terima informasi
dengan metode TBAK
Model SBAR:
Menurut Rina (2015) sebelum operan pasien:
2.3.1.1 Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini
2.3.1.2 Kumpulkan data – data yang diperlukan yang berhubungan
dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan
2.3.1.3 Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah
keperawatan yang harus dilanjutkan
2.3.1.4 Baca & pahami catatan perkembangan terkini & hasil
pengkajian perawat shift sebelumnya
2.3.1.5 Siapkan medical record pasien termasuk rencana perawat
harian
No Jenis kegiatan
Penerima informasi: mengangkat telpon, mengucapkan
1. salam, menyebutkan nama dan tempat bekerja/ menerima
telpon, dan mengucapkan: ada yang bisa saya bantu?
Bila penelpon tidak memberitahukan identitasnya, penerima
2.
informasi harus menanyakannya.
Mendengarkan informasi atau instruksi dengan seksama, lalu
3. mencatat kelengkapan instruksi atau hasil pemeriksaan ke
dalam catatan rekam medis pasien
A : Assessment
- Pemeriksaan TTV :
TD : 130/90 mmHg
P : 22 x/m
N : 84 x/m
T : 36,8 C
- Diet TKTP
- Terapi IVFD RL 20 tpm
R : Recommendation
- Lakukan pemeriksaan TTV setiap 5 jam
- Lakukan pemberian terapi nebulizer 1-2x/jam
- Pantau pemberian terapi O2.
-
Situations Backgrounds
“dr. Ahmad, saya Ida, perawat Klien tersebut pasca operasi
Ruang Fresia 2, saat ini Klienbedah digestif satu hari yang lalu.
dokter yaitu Ibu Lina dengan Riwayat penyakit jantung dan
tanggal lahir 4 Oktober 1955 paru-paru tidak ada. Frekuensi
mengeluh sesak nafas” napas 40 kali per menit dan
saturasinya 70%.
Assessment Recomendation
Suara nafasnya menurun di Saya rasa sebaiknya Klien harus
area dada kanan dengan adanya ditangani segera. Apakah dokter
rasa nyeri akan datang ? Ataukan Klien
perlu segera dipindahkan ke ICU
?
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, pada prinsipnya, komunikasi efektif
merupakan penyampaian informasi dengan benar, tidak terjadi salah persepsi
antara pemeberi informasi maupun penerima informasi. Sehingga, sebelum
komunikasi dihentikan, dilakukan klarifikasfi baik oleh pemberi informasi
maupun penerima informasi (read back). Penggunaan SBAR dalam
komunikasi merupakan keharusan dalam program keselamatan pasien dengan
harapan meminimalkan kesalahan dalam berkomunikasi. Dengan diterbitkan
pedoman komunikasi efektif ini, diharapkan semua petugas yang menangani
pasien melaksanakan melaksanakannya.
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan
dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan sebagai tuntunan untuk
membahas lebih lanjut tentang mata ajar manajemen keperawatan. Dimakalah
ini masih banyaknya kekurangan jadi mohon bimbingan dari dosen untuk
melengkapi makalah selanjutnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Aimone, E., Andreoli, a., Baker,G.R., Boaro, N., Fancott, C., Sinclair, L., Tardif,
G., & Velji K (2010). Efektivitas sebuah alat komunikasi SBAR
diadaptasiuntuk pengaturan rehabilitasi, Healthcare Quarterly, 11(Sp)
2008: 72-79
Alvarado, K., Boblin, S., Chritiffersen, E., Fram, N., Lee, R., Lucas, J., & Poole,
N. (2006). Transfer of accountability: Transforming shift handover to
enhance patient safety. Healthcare Quarterly 9, Special issue.
Iyer, P.W., Nancy H.C. (2005). Dokumentasi keperawatan. Jakarta: EGC. Joint
Comission International. (2007). Communication during patient
handovers.
Sukesih & Istanti P,Y. (2015). Peningkatan Patient Safety dengan Komunikasi
SBAR. The 2nd University Research Coloqioum. ISSN 2407-9189.
21
Supinganto, A., Misroh, M., & Suharmanto. (2015). Indentifikasi komunikasi
efektif SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) Di
RSUD Kota Mataram. Jurnal Keperawatan (Publikasi).
WHO Patient Safety (2007), Komite Keselamatan Paseien Rumah Sakit PERSI
(KKP-RS PERSI), Joint Commission Internasional/JCI (2011),
PERMENKES RI No 169/MenKes/PER/VIII/2011, Joint Comission on
Accreditation of Healthcare Organization National Patient Safety Goals
(2006).
22