Anda di halaman 1dari 14

Struktur Anatomi dan Mekanisme Pencernaan Organ-organ

dalam Rongga Abdomen.


Gladys Juane Patulak
102013175
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : gladysjuane@yahoo.com

Pendahuluan
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan untuk dapat bertahan hidup. Makann yang di
konsumsi tersebut kemudian akan di proses oleh organ-organ perncernaan dalam saluran
pencernaan, sehingga terbentuk suatu hasil akhir berupa energi yang di perlukan makhluk
hidup untuk beraktivitas.. Saluran pencernaan terdiri dari organ-organ pencernaan seperti
lidah, kerongkongan, lambung, usus, sedangkan kelenjar pencernaan meliputi kelenjar ludah,
kelenjar hati, kelenjar dinding lambung, dan kelenjar pankreas. Organ-organ pencernaan pada
manusia terletak pada rongga perut.
Selanjutnya proses pencernaan dalam tubuh manusia merupakan suatu proses yang kompleks.
Bahan makanan yang telah mengalami penguraian sebagian di dalam mulut, melalui
tenggorokan (esofagus) masuk ke dalam lambung untuk memulai tahap pencernaan.

Organ-organ dalam Rongga Abdomen

Organ-organ yang terlibat dalam proses pencernaan terletak pada rongga abdomen, di
beberapa bagian dari quadran-quadran maupun regio-regio pada abdomen. Organ-organ yang
terletak di dalam rongga abdomen meliputi; gaster, hepar, pancreas, intestinum tenue,
intestinum crasum, vesica fellea, dan lien.
1. Gaster
Gaster merupakan organ pencernaan yang terbagi menjadi empat bagian, yaitu cardia,
fundus, corpus, dan pylorus. Gaster atau lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada
bagian superior kiri rongga abdomen di bawah diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian
kecil terletak pada bagian kiri garis tengah. Ukuran dan bentuknya bervariasi dari satu
individu ke individu lain. Fundus terletak pada kubah diafragma sebelah kiri. Fundus terletak
setinggi sela iga 5 di bawah apex cordis. Pada fundus lebih di dominasi oleh gas yang sering
tampak pada foto X-ray.1
Corpus merupakan bagian tengah dari gaster, membentuk dua pertiga dari gaster. Sedangkan
pylorus merupakan muara bagian bawah gaster ke dalam duodenum. Pylorus terletak pada
suatu bidang transpyloric setinggi corpus vertebra lumbal 1 sampai sebelah kanan dari garis
midsternalis. Pada daerah pylorus terdapat sebuah sphincter yang berfungsi untuk mengatur
dan mengontrol aliran isi gaster ke duodenum, yaitu sphincter pylori.
Pada gaster terdapat dua buah curvatura, yaitu major dan minor. Curvaturan major berada di
sebelah sinistra, dan curvatura minor berada di sebelah dextra. Selanjutnya terdapat dua buah
facies pada gaster, yaitu acies anterior yang ditutupi oleh peritoneum viceralis. Dan juga
facies posterior.

Gambar 1. Gaster in situ1


Vascularisasi gaster yaitu berasal dari arteri gastrica sinistra, aa. gastrica brevis, dan arteri
gastroepiploica dextra dan sinistra. Sedangkan pembuluh baliknya mengikuti jalannya arteri,
sehingga penamaannya sama tetapi pembuluh balik gaster ini akan dikembalikan ke hepar
untuk di detoxikasi.1
-

Arteri
Arteri gastrica sinistra adalah cabang dari a. coeliaca (tripus Halleri). Arteri gastrica
sinistra akan beranastomosis dengan a. gastrica dextra (cabang dari a. hepatica propia)
di curvatura minor dan a. oesophagea (cabang aorta thoracalis).3
Arteriae gastricae brevis adalah cabang dari a. lienale di fundus ventriculi dan
memperdarahi fundus ventriculi.3
Arteri gastroepiploica (gastroomentalis) sinistra adalah cabang dari a. lienalis yang akan
beranastomosis dengan a. gastroepiploica dextra (cabang a. gastroduodenale) di

curvatura mayor dan memperdarahi curvatura mayor dan omentum mayus.3


Vena
Darah dari v. gastrica dextra dan sinistra dialirkan ke dalam v. porta.3
Darah dari v. gastrica brevis, v. gastroepiploica sinistra, dialirkan ke dalam v. lienalis
yang bergabung dengan v. mesenterica superior menuju v. porta.3

Sedangkan persarafan gaster terjadi secara simpatis maupun parasimpatis. Persarafan


parasimpatis dilakukan oleh nervus X kanan untuk facies posterior, dan nervus X kiri untuk
facies anterior. Dan persarafan simpatisnya terdiri atas 2 serabut; serabut pre ganglionic yang
berasal dari nervus sphlanic thorcalis. Serabut selanjutnya adalah serabut postganglonic yang
berasal dari ganglion plexus celiacus.

Histologi gaster ada tiga lapisan jaringan dasar (mukosa, submukosa,dan jaringan muskularis)
beserta modifikasinya.Muskularis eksterna pada bagian fundus dan badan lambung
mengandung lapisan otot melintang (oblique) tambahan. Lapisan otot tambahan ini
membantu keaktifan pencampuran dan penghancuran isi lambung.Mukosa pada lambung
membentuk lipatanlipatan (ruga) longitudinal yang menonjol sehingga memungkinkan
peregangan dinding lambung.Ruga terlihat saat lambung kosong dan akan menghalus saat
lambung meregang terisi makanan.3
2. Hepar
Hepar merupakan salah satu alat dalam ronga abdomen yang terletak pada kuadran kanan
atas, di regio hipokondric dextra. Terdiri atas duo lobus; dextra yang memiliki ukuran lebih
besar, dan lobus sinistra yang miliki ukuran lebih kecil. Organ hepar dilapisi oleh perotoneal
kecuali pada facies diaphragma. Hepar di fiksasi terutama oleh diaphragma, vena cava
inferior, ligamentum tere hepatis dan juga ligamnetum falciforme hepatis.1
Vascularisasi hepar berasal dari kriptus hallery yang bercabang menjadi arteri hepatica
communis, arteri gastrica sinistra dan arteri lienalis. Yang berperan dalam vascularisasi hepar
adalah arteri hepatica communis yang kemudan bercabang menjadi arteri hepatica propia
yang kemudian berjalan bersama ductus choleodocus, vena porta di dalam ligamnetum
hepatoduodenale. Selanjutnya akan berjalan ke atas dan beracabang menjadi arteri hepatica
dextra dan sinistra.
Persarafan gaster oleh saraf simpatis dan juga saraf parasimpatis. Dimana saraf simpatisnya
adalah truncus coliacus, dan saraf parasimpatisnya adalah truncus vagalis anterior dan
posterior.
3. Pancreas
Merupkan kelenjar eksokrin dan endokrin, terletak di retroperitoneal atau di belakng dari
peritoneum yang merupakan selaput pembungkus gaster. Pancreas terbagi menjadi

tiga

bagian; caput, corpus, dan cauda. Capus pancreas berbatasan dengan pars. descendens
duodeni. Bagian eksokrin mengumpul seperti anggur membentuk asinus yang berhubungan
dengan duktus dan bermuara di duodenum. Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari
pulau-pulau jaringan endokrin terisolasi, pulau-pulau langerhan, yang tersebar di seluruh
pancreas. Hormone yang di hasilkan langerhans adalah insulin dan glucagon. 1

Vascularisasi pancreas berasal dari arteri pancreaticoduodenale superior dan inferior yag
merupakan percabang dari arteri mesentrica superior. Dan pembuluh baliknya penamaannya
sama seperti arterinya, yang kemudian akan berujung ke dalam vena lienalis dan akan
disalurkan sebagian besar ke vena porta dan sebagiannya lagi ke dalam vena mesentrica
superior.
Pancreas di persarafi oleh plexus celiacus yang berada pada truncus celiacus.

4. Vesica fellea
Vesica fellea merupakan kantung empedu, pada vesica fellea hasil pencernaan tidak di
cerna maupun di serap hanya di tampung sementara saja. Secara anatomis vesica fellea terdiri
atas bagian fundus, corpus, dan collum. Batas-batas vesica fellea adalah; bagian depan
berbatasan dengan organ hepar, bagian posterior berbatasan dengan flexura colica dextra dan
colon transversum. Bagian fundus berbatasan dengan dinding depang rongga bdomen, dan
bagian colloum berbatasan dengan pars. superior duodeni. Pada bagian collum dari vesica
fellea terbentuk sebuah lipatan yang memiliki klep.1
Vascularisasi vesica fellea yaitu berasal dari arteri cystica yang merupakan cabng dari a.
Hepatica dextra. Sedangkan pembuluh baliknya memiliki penamaan yang sama dengan
pembuluh nadinya yaitu vena cystica yang kemudian akan kembali ke dalam vena porta
cabang yang sebelah kanan. Dan untuk persarafan vessica fellea dilakukan oleh plexus
coleliacus.
5. Lien
Hanya terdiri satu dan terletak pada sebelah kiri rongga abdomen, yaitu pada linea axillaris
media costae 9-11. Lien merupakan organ reticulo endothelial yang berbeda dengan jaringan
limfoid lainnya. Fungsi dari lien yaitu sebagai zat anti, resevoir darah dan membersihkan
darah. Pada umumnya organ limfoid berperan dalam proteksi. Lien memiliki dua facies yaitu
facies diaphragma yang merupakan bagian yang cembung, dan facies visceralis yang
merupakan bagian yang cekung dan berbtasan dengan gaster, pancreas, ren dan colon.1
Vascularisasi organ lien berasal dari a. Lienalis yang merupakan cabang dari arteri mesentrica
superior. Dan pembuluh balik organ lien juga meiliki penamaan yang sama dengan pembuluh
nadinya yaitu vena lienalis yang kemudian akan berbalik dan bermuara pada vena mesentrica

superior dan berakhir pada vena porta. Sedangkan persarafan lien oleh serabut-serabut post
ganglionic symphaticus.
6. Duodenum
Merupakan sebuah lumen usus yang panjang kurang lebih 25 cm dan terbagi atas pars
superior duodeni, pars descendens duodeni, pars inferior duodeni, dan pars ascendens
duodeni. Pars superior duodeni terletak pada corpus vertebrae lumbal 1 dextra, sering disebut
dengan ampula karna merupakan bagian yang terbesar. Pars ini berada di sebelah anterior dari
vena cava inferior, ductus choleodocus dan arteri gastroduodenalis. Selanjutnya pars
descendens duodeni bersinggungan di sebelah medial dengan caput pancreas, memiliki papila
major dan juga minor yang merupakan perbatasan antara foregut caudal an midgut.1
Pars inferior duodeni merupakan bagian yang terpanjang, terletak di bagian belakang dari
arteri mesentrica superior. Dan yang terakhir adalah pars ascendens duodeni, yang berjalan ke
atas sa,pai ke flexura duodenojejunalis, letaknya di sebelah sinistra dari aorta abdominalis
dan di gantung oleh penggantungnya yaitu liganmentum suspensorium (treitz).
Vascularisasi duodenum yaitu oleh arteri pancreatico duodenalis superior, anterior, posterior
yang merupakan cabang dari arteri gastroduodenalis. Dan juga dipendarahi oleh arteri
pancreatico duodenalis inferior, anterior, posterior cabng dari arteri mesentrica superior.1
7. Jejenum dan Illeum
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari
(duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus
antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Dan usus penyerapan atau ileum adalah
bagian terakhir dari usus halus. Pada system pencernaan manusia, Ini memiliki panjang
sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.1
Terdapat perbedaan secara anatomis antara jejenum dan illeum yaitu pada jejenum memiliki
diametere lebih besar dibanding dengan ileum, dan juga dinding jejenum lebih tebal
dibanding dengan dinding illeum.
Vascularisasi Jejenum yaitu berasal dari arteri jejenalis yang merupakan percabnagn dari
arteri esentrica superior, dan vascularisasi illeum berasal dari arteri ilinalis.

Secara histologi,ada tiga spesialis structural yang memperluas permukaan absorptive usus
halus sampai kurang lebih 600 kali.Struktur-struktur tersebut adalah Plicae circulars yaitu
lipatan sirkular membrane mukosa yang permanen dan besar.Lipatan ini hampir secara
keseluruhan mengitari lumen.Yang selanjutnya adalah Vili yaitu jutaan tonjolan menyerupai
jari (tingginya 0,2 mm sampai 1,0 mm) yang memanjang ke lumen dari permukaan
mukosa.Vili hanya ditemukan pada usus halus,setiap vilis mengandung jarring jaring
kapilar dan pembuluh life yang disebut lacteal.yang terakhir adalah Mikrovil yang merupakan
lipatan lipatan menonjol kecil pada membrane sel yang muncul pada tepi yang berhadapan
dengan sel sel epitel.3
Kelenjar kelenjar yang terdapat pada usus (kripta Lieberkuhn) tertanam dalam
mukosa dan membuka di antar basis basis vili.Kelenjar ini mensekresi hormone dan enzim.

8. Colon
Usus besar merupakan bidang perluasan dari ileocecal ke anus. Usus besar terdiri dari
cecum, colon, rectum, dan lubang anus. Selama dalam colon, chyme diubah menjadi feces.
Penyerapan air dan garam, pengsekresian mucus dan aktivitas dari mikroorganisme yang
termasuk dalam pembentukan feces, dimana colon menyimpan sampai feces dikeluarkan
melalui proses defekasi. Kira-kira 1500 ml dari chyme masuk ke cecum setiap hari, tapi lebih
dari 90% dari volume direabsorbsi dan hanya tertinggal 80-150 ml dari feces yang
dikeluarkan secara normal melalui defakasi.1
Cecum merupakan tempat bertemunya usus halus dan usus besar pada ileocecal. Cecum
panjangnya kira-kira 6 cm mulai dari ileocecal membentuk kantung tersembunyi. Berdekatan
dengan cecum adalah saluran tersembunyi yang kecil kira-kira panjangnya 9 cm disebut
appendix (umbai cacing). Dinding dari appendix terdiri beberapa nodul limpatik. Colon kirakira panjangnya 1,5-1,8 m dan terdiri dari 4 bagian, yaitu colon ascendens, colon transversal,
colon descendens dan colon sigmoid. Colon ascending membujur dari cecum dan berakhir
pada flexura coli kanan (fleksur hepatik) dekat pinggir bawah kanan dari hati. Colon
transversal membentang dari fleksur kolik kanan ke flexura coli kiri (fleksur limpa), dan
colon descending membentang dari flexura coli kiri ke pembukaan atas dari pelvis yang
sebenarnya, dimana tempat tersebut menjadi colon sigmoid. Colon sigmoid membentuk
saluran S yang membentang sampai pelvis dan berakhir di rectum.

Vascularisasi colon ascendens berasal dari arteri arteri colica dextra yang merupakan cabang
dari arteri mesentrica superior, dan persarafannya yaitu oleh plexus mesentrica superior.
Colon transversum di pendarahi oleh arteri colica media dan colica dextra yang merupakan
cabag dari arteri mesentrica superior. Kedua arteri tersebut memperdarahi dua per tiga daerah
colon transversum. Dan satu per tiga lagi di pendarahi oleh arteri colica media yang
merupakan percabangan dari arteri mesentrica inferior.
Lapisan otot polos longitudinal disebelah luar tidak menutupi usus besar secara penuh.
Lapisan ini hanya terdiri dari tiga pita otot yang longitudinal, jelas dan terpisah, yaitu taenia
koli, yang berjalan disepanjang usus besar. Lapisan mukosa usus besar tidak memiliki vili,
tidak memiliki plica sirkularis, dan diameter lebih lebar, panjangnya lebih pendek dan daya
regangnya lebih besar daropada usus halus. Usus besar menerima setidaknya 500 ml kimus
dari usus halus setiap hari.2

Struktur Mikroskopik
Dinding saluran pencernaan tersusun atas empat lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga
sentral) ke arah luar. Komponen lapisan pada setiap regio bervariasi sesuai fungsi regionya
masing-masing.2,3
a. Mukosa. Lapisan ini tersusun atas tiga lapisan yakni Epitelium, yang berfungsi
sebagai perlindungan, sekresi dan absorbsi. Lamina propria yakni jaringan ikat
areolar yang menopang epitelium. Lamina ini mengandung pembuluh darah, nodus
limfatikus, nodulus limfe dan beberapa jenis kelenjar. Muskularis mukosa yang
terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan otot polos longitudinal luar.
b. Submukosa
Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfatik, beberapa kelenjar submukosal, dan pleksus serabut saraf serta selsel ganglion yang disebut pleksus meissner (pleksus submukosal). Submukosal
mengikat ke muskularis ekseterna.
c. Muskularis eksterna
Lapisan ini terdiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam dan satu lapisan
longitudinal luar. Kontraksi lapisan sirkular mengkontriksi lumen saluran dan
kontraksi lapisan longitudinal memperpendek dan memperlebar lumen saluran.
Kontraksi ini mengakibatkan gelombang peristalsis yang menggerakan isi saluran ke

arah depan. Muskularis eksterna terfiri dari otot rangka di mulut, faring dan esofagus
atas, serta otot polos pada saluran selanjutnya. Terdapat pula pleksus aurbach
(pleksus mienterik) yang terdiri dari serabut saraf dan sel ganglion parasimpatis,
terletak di antara lapisan otot sirkular dalam dan longitudinal luar.
d. Serosa
Lapisan keempat dan paling luar ini juga disebut lapisan peritoneum viseral. Lapisan
ini terdiri dari membran serosa jaringan ikat renggang yang dilapisi epitelium
skuamosa simpel. Di bawah area diafragma dan dalam lokasi tempat epitelium
skuamosa menghilang dan jaringan ikat bersatu dengan jaringan ikat disekitarnya.
Area ini disebut sebagai adventisia

Sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar


Motilitas, mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Seperti otot polos vaskuler, otot polos di dinding saluran pencernaan terus
menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut tonus. Tonus penting untuk
mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap serta untuk mencegah
dinding

saluran

pencernaan

melebar

secara

permanen

setelah

mengalami

distensi( peregangan).4
Terhadap aktivitas tonik yang terus menerus tersebut, terjadi dua jenis dasar motilitas
pencernaan: gerakan propulsive (mendorong) dan gerakan mencampur. Gerakan propulsive
memajukan isi saluran pencernaan kea rah depan dengan kecepatan yang berbeda-beda,
dengan laju propulsi bergantung pada fungsi yang dilaksanakan oleh setiap region saluran
pencernaan; yaitu makanan bergerak maju dalam segmen dengan kecepatan yang cukup bagi
segmen tersebut untuk melaksanakan tugasnya. Sebagai perbandingan, transit makanan di
oesophagus berlangsung sangat cepat, karena struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat
transit makanan, sedangkan di usus halus sebagai tempat utama proses pencernaan dan
penyerapan, makanan bergerak sangat lambat, sehingga tersedia cukup waktu untuk
penguraian dan penyerapan makanan.
Gerakan mencampur mempunyai fungsi ganda. Pertama, mencampur makanan dengan getah
pencernaan, gerakan tersebut membantu pencernaan makanan. Kedua, gerakan tersebut

mempermudah proses pencernaan makanan dengan mendorong makanan ke permukaan


penyerapan saluran pencernaan.
Pergerakan suatu bahan melintasi saluran pencernaan sebagaian besar terjadi akibat
kontraksi otot polos di dalam dinding organ-organ pencernaan, dengan pengecualian bahwa
motilitas di kedua ujung saluran ( mulut sampai bagian awal esophagus dan sfingter anus
eksternus di akhir) melibatkan aktivitas otot rangka dan bukan otot polos. Dengan demikian,
tindakan mengunyah, menelan, dan defekasi memiliki komponen volunteer karena otot-otot
angka berada di bawah kesadaran, sedangkan motilitas yang dilakukan oleh otot polos di
bagian saluran pencernaan lainnya dikontrol oleh mekanisme involunter yang kompleks.1,2
Sekresi sejumlah getah pencernaan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjarkelenjar eksokrin yang terletak di sepanjang rute, masing-masing dengan produk sekretotik
spesifiknya sendiri. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen
organic spesifik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim, garam empedu, atau
mucus. Sel-sel sekretorik mengekstrasi dari plasma sejumlah besar air dan bahan-bahan
mentah yang penting untuk menghasilkan produk sekretorik mereka. Sekresi semua getah
penernaan memerlukan energy, baik untuk transportasi aktif sebagai bahan mentah ke dalam
sel, sebagian berdifusi secara pasif maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh reticulum
endoplasma. Sel-sel eksokrin ini memiliki banyak mitokondria untuk menunjang tingginya
kebutuhan energy yang dibutuhkan dalam proses sekresi. Sekresi tersebut dikeluarkan di
dalam lumen karena adanya rangsang saraf dan hormone yang sesuai. Dalam keadaan
normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam suatu bentuk lain unutk dikembalikan ke
darah setelah produk sekresi tersebut ikut serta dalam proses pencernaan. Kegagalan proses
reabsorpsi tersebut karena diare atau muntah menyebabkan hilangnya cairan yang dipinjam
dari plasma tersebut.4,5
Pencernaan mengacu kepada proses penguraian makanan dari yang srukturnya kompleks
diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang
diproduksi di dalam system pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi
makanan kaya energy: karbohidrat, protein dan lemak. Molekul-molekul besar tersebut tidak
bisa menembus membrane plasma utuh untuk diserap ke dalam darah atau limfe.
Bentuk karbohidrat yang paling sederhana adalah gula sederhana atau monosakarida
misalnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa, yang dalam keadaan normal jumlahnya sangat

sedikit terkandung dalam makanan. Sebagian besar karbohidrat yang dikonsumsi dari
makanan dalam bentuk polisakarida. Tepung kanji yang berasal dari makanan nabati paling
banyak mengandung polisakarida, sedangkan daging mengandung glikogen yang merupakan
bentuk simpanan glukosa dalam daging. Selulosa, yang merupakan polisakarida pada dinding
tumbuhan tidak dapat dicerna oleh getah pencernaan yang dihasilkan oleh manusia, sehingga
menjadi serat yang tidak tercerna dalam makanan manusia. Selain itu, ada juga dalam bentuk
disakarida seperti sukrosa yang banyak terdapat dalam gula dan laktosa yang didapat dalam
susu.4
Kategori kedua makanan adalah protein, yang terdiri dari berbagai kombinasi asam amino
yang disatukan oleh ikatan peptide. Melalui proses pencernaan, protein diuraikan terutama
menjadi konstituen mereka, yaitu asam amino serta beberapa polipeptida kecil, keduanya
merupakan satuan protein yang dapat diserap.
Lemak merupakan kategori ketiga makanan. Sebagian besar lemak dalam makanan berada
dalam bentuk trigliserida, yaitu lemak netral, yang masing-masing terdiri dari kombinasi
gliserol dengan tiga molekul asam lemak melekat padanya. Selama proses pencernaan, dua
molekul asam lemak dipisahkan, meninggalkan sebuah monogliserol, satu molekul gliserol
dengan satu molekul asam lemak melekat padanya. Dengan demikian, produk akhir
pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak, yang merupakan satuan lemak yang
dapat diserap.
Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik. Dengan menambahkan H 2O di
tempat ikatan, enzim dalam sekresi pencernaan memutuskan ikatan-ikatan subunit-subunit
molecular kecil di dalam molekul nutrient, sehingga molekul-molekul tersebut menjadi
bebas. Subunit-subunit kecil tersebut semula disatukan untuk membentuk molekul nutrient
melalui proses pengeluaran H2O di tempat-tempat ikatan. Hidrolisis menggantikan air dan
membebaskan unit-unit kecil yang dapat diserap tersebut. Enzim-enzim pencernaan bersifat
spesifik terhadap ikatan yang dapat mereka hidrolisis. Sewaktu bergerak melintasi saluran
pencernaan, makanan terpajan ke berbagai enzim, yang masing-masing menguraikan molekul
makanan lebih lanjut. Dengan cara ini, molekul makanan yang besar diubah menjadi satuansatuan kecil yang dapat diserap melalui cara yang progresif dan bertahap seiring dengan
bergeraknya isi saluran pencernaan ke depan.4,5

Penyerapan merupakan proses penyelesaian dari pencernaan dan penyerapan sebagian besar
terjadi di usus halus. Melelui proses penyerapan (absorpsi), satuan-satuan kecil yang dapat
diserap dihasilkan dari proses pencernaan tersebut, bersama dengan air, vitamin, dan
elektrolit, dipindahkan dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe. 4
Sistem pencernaan atau sistem gastro instestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yangterletak diluar
saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.5
Enzim-enzim Pencernaan4
Terdapat beberapa macam enzim yang berperan dalam pencernaan makanan, misalnya
amilase, pepsin, dll.
1.

Enzim amilase merupakan salah satu enzim yang sangat penting keberadaannya di
tubuh kita. Amilase sendiri merupakan enzim katalis yang berfungsi untuk
menghidrolisis gula dan pati. Amilse mencerna karbohidrat (polisakarida) menjadi
unitunit disakarida yang lebih kecil. Orang yang tidak mampu
menoleransi lemak (tidak dapat mencerna lemak) akan lebih sering makan gula dan
karbohidrat untuk menebus kurangnya lemak dalam makanan mereka. Jika makanan
mereka berlebihan karbohidrat, makanan tersebut dapat menyebabkan kurangnya

2.

enzim amilase.5
Enzim pepsin berfungsi untuk mencerna poli protein menjadi lebih sederhana, pepsin
dihasilkan oleh lambung dan bekerja optimal pada pH asam (2,0 3,0) dan tidak
bekerja sama sekali dalam pH di atas 5. Pepsin memiliki kemampuan untuk mencerna

kolagen.6
3. Lipase gaster
Lipase adalah enzim pemecah lemak, di lambung dihasilkan enzim lipase gaster untuk
memecah lemak, tetapi rata-rata proses ini tidak begitu berarti, karena pencampuran
lemak dan enzim mutlak memerlukan ester-cholesterol yang dihasilkan oleh empedu
yang disekresikan ke duodenum.5

4. Enzim

proteolitik

pada

pankreas;

tripsinogen,

kimotripsinogen,

dan

prokarboksipeptidase, yang masing-masing disekresikan dalam bentuk inaktif. Setelah


masuk ke dalam duodenum, tripsinogen diaktifkan kembali menjadi tripsin oleh
enterokinase. Pancreas juga menghasilkan inhibitor tripsin untuk menghambat kerja
tripsin jika enzim ini tidak sengaja diaktifkan dalam pancreas. Sekresi alkali encer
pancreas berguna karena kerja dari enzim-enzim pancreas akan optimal hanya pada
keadaan netral atau sedikit basa, namun, isi gaster yang masuk ke dalam duodenum
sangat asam. Penting sekali agar kimus yang tiba ini segera dinetralkan untuk
mencegah kerusakan mukosa duodenum oleh asam, volume sekresi pancreas yang
terbesar adalah cairan alkalis ini dimana mencapai 1 dan 2 liter perharinya. 4
5. Lipase pancreas sangat penting karena satu-satu nya yang mampu menuntaskan
pencernaan lemak. Apabila terjadi kerusakan pada enzim-enzim pancreas, pencernaan
menjadi tidak sempurna, karena pancreas adalah satu-satunya penghasil lipase.
Penutup
Pencernaan makanan yang masuk ke dalam system pencernaan memiliki hubungan yang erat
satu dengan lainnya. Terjadinya gangguan pada salah satu anggota system pencernaan dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan diseluruh system pencernaan yang akibatnya sangat
merugikan.

Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi.Jakarta : EGC.2004.p.281-95.
2. Gunawijaya

FA,

KartawigunaE.

Penuntun

praktikum

kumpulan

foto

mikroskopik histologi saluran cerna. Jakarta: Penerbit Universitas Trisaksi; 2007.p.10127.


3. Junquiera LC, Caneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. Edisi 10. Jakarta: Penerbit EGC;
2007. h. 288-95.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem, Edisi-2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC;2001.h.538-87.
5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran, Edisi 11. Jakarta: Penerbit EGC;
2008. h. 823-58.

Anda mungkin juga menyukai