Anda di halaman 1dari 31

Proses

Peradangan
dan Infeksi
NUNUNG RACHMAWATI
Pendahuluan
Jaringan atau organ tubuh pasti pernah cedera, agar dapat berjalan
baik maka terjadi perbaikan & pemulihan pada jaringan & organ tsb.
Banyak faktor lingkungan & perorangan yg dpt memodifikasi &
mempengaruhi proses pemulihan. Pemulihan / penyembuhan
biasanya didahului & diawali oleh suatu proses peradangan.
Pengertian
Luka  rusaknya atau terputusnya jaringan yg disebabkan cara fisik maupun mekanik.
Setiap jenis luka menimbulkan peradangan yg merupakan reaksi tubuh terhadap cedera.
Ada penyakit yg mengganggu proses penyembuhan atau menurunkan daya tahan tubuh
terhadap infeksi. Contoh : diabetes melitus, sirosis hepatis dan gagal ginjal

Peradangan  reaksi jaringan terhadap cedera, yg secara khas terdiri atas respons
vaskular dan seluler, yg bersama-sama berusaha menghancurkan substansi yg dikenali
sebagai asing untuk tubuh. Jaringan ini kemudian dipulihkan seperti sediakala atau
diperbaiki sedemikian rupa agar jaringan atau organ itu dpt tetap bertahan hidup.
Penyebab
Penyembuhan secara ideal berusaha memulihkan jaringan asalnya,
namun bila tdk mungkin, akan terbentuk jaringan parut. Radang ada yg
akut dan yg menahun.
Penyebab paling umum dari peradangan adalah :
• Infeksi : dari mikroba dlm jaringan
• Trauma fisik : sering disertai perdarahan dlm jaringan
• Cedera kimiawi, radiasi, mekanik, atau termal : yg langsung
merangsang jaringan
• Reaksi imun : menimbulkan respons hipersensifitas dlm jaringan
Jenis Radang
Secara umum, peradangan dibagi menjadi 2 tipe berdasarkan onset atau waktu terjadinya penyakit :
1. Peradangan akut  Gejala yang kerap terjadi saat tubuh mengalami peradangan akut
antara lain nyeri, ruam merah, organ tubuh kehilangan fungsi, pembengkakan, demam.
Gejala tersebut bisa berlangsung dalam hitungan hari atau selama dua hingga enam
minggu.
2. Peradangan kronik  Peradangan kronis bisa terjadi dalam hitungan bulan atau tahun.
Peradangan kronis biasanya berhubungan dengan beberapa penyakit diabetes, penyakit
kardiovaskular, arthritis dan penyakit sendi lainnya, alergi, penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK), artritis, dan reumatoid.
Efek Lokal dan Sistemik Peradangan
• Semua jenis peradangan memiliki ke-lima tanda utama radang, yaitu :

Functio
Rubor Calor Dolor Tumor Laesa
(Kemerahan) (Panas) (Nyeri) (Bengkak) (Gangguan
Fungsi)
Lanjut...
•Gejala ini diakibatkan oleh vasodilatasi, eksudasi, & iritasi dari ujung-ujung
saraf. Vasodilatasi ini dihubungkan dgn pelepasan mediator kimia. Eksudasi akibat dari
perpindahan cairan & leukosit ke area terkena. Ujung saraf yg teriritasi oleh mediator
kimia, menyebabkan nyeri & kadang kehilangan fungsi.
•Peradangan juga menimbulkan demam, leukositosis, limfadenopati, peningkatan
LED (Laju Endap Darah)
Laju Endap Darah /LED
LED  kecepatan dimana sel darah merah (eritrosit) mengendap dalam tube
tes.

Pd peradangan  kecepatan meningkat, kemungkinan karena perubahan pd


komponen plasma yg terjadi selama proses inflamasi. Protein plasma yg terlibat
dlm peningkatan LED disebut protein fase akut & terutama dilepaskan oleh hati dlm
respons terhadap stimulus interleukin-1.

LED digunakan untuk memantau aktivitas berbagai penyakit inflamasi


Demam
• Demam  fenomena paling umum dr penyakit, terutama inflamasi. Demam
dianggap disebabkan pelepasan pirogen endogen dari makrofag & kemungkinan
dari eosinofil, yang diaktivasi oleh fagosit, endotoksin, kompleks imun, &
produk lain. Pirogen ini (substansi penghasil demam) bekerja pd pusat pengatur
suhu di hipotalamus u/ meningkatkan titik pengatur termostat.
• Pada peningkatan suhu, fagosit bekerja lebih cepat u/ mencapai tujuannya.
Metabolisme tubuh meningkat, yg dpt meningkatkan fagositosis melalui
peningkatan aliran darah.
• Demam pd infeksi virus dpt merangsang interferon yg dpt membatasi
perjalanan infeksi virus.
Lanjut...
Limfadenopati  Pembengkakan/ pembesaran kelenjar getah bening. Suatu tanda dari
infeksi berat & terlokalisasi. Limfadenopati terjadi bila limfonodus lokal &
pembuluh darah mengalirkan materi terinfeksi, yg tertangkap dlm jaringan
folikular nodus. Sistem limfe membantu mempertahankan infeksi tetap terlokalisasi dan
terisolasi dari aliran darah.

Leukositosis  Peningkatan sel darah putih, berikut jml normal sel darah putih
per mikroliter darah berdasarkan kelompok usia :
•Bayi yang baru lahir: 9.400 – 34.000
•Balita (3-5 tahun): 4.000 – 12.000
•Remaja (12-15 tahun): 3.500 – 9.000
•Dewasa (15 tahun ke atas): 3.500 – 10.500
Faktor Yang Mempengaruhi Peradangan dan
Penyembuhan
• Ada tidaknya suplai darah

• Status gizi individu (protein, Vit C)

• Ada tidaknya penyakit penyerta seperti diabetes mellitus

• Ada tidaknya infeksi

• Kadar sel darah putih dalam sirkulasi

• Sedang dalam pengobatan glukokortikoid (untuk menekan berbagai gangguan alergi, inflamasi,
dan autoimun)
Resolusi Peradangan
Terjadi pembersihan
Penyembuhan luka daerah itu dari debris Terbentuk jaringan
dimulai dng proses sel, organisme & granulasi muda
peradangan jaringan mati, bekuan berwarna merah, halus
darah oleh makrofag dan mudah beradarah
& neutrofil

Nantinya kolagen ini Secara berangsur


Sehingga berangsur
berkerut & jaringan ini diletakkan kolagen
menjadi jaringan
menjadi jaringan parut dalam jaringan ini
fibrosa
(sikatriks)
Tahap Vaskuler (Radang akut)
Vasokonstriksi
Respon
Peradangan pembuluh darah Diikuti vasodilatasi
Vaskuler
kecil di daerah arteriola dan venula
radang

Permeabilitas
Cairan berpindah Daerah radang
Rasa sakit & kapiler
ke jaringan menjadi kongesti
gangguan meningkat
(terjadi (jaringan berwarna
fungsi pembengkakan) merah & panas)
Tahap Seluler (Radang Akut)
Dimulai setelah peningkatan aliran darah ke bagian yang cidera  Sel-sel
darah putih dan trombosit tertarik ke daerah tersebut dan bermigrasi
melalui kapiler yang bocor untuk mengelilingi sel-sel yang rusak  Sel-
sel (sel darah putih dan trombosit) memfagositosis sel yang mati dan
mikroorganisme serta merangsang pembekuan untuk mengisolasi infeksi
dan mengontrol perdarahan  sel-sel (darah putih dan trombisit) yang
tertarik ke derah cidera akhirnya akan berperan melakukan
penyembuhan
EKSUDAT
•Dlm proses peradangan terbentuk jenis eksudat berbeda, yg dpt menjadi petunjuk sifat
proses peradangan itu.
•Eksudat adalah cairan atau bahan yg terkumpul dlm suatu rongga atau ruang
jaringan.
•Eksudat yg paling sederhana, eksudat serosa, adalah cairan kaya protein yg keluar
masuk ke dalam jaringan pd tahap awal inflamasi. Karena kandungan proteinya tinggi,
serosa menarik air & menyebabkan edema pd sisi reaksi inflamasi.
•Eksudat purulen adalah eksudat yg mengandung pus, yg adalah netrofil fagositik &
organisme “penghasil pus” yg terletak di area-pertahanan u/ mencegah infeksi karena
penyebaran sistem
Infeksi
•Infeksi merupakan suatu kondisi penyakit yg disebabkan oleh masuknya kuman
patogen atau mikroorganisme lain ke dlm tubuh yg dpt menimbulkan reaksi
tertentu.
•Contoh reaksi tersebut adalah perubahan sekunder berupa peradangan (inflamation) yg
ditandai antara lain oleh vasodilatasi pembuluh darah lokal, peningkatan
permeabilitas kapiler, & pembengkakan sel.
Tanda-Tanda Infeksi
Tanda Infeksi Lokal  Rubor, Kalor, Dolor, Tumor, Fungsio Laesa

Tanda Infeksi Sistemik  Demam, Malaise, Anoreksia, Mual & Muntah, Sakit kepala,
Diare
JENIS INFEKSI

•Infeksi primer adalah infeksi yang (atau secara praktis dapat dipandang)
menjadi akar penyebab masalah kesehatan saat ini.
•Infeksi sekunder adalah sekuela (gejala sisa) atau komplikasi dari
penyebab utama.
•Sebagai contoh, tuberkulosis paru sering merupakan infeksi primer,
tetapi infeksi yang terjadi hanya akibat luka bakar atau trauma tajam
 (sebagai akar penyebab) yang memungkinkan akses patogen ke
jaringan dalam, merupakan infeksi sekunder.
Lanjut...

Infeksi campuran adalah infeksi yang disebabkan oleh dua atau lebih
patogen. Contohnya adalah apendisitis, yang disebabkan oleh 
Bacteroides fragilis dan Escherichia coli.
Infeksi iatrogenik, yaitu infeksi yang ditularkan dari petugas kesehatan ke
pasien.
Infeksi nosokomial, yaitu infeksi yang didapat saat dirawat di rumah
sakit, juga terjadi pada faslitias layanan kesehatan.
Rantai Proses Infeksi
• Kemampuan mikroorganisme menimbulkan infeksi tergantung pada jumlah
mikroorganisme yang masuk, potensi menyebabkan penyakit, kemampuan mikroorganisme
Agen Infeksius
masuk ke dalam tubuh hospes, kerentanan hospes, kemampuan utk hidup dalm tubuh
hospes

• Habitat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme, antara lain manusia, hewan,


Sumber Infeksi tumbuhan dan lingkungan setempat
(Reservoir)

• Tempat mikroorganisme dapat meninggalkan reservoir, misalnya : sel pernafasan (saat


Pintu Keluar bersin, batuk), sel pencernaan (feses) darah (dari luka terbuka)
(Portal of Exit)
Lanjut...
• Penyebaran langsung
• Penyebaran tidak langsung (melalui media/ vektor)
Metode
Penyebaran • Penyebaran melalui media

• Tempat masuknya mikroorganisme ke dlm tubuh hospes. Umumnya masuk melalui jalur yg
Pintu Masuk sama seperti reservoir
(Portal of Entry)

• Individu tempat mikroorganisme berkembang. Individu yg rentan beresiko mengalami


Hospes yang infeksi
Rentan
Proses Infeksi

TAHAP INKUBASI TAHAP KONVALENSI


Periode sejak masuknya Periode mulai dari penurunan gejala
mikroorganisme patogen ke hingga individu sehat kembali.
dalam tubuh hingga Waktunya berbeda-beda setiap
munculnya gejala individu

TAHAP PRODROMAL
TAHAP SAKIT
Dimulai dari munculnya
Periode dng perkembangan gejala
gejala umum hingga gejala
spesifik yang dapat menimbulkan
spesifik. Individu dangat
manifestasi pd orang yang terinfeksi
infeksius (mudah menularkan
dan seluruh bagian tubuh
mikroorganisme patogen ke
orng lain)
Referensi
Tambayong, J.2000.Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Corwin, E.J.2001.Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai