Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS

ANEMIA PADA Ny. M DI RUANGAN TERATAI

OLEH

Yance Djilarpoin S.Kep


N2011228

CI Lahan CI Institusi

(……………………………) (……………………………)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN (STIKES) GRAHA

EDUKASI MAKASSAR

2021
Konsep Medis

A. Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah
(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak
mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh
jaringan (Tarwono, dkk 2007). Sedangkan menurut Pratami (2016)
anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika
ibu memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I
dan III, atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II.
Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena
ketiga parameter laboratorium tersebut bervariasi selama periode
kehamilan. Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar
hemoglobinnya dibawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33%.
Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl pada akhir trimester pertama dan
<10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga menjadi batas bawah untuk
menjadi penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai – nilai ini kurang
lebih sama nilai Hb terendah pada ibu - ibu hamil yang mendapat
suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5 g/dl
pada trimester kedua dan ketiga (Prawirohardjo,2010).
B. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil
Kehamilan merupakan kondisi alamiah tetapi seringkali
menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan anatomik serta
fisiologis dalam tubuh ibu. Salah satu perubahan fisiologis yang terjadi
adalah perubahan hemodinamika. Selain itu, darah yang terdiri atas
cairan dan sel-sel darah berpotensi menyebabkan komplikasi
perdarahan dan trombosis jika terjadi ketidakseimbangan faktor-faktor
prokoagulasi dan hemostasis (Prawirohardjo, 2010)
Pada proses hemodilusi volume darah akan meningkat secara
progresif mulai minggu ke 6 – 8 kehamilan dan mencapai puncaknya
pada minggu ke 32 – 34 dengan perubahan kecil setelah minggu
tersebut. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45%. Hal ini
dipengaruhi oleh aksi progesteron dan estrogen pada ginjal yang
dinisiasi oleh jalur renin - angiotensin dan aldosteron. Penambahan
volume darah ini sebagian besar berupa plasma dan eritrosit
(Prawirohardjo, 2010)
Eritropoetin ginjal akan meningkatkan jumlah sel darah merah
sebanyak 20 - 30%, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan
volume plasma sehingga akan mengakibatkan hemodilusi dan
penurunan konsentrasi hemoglobindari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl, dan
pada 6% perempuan bisa mencapai dibawah 11 g/dl itu merupakan
suatu hal yang abnormal dan biasanya lebih berhubungan dengan
defesiensi zat besi yang diabsorbsi dari makanan dan cadangan dalam
tubuh biasanya tidak mencukupi kebutuhan ibu selama kehamilan
sehingga penambahan asupan zat besi dan asam folat dapat
membantu mengembalikan kadar hemoglobin. Kebutuhan zat besi
selama kehamilan lebih kurang 1.000 mg atau rata-rata 6 – 7 mg/hari.
Volume darah ini akan kembali seperti sediakala pada 2-6 minggu
setelah persalinan (Prawirohardjo, 2010).
Selama kehamilan jumlah leukosit juga akan meningkat yakni
berkisar antara 5.000 – 12.000 /ul dan mencapai puncaknya pada saat
persalinan dan masa nifas berkisar 14.000 – 16.000 /ul. Penyebab
peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama juga diketahui
terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat
(Prawirohardjo, 2010). Selama kehamilan juga sirkumferensia torak
akan bertambah lebih kurang 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan
kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena
pengaruh diagfragma yang naik lebih kurang 4 cm selama kehamilan.
Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan selama
kehamilan, perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke
37 dan akan kembali hampir seperti sediakala dalam minggu ke 24
minggu setelah persalinan (Prawirohardjo, 2010).
C. Klasifikasi anemia dalam kehamilan
Menurut Prawirohardjo(2010) klasifikasi anemia dalam kehamilan
sebagai berikut :
1. Defisiensi Besi
Pada kehamilan, resiko meningkatnya anemia deesiensi zat
besi berkaitan dengan asupan besi yang tidak adekuat
dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin yang cepat.
Kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan besi maternal ke janin
untuk eritropoienis, kehilanan darah pada saat persalinan, dan
laktasi yang jumlah keseluruhanya dapat mencapai 900 mg atau
setara dengan 2 liter darah. Sebagian perempuan mengawali
kehamilan dengan cadangan besi yang rendah, maka kebutuhan
tambahan ini berakibat pada defesiensi zat besi.
Pencegahan anemia defesiensi zat besi dapat dilakukan
dengan suplemen besi dan asam folat. WHO menganjurkan untuk
memberikan 60 mg zat besi selama 6 bulan untuk memenuhi
kebutuhan fisiologis selma kehamilan. Namun, banyak literatur
menganjukan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau
lebih pada kehamilan. Di wilayah-wilayah dengan prevalensi
anemia yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan suplemen
sampai 3 minggu postpartum.
2. Defisiensi Asam Folat
Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai
sepuluh kali lipat karena transfer folat dari ibu kejanin yang
menyebabkan dilepasnya cadangan folat maternal. Peningkatan
lebih besar dapat terjadi karena kehamilan multiple, diet yang
buruk, infeksi, adanya nemia hemolitik. Kadar estrogen dan
progesteron yang tinggi selama kehamilan tampaknya memeliki
efek penghambat terhadap absorbsi folat. Defesiensi asam folat
sangat umum terjadi pada kehamilan dan merupakan penyebab
utama anemia megabolik pada kehamilan.
Anemia tipe megabolik karena defesiensi asam folat
merupakan penyebab kedua terbanyak anemia defesiensi zat gizi.
Penyebabnya oleh gangguan sitesis DNA dan ditandai dengan
adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk anemia jenis ini.
Defesiensi asam folat ringan juga telah dikaitkan dengan anomali
kongenital janin, tertama dapat pada penutupan tabung neural
(neural tube defects). Selain itu, defesiensi asam folat dapat
menyebabkan kelainan pada jantung, saluran kemih, alat gerak,
dan organ lainya.
Penatalaksanaan defesiensi asam folat adalah pemberian folat
secara oral sebanyak 1 sampai 5 mg per hari. Pada dosis 1 mg,
anemia umumnya dapat dikoreksi meskipun pasien mengalami
pula malabsorbsi. Ibu hamil sebaiknya mendapat sedikitnya 400 ug
folat perhari.
3. Anemia Plastik
Ada beberapa laporan mengenai anemia aplastik yang terkait
dengan kehamilan, tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas.
Pada beberapa kasus eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada
sebelumnya oleh kehamilan dan hanya membaik setela terminasi
kehamilan. Pada kasus-kasus lainya, aplasia terjadi selama
kehamilan dan dapat kambuh pada kehamilan berikutnya.
Terminasi kehamilan atau persalinan dapat memperbaiki fungsi
sumsum tulang, tetapi meliputi terminasi kehamilan elektif, terapi
suportif, imunosupresi, atau transplantasi sumsum tulang setelah
persalinan.
4. Anemia Penyakit Sel Sabit
Kehamilan pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle
cell anemia) disertai dengan peningkatan insidens pielonefritis, infar
pulmonal, pneomonia, perdaraan antepartum, prematuritas, dan
kematian janin. Peningkatan anemia megaloblastik yang responsif
dengan asam folat, terutama pada akhir masa kehamilan, juga
meningkat frekuensinya. Beat lahir bayi dari ibu yang menderita
anemia sel sabit dibawah rata-rata, dan kematian janin tinggi.
Mortalitas ibu dengan penyakit sel sabit telah menurun dari sekitar
33% menjadi 1,5% pada masa kini karena perbaikan pelayanan
prenatal. Pemberian tranfusi darah profilaktin belum terbukti
efektifnya walaupun beberapa pasien tampak memberi hasil yang
memuaskan.
D. Penyebab
Menurut Prawirohardjo (2010), Proverawati (2011) dan Pratami (2016)
penyebab anemia dalam kehamilan adalah :
1. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak
sebanding dengan peningkatan volume plasma
2. Defesiensi zat besi mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb),
dimana zat besi adalah salah satu pembentuk hemoglobin.
3. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan
ketidaktahuan tentang pola makan yang benar
4. Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi
yang banyak dan perdarahan akibat luka
5. Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
6. Mengalami menstruasi berat sebelum kehamilan
7. Hamil saat masih remaja
E. Tanda dan Gejalah Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut Proverawati (2011) tanda dan gejalah anemia pada ibu hamil
sebagai berikut :
1. Kelelahan
2. Penurunan energi
3. Sesak nafas
4. Tampak pucat dan kulit dingin
5. Tekanan darah rendah
6. Frekuensi pernapasan cepat
7. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel
darah merah
8. Sakit kepala
9. Tidak bisa berkonsentrasi
10. Rambut rontok
11. Malaise
F. Patofisiologi
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oeh banyak faktor,
antara lain; kurang zat besi; kehilangan darah yang berlebihan; proses
penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya; peningkatan
kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama kehamilan, kebutuhan
oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi
eritropenin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah
meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi
yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit
sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb (Prawirohardjo, 2010).
Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan
hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung
eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam
sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan
bertujuan untuk viskositas darah maternal sehingga meningkatkan
perfusi plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke
janin (Prawirohardjo, 2010).
Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan
mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus
meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma
sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil. Penurunan hematokrit,
konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada
minggu ke 7 sampai ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai
minggu ke 16 sampai 22 ketika titik keseimbangan tercapai
(Prawirohardjo, 2010).
Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml.
Volume plasma meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi
tersebut mengakibatkan terjadinya pengenceran darah karena jumlah
eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma darah. Pada
akhirnya, volume plasma akan sedikit menurun menjelang usia
kehamilan cukup bulan dan kembali normal tiga bulan postpartum.
Persentase peningkatan volume plasma yang terjadi selama
kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan
hemoglobin 19%. Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat
pesat sejak usia gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan
melaambaat. Jumlah eritrosit mulai meningkat pada trimester II dan
memuncak pada trimester III (Pratami, 2016).
G. Komplikasi
1. Komplikasi Anemia Pada Ibu Hamil
Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu
kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas.
Anemia yang terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkan
abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman
dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa,
hiperemis gravidarum, perdarahan ante partum, atau ketuban
pecah dini. Anemia juga dapat menyebabkan gangguan selama
persalinan seperti gangguan his, gangguan kekuatan mengejan,
kala pertama yang berlangsung lama, kala kedua yang lama hingga
dapat melelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan tindakan
operasi, kala ketiga yang retensi plasenta dan perdaraan
postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahan postpartum
sekunder dan atonia uterus pada kala keempat.Bahaya yang dapat
timbul adalah resiko terjadinya sub involusi uteri yang
mengakibatkan perdarahan postpartum, resiko terjadinya
dekompensasi jantung segera setelah persalinan, resiko infeksi
selama masa puerperium, atau peningkatan resiko terjadinya
infeksi payudara.

2. Komplikasi Anemia Pada Janin


Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil
juga membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan
nutrisi, O2 dan plasenta menurun ke dalam tubuh janin sehingga
dapat timbul pada janin adalah resiko terjadinya kematian intra-
uteri, resiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko
terjadinya cacat bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi
hingga kematian perinatal, atau tingkat intiligensi bayi rendah.
H. Respon Tubuh
1. Respon tubuh secara fisik
Pada ibu hamil yang menderita anemia biasanya disebabkan
karena penurunan konsentrase Hb dan asupan nutrisi yang kurang
sehingga tubuh menjadi mudah cepat lelah, mata berkunang
kunang, sering merasa pusing dan keluhan saat hamil bertambah
(Manuaba,dkk, 2007)
2. Respon tubuh secara psikologis
Menurut Pratami (2016) pada ibu hamil yang menderita anemia
biasanya ibu hamil tersebut lebih sensitif dan merasa cemas
dengan keadaannya dan janinnya karena sangat berbahaya,
contonya bagi ibu bisa menyebabkan abortus, persalinan prematur,
peningkatan terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb
kurang dari 6,0 g/dl.
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Secara Medis
Penanganan anemia yang tepat merupakan hal penting untuk
mengatasi anemia pada awal untuk mencegah atau meminimalkan
konsekuensi serius perdarahan. Penanganan anemia secara efektif
perlu dilakukan. Ibu hamil berhak memilih kadar Hb normal selama
kehamilan dan memperoleh pengobatan yang aman dan efektif.
Pengobatan yang aman dan efektif akan memastikan ibu hamil
memiliki kadar Hb yang normal dan mencegah pelaksanaan
tindakan tranfusi darah. Peningkatan oksigen melalui tranfusi darah
telah ditentang selama dekade terakhir. Selain itu, tindakan tranfusi
beresiko menimbulkan masalah yang lain, seperti transmisi virus
dan bakteri (Pratami, 2016).
Tinjauan Cochrane terhadap 17 penelitian menemukan bahwa
pemberian zat besi oral dapat menegurangi anemia defesiensi zat
besi selama trimester II kehamilan dan meningkatkan kadar Hb dan
firitin seru dibandingkan dengan pemberian plasebo. Penelitian
tersebut diambil dari 101 penelitian yang sebagian besar uji
cobanya berfokus pada hasil laboratorium tentang efek perlakuan
berbeda terhadap ibu hamil yang mengalami anemia defesiensi zat
besi, penilaian morbiditas ibu & bayi, parameter faal darah, dan
efek samping pengobatan. Terdapat satu uji acak terkontrol yang
menyatakan bahwa pemberian zat besi oral harian selama empat
minggu memiliki hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kadar
Hb rata-rata 19,5 g/dl. Zat besi oral dan iron polymaltose aman
diberikan dan dapat meningkatkan kadar Hb dengan lebih efektif
dibandingkan dengan pemberian zat besi oral secara terpisah pada
anemia defesiensi zat besiyang berkaitan dengan kehamilan
(Pratami, 2016).
Konsumsi suplemen zat besi setiap hari berkaitan erat dengan
peningkatan kadar Hb ibu sebelum dan sesudah pelahiran. Selain
itu, tindakan tersebut juga mengurangi resiko anemia yang
berkepanjangan. Ibu yang mengkonsumsi suplemen zat besi atau
asam folat, baik harian maupun intermiten, tidak menunjukan
perbedaan efek yang signifikan. Konsumsi zat besi oral yang
melebihi dosis tidak meningkatkan hematokrit, tetapi meningkatkan
kadar Hb. Pemberian suplemen zat besi oral sering kali
menimbulkan efek samping mual dan sembelit. Sekitar 10-20% ibu
yang mengkonsumsi zat besi oral pada dosis pengobatan
mengalami efek saamping, seperti mual, muntah, konstipasi atau
diare. Ibu hamil yang menderita anemia berat mungkin memerlukan
tranfusi darah, yang terkadang tidak memberi peningkatan kondisi
yang signifikan. Selain itu, tranfusi darah juga menimbulkan resiko,
baik bagi ibu maupun janin (Pratami, 2016).
Pemberian suplemen zat besi secara rutin pada ibu hamil yang
tidak menunjukan tanda kekurangan zat besi dan memiliki kadar Hb
lebih dari 10,0 g/dl terbukti memberi dampak positif, yaitu
prevelensi anemia selama hamil dan enam minggu postpartum
berkurang. Efek samping berupa hemokonsentrasi, yaitu kadar Hb
lebih dari 13,o g/dl lebih sering terjadi pada ibu yang
mengkonsumsi suplemen zat besi atau asam folat setiap hari
dibandingkan ibu yang tidak mengkonsumsi supleman. Dalam
menagani anemia, profesional kesehatan harus menerapkan
strategi yang sesuai dengan kondisi yang dialami oleh ibu hamil.
Penanganan anemia defesiensi zat besi yang tepat akan
meningkatkan parameter kehamilan fisiologis dan mencegah
kebutuhan akan intervensi lebih lanjut (Pratami, 2016).
2. Penatalaksanaan Keperawatan di rumah
Pendidikan kesehatan pada ibu hamil yang menderita anemia
adalah dengan menkonsumsi nutrisi yang baik untuk mencegah
terjadinya anemia jika sedang hamil, makan makanan yang tinggi
kandungan zat besi (seperti sayuran berdaun hijau, daging merah,
sereal, telur, dan kacang tanah) yang dapat membantu memastikan
bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk
berfungsi dengan baik. Selain itu pemebrian vitamin adalah cara
terbaik untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup asam besi
dan folat, dan pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat
besi setiap hari, yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan yang
tinggi kandungan zat besi (Proverawati, 2011).

Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, diagnosa medis.
2. Keluhan utama
Biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, sering pusing, dan
mata
berkunang-kunang
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan riwayat kehamilan yang
berdekatan, dan riwayat penyakit-penyakit tertentu seperti
infeksi yang dapat memungkinkan terjadinya anemia
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
Biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda, dan
kehamilan yang berdekatan
4. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola makan
Ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya
nutrisis seperti sayuran berdaun hijau, daging merah dan
tidak mengkonsumsi tablet Fe
b. Pola aktivitas/istirahat
Biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia
mudahkelelahan, keletihan, malaise, sehingga kebutuhan
untuk tidur dan istirahat lebih banyak
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi
menurun, pernapasan lambat.

1) Kepala
a) Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam
diwajah,
b) Mata
Biasanya konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik
c) Mulut
Biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa
kering
2) Abdomen
Inspeksi : pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan
Palpasi : tidak teraba jelas bagian janinya
Auskultrasi : denyut jantung janin antara 120-130
kali/menit
3) Ekstremitas
CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada udema,
dan akral biasanya dingin
6. Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan labor dasar
Hb : Biasanya Hb pada trimester pertama dab ke dtiga kurang
dari 11 g/dl dan pada timester dua <10,5 g/dl
Hematokrit : <37% (normal 37-41%) Eritrosit : <2.8 juta/mm3
(normal 4,2-5,4 juta/mm3)
Trombosit : <200.000 (normal 200.000 – 400.000/mel)
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul :
1. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang kewaspadaan perdarahan
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang asupan makanan
4. Mual berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak
5. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia
dalam kehamilan)
6. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan haemoglobin
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
C. Intervensi keperawatan

Diagnose Tujuan dan kriteria hasil intervensi


Risiko perdarahan NOC: Setelah dilakukan Pencegahan
berhubungan tindakan keperawatan, pasien perdarahan :
dengan mampu mengatasi resiko 1. Monitor tanda dan
kurang kehilangan darah dengan gejalah perdarahan
pengetahuan kriteria hasil : 2. Lindungi pasien dari
tentang 1. Tidak ada kehilangan trauma yang dapat
kewaspadaan darah yang terlihat menyebabkan
perdarahan 2. Tidak ada distensi perdarahan
abdomen 3. Hindari mengangkat
3. Tidak ada perdarahan benda berat
pervaginam 4. Instruksikan pasien
4. Tidak ada penurunan untuk meningkatkan
tekanan darah sistolik makanan yang kaya
5. Tidak ada penurunan vitamin K
tekanan darah diastolic 5. Cegah konstipasi
6. Tidak ada kehilangan (misalnya,
panas tubuh memotivasi untuk
7. Tidak ada penurunan meningkatkan
Hemoglobin (Hb) asupan cairan dan
8. Tidak ada penurunan mengkonsumsi
Hematokrit (Ht) pelunan feses) jika
diperlukan
6. Instruksikan pasien
dan keluarga untuk
memonitor tanda-
tanda perdarahan
dan mengambil
tindakan yang tepat
jika terjadi
7. perdarahan
(misalnya melapor
kepada perawat)
8. Instruksikan pasien
dan keluarga untuk
memonitor tanda
perdarahan dan
mengambil tindakan
yang tepat jika
terjadi perdarahan
(misalnya, lapor
kepada perawat)
Intoleran aktivitas NOC:Setelah dilakukan 1. Piningkatan Latihan
berhubungan tindakan keperawatan, pasien 2. Gali hambatan
dengan mampu menunjukkan toleransi individu terkait
ketidakseimbangan terhadap aktivitas dengan latihan fisik
antara suplai dan kriteria hasil : 3. (seperti, senam
kebutuhan oksigen 1. Frekuennsi nadi saat hamil, dll)
beraktivitas tidak 4. Dukung ungkapan
terganggu (80-100 perasaan mengenai
kali/menit) latihan atau
2. Tekanan darah sistolik kebutuhan untuk
dalam melakukan latihan
3. beraktivitas tidak 5. Dukung individu
terganggu (110- untuk memulai atau
4. 140 mmHg) 6. melanjutkan latihan
5. Tekanan darah diastolik 7. Lakukan latihan
dalam bersama individu,
6. beraktivitas tidak jika diperlukan
terganggu (75-85 8. Libatkan
7. mmHg) keluarga/orang
8. Frekuensi pernapasan yang memberikan
ketika perawatan dalam
9. beraktivitas tidak merencanakan dan
terganggu (12-20 meningkatkan
10. kali/menit) program latihan
9. Instruksikan individu
terkait frekuensi,
durasi, dan
intensitas prodram
latihan yang
diinginkan
10. Monitor respon
individu terhadaap
program latihan
11. Sediakan umpan
balik positif atau
usaha yang
12. dilakukan individu

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS


ANEMIA PADA Ny. MDI RUANGAN TERATAI

OLEH

Yance Djilarpoin S.Kep


N2011228

CI Lahan CI Institusi

(……………………………) (……………………………)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN (STIKES) GRAHA

EDUKASI MAKASSAR

2021

A. Pengkajian Keperawatan
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK
( PSYSYCAL ASSASSMENT )

1. BIODATA PASIEN
a. Nama : Ny. J
b. Umur : 38 Tahun
c. Jenis Kelamin : perempuan
d. Agama : Islam
e. Status : Menikah
f. Diagnosa Medis : GVII PV AII

2. ANAMNESE
a. Keluhan Utama (Alasan MRS) :
Saat Masuk Rumah Sakit : lemas, sesak napas
Saat Pengkajian : pasien mengeluh lemas, dan
sesak napas. TTV : TD 110/60
MmHg, s 36 C, N 80X/m, P 22X/m,
DJJ 153 th, TBJ 2788 gr
b. Riwayat Penyakit Yang lalu : Tidak ada
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada yang menderita
penyakit
3. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN
a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

N Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit


o Makan/Minum

1 Jumlah/Waktu Pagi : 2 x 2 gelas Pagi : 1x , ½ gelas


Siang : 3 x3 gelas Siang : -
Malam : 2x 2 gelas Malam : 1x 2 gelas

2 Jenis Nasi : padat Nasi : lunak


Lauk : ikan
Sayur : lain-lain Lauk : telur/ikan
Minum : air putih/teh Sayur : bayam, labu
Minum/Infus : air
putih/RL

3 Pantangan

4 Kesulitan
Makan Minum

5 Usaha-usaha Perbanyak makan


mengatasi buah-buahan dan
masalah sayuran dan tinggi
protein

b. Pola Eliminasi

No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah


Eliminasi BAB/BAK Sakit

1 Jumlah/Waktu Pagi : 1x, 1x BAK Pagi : 1xBAB


Siang : 4 x BAK Siang :
Malam : 2x BAK Malam :

2 Warna

3 Bau

4 Konsistensi

5 Masalah Eliminasi

6 Cara Mengatasi
Masalah

c. Pola Istirahat tidur

N Pemenuhan istirahat tidur Di Rumah Di Rumah


o Sakit

1 Jumlah/Waktu Pagi : Pagi :


Siang : 3 jam Siang : 3 jam
Malam : 8 jam Malam : 8 jam

2 Gangguan tidur

3 Upaya Mengatasi Gangguan


tidur

4 Hal Yang mempermudah


tidur

5 Hal yang mempermudah


bangun

d. Pola kebersihan diri/personal Hygiene :

N Pemenuhan personal Di Rumah Di Rumah


o Hygiene Sakit

1 Frekuensi mencuci rambut 2x sehari -

2 Frekuensi mandi 2x sehari -

3 Frekuensi gosok gigi 2x sehari -

4 Keadaan kuku Bersi

4. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


a. Latar belakang social, budaya dan spiritual klien
Kegiatan kemasyarakatan :
Ketaatan klien dalam menjalankan agamanya :
Teman dekat yang senantiasa siap membantu :
b. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat : suami
pasien
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
1) Tensi : 100/80 mmHg
2) Nadi : 80×/menit
3) RR : 20×/menit
4) Suhu : 36×/menit
b. Keadaan Umum
Klien nampak meringis kesakitan
6. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU
a. Integument
Inspeksi : tidak ada lesi, bersi
Warna kulit : sawo matang,
Palpasi : Tekstur tidak kasar, Turgor/Kelenturan baik
b. Pemeriksaan Rambut
a. Inspeksi dan palpasi :
Penyebaran (tidak), Rontok (-), Warna hitam
c. Pemeriksaan kuku
Inspeksi dan palpasi, warna normal, bentuk datar, bersih

7. PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER


a. Pemeriksaan kepala
Inspeksi : bentuk kepala brakhiocephalus, simetris kiri dan
kanan, tidak ada luka, tidak ada darah, trepanasi (-).
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

b. Pemeriksaan mata
Inspeksi :
1) Kelengkapan dan kesimetrisan mata (+)
2) Kelopak mata/palpebra : oedem (-), ptosis (-),peradangan
(-), luka (-), benjolan (-).
3) Bulu mata : tidak rontok
4) Konjunctiva dan sclera : normal, tidak ada perubahan warna
5) Pemeriksaan lapang pandang : normal
c. Pemeriksaan telinga
Insoeksi dan palpasi
Bentuk telinga luar : normal
Ukuran : sedang
Lesi : tidak ada
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada peradangan
d. Pemeriksaan hidung
1) Inspeksi dan palpasi
Bentuk hidung simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada
pembengkakan, polip (-)
8. RIWAYAT PSIKOLOGIS

Status Nyeri

a. Menurut Skala Intensitas Numerik

b. Menurut Agency for Helath Care Policy and Research

NO Identitas Nyeri Diskripsi

1 Tidak Nyeri Pasien mengatakan tidak merasa nyeri

2 Nyeri Ringan Pasien mengatakan sedikit nyeri atau


ringan
Pasien nampak gelisah

3 Nyeri Sedang Pasien mengatakan nyeri masih bisa


ditahan atau sedang
Pasien nampak gelisah
Pasien mampu sedikitg berparsitipasi
dalam perawatan

4 Nyeri berat Passien mengatakan nyeri tidak dapat


ditahan atau berat.
Pasien sangat gelisah
Fungsi mobilitas dan perilaku pasien
berubah

5 Nyeri Sangat berat Pasien mentakan nyeri tidak


tertahankan atau sangat berat
Perubahan ADL yang mencolok
(ketergantungan), putus asa

KLASIFIKASI DATA

Data subjektif Data objektif

1. Pasien mengeluh lemas 1. Pasien tampak meringis


2. Pasien mengelu sesak napas 2. Pasien tampak lemas
3. TTV: TD: 160/80
S : 36 C
N : 90
4. Hb 8 g/dl

ANALISA DATA

No Data Etiologi Diagnose


keperawatan

DS: anemia Ketidakefektifan


1. Klien Perfusi jaringan
mengatakan kadar Hb perifer
sensasi
menjadi dingin O2 dan nutrisi kejaringan
2. Klien
mengeluh Ketidakefektifan perfusi
pusing jaringan perifer
DO :
1. Klien terlihat
pucat
2. Turgor kulit
kering tidak
elastis
3. Perubahan
tekanan darah

DS: Anemia Intoleransi aktivitas

1. Klien
kadar Hb
mengeluh letih
dan lemah
O2 dan nutrisi kejaringan
2. Klien
mengeluh
Penurunan suplai O2/ nutrisi
dispnea saat
Keotot
bekerja
DO :
Lemah, letih, aktivitas
1. TD klien tidak
berkutang
stabil/normal

Intoleransi aktivitas

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer (00204) berhubungan
degan penurunan suplai oksigen/nutrisi ke sel.
2. Intoleransi aktivitas ( 00092) berhubungan dengan kelemahan
umum .

C. Intervensi
NO Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
. Keperawatan Kriteria Hasil
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Pengakajian :
perfusi jaringan tindakan 1. Kaji sirkulasi 1. Untuk
perifer (00204) keperawatan perifer terhadap mengetahui
berhubungan selama 3x24 jam , warna kulit , nadi warna kulit
dengan penurunan perfusi jaringan perifer 2. Untuk
suplai perifer dapat mengetahui
Tindakan
oksigen/nutrisi ke efektif dibuktikan sensasi
mandiri :
sel. dengan kriteria klien
2. Pantau
Defenisi : hasil : 3. Agar dapat
pembedaan
Penurunan sirkulasi 1. Warna kulit mengetahui
ketajaman atau
darah ke perifer dapat normal intergritas
ketumpulan atau
yang dapat dan tugor kulit kulit klien
panas atau
menggangu elastis 4. Agar
dingin
kesehatan. 2. Sensasi dalam
Faktor yang keadaan Penyuluhan :

berhubungan : normal 3. Anjurkan pasien

Perubahan 3. Perfusi atau keluarga

kemampuan jaringan untuk


hemoglobin untuk membaik memeriksa kulit
mengikat oksigen. setiap hari untuk
Ditandai dengan mengetahui
batasan perubahan
karakteristik : integritas kulit
DS :
Kolaboratif :
- Klien
4. Berikan tranfusi
mengatakan
darah kepada
sensasi menjadi
klien
dingin
- Klien mengeluh
pusing
- Pasien
mengeluh sesak

DO :
- Klien terlihat
pucat
- Turgor kulit
kering tidak
elastis
- Perubahan
tekanan darah
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Pengkajian :
( 00092) tindakan 1. Kaji respon 1. Untuk
berhubungan keperawatan emosi , sosial , mengetahui
dengan kelemahan selama 3x24 jam , dan spritual emosi,
umum . intoleransi terhadap sosial dan
Definisi : aktivitas teratasi aktivitas spritual saat
Ketidakcukupan dibuktikan dengan beraktivitas
Tindakan
energi psikologis kriteria hasil : 2. Untuk
mandiri :
atau fisiologis untuk 1. Klien 2. Pantau pola tidur mengetahui
melanjutkan atau menunjukkan pasien pola tidur
menyelesaikan toleransi 3. Pantau tanda- klien
aktivitas kehidupan aktivitas tanda vital klien 3. Untuk
sehari-hari yang 2.Klien dapat sebelum , mengetahui
harus atau yang menyeimbang selama dan tanda-tanda
ingin dilakukan aktivitas dan sesudah vital klien
Faktor yang istirahat beraktivitas 4. Untuk
berhubungan : memberikan
Penyuluhan :
Kelemahan umum rasa
4. Instruksikan
Ditandai dengan nyaman
penggunaan
batasan kepada
teknik relaksasi
karakteristik : klien
selama
DS : 5. Agar
beraktivitas
- Klien mengeluh aktivitas
5. Ajarkan tentang
letih dan lemah klien dapat
pengaturan
- Klien mengeluh teratur
aktivitas dan
dispnea saat dengan baik
teknik
bekerja 6. Untuk
manajemen
- Klien memberikan
waktu untuk
mengatakan pertahanan
mencegah
pola tidur tubuh yang
kelelahan
terganggu kuat dalam
Kolaboratif : beraktivitas
DO :
6. Kolaborasikan
- TD klien tidak
dengan ahli
stabil/normal
terapi okupasi
- EKG abnormal ,
untuk latihan
depresi segmen
pertahanan
ST
dalam
beraktivitas
D. Implementasi dan Evaluasi
Hari pertama

N Diagnosa Waktu Pelaksanaan Evaluasi


o keperawatan
Ketidakefektifa 11:20 1. Mengkaji sirkulasi S: pasien
n perfusi perifer terhadap mengatakan masih
jaringan perifer warna kulit , nadi merasakan sedikit
perifer pusing
2. Mengnjurkan pasien O: pasien terlihat
atau keluarga untuk masi pucat
memeriksa kulit A: masalah belum
setiap hari untuk teratasi
13:00 mengetahui P: lanjutkan
perubahan integritas intervensi
kulit 1. Kaji sirkulasi
3. Memerikan tranfusi terhadap warna kulit
darah kepada klien 2. Memerikan
tranfusi darah
kepada klien
Intoleransi 10:00 1. mengkaji respon S : pasien
aktivitas emosi, sosial, dan mangatakan masi
spritual terhadap merasakan lemas
aktivitas O : pasien terlihat
2. memanantau pola lemas
tidur pasien A : Masalah belum
3. memantau tanda- teratasi
tanda vital klien P : lanjutkan
sebelum, selama dan intervevsi 1-5
sesudah beraktivitas
4. mengInstruksikan
penggunaan teknik
relaksasi selama
beraktivitas
5. mengjarkan tentang
pengaturan aktivitas
dan teknik
manajemen waktu
untuk mencegah
kelelahan

Hari kedua

N Diagnosa Waktu Pelaksanaan Evaluasi


o keperawatan
Ketidakefektifa 11:20 1. Mengkaji sirkulasi S: pasien
n perfusi perifer terhadap mengatakan masih
jaringan perifer warna kulit , nadi merasakan sedikit
perifer pusing
2. Mengnjurkan pasien O: pasien terlihat
atau keluarga untuk masi pucat
memeriksa kulit A: masalah belum
setiap hari untuk teratasi
13:00 mengetahui P: lanjutkan
perubahan integritas intervensi
kulit 1. Kaji sirkulasi
3. Memerikan tranfusi terhadap warna kulit
darah kepada klien 2. Memerikan
tranfusi darah
kepada klien
Intoleransi 10:00 1. mengkaji respon S : pasien
aktivitas emosi, sosial, dan mangatakan masi
spritual terhadap merasakan lemas
aktivitas O : pasien terlihat
2. memanantau pola lemas
tidur pasien A : Masalah belum
3. memantau tanda- teratasi
tanda vital klien P : lanjutkan
sebelum, selama dan intervevsi 1-5
sesudah beraktivitas
4. mengInstruksikan
penggunaan teknik
relaksasi selama
beraktivitas
5. mengjarkan tentang
pengaturan aktivitas
dan teknik
manajemen waktu
untuk mencegah
kelelahan

Anda mungkin juga menyukai