Anda di halaman 1dari 16

MENGENAL GANGGUAN JIWA DENGAN WAHAM

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 6


M ALWAN NUGROHO ( 08180100244 )
BADRU SALAM ( 08180100236 )
WIDI TRESNA N ( 08180100254 )
SISWANTO ( 08180100251 )
EEM EMMY FATIMAH ( 08180100263 )
INAYAH PUSPITASARI ( 08180100265 )

Stikim.ac.id | drew.grim6@gmail.com
KONSEP WAHAM

PENGERTIAN WAHAM
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang diperta
hankan secara kuat/terus menerus namun tidak sesuai de
ngan kenyataan (Budi Anna dkk, 2007).

Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan


kenyataan tetapi dipertahankan dan tidak dapat dirubah
secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari pe
mikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes
RI, 1994).
PROSES TERJADINYA WAHAM
 Fase Lack of Huma need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien ba
ik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dap
at terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sang
at terbatas. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonmi terpenuhi
tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Wa
ham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di
dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saa
t tumbuh kembang.

 Fase Lack of Self Esteem


Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjanga
n antara self ideal dan self reality ( kenyataan dengan harapan) sert
a dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lin
gkungan sudah melampaui kemampuannya.
Lanjutan. . .
 Fase Control Internal Eksternal
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-
apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan t
idak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi kli
en adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk dia
kui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan men
jadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terp
enuhi sejak kecil secara optimal

 Fase Environment Support


Adanya beberapa orang yang mempercayai dengan lingkungannya m
enyebabkan klien merasa di dukung, lama-kelamaan klien mengangg
ap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena s
eringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kont
rol diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang ditandai deng
an tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
Lanjutan. . .
 Fase Comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri
dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).

 Fase Improving
Apabila tidak ada konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan kebutuhan yang
tidak terpenuhi (rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham yang dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.
Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif
serta memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
Macam-macam waham
Waham kebesaran.
Meyakini bahwa ia meimiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulang
kali tetapi tidak seusuai kenyataan. Contoh : “Saya ini pejabat di departemen keseha
tan lho.” Atau “Saya punya tambang emas”.
 
Waham curiga.
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/menceder
ai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Saya tahu.
Anda ingin menghancurkan hidup saya karena iri dengan kesuksesan saya.”

Waham agama.
Memiliki keyakinan terhadap suatu agam secara berlebihan, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Kalau saya mau masuk surga saya harus me
nggunakan pakaian putih, setiap hari.”
lanjutan
Waham somatik.
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu terserang pe
nyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuati kenyataan. Contoh:
“Saya sakit kanker”. Setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemuka
n tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia ters
erang kanker.

Waham nihilistik.
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meinggal, diucapk
an berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Ini kan alam k
ubur ya, semua yang ada di sini adalah roh-roh.
Asuhan Keperawatan Pada Kasus Waham
 Pengkajian
 Identifikasi klien
 Keluhan utama / alasan masuk
 Tanyakan1 pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik,
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
2
kriminal.
 Aspek fisik biologis
 Aspek psikososial
3
 Aspek medik

 Untuk mendapatkan data waham, lakukan observasi terhadap perilaku berikut


ini: 4
 Waham kebesaran Waham curiga.
 Waham agama. Waham somatik.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan
untukpikiran/isi
1. Apakah pasien memiliki mengkajipikir
pasien
yangdengan waham:diungkapkan dan mene
berulang-ulang
tap?
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas s
ecara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda di sekitarnya aneh dan tidak n
yata?
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada di luar tubuhnya?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain ata
u kekuatan dari luar?
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia meimliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya a
tau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

Selama pengkajian dengarkan dan perhatikan semua informasi yang diberikan oleh pasien
tentang wahamnya. Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina
Diagnosa Keperawatan
 Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari hasil
pengkajian adalah:
1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
waham.
2. Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.

Intervensi
Diagnosa 1:
 Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan dengan
waham.
Tujuan umum :
 Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
Lanjutan. . .
3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
Tindakan :
 Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini ya
ng realistis.
4. Klien dapat berhubungan dengan realitas.
Tindakan :
 Observasi kebutuhan klien sehari-hari,
 Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di r
umah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
 Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.
Tindakan :
Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).
Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
Lanjutan. . .
6. Klien dapat dukungan dari keluarga.
Tindakan :
 Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat.
 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, ca
ra dan waktu).
 Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
 Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
Diagnosa 2
Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.
 Tujuan umum :
klien tidak mengalami perubahan isi pikir : waham kebesaran
 Tujuan khusus :
• Klien dapat menyebutkan penyebab dirinya menarik diri dengan kriteria evaluas
i, klien dapat mengetahui penyebabnya.
• Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang
lain
Intervensi
 Kaji pengetahuan klien dengan prilaku menarik diri sehingga dapat mengenali tand
a-tanda menarik diri.
 Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terutama penyebab prila
ku menarik diri.
 Berika pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
bila tidak mau berhubungan dengan orang lain.
IMPLEMENTASI
 Mengkaji pengetahuan klien dengan prilaku menarik diri se
hingga dapat mengenali tanda-tanda menarik diri.
 Memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan
nya terutama penyebab prilaku menarik diri.
 Berikan pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan
orang lain dan kerugian bila tidak mau berhubungan denga
n orang lain.
Evaluasi
 Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham
 Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk terpenuhi dg keyakinannya (w
aham) saat ini
 Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham
 Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap klien
 Klien menggunakan obat sesuai program
A SIH
K

ON
A

R
Slide 2

UK TO
RIM

SY IGA
03

AR
TE

04 R
02 TU N
HA HU
01U

NU
YO
K N
A
TH

Anda mungkin juga menyukai