Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH:
M. ALWAN NUGROHO (18200100043)

PROGAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
2021
A. KASUS (MASALAH UTAMA)
1. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
Defisit perawatan diri menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami
hambatan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi, berpakaian atau berhias, makan dan eliminasi (NANDA, 2018).
Herdman & Kamitsuru (2019) mendefinisikan defisit perawatan diri sebagai suatu
gangguan didalam melakukan aktifitas perawatan diri (kebersihan diri, berhias, makan,
toileting). Sedangkan perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia
untuk memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya.

B. Proses Terjadinya Masalah


Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabakan individu mengalami deficit perawatan
diri (Nurhalimah, 2016)
1. Faktor predisposisi
a. Biologis, seringkali defisit perawaan diri disebabkan karena adanya penyakit fisik
dan mental yang menyebabkan pasien tidak mampu melakukan perawatan diri dan
adanya faktor herediter yaitu ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
b. Psikologis, factor perkembangan memegang peranan yang tidak kalah penting hal ini
dikarenakan keluarga terlalu melindungi dan memanjakan individu sehingga
perkembangan inisiatif terganggu. Pasien gangguan jiwa mengalamai defisit
perawatan diri dikarenakan kemampuan realitas yang kurang sehingga menyebabkan
pasien tidakpeduli terhadap diri dan lingkungannya termasuk perawatan diri.
c. Sosial. Kurangnya dukungan sosial dan situasi lingkungan mengakibatkan penurunan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Faktor presiptasi yang dapat menimbulkan defisit perawatan diri adalah
penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah, lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
3. Tanda dan Gejala
a. Fisik
 Badan bau, pakaian kotor.
 Rambut dan kulit kotor.
 Kuku panjang dan kotor
 Gigi kotor disertai mulut bau
 Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
 Malas, tidak ada inisiatif.
 Menarik diri, isolasi diri.
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
 Interaksi kurang
 Kegiatan kurang
 Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
 Cara makan tidak teratur
 BAK dan BAB di sembarang tempat
4. Etiologi
Defisit perawatan diri dapat terjadi karena regresi pada tingkat perkembangan
sebelumnya, perilaku ritualistik yang berlebihan dan oleh faktor situasional (personal
lingkungan) yang berhubungan dengan defisit perawatan diri diantaranya adanya defisit
kognitif, nyeri, penurunan motivasi, keletihan, kebingungan, dan ansietas, serta
ketidakmampuan.
Defisit perawatan diri dapat muncul pada klien-klien isolasi sosial karena klien
menjadi tidak fokus pada hal-hal disekitar dirinya termasuk kebersihan diri. Sedangkan
pada klien dengan halusinasi yang telah mencapai tahap 4 dimana halusinasinya telah
menguasai sehingga mengganggu aktifitas klien termasuk kegiatan mandi dan berhias.
5. Akibat
a. Dampak fisik: banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi
adalah: gangguan integritas kulit, gangguan menbran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial: masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualsasi diri dan gangguan interaksi sosial.
6. Jenis-jenis defisit perawatan diri
Klasifikasi defisit perawatan diri menurut Wartonah (2009) adalah:
a. Kurang perawatan diri: Mandi/Kebersihan
Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas mandi/kebersihan diri.
b. Kurang perawatn diri: Mengenakan pakaian/berhias
Adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktifitas berdandan sendiri.
c. Kurang perawatan diri: Makan
Adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktifitas makan.
d. Kurang perawatan diri: Toileting
Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktifitas toileting
sendiri.
7. Mekanisme Koping
a. Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan ciri khas
dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
b. Penyangkalan
c. Isolasi diri atau menarik diri adalah pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran
yang mengganngu yang dapat bersifat sementara atau dalam waktu yang lama.
d. Intelektualisasi adalah pengguna logika dan alasan berlebihan untuk menghindari
pengalaman yang mengganggu perasaannya.
C. Pohon Masalah

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri


Defisit Perawatan Diri


Isolasi Sosial

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Dikaji


1. Defisit Perawatan Diri
a. Data subyektif
 Pasien merasa lemah
 Malas untuk beraktivitas
 Merasa tidak berdaya.
b. Data obyektif
 Rambut kotor, acak – acakan
 Badan dan pakaian kotor dan bau
 Mulut dan gigi bau.
 Kulit kusam dan kotor
 Kuku panjang dan tidak terawat
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
a. Data subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-apa,
b. Data obyektif
Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis, badan bau, kulit
kotor
3. Isolasi Sosial
a. Data subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,
ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih, Komunikasi
verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak
berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

E. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Perawatan Diri
2. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
3. Isolasi Sosial

F. Referensi
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa. Kaplan Sadoch.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses. In
NANDA International Nursing Diagnoses. https://doi.org/10.1055/b-006-161141
Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Keperawatan Jiwa. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai