Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


Pada Klien dengan : Isolasi Sosial (Menarik Diri)

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Mata kuliah :
Keperawatan Jiwa II

Disusun Oleh: Kelompok 5&6

Alfira Salsabila M. Fauzi Prayoga


Aton Aptuh Trihar Nanda Rasifa Eka Putri
Farhan Dimas Nugraha Nuri Inayah
Fithri Nur Faizah Putri Al Zahra
Fransisco Hidayat Rikwa Herawati
Ida Maulida Siti Fajriyanti
Iroh Assa Rossa Winda Saepullah

PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS
FALETEHAN
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. PENDAHULUAN
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart
& Laraia, 2001). Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan
saling membantu satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan
masalah.
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau arahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang
telah terlatih. Fokus terapi aktivitas kelompok adalah membuat sadar diri,
peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.
Terapi aktivitas kelompok dibagi kedalam 4, yaitu terapi aktivitas kelompok
stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok sensori, terapi aktivitas
kelompok realita dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.
Dalam penyusunan proposal ini, kami akan membahas terapi aktivitas
kelompok stimulasi persepsi. Dalam terapi aktivitas kelompok ini, klien dilatih
mempersepsikan stimulus yang disediakan/stimulasi yang pernah dialami.
Dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulasi dalam
kehidupan menjadi adaptif

2. TUJUAN
Tujuan umum:
Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh paparan stimulasi kepadanya.
Tujuan khusus:
1. klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien
2. klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah isolasi sosial
3. klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah
isolasi sosial

3. SETTING
a. terapi dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. ruangan nyaman dan tenang
c. tempat dan denah

L CL

O
F
K
K
F

Keterangan:
L = Leader
CL = Co Leader
F = Fasilitator
K = Klien
O = Observer
d. Jumlah anggota adalah 14 orang

4. ALAT DAN MEDIA


-

5. METODA
Diskusi dan megetahui ekspresi

6. KRITERIA KLIEN
Terapi aktivitas kelompok jenis ini digunakan pada klien dengan Isolasi Sosial

7. STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK


1. Leader
a. Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
b. Merencanakan, mengatur, mengontrol, dan mengembangkan jalannya
terapi aktivitas kelompok
c. Membuka acara terapi aktivitas kelompok
d. Memimpin diskusi kelompok
e. Memberikan informasi
f. Menutup acara
2. Co Leader
a. Mendampingi leader
b. Mengambil posisi leader jika pasif
c. Mengarahkan kembali posisi peminpin kepada leader
d. Menjadi motivator
3. Fasilitator
a. Membantu dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan klien sebagai
anggota kelompok
b. Membantu mempersiapkan klien dan sarana yang menunjang ketika
kegiatan kelompok berlangsung
c. Memberikan motivasi kepada klien untuk tetap aktif dalam
melaksanakan terapi aktivitas kelompok
4. Observer
a. Mengobservasi persiapan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok
b. Mencatat semua aktivitas terapi aktivitas kelompok
c. Mengevaluasi hasil kegiatan terapi aktivitas kelompok

8. LANGKAH KEGIATAN
a) Persiapan (5 menit)
a. Memilih klien sesuai indikasi yaitu klien dengan isolasi sosial
b. Membuat kontrak dengan klien tentang terapi aktivitas kelompok
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b) Orientasi (10 menit)


a. Salam teurapetik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah ada kejadian perilaku isolasi sosial :
penyebab, perilaku kekerasan serta akibatnya
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara fisik untuk mencegah
isolasi sosial
2) Menjelaskan aturan main:
 Membacakan peraturan
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c) Tahap Kerja (20 menit)
a. Semua klien harus memperkenalkan diri, menyebutkan nama, nama
panggilan
b. Klien di tanyakan bagaimana tanda-tanda yang muncul ketika marah.
seperti tanda fisik, penyebab kemarahan, dan apa saja yang di lakuka
ketika klien marah.
c. Ulangi langkah a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat
giliran.
d. menanyakan perasaan klien setelah mempraktikan cara penyaluran
kemarahan
e. Beri pujian dan ajak klien bertepuk tangan setiap keberhasilan anggota
kelompok.

d) Tahap Terminasi (10 menit)


a. Evaluasi
1. terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti terapi
2. terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah
dipelajari jika stimulus penyebab isolasi sosial serta melatih secara
teratur cara yang telah dipelajari

c. Kontrak yang akan datang


1. menyepakati kegiatan terapi aktivitas kelompok yang akan datang
2. menyepakati waktu dan tempat

9. TATA TERTIB
1) Peserta bersedia mengikuti terapi aktivitas kelompok
2) Peserta berpakaian rapi dan bersih
3) Peserta tidak diperbolehkan makan, minum, merokok selama mengikuti
terapi aktivitas kelompok
4) Peserta harus hadir 5 menit sebelum acara berlangsung
5) Peserta tidak boleh meninggalkan ruangan selama terapi aktivitas
kelompok berlangsung
6) Jika ada pertanyaan peserta mengangkat tangan terlebih dahulu dan
berbicara setelah dipersilahkan oleh leader
7) Anggota harus berperan aktif dalam terapi aktivitas kelompok
8) Anggota harus bersikap terbuka
9) Waktu sesuai dengan yang sudah disepakati

10. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


A. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses terapi aktivitas kelompok
berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah
kemampuan klien sesuai tujuan terapi kelompok. Untuk terapi aktivitas
kelompok isolasi sosial (menarik diri), kemampuan yang diharapkan
adalah mampu berinteraksi dengan orang-orang dilingkungan sekitar dan
tidak kembali menyendiri . Format evaluasi sebagai berikut:
Stimulasi Persepsi : Kemampuan isolasi
sosial (Menarik diri)
No Nama klien
Mempraktikan cara fisik Mampu melakukan
yang diperintahkan interaksi dengan teman
1.
2.
3.
4.
5.

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang mengikuti TAK
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikan
dua cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda (✓)
jika klien mampu atau tanda (×) jika klien tidak mampu

B. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dinilai klien saat terapi pada catatan
proses keperawatan tiap-tiap klien.

Anda mungkin juga menyukai