Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN (TELENURSING)

NAMA : MAULANA ADI ZHULIAN


NIM : 201801125
STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

Abstrak

Makalah ini menyajikan tentang pemanfaatan tekhnologi dan sistem informasi


keperawatan, dimana tujuannya adalah agar perawat memahami tentang telenursing,
manfaat, hambatan dalam penerapan dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penerapan
telenursing. Wujud pengembangan telenursing adalah pemberian pelayanan keperawatan
yang berupa asuhan keperawatan dan berfokus pada klien serta berkolaborasi dengan
perawat. Salah satu manfaat telenursing adalah adanya peningkatan kebutuhan akan
pembelajaran berkelanjutan untuk klien maupun perawat. Penggunaan teknologi informasi
dan telekomunikasi: Audio-vidio dalam telenursing dapat meningkatkan kepuasan dan rasa
aman baik perawat ataupun klien. Hasil pemaparan dari makalah ini diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan perawat tentang telenursing, sehingga perawat mampu
memahami perkembangan, pentingnya pemanfaatan dan mampu menggunakan telenursing
dengan efektif dan efisien dalam pemberian pelayanan keperawatan di Indonesia.
Tujuan:

tujuan pembuatan makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan perawat


tentang telenursing, sehingga perawat mampu memahami perkembangan, pentingnya
pemanfaatan dan mampu menggunakan telenursing dengan efektif dan efisien dalam
pemberian pelayanan keperawatan di Indonesia.
Metode:

Dalam rangka pengembangan telenursing maka untuk mengetahui manfaat dari


telenursing yang dilihat dari perspektif dan keterlibatan perawat, maka di Britania raya telah
dilakukan suatu penelitian. Metodenya adalah dengan penyebaran kuesioner terstruktur yang
dikirim dikirim ke semua perawat yang bekerja di NHS (National Health Service ) Wales.
Responden yang mewakili tenaga kerja berpendidikan tinggi dan berbagai spesialisasi telah
melaporkan bahwa mereka bergabung dengan layanan telepon untuk perbaikan gaji dan
bekerja secara fleksibel. Dua pertiga melaporkan bahwa telah terjadi peningkatan kinerja dan
keterampilan keperawatan yang dipengaruhi oleh penggunaan perangkat lunak yang
mendukung dan bisa dimanfaatkan sebagai alat konsultasi jarak jauh. Sehingga memang
perlu dikembangkan dan ditingkatkan keterampilan keperawatan termasuk penggunaan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan pengakuan terhadap nilai kinerja perawat.
Disebut telenursing jika perawat melakukan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan klien melalui pengkajian triase dan pemberian informasi menggunakan
teknologi informasi dan telekomunikasi serta sistem berbasis website. Ners yang melakukan
praktek telenursing harus seorang Registered Nurses (RN). Perawat yang melakukan praktek
telenursing harus bertanggung jawab untuk meyakinkan kemampuan ketrampilan
keperawatan mereka dan pengetahuan yang up to date untuk praktek telenursing mereka.
Melalui telenursing, perawat mampu melakukan monitoring, pendidikan, follow up,
pengkajian dan pengumpulan data, melakukan intervensi, memberikan dukungan pada
keluarga dan perawatan multidisiplin yang inovatif serta kolaborasi. Selain itu dalam praktek
telenursing, perawat melakukan pengkajian lanjutan, perencanaan, intervensi, dan evaluasi
terhadap hasil perawatan, dan perawat juga menggunakan teknologi seperti internet,
computer, telephone, alat pengkajian digital, dan perlengkapan telemonitoring system audio-
vidio, satelit dan system komunikasi yang lain. Penggunaan computer dan teknologi
informasi untuk mensupport perawat dan pasien dengan informasi yang lebih efektif. Dalam
rangka efisiensi dan efektifitas telenursing, antara perawat dan pasien terhubungkan secara
langsung menggunakan system transmisi elektronik.
Ada empat faktor penting yang mempengaruhi implementasi telenursing. Empat
faktor tersebut yaitu aspek sistematika, aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspak teknikal.
Aspek sistematika terkait dukungan dari pemerintah, yang meliputi legislasi dan
regulasi. Dalam mengontrol kualitas dan kelangsungan telenursing sangat dibutuhkan
pengaturan dan supervisi pelayanan pemerintah. Untuk penerapan telenursing disepakati
bahwa praktek keperawatan mandiri seharusnya ada otoritas dan peraturan legal serta adanya
standart operasional prosedur yang dibuat oleh organisasi profesi keperawatan atau
pendidikan keperawatan.
Aspek Ekonomi terkait verifikasi terhadap kontrol keuangan medis akibat
penggunaan telenursing dan Government recognition for cost effectiveness merupakan
prioritas utama. Investasi pemerintah dalam proyek telenursing merupakan prioritas untuk
megaktifkan telenursing di daerah rural dan area kepulauan untuk manfaat medis. Aplikasi
system telenursing yang mahal dan uang perawatan (maintenance fee) harus dipikirkan.
Aspek Sosial terkait verifikasi nilai dan membangun kepercayaan sosial tentang
telenursing dibandingkan dengan perawatan langsung. Penerimaan dari pemberi pelayanan
kesehatan seperti fasilitas medis, dokter dan perawat, merupakan hal penting dalan
implementasi telenursing. Kerja sama dan koordinasi antara profesi kesehatan akan
membangun pemahaman yang lebih baik tentang telenursing pada publik. Adanya pengakuan
public terhadap keperawatan itu sendiri merupakan factor kunci dalam pelaksanan
telenursing.
Aspek teknikal terkait kreatifitas dan originalitas konten telenursing dan
pengembangan sistem pelayanan. Pelatihan dan pendidikan perawat serta teknologi informasi
mendukung pengembangan dan pengoperasian telenursing. Pengembangan teknologi
informasi untuk menjaga privacy pasien dan keamanan informasi. Standarisasi, pelatihan
keperawatan dan penelitian untuk pengembangan system telenursing dan pelaksanaannya,
teknologi informasi medis dan pengembangan system aplikasi, serta desain model fungsional
yang mungkin diterapkan dilingkungan tersebut. Jadi keempat aspek tersebut harus
terintegrasi dalam strategi pelaksanaan telenursing.
Sampel:

Telenursing dapat mengurangi hari rawat di RS sehingga berdampak pada


berkurangnya biaya perawatan (efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan), mengurangi
jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan, peningkatan jumlah cakupan pelayanan
keperawatan dalam jumlah yang lebih luas dan merata, dapat dimanfaatkan dalam bidang
pendidikan keperawatan (model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan
berbasis informatika kesehatan dan meningkatkan kepuasan perawat dan pasien terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan serta meningkatkan mutu pelayanan perawatan di
rumah (home care). Selain itu telenursing juga meningkatkan rasa aman (safety) perawat dan
klien, karena dengan diterapkannya telenursing semakin meningkatkan kepuasan pasien dan
keluarga dan meningkatkan kepatuhan. Telenursing telah menyediakan sarana bagi konsumen
untuk memanggil perawat agar mendapatkan saran kesehatan. seorang perawat dengan
pelatihan khusus dapat menawarkan pendidikan dan dukungan, sehingga ini bermanfaat
karena klien membutuhkan dukungan yang tidak mungkin didapatkan dengan kontak
langsung.
Jonsson & Willman dalam penelitiannya menemukan bahwa implementasi
telenursing dalam perawatan di ruumah pada klien dengan luka di tangan merupakan inovasi
pengembangan inisiatif yang berfokus pada kolaborasi antara perawat dan klien. Klien
merasa puas dengan penggunaan videophone untuk melihat staf perawat memberikan
perawatan kepada mereka, dan dengan melihat muka perawat membuat rasa aman pada
pasien. Perawat merasa lebih nyaman dengan penggunaan audio-vidio contact untuk melihat
kondisi pasien dan melakukan pengkajian kondisi luka, serta merekam luka. Selain itu
perawat merasakan bahwa waktu bekerja meraka lebih bermanfaat. Penelitian ini
menandaskan bahwa telenersing dengan menggunakan teknologi audio-vidio sangat efektif
untuk melakukan komunikasi antara perawat dan pasien dan memberikan kepuasan pada
perawat dan klien dalam melakukan perawatan rumah.
Hasil:

telenursing meningkatkan rasa aman perawat dan klien, efisiensi dan efektifitas
waktu, biaya dan kinerja, menurunkan jumlah kunjungan dan lama hari rawat. Implementasi
telenursing berawal dari triase dan perawatan dirumah. Telenursing juga menurunkan
kunjungan ke ruang gawat darurat dan meningkatkan dukungan bagi keluarga yang merawat
orang-orang tercinta di rumah. Untuk para perawat, dengan merawat pasien di rumah dapat
belajar tentang bagaimana cara memaksimalkan teknologi untuk menciptakan sistem yang
baik meningkatkan akses ke perawatan dan berkelanjutan di masa depan.

Kekurangan dan kelebihan:

Kekurangan:
Menurut Amy Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan dalam telenursing,
meliputi: perilaku, legislatif, dan teknologi. Hambatan perilaku, ada ketakutan bahwa perawat
akan mendelegasikan tugas ke mesin. Pada awalnya perawat akan resisten terhadap
telenursing akibat kurangnya penguasaan terhadap teknologi informasi dan teknologi
telekomunikasi. Namun dengan adanya pelatihan dan adanya support system, perawat bisa
merasakan manfaat telenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi, telenursing muncul
sebagai issue kebijakan public secara mayor, belum adanya kepastian lisensi tentang
telenursing. Secara teknologi, Elektronik Health Record (EHR) dan standar data mendukung
perkembangan telenursing. Tanpa EHR telehealth tidak bisa bekerja. Ketersediaan system
penyimpanan data pasien kapanpun dan dimanapun provider membutuhkannya.
kelebihan:
Hartford Kathleen dalam penelitiannya tentang “Telenursing and patients’ Recovery
from Bypass” menemukan bahwa aplikasi teknologi telekomunikasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan membuat pasien mampu untuk belajar bagaimana merawat dirinya
sendiri, dan ini juga membantu perawat untuk melakukan pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan secara efektif. Selain itu juga memperpendek lama perawatan(5).
Bohnenkamp & Blackett meyatakan bahwa dengan telenursing pasien menunjukkan
kepuasan yang lebih tinggi dan perawat telah meningkatkan pemahaman tentang masalah
yang dialami klien, dan klien merasa lebih nyaman karena sudah diberi informasi oleh
perawat(2). Klien percaya bahwa telenursing membuat perawatan lebih mudah diakses;
mereka lebih suka memanfaatkan telenursing daripada menunggu tatap muka pada saat
kunjungan langsung meskipun klien masih percaya bahwa kunjungan dengan tatap muka
langsung adalah yang terbaik.

Saran:

Penggunaan teknologi Audio-Vidio dalam telenursing meningkatkan kontak perawat


dengan pasien, serta meningkatkan kepuasan dan rasa aman pada diri pasien dan perawat.
Dukungan dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan pengembangan teknologi
informasi dan telekomunikasi akan berdampak pada implementasi telenursing. Selain itu
untuk mendukung pengembangan telenursing butuh adanya sumber daya manusia perawat
yang kompeten dan menguasai teknologi informssi dan teknologi telekomunikasi,
kepercayaan diri perawat dan masyarakat, serta perlu adanya studi empiris baik secara
kualitatif maupun kuantitatif tentang kemampuan penggunaan telenursing, caring
relationship dan pengembangan profesi keperawatan. Diharapkan perawat meningkatkan
pemahaman tentang telenursing sehingga perawat mampu memahami prospek dan
pentinggya penggunaan telenursing. Selain itu perawat mampu menggunakan variasi
telenursing dengan efektif dan efisien dalam pelayanan praktek keperawatan dunia,
khususnya Indonesia.

Pembahasan:

Jurnal utama:

upaya pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan teknologi


informasi dalam keperawatan untuk memenuhi perawatan pasien, yang melibatkan
penggunaan teknologi komunikasi elektronik dan teknologi informasi untuk
menyediakan advice keperawatan atau untuk mensupport aktifitas keperawatan jarak
jauh.
Jurnal pembanding:
Jurnal 1: Self Efficacy Perawat Dalam Penggunaan Sistem Informasi Keperawatan Di
Rsia Bunda Jakarta: Studi Fenomenologi
perawat untuk menyadari tentang pentingnya pendokumentasian keperawatan
dan dapat meningkatkan self efficacy-nya dalam menggunakan Sistem Informasi
Keperawatan, mengikuti pelatihan-pelatihan tentang Sistem Informasi Keperawatan
serta dengan melanjutkan pendidikan.
Jurnal 2: Pengembangan Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Keperawatan
Rumah Sakit.

Sistem informasi manajemen sumber daya manusia keperawatan bertujuan


menghasilkan informasi yang berguna untuk rumah sakit dan pengguna lainnya.
Kemudahan informasi tentang sumber daya manusia keperawatan akan
mempermudah dan mempercepat dalam pengambilan keputusan.
Jurnal 3: Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Dengan
Integrated Clinical Pathway Untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Sistem informasi yang terintegrasi akan memudahkan setiap tim kesehatan


untuk dapat mengetahui informasi pasien dan juga rencana pengobatan maupun
perawatan berdasarkan apa yang terjadi pada saat itu dan apa rencana yang diinginkan
di kemudian hari.

Jurnal 4: Kebutuhan Penerapan Teknologi Informasi Keperawatan Di Ruang Rawat


Anak

Penerapan teknologi informasi di ruang rawat anak ini diharapkan dapat memfasilitasi
kinerja perawat yang cukup waktu dan tenaga untuk dapat melaksanakan kegiatan
pelayanan keperawatan anak sehari-hari, mendokumentasikan kegiatan dengan benar
dan terinci, tetap dapat memperhatikan prinsip keperawatan anak, dan perawat
semakin pintar.
Kesimpulan:

Perkembangan teknologi dalam pemberian pelayanan berdampak pada


perkembangan telehealth dan telenursing. Telenursing merupakan upaya pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan teknologi informasi dalam keperawatan
untuk memenuhi perawatan pasien, yang melibatkan penggunaan teknologi
komunikasi elektronik dan teknologi informasi untuk menyediakan advice
keperawatan atau untuk mensupport aktifitas keperawatan jarak jauh.
DAFTAR PUSTAKA

----. 2010. Telenursing. Uppsala University: Centre for Research Ethics & Bioethics

Research.

Yahya, B.N. (2001). Sistem Informasi Manufaktur Dalam Kerangka Kerja Sistem

Informasi Manajemen. Jurnal Teknik Industri Vol. 3, No.2, Desember 2001; 80 – 86.

Pajares, F. (2002). Overview of social cognitive theory and of self-efficacy.

Larry Le Fever. 2003. Reengineering a mobile nursing information system.

Proceedings of Student Research Day, CSIS, Pace University, May 9th.

Depkes RI. (2010). Clinical Pathway. Jakarta: Ditjen Bina Pelayanan Medik.

Anda mungkin juga menyukai