Abstrak
telenursing meningkatkan rasa aman perawat dan klien, efisiensi dan efektifitas
waktu, biaya dan kinerja, menurunkan jumlah kunjungan dan lama hari rawat. Implementasi
telenursing berawal dari triase dan perawatan dirumah. Telenursing juga menurunkan
kunjungan ke ruang gawat darurat dan meningkatkan dukungan bagi keluarga yang merawat
orang-orang tercinta di rumah. Untuk para perawat, dengan merawat pasien di rumah dapat
belajar tentang bagaimana cara memaksimalkan teknologi untuk menciptakan sistem yang
baik meningkatkan akses ke perawatan dan berkelanjutan di masa depan.
Kekurangan:
Menurut Amy Peck (2005) ada tiga ketegori dasar hambatan dalam telenursing,
meliputi: perilaku, legislatif, dan teknologi. Hambatan perilaku, ada ketakutan bahwa perawat
akan mendelegasikan tugas ke mesin. Pada awalnya perawat akan resisten terhadap
telenursing akibat kurangnya penguasaan terhadap teknologi informasi dan teknologi
telekomunikasi. Namun dengan adanya pelatihan dan adanya support system, perawat bisa
merasakan manfaat telenursing untuk dirinya dan pasien. Legislasi, telenursing muncul
sebagai issue kebijakan public secara mayor, belum adanya kepastian lisensi tentang
telenursing. Secara teknologi, Elektronik Health Record (EHR) dan standar data mendukung
perkembangan telenursing. Tanpa EHR telehealth tidak bisa bekerja. Ketersediaan system
penyimpanan data pasien kapanpun dan dimanapun provider membutuhkannya.
kelebihan:
Hartford Kathleen dalam penelitiannya tentang “Telenursing and patients’ Recovery
from Bypass” menemukan bahwa aplikasi teknologi telekomunikasi dalam memberikan
pelayanan keperawatan membuat pasien mampu untuk belajar bagaimana merawat dirinya
sendiri, dan ini juga membantu perawat untuk melakukan pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan secara efektif. Selain itu juga memperpendek lama perawatan(5).
Bohnenkamp & Blackett meyatakan bahwa dengan telenursing pasien menunjukkan
kepuasan yang lebih tinggi dan perawat telah meningkatkan pemahaman tentang masalah
yang dialami klien, dan klien merasa lebih nyaman karena sudah diberi informasi oleh
perawat(2). Klien percaya bahwa telenursing membuat perawatan lebih mudah diakses;
mereka lebih suka memanfaatkan telenursing daripada menunggu tatap muka pada saat
kunjungan langsung meskipun klien masih percaya bahwa kunjungan dengan tatap muka
langsung adalah yang terbaik.
Saran:
Pembahasan:
Jurnal utama:
Penerapan teknologi informasi di ruang rawat anak ini diharapkan dapat memfasilitasi
kinerja perawat yang cukup waktu dan tenaga untuk dapat melaksanakan kegiatan
pelayanan keperawatan anak sehari-hari, mendokumentasikan kegiatan dengan benar
dan terinci, tetap dapat memperhatikan prinsip keperawatan anak, dan perawat
semakin pintar.
Kesimpulan:
----. 2010. Telenursing. Uppsala University: Centre for Research Ethics & Bioethics
Research.
Yahya, B.N. (2001). Sistem Informasi Manufaktur Dalam Kerangka Kerja Sistem
Informasi Manajemen. Jurnal Teknik Industri Vol. 3, No.2, Desember 2001; 80 – 86.
Depkes RI. (2010). Clinical Pathway. Jakarta: Ditjen Bina Pelayanan Medik.