Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI 1

Yang dibina oleh


Ibu Dr. Tri Anjaswari Harsono, S. Kp., M.Kep.

POLITEKNIK KESEHATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN
Mei 2021
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK): SOSIALISASI
SESI 1: MEMPERKENALKAN JATI DIRI

A. Latar Belakang
Sosilaisasi adalah kemampuan untuk berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain
(Gail W Stuart, 2007). Penurunan sosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri,
yaitu percobaan untukmenghindari interaksi dengan orang lain. Ketidak mampuan individu
untuk beradaptasi terhadap lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan jiwa.Satu diantaranya
adalah isolasi sosial, supaya dapat mewujudkan jiwa yang sehat, maka perlu adanya
peningkatan jiwa melalui pendekatan secara promotif, preventif dan rehabilitatif agar individu
dapat senantiasa mempertahankan kelangsungan hidup terhadap perubahan – perubahan yang
terjadi pada dirinya maupun pada lingkungannya (Winddyasih, 2008).
Isolasi sosial merupakan masalah keperawatan yang banyak dialami oleh pasien
gangguan jiwa berat. NANDA (2012) mendefiniskan isolasi sosial sebagai suatu pengalaman
menyendiri dari seseorang dan perasaan segan terhadap orang lain sebagai sesuatu yang
negatif atau keadaan yang mengancam. Menurut Townsend (2009) isolasi sosial merupakan
keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap
negatif dan mengancam bagi dirinya. Sebesar 72% klien Skizofrenia mengalami isolasi sosial
dan 64% mengalami penurunan kemampuan pemeliharaan diri (Maramis, 2006). Bobes,et al
(2011) menyatakan 45,8% klien skizofrenia mengalami isolasi sosial.
Sedangkan penelitian yang dilakukan Keliat (2009) menunjukkan perilaku yang sering
muncul pada klien skizofrenia adalah isolasi sosial sebesar 72%. Kondisi klien sering
terabaikan karena tidak secara nyata mengganggu atau merusak lingkungan dan hal ini akan
semakin memperparah isolasi social. Membantu klien menyadari perilaku isolasi sosialnya,
dan melatih klien berinteraksi dengan orang lain secara bertahap dapat dilakukan pada pasien
isolasi sosial. Terapi generalis dalam bentuk kelompok yang dapat diberikan berupa Terapi
Aktivitas Kelompok Sosialisasi.Keliat dan Akemat, (2005) telah melakukan penelitian pada
diagnosis isolasi sosial dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi.Hasilnya
menunjukkan kemampuan sosialisasi klien meningkat secara bermakna.
B. Landasan Teoritis
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok subyek
bersama-sama berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis
atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih (Yoseph, 2011). TAKS (Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi pada subyek mengalami
masalah hubungan sosial (Prabowo,2014). Terapi Aktivitas Kelompok dipercaya sangat
efektif dalam mengatasi masalah sosial pada subyek isolasi sosial (Yoseph, 2011). TAKS
(Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi) dilaksanakan agar subyek dapat melakukan berlatih
sosialisasi dengan individu sekitar secara bertahap mulai dari sesi 1-7 yaitu :

1. Sesi I :Menyebutkan jati diri


2. Sesi II :Menyebutkan jati diri anggota kelompok
3. Sesi III :Bercakap-cakap dengan anggota kelompok
4. Sesi IV :Menyampaikan dan membicarakan topic percakapan
5. Sesi V :Menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain
6. Sesi VI : Bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
7. Sesi VII : Menyampaikan tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan

Menurut Keliat (2005) komponen kelompok terdiri dari delapan aspek, yaitu sebagai
berikut :
1) Struktur Kelompok
Struktur kelompok menjelaskan batasan komunikasi, proses pengambilan keputusan dan
hubungan otoritas dalam kelompok.Struktur kelompok menjaga stabilitas dan membantu
pengaturan pola perilaku dan interaksi.Struktur dalam kelompok diatur dengan adanya
pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu oleh pemimpin, sedangkan keputusan
diambil secara bersama.
2) Besaran Kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang anggotanya berkisar
antara 7-10 orang.Anggota kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua anggota mendapat
kesempatan mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya, jika terlalu kecil tidak
cukup variasi informasi dan interaksi yang terjadi.Pada penelitian yang telah digunakan
adalah menurut teori Keliat dan Akemat yaitu sebanyak 10 orang.
3) Lamanya Sesi
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-45 menit bagi fungsi kelompok yang rendah dan
60-120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi (Keliat, 2005).Biasanya dimulai dengan
pemanasan berupa orientasi, kemudian tahap kerja, dan finishing berupa terminasi.Banyaknya
sesi tergantung pada tujuan kelompok, dapat satu kali atau dua kali perminggu; atau dapat
direncanakan sesuai dengan kebutuhan.
4) Komunikasi
Tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalah mengobservasi dan menganalisa pola
komunikasi dalam kelompok.Pemimpin menggunakan umpan balik untuk memberi kesadaran
pada anggota kelompok terhadap dinamika yang terjadi.
5) Peran Kelompok
Pemimpin perlu mengobservasi peran yang terjadi dalam kelompok.Ada tiga peran dan
fungsi kelompok yang ditampilkan anggota kelompok dalam kerja kelompok, yaitu
maintenance roles, task roles, dan individual role. Maintence role, yaitu peran serta aktif
dalam proses kelompok dan fungsi kelompok. Task roles, yaitu fokus pada penyelesaian
tugas. Individual roles adalah self-centered dan distraksi pada kelompok (Keliat, 2005)
6) Kekuatan Kelompok
Kekuatan (power) adalah kemampuan anggota kelompok dalam mempengaruhi
berjalannya kegiatan kelompok.Untuk menetapkan kekuatan anggota kelompok yang
bervariasi diperlukan kajian siapa yang paling banyak mendengar dan siapa yang membuat
keputusan dalam kelompok.
7) Norma Kelompok
Norma adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok. Pengharapan terhadap perilaku
kelompok pada masa yang akan datang berdasarkan pengalaman masa lalu dan saat ini.
Pemahaman tentang norma kelompok berguna untuk mengetahui pengaruhnya terhadap
komunikasi dan interaksi dalam kelompok. Kesesuaian perilaku anggota kelompok dengan
normal kelompok, penting dalammenerima anggota kelompok. Anggota kelompok yang tidak
mengikuti norma dianggap pemberontak dan ditolak anggota kelompok lain.
8) Kekohesifan
Kekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja sama dalam mencapai tujuan.
Hal ini mempengaruhi anggota kelompok untuk tetap betah dalam kelompok.Apa yang
membuat anggota kelompok tertarik dan puas terhadap kelompok, perlu diidentifikasi agar
kehidupan kelompok dapat dipertahankan.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan,
asal, hobi
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu menyebutkan nama lengkap
b. Klien mampu menyebutkan nama panggilan
c. Klien mampu menyebutkan asal
d. Klien mampu menyebutkan hobby
e. Mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
f. Klien mampu melakukan kontak mata
g. Klien mampu duduk tegak
h. Klien mampu menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
1. Klien mampu mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

D. Sesi yang digunakan/diimplementasikan


Sesi 1 : Memperkenalkan Jati diri

E. Klien
1. Kriteria Klien
a. Penderita kurang berminat atau tidak ada inisiatif untuk mengikuti kegiatan ruangan
b. Penderita sering berada di tempat tidur
c. Penderita menarik diri, kontak sosial kurang
d. Tidak ada inisiatif memulai pembicaraan, menjawab seperlunya, jawaban sesuai
pertanyaan
e. Pasien yang dapat membaca dan menulis
f. Pasien yang sudah dapat menerima trust, mau berinteraksi, sehat fisik
2. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari serta
kemungkinan dilakukan terapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan
c. Membuat kontrak dengan klien, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien,rencana
kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok.

F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klienuntuk
berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Tempat nyaman untuk terapi
c. Peserta dapat mengikuti kegiatan sesuai kontrak / rencana
d. Alat yang digunakan tersedia dan kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer melaksanakan tugas sesuai peran masing-
masing.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalamantisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yangberfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
d. Mampu menyebutkan nama lengkap
e. Mampu menyebutkan nama panggilan
f. Menyebutkan asal tempat
g. Menyebutkan hobi
h. Mampu mempertahankan kontak mata dan duduk tegak
i. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
j. Mengikuti kegiatan hingga selesai

G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klientersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan
pada kegiatan ini

H. Pengorganisasian
SESI I : Klien memperkenalkan jati diri
1. Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Senin, 24 Mei 2021
b. Waktu : Pkl. 08.00 WIB s.d selesai (sesi I)
c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit), Terapi kelompok (20 menit),
Penutup (5 menit)
d. Tempat : TUK Lantai Atas
e. Jumlah klien : 5 orang
2. Tim Terapi
a. Leader : A
Uraian tugas :
1) Melakukan validasi perasaan pasien hari ini
2) Memimpin dalam menginstruksikan terapi aktivitas kelompok
3) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
4) Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
5) Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan dimulai
6) Memberi reinforcement positif
b. Co-leader : D
Uraian tugas :
1) Membantu tugas leader
2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
3) Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
4) Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan
5) Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
c. Observer : N
Uraian tugas :
1) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai akhir
2) Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
3) Mengobservasi perilaku pasien
4) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan
5) Mendampingi peserta TAK
6) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
7) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
d. Fasilitator : P
Uraian tugas :
1) Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
2) Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama TAK
berlangsung
3) Menyiapkan alat/media
4) Mengantisipasi hal – hal diluar rencana
e. Pasien : ….. , …… , ……
f. Metode dan Media
Metode :Diskusi, tanya jawab, bermain peran dan simulai
Media: Handphone/ laptop, speaker, nametag, bola,spidol, kertas
I. Proses Pelaksanaan : Memperkenalkan Jati Diri
1. Tahap Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik kepada klien
2) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur
3) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak :Waktu : 30 menit, Tempat : TUK Lantai Atas, Topik : Perkenalan diri
d. Tujuan aktivitas : klien mampu memperkenalkan diri, hobi, asal tempat
e. Aturan main :
 Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir
 Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin TAK.
2. Tahap Kerja
a. Laptop yang berisi lagu-lagu akan dihidupkan serta bola diedarkan berlawanan dengan
arah jarum jam (yaitu kearah kanan yang sedang memgang bola) dan pada saat music
dihentikan maka anggota kelompok yang memegang bola memperkenalkan dirinya
b. Hidupkan kembali music dan edarkan bola tenis berlawanan dengan arah jarum jam
c. Pada saat music dihentikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran
untuk menyebutkan: salam, nama lengkap, nama panggilan, hobi dan asal. Dimulai dari
terapis sebagai contoh
d. Tulis nama panggilan pada papan nama / kertas dan tempel / pakai
e. Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapatkan giliran
f. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan member tepuk tangan
3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi Respon Subjektif
1) Terapis menyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
3) Mampu menyebutkan nama lengkap
4) Mampu menyebutkan nama panggilan
5) Mampu menyebutkan asal
6) Mampu menyebutkan hobi
b. Evaluasi Respon Obyektif
1. Mampu mempertahankan kontak mata
2. Duduk tegak
3. Mengunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Rencana Tindak Lanjut
1) Terapis menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada
orang lain di kehidupan sehari-hari.
2) Terapis menganjurkan memasukan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal
kegiatan harian.
d. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan berikut yaitu berkenalan dengan anggota kelompok
2) Menyepakati waktu dan tempat

J. Evaluasi dan Dokumentasi


a. Evaluasi Kemampuan Verbal

Nama Pasien
No. Aspek yang dinilai
P1 P2 P3 P4 P5
1. Menyebutkan nama lengkap
2. Menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
JUMLAH

b. Evaluasi Non Verbal

Nama Pasien
No. Aspek yang dinilai
P1 P2 P3 P4 P5
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Menggunakan bahasa tubuh yang
3.
sesuai
4. Mengikuti kegiatan sampai selesai
JUMLAH

Petunjuk:
1) Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan pasien yang ikut TAKS.
2) Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (v) jifa ditemukan pada
klien atau tanda (x) iika tidak ditemukan.
3) Jumlah kemampuan yang ditemukan jika nilai 3 atau 4 pasien mampu, dan iika nilai 0,
1 atau 2 pasien belum mampu

Dokumentasikan kemampuan yang di miliki klien ketika TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti SESI 1 dan SESI 2 TAKS, klien mampu
memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, dan klien mampu memperkenalkan diri pada
klien lain (anggota kelompok) diruang rawat. Dianjurkan klien mampu bercakap-cakap dengan
anggota kelompok (buat jadwal selanjutnya)

K. Evaluasi Sebelum TAKS


a. Evaluasi Kemampuan Verbal

Nama Pasien
No. Aspek yang dinilai
P1 P2 P3 P4 P5
1. Menyebutkan nama lengkap
2. Menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
JUMLAH

b. Evaluasi Non Verbal

Nama Pasien
No. Aspek yang dinilai
P1 P2 P3 P4 P5
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
Menggunakan bahasa tubuh yang
3.
sesuai
4. Mengikuti kegiatan sampai selesai
JUMLAH

Petunjuk:
1) Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan pasien yang ikut TAKS.
2) Untuk tiap pasien, semua aspek dimulai dengan memberi tanda (v) jifa ditemukan pada
klien atau tanda (x) iika tidak ditemukan.
3) Jumlah kemampuan yang ditemukan jika nilai 3 atau 4 pasien mampu, dan iika nilai 0,
1 atau 2 pasien belum mampu

L. Setting Tempat

P1
O P2

F
P3

L
P4
Co.L P5

Keterangan :

L : Leader O : Observer P : Pasien

Co.L :Co. Leader F : Fasilitator


STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

TAK SOSIALISASI SESI 1

MENYEBUTKAN JATI DIRI

A. Vignette (Ilustrasi kasus)


Terapi Aktivitas Kelompok Sosisalisasi (TAK-S) ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa
‘Sejahtera’ beranggotakan 5 orang yaitu ibu-ibu. Disini semua pasien dan perawat sudah
menggunakan nametag di baju masing-masing. Kelompok ini memiliki diagnosa yang sama
yaitu isolasi sosial. Klien menarik diri untuk bersosialisasi. Pada hari ini akan dilakukan
TAK-S sesi 1 yaitu diharapkan klien dapat menyebutkan jati dirinya.
B. Rencana Keperawatan :
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :
1. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
2. Perkenalkan diri dengan sopan
3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
4. Jelaskantujuan pertemuan
5. Jujur dan menepati janji
6. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
C. Tujuan
a. Ekspresi wajah ceria
b. Menunjukkan rasa senang
c. Klien bersedia diajak berjabat tangan
d. Klien bersedia menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi
e. Ada kontak mata
D. Pra Interaksi (Persiapan):
1. Persiapan alat dan bahan
a. Alat
 Laptop/HP
 Musik
 Kursi
b. Bahan
 Bola kecil
 Buku catatan dan bopoin
2. Persiapan Lingkungan
a. Mendesain Tempat TAK, Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran

P1
O P2

F
P3

L
P4

Co.L P5

b. Atur lingkungan aman dan nyaman

Strategi Pelaksanaan Komunikasi (SP-K)

1. Fase Orientasi
A. Salam terapeutik
Leader : “Selamat pagi bapak ibu anggota terapi kelompok, perkenalkan saya perawat A,
disini saya tidak sendiri, silahkan suster memperkenalkan diri.“
CO Leader : “Perkenalkan nama saya perawat D.”
Fasilitator : “Perkenalkan nama saya perawat P.”
Observer : “Perkenalkan nama saya perawat N.”
Leader : “ sekarang silahkan ibu-ibu memperkenalkan diri, dimulai dari sebelah sini "
Pasien 1 : “Kenalkan nama saya S"
Pasien 2 : “Nama saya L"
Pasien 3 : “Nama saya C"
Pasien 4 : “Perkenalkan nama saya T"
Pasien 5 : “Kenalkan nama saya D"

B. Evaluasi dan Validasi


1) Menanyakan perasaan klien saat ini
Leader : “Baik bapak ibu sebelum kita mulai terapi hari ini saya ingin tanya,
bagimana kabar bapak ibu hari ini?”
Seluruh pasien : “Baik.”

C. Kontrak
1) Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan menjelaskan tujuan kegiatan
2) Leader menjelaskan aturan main
3) Lama kegiatan 15 menit
4) Menjelaskan bahwa setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
5) Menyampaikan jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada leader
Leader : “ Ibu-ibu disini kami mau mengajak ibu-ibu melakukan terapi aktivitas
kelompok sesi 1 dengan tujuan agar kita saling mengenal satu sama lain,
agar bisa menambah teman dan ibu-ibu tidak sendirian lagi. Jadi, nanti
akan diputarkan musik lalu bonekanya diputar keliling. Nah nanti saat
musikya berhenti, siapa yang pegang boneka wajib memperkenalkan diri
dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan dan hobi dihadapan
semua yang ada disini.
Nah, nanti kita bermain boneka selama 15 menit, meskipun
sebentar kita harus tetap benar-benar mengikuti permainan ini.
Jadi, nanti kalau mau keluar harus izin dulu ya sama suster.”
Pasien : “Iya.”

2. Fase Kerja
1) Perawat memberikan contoh terlebih dahulu kepada pasien. Perawat menyalakan musik,
memberikan boneka kepada salah satu pasien, menghentikan musik setelah sekian detik,
dan mempersilahkan pasien yang memegang boneka untuk memperkenalkan diri.

Leader : “Baik, sekarang kami beri contoh ya Ibu-Ibu. (memutar lagu)


Ayo dioper bonekanya. (musik berhenti)
Nah, bonekanya berhenti di perawat D, sekarang coba perawat D perkenalan
diri kepada kita semua.”
CO leader : “Baik, hallo semuanya, nama saya DN. Saya biasa dipanggil D, saya
berasal dari Malang dan hobi saya memasak.”
Leader :“Wah hebat ya, perawat D sudah mau memperkenalkan diri, sekarang kita beri
tepuk tangan dulu buat perawat D.”
(seluruhnya tepuk tangan dan perawat memberikan name tag untuk ditempel di dada sebelah kiri
peserta)
Leader :”Sekarang permainan dilakukan oleh ibu-ibu ya.”
Seluruh pasien : “Iya.”
Leader : (memutar musik) “Ayo bonekanya dioperkan.”
“Bonekanya berhenti di ibu S, jadi sekarang silahkan ibu S memperkenalkan
diri.”
Pasien 1 : “Kenalkan nama saya SA, dipanggil S, saya dari malang, saya suka
menyanyi.”
Leader : “Wah hebat, ibu S mau memperkenalkan diri, mari kita beri tepuk tangan untuk
ibu S”
(seluruhnya tepuk tangan)
CO Leader : “Kita mulai lagi ya ibu-ibu” (memutar musik)
“Bonekanya berhenti di ibu L, jadi sekarang silahkan ibu L
memperkenalkan diri.”
Pasien 2 : “Kenalkan nama saya LG, dipanggil L, saya dari malang, saya suka makan.”
Leader : “Wah hebat, ibu L mau memperkenalkan diri, mari kita beri tepuk tangan untuk
ibu L.”
(seluruhnya tepuk tangan)
Leader : “Ibu L suka makan ya?”
Pasien 2 : “Iya (sambil tersenyum malu)”
Leader : “Tidak papa bu asal ibu makan makanan yang sehat dan bergizi. Tapi makan itu
bukan hobi ya bu, hobi itu seperti memasak, bernyanyi, menari, dll”
Pasien 2 : “Saya suka memasak”
Leader :”Wah ibu suka memasak seperti perawat D ya?”
Pasien 2 : “Iya hehe.”
Leader : “Baik, kita mulai lagi ya ibu-ibu.”(memutar musik)
“Bonekanya berhenti di ibu C, jadi sekarang silahkan ibu C memperkenalkan
diri.”
Pasien 3 : ”Baik sus, kenalkan nama saya CP, saya biasa dipanggil C, saya dari malang,
saya suka menjahit.”
Leader : ”Wah hebat, ibu yaya mau memperkenalkan diri, mari kita beri tepuk tangan
untuk ibu C.”
CO Leader : ”Kita mulai lagi ya ibu-ibu.” (memutar musik)
“Bonekanya berhenti di ibu T, jadi sekarang silahkan ibu T
memperkenalkan diri”
Pasien 4 : (Diam)
Fasilitator 1 : “Ayo ibu T memperkenalkan diri.”
Pasien 4 : “Tidak mau sus” (menggelengkan kepala)
Fasilitator 1 : “Ibu T kenapa tidak mau memperkenalkan diri?”
Pasien 4 : “Tidak mau sus, mereka tidak mau berkenalan dengan saya”
Fasilitator 1 : “Kenapa ibu T berfikiran seperti itu? Ibu-ibu disini menunggu ibu untuk
berkenalan loh, coba kita tanya”
CO Leader : “ibu-ibu, tadi ibu T bilang kalau ibu-ibu disini tidak mau kenalan, sekarang
saya tanya ibu-ibu mau nggak kenalan sama ibu T?”
(pasien 1,2,3,5) : “mau sus”
Fasilitator 1 :”Tuh, ibu-ibu yang lain mau kenalan dengan ibu T, mereka sudah
menunggu ibu T untuk berkenalan. Ayo sekarang ibu T memperkenalkan
diri.”
Pasien 4 : ”Yaudah sus, nama saya TS, saya suka dipanggil T, asal saya malang, hobi
saya berkebun.”
CO Leader : ”Wah ibu T hebat ya, ibu T sudah kenalan sama ibu-ibu yang lain, jadi ibu-
ibu yang lain tidak boleh menjauhi ibu T lagi, kita disini semua berteman
ya ibu-ibu. Sekarang kita beri tepuk tangan untuk ibu T.”
(seluruhnya tepuk tangan)
Leader : ”Oke, dilanjut lagi ibu-ibu.” (memutar musik)
“Bonekanya berhenti di ibu D, jadi sekarang silahkan ibu D memperkenalkan
dirinya.”
Pasien 5 : ”Kenalkan nama saya DR, dipanggil D, saya dari bogor, saya hobi memasak.”
Leader :”Wah ibu D mau memperkenalkan diri, berarti ibu D hebat ya, mari kita beri
tepuk tangan untuk ibu D”
(seluruhnya tepuk tangan)
Leader : “Wah ternyata Ibu-Ibu hebat ya. Ibu-Ibu sudah mau memperkenalkan diri
masing-masing.”

2) Fase terminasi
A. Evaluasi (Subyektif dan Obyektif)
1) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

Leader : ”Nah baik, sekarang bagaimana perasaan ibu-ibu setelah berkenalan dengan
teman-temannya disini?”
Seluruh pasien : “Senang.”
Leader : “Bapak/Ibu semuanya telah melakukan kegiatan dengan baik sekali dan
semuanya sudah mampu untuk memperkenalkan diri masing-masing sehingga
kegiatan kita berhasil.”

B. Rencana tindak lanjut


1) Leader meminta klien untuk lebih saling mengenal satu sama lain.

Leader :”Sekarang ibu-ibu sudah kenal satu saa lain, jadi nanti bisa ngobrol bareng,
bermain bareng dan tukar cerita masing-masing, jadi gausah malu-malu lagi
karena kita semua disini sudah berteman. Saya berharap ibu-ibu lebih
mengenal satu sama lain sehingga lebih akrab.”
Seluruh pasien : “Iyaa.”

2) Kontrak yang akan datang


1) Menyepakati TAK 2: Menyebutkan jati diri anggota kelompok
2) Menyepakati waktu dan tempat untuk terapi selanjutnya.
3) Mengakhiri kegiatan hari ini.

Leader : ”Besok kita akan berkumpul di ruang ini lagi untuk melakukan Terapi aktivitas
kelompok: menyebutkan jati diri anggota kelompok. Jadi ibu-ibu akan
menyebutkan identitas temannya. Bagaimana jika kegiatan besok juga
dilakukan pukul 08.00?”

Seluruh Pasien : “Iya, tidak apa-apa.”

Co Leader : ”Baik terimakasih atas waktunya. Saya akhiri kegiatan hari ini. Ibu-ibu
boleh kembali ke ruangan masing-masing. Jangan lupa besok membawa
papan namanya. Selamat Pagi.”

Anda mungkin juga menyukai