Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas
dalam asuhan keperawatan khususnya dalam memberikan tindakan
keperawatan jiwa, terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi yang
dilakukan oleh perawat kepada sekelompok klien yang memiiliki masalah
keperawatan jiwa yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan
kelompok sebagai target asuhan. Kelompok adalah kumpulan yang memilki
hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung, dan mempunyai norma
yang sama (Stuart dalam Kelitat, 2009). Anggota kelompok mungkin datang
dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya,
seperti agresif, tajut, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan,
kesukaan, dan menarik. Semua kondisi ini akan memengaruhi dinamika
kelompok, ketika anggota kelompok member dan menerima umpan balik yang
berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulisan makalah ini berjudul tentang Terapi Aktivitas Kelompok
yang bertujuan untuk memenuhi tugas Asuhan Keperawatan Jiwa.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Pengertian TAK
b. Untuk mengetahui Fungsi TAK
c. Untuk mengetahui Tujuan TAK
d. Untuk mengetahui Kerangka Teoritis Kelompok
e. Untuk mengetahui Komponen dan Perkembangan Kelompok
f. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi Kelompok
g. Untuk mengetahui Pengorganisasian Kelompok
h. Untuk mengetahui Jenis-jenis TAK
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Terapi Kelompok adalah psikoterapi yang dilakukan pada sekelompok
klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain dipimpin oleh
seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih. (Direktorat
Kesehatan Jiwa). Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi sensori adalah upaya
untuk menstimulasi semua pancaindera (sensoori) agar memberi respon yang
adekuat (Keliat, 2009).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien
mengalami perubahan persepsi sensori, merasakan sensasi palsu berupa suara-
suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, dan penghirup.

B. Tujuan
Tujuan Umum:
a. Meningkatkan kemampuan uji realitas
b. Membentuk sosialisasi
c. Meningkatkan fungsi psikologis : meningkatkan kesadaran tentang
hubungan antara reaksi emosional dengan perilaku defensive
d. Membangkitkan motivasi bagi kemampuan fungsi kognitif dan afektif

Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan identitas diri
b. Menyalurkan emosi
c. Keterampilan hubungan social

Tujuan Rehabilitatif:
a. Meningkatkan kemampuan hidup mandiri
b. Soialisasi di tengah masyarakat
c. Empati
d. Meningkatkan pengetahuan problema hidup dan penyelesaian.

PREPLANNING TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK(TAK)


TAK STIMULASI PERSEPSI: HALUSINASI

Sesi 1: Mengenal Halusinasi


A. TOPIK
TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Sesi 1: Mengenal halusinasi
B. TUJUAN
1. Klien dapat mengenal halusinasi.
2. Klien mengenal waktu terjadi halusinasi.
3. Klien mengenal situasi terjadi halusinasi.
4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
C. KRITERIA KLIEN
Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori
persepsi: halusinasi.
D. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
Hari/tanggal : kamis,, 1 November 2018
Waktu Pelaksanaan : Pukul 09.00 - 09.30 (30 menit)
Pembukaan : 5 menit
Inti : 20 menit
Penutup : 5 menit
Tempat : Ruang Senna RSJD Surakarta

Pembagian Tugas
 1 Leader :
 1 Co Leader :
 2 Observer :
 2 Fasilitator :
E. METODE
1. Diskusi dan Tanya jawab
2. Bermain peran/ simulasi.
F. ANTISIPASI MASALAH
1. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
2. Lama kegiatan 30 menit
3. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasiterhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
a. 100% klien dapat mengenal halusinasi.
b. 98 % klien mengenal waktu terjadi halusinasi.
c. 95 % klien mengenal situasi terjadi halusinasi.
d. 95 % klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
H. PROSES EVALUASI
1. Observer mengobservasi & mencatat respon anggota (klien)
2. Observer mencatat semua proses yg terjadi& semua perubahan perilaku
anggota (klien)
3. Observer memberikan umpan balik pada kelompok
I. MEDIA/ALAT
1. Spidol
2. Kertas HVS
3. Tikar
J. SETTING
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

Keterangan :
: Leader

: Co Leader

: Observer

: Pasien
: Fasilitator

K. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi (contoh : klien dengan perubahan
sensori persepsi: halusinasi)
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat, tempat dan setting pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi dan validasi: menanyakan perasaan klien saat ini Menanyakan
apakah klien masih mendengar suara-suara
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
mengenal suara-suara yang datang
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
(a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
(b) Lama kegiatan 30 menit.
(c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

d. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu
mengenal suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya,
waktu terjadinya dan perasaan klien saat terjadi.
b. Putar music edarkan bola searah jarum jam, apabila music
berhenti klien yang memegang balon terakhir dianjurkan untuk
menceritakan isi halusinasi, kapan tejadinya, situasi yang
membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi,
lakukan hingga semua peserta mendapat giliran.
c. Hasilnya tulis di kertas HVS
d. Beri pujian ketika klien melakukannya dengan baik.
e. Kasih kesempatan klien lain untuk bertanya
f. Ulangi kegiatan tsb sampai semua anggota mendapat giliran
g. Simpulkan isi,waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien
dari suara yang biasa didengar.
h. Beri reinforcement positif

e. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindaklanjut
Terapis meminta klien melaporkan isi, waktu, situasi, dan
perasaannya jika terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara menggontrol
halusinasi dengan patuh minum obat
2) Menyepakati waktu dan tempat.
.

L. EVALUASI DAN DOKUMENTASI


Sesi 1 :
Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Kemampuan mengenal halusinasi
Menyebut Menyebut Menyebut
Nama Menyebut isi
No waktu terjadi situasi terjadi perasaan saat
klien halusinasi
halusinasi halusinasi halusinasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi,
waktu, situasi dan perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda √ jika klien
mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.
 Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi
halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
Sesi 2 : Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat

A. TOPIK
TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Sesi 3: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat
B. TUJUAN
1. Klien memahami pentingnya minum obat
2. Klien memahami akibat tidak minum obat
3. Klien dapat menyebutkan 6 benar minum obat
C. METODE
1. Diskusi tanya jawab
2. Melengkapi jadwal harian
D. ANTISIPASI MASALAH
1. Jika ada peserta yang hendak keluar dari kelompok maka harus izin
terlebih dahulu kepada terapis, kemudian terapis menanyakan siapa
namanya dan alasannya mengapa keluar dari ruangan, kemudian terapis
akan bertanya kepada anggota kelompok lain boleh/tidak klien tersebut
keluar dari ruangan.
2. Apabila ada anggota kelompok lain di luar yang ingin mengikuti TAK
maka leader akan meminta persetujuan dari semua anggota kelompok
boleh/ tidak klien tersebut masuk ke dalam anggota kelompoknya.
3. Jika diperbolehkan maka leader akan menjelaskan tujuan terapi dan
peraturan yang hams dipatuhi oleh semua anggota kelompok.
E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planing TAK sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya
kegiatan.
b. Alat dan tempat siap.
c. Perencanaan penentuan terapi aktifitas kelompok sesuai dan tepat.
d. Sudah dibentuknya struktur organisasi atau pembagian tugas.
e. Terapis dan klien siap.
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
b. Peserta mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah
direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % Klien dapat menyebutkan 6 benar minum obat, keuntungan
minum obat, dan akibat tiak minum obat.
b. 95 % Klien dapat menyebutkan 6 benar minum obat dan
menyebutkan keuntungan minum obat.
c. 90% Klien dapat menyebutkan 6 benar minum obat.
F. PROSES EVALUASI
1. Observer mengobservasi & mencatat respon anggota (klien)
2. Observer mencatat semua proses yg terjadi& semua perubahan perilaku
anggota (klien)
3. Observer memberikan umpan balik pada kelompok
G. MEDIA/ALAT
1. Spidol dan whiteboard/papan tulis
2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen
3. Beberapa contoh obat
H. SETING
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang.
I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 2
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2 . Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah di pelajari/ ( mengardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan terarah dan bercakap-cakap )
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap dan minum obat.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
ijin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang
b. Terapis menjelaskan kerugian bila tidak patuh minum obat.
c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan
waktu
d. memakannya. Buat daftar di whiteboard
e. Menjelaskan lima benar minum obat
f. Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obat
g. Berikan pujian pada klien yang benar
h. Diskusikan perasaan klien sebelum minum obat (tulis di
whiteboard)
i. Diskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (whiteboard)
j. Menjelaskan keuntungan minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah
k. halusinasi/kambuh
l. Menjelaskan akibat/kerugian tidak minum obat,yaitu halusinasi
kambuh
m. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan kerugian
minum atau tidak minum obat.
n. Berikan pujian bila benar.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah
dilatih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi
yaitu, menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap
dan minum obat
c. Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara menggontrol
halusinasi dengan menghardik
b. Menyepakati waktu dan tempat.
J. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Sesi 2
Stimulasi persepsi : Halusinasi
Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

Menyebutkan Menyebutkan
Nama Menyebutkan 6 benar
No keuntungan akibat tidak patuh
Klien cara minum obat
minum obat minum obat

1 Syaiful
2 Eko Nur
3 Wahid
4 Habibi
5 Sumarno
6
7
8

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan 6 benar
cara minum obat, manfaat dan akibat tidak minum obat beri tanda √ jika
klien mampu dan tanda X jika klien tidak mampu.
 Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi sesi 3. Klien mampu menyebutkan 6 benar minum
obat, manfaat dan akibat bila tidak patuh minum obat. Anjurkan klien
minum obat dengan cara yang benar.
Sesi 3 : Mengontrol halusinasi dengan menghardik
B. TOPIK
TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Sesi 2: Mengontrol halusinasi dengan menghardik
C. TUJUAN
1. Klien dapat menjelaskan cara selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
D. KRITERIA KLIEN
Klien dengan halusinasi yang sudah mengenal halusinasi
E. METODE
1. Diskusi dan tanggung jawab
2. Bermain peran / stimulasi
F. ANTISIPASI MASALAH
1. Jika ada peserta yang hendak keluar dari kelompok maka harus izin terlebih
dahulu kepada terapis, kemudian terapis menanyakan siapa namanya dan
alasannya mengapa keluar dari ruangan, kemudian terapis akan bertanya
kepada anggota kelompok lain boleh/tidak klien tersebut keluar dari ruangan.
2. Apabila ada anggota kelompok lain di luar yang ingin mengikuti TAK maka
leader akan meminta persetujuan dari semua anggota kelompok boleh/ tidak
klien tersebut masuk ke dalam anggota kelompoknya.
3. Jika diperbolehkan maka leader akan menjelaskan tujuan terapi dan
peraturan yang hams dipatuhi oleh semua anggota kelompok.
G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planing TAK sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan.
b. Alat dan tempat siap.
c. Perencanaan penentuan terapi aktifitas kelompok sesuai dan tepat.
d. Sudah dibentuknya struktur organisasi atau pembagian tugas.
e. Terapis dan klien siap.
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
b. Peserta mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah
direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % Klien dapat menjelaskan cara selama ini dilakukan untuk
mengatasi halusinasi
b. 95 % Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi
c. 90% Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
H. PROSES EVALUASI
1. Observer mengobservasi & mencatat respon anggota (klien)
2. Observer mencatat semua proses yg terjadi& semua perubahan perilaku
anggota (klien)
3. Observer memberikan umpan balik pada kelompok
I. MEDIA/ALAT
1. Tikar
2. Botol
3. Jadwal kegiatan klien
C. SETTING
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien.yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat, tempat dan setting pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi dan validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu,
situasi, dan perasaan
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
dengan latihan salah satu cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
(a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
(b) Lama kegiatan45 menit.
(c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
(d) Putar music yang asik sebagai back sound, cara permainan yang
akan dilakukan pada sesi ke 2 yaitu memutar botol untuk
menunjuk salah satu pasien untuk melakukan cara menghardik
halusinasi, caranya botol ditidurkan laku diputar dan siapa yang
tertujuk dengan botong bagian atas maka dialah yang akan
mempraktikan cara menghardik.
3. Tahap kerja
a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukanya pada saat
mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua
klien mendapat giliran
b. Terapis mempersiapkan botol ditengaah-tengah peserta yang mengikuti
TAK, botol dimiringkan, botol siap untuk diputar. Terapis memutar botol
tersebut, hingga botol berhenti dan botol bagian atas menunjuk kepada
salah satu peserta maka peserta itulah yang akan maju dan
memperagakan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.
c. Hasilnya tulis di kertas HVS
d. Beri pujian ketika klien melakukannya dengan baik.
e. Kasih kesempatan klien lain untuk bertanya
f. Ulangi kegiatan tsb sampai semua anggota mendapat giliran
g. Simpulkan isi,waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara
yang biasa didengar.
h. Beri reinforcement
i. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul
j. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu: "pergi
janggan ganggu saya, kamu palsu"
k. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi dimulai dari klien yang mau mendapat giliran pertama jika
tidak mau maka terapis menunjuk klien sampai semua peserta
mendapatkan giliran
l. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan
saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul
2) Memasukan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datng
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap
- cakap
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.
E. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Sesi 3 :
Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Kemampuan menghardik halusinasi
No Aspek yang dinilai Nama klien
Syaiful Eko Wahid Habibi Sumarno
1. Menyebutkan cara oo
yang selama ini
digunakan mengatasi
halusinasi
2. Menyebutkan
efektivitas cara
3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
4. Memperagakan
menghardik
halusinasi

Petunjuk:
a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang
biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang
digunakan, cara mengatasi halusinasi dengan menghardik dan
memperagakan cara menghardik halusinasi. Beri tanda √ jika klien
mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.
 Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik
halusinasi, anjurkan klien mengguanakannnya jika halusinasi muncul.
Sesi 4 : Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap

A. TOPIK
TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Sesi 4: Mengontrol Halusinasi dengan Bercakap cakap
B. TUJUAN
1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi
C. METODE
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/stimulasi
D. ANTISIPASI MASALAH
1. Jika ada peserta yang hendak keluar dari kelompok maka harus izin terlebih
dahulu kepada terapis, kemudian terapis menanyakan siapa namanya dan
alasannya mengapa keluar dari ruangan, kemudian terapis akan bertanya
kepada anggota kelompok lain boleh/tidak klien tersebut keluar dari
ruangan.
2. Apabila ada anggota kelompok lain di luar yang ingin mengikuti TAK
maka leader akan meminta persetujuan dari semua anggota kelompok
boleh/ tidak klien tersebut masuk ke dalam anggota kelompoknya.
3. Jika diperbolehkan maka leader akan menjelaskan tujuan terapi dan
peraturan yang hams dipatuhi oleh semua anggota kelompok.
E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planing TAK sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan.
b. Alat dan tempat siap.
c. Perencanaan penentuan terapi aktifitas kelompok sesuai dan tepat.
d. Sudah dibentuknya struktur organisasi atau pembagian tugas.
e. Terapis dan klien siap.
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
b. Peserta mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah
direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % Klien dapat menyebutkan orang yang diajak bicara,
memperagakan percakapan. Dan menyebutkan 3 cara mengontrol dan
mencegah halusinasi.
b. 95 % Klien dapat menyebutkan orang yang diajak bicara, memperagakan
percakapan.
c. 90% Klien dapat menyebutkan orang yang diajak bicara.
F. PROSES EVALUASI
1. Observer mengobservasi & mencatat respon anggota (klien)
2. Observer mencatat semua proses yg terjadi& semua perubahan perilaku
anggota (klien)
3. Observer memberikan umpan balik pada kelompok
G. MEDIA/ALAT
1. Spidol dan whiteboard/papan tulis
2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen
3. Beberapa contoh obat
H. SETING
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang.
I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 3
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Menayakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara
yang
3) telah di pelajari (mengardik, menyibukkan diri dengan kegiatan
4) terarah ) untuk mencegah halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap.
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta ijin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mengontrol dan mencegah halusinasi
b. Terapis meminta tiap tiap klien untuk menyebutkan orang yang
biasa dan bisa diajak bercakap-cakap.
c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang
biasa dan bisa dilakukan
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu
muncul ”suster ada suara di telinga saya pengen ngobrol sama
suster saja”
e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan
orang di sebelahnya
f. Berikan pujian atas keberhasilan klien
g. Ulangi e dan f sampai semua klien giliran.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah di
latih
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi
yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan terjadwal
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat
J. EVALUASI DAN DOKUMENTASI
Sesi 4
Stimulasi persepsi: halusinasi
Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

Nama klien
NO Aspek yang dinilai
Syaiful Eko N Wahid Habibi Sumarno
1 Menyebutkan orang
yang diajak bicara
2 Memperagakan
percakapan
3 Menyebutkan tiga
cara mengontrol dan
mencegah halusinasi

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan orang
yang biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal
kegiatan harian,dan menyebutkan 3 cara mencegah halusinasi, beri tanda √
jika klien mampu dan tanda X jika klien tidsak mampu.

 Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan
proses keperawatan tiap klien. contoh klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi sesi 4. Klien mampu memperagakan bercakap-cakap
dengan orang lain. Anjurkan klien untuk melakukan percakapan kepada
klien dan perawat untuk mencegah halusinasi.
Sesi 5: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan Terjadwal

A. TOPIK
TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi
Sesi 5: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan Terjadwal
B. TUJUAN
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi
C. METODE
1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran/stimulasi
D. ANTISIPASI MASALAH
1. Jika ada peserta yang hendak keluar dari kelompok maka harus izin terlebih
dahulu kepada terapis, kemudian terapis menanyakan siapa namanya dan
alasannya mengapa keluar dari ruangan, kemudian terapis akan bertanya
kepada anggota kelompok lain boleh/tidak klien tersebut keluar dari
ruangan.
2. Apabila ada anggota kelompok lain di luar yang ingin mengikuti TAK
maka leader akan meminta persetujuan dari semua anggota kelompok
boleh/ tidak klien tersebut masuk ke dalam anggota kelompoknya.
3. Jika diperbolehkan maka leader akan menjelaskan tujuan terapi dan
peraturan yang hams dipatuhi oleh semua anggota kelompok.
E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Pre planing TAK sudah siap satu hari sebelum dilaksanakannya kegiatan.
b. Alat dan tempat siap.
c. Perencanaan penentuan terapi aktifitas kelompok sesuai dan tepat.
d. Sudah dibentuknya struktur organisasi atau pembagian tugas.
e. Terapis dan klien siap.
2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat bisa digunakan sesuai rencana.
b. Peserta mau atau bersedia untuk melakukan kegiatan yang telah
direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
a. 100 % Klien dapat menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan,
memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan, mampu menyusun jadwal
kegiatan harian.
b. 95 % Klien dapat menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukasn,
memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan.
c. 90% Klien dapat menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan.
F. PROSES EVALUASI
1. Observer mengobservasi & mencatat respon anggota (klien)
2. Observer mencatat semua proses yg terjadi& semua perubahan perilaku
anggota (klien)
3. Observer memberikan umpan balik pada kelompok
G. MEDIA/ALAT
1. Jadwal kegiatan harian
2. Bolpoint
3. Spidol dan whiteboard/papan tulis
H. SETING
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang.
I. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi 4
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Terapis menyakan keadaan klie saat ini
2) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang telah di
pelajari
3) Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara
menghadrik halusinasi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu terjadinya halisinasi
2) dengan melakukan kegiatan
3) Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
ijin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara keempat yaitu melakukan kegiatan
sehari- hari. Jelaskan bahwa dengan melakukan kegiatan yang
teratur akan mencegah munculnya halusinasi
b. Terapis meminta tiap-tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa
dilakukan sehari-hari dan tulis di whiteboard
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan.terapis menulis
formulir yang sama di whiteboard
d. Terapis membimbinng satu persatu klien untuk membuat jadwal
kegiatan, dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien
menggunakan formulir dan terapis menggunakan whiteboard
e. Tertapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah di susun.
f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang
sudah selesai membuat jadwal kegiatan dan memperagakannya.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun
jadwal kegiatan dan memperagakanya
2) Tearpis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.

J. EVALUASI DAN DOKUMENTASI

SESI 5
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
Kemampuan Mencegah Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan

ASPEK YANG NAMA KLIEN


NO
DINILAI Syaiful Eko Nur Wahid Habibi
1 Menyebutkan
kegiatan yang biasa
dilakuakan
2 Mempergakan
kegiatan yang biasa
dilakukan
3 Menyusun jadwal
kegiatan harian
4 Menyebutkan 2 cara
mengontrol halusinasi
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan
harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah stau kegiatan,
menyusun jadwal kegiatan harian dan menyebutkan 2 cara mencegah
halusinasi, beri tanda √ jika klien mampu dan tanda X jika klien tidsak
mampu.
 Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan
proses keperawatan tiap klien. contoh klien mengikuti TAK stimulasi
persepsi: halusinasi sesi 5. Klien mampu memperagakan kegitan harian
dan menyusun jadwal. Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan untuk
mencegah halusinasi.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep. (2009).
Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Keliat & Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC
Priyono, Hendro. 2015. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Model Psikodrama
terhadap Perubahan Tingkat Kecemasan Lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Ilomata Kota Gorontalo. Gorontalo: FIKK Universitas Gorontalo
Purwaningsih, Wahyu & Ina. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
Purwanto, Teguh. 2015. Buku Ajar Keperawatan jiwa. Yogyakarta: Pustaka
Belajar

Anda mungkin juga menyukai