PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle
range theory dan beberapa teori didalamnya yang dikembangkan oleh
beberapa tokoh keperawatan.
C. Sistematika Penulisan
Dalam makalah ini akan dibahas:
1. Definisi Middle Range Theories.
2. Perbandingan dengan Level Teori yang lain.
3. Theory of sustenal imperatives.
Pengelompokan Teori :
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
3
middle range theory, mendefinisikan teori ini sebagai sesuatu yang minor
tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.
Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan
mengemukakan middle range theory jika dibandingkan dengan
grandtheory:
1. ruang lingkupnya lebih sempit
2. lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
3. terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
4. merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/
terbatas
5. lebih dapat diuji secara empiris
6. lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik
C. Pengelompokan Teori
Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan
oleh beberapa penyusun buku menurut:
1. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theories
ke dalam tipe-tipe :
a. Tipe fisiologis
b. Tipe kognitif
c. Tipe emosional
d. Tipe sosial
e. Tipe integrative
2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:
a. Illnesstrajectory (Wiener&Dodd, 1993)
b. Tidal Model (PhilBarker, 2001)
c. Comfort (Kolcaba, 1992)
d. Peacefullendoflife (Ruland& More, 1998) dan sebagainya.
4
i. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
j. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering
secara induktif menggunakan studi kualitatif
k. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak
merupakan hal ilmiah yang menarik
l. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
m. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
n. Mid-rangetheory tumbuh langsung dari praktik.
2. Menurut Meleis, A. I. (1997) :
a. Ruang lingkup terbatas,
b. Memiliki sedikit abstrak,
c. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
d. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)
3. Menurut Whall (1996) :
a. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan.
b. Mudah diterapkan
c. Bisa diterapkan pada berbagai situasi
d. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat
5
berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini sangat jelas ketika kita
membandingkan seberapa sering Middle Range Teori dan Grand Teori
dikutip dalam literatur penelitian keperawatan. Dari 173 penelitian,
yangdiidentifikasi menggunakan teori adalah 79 (45%). Dan dari 79
penelitian tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar
menggunakan teori keperawatan dan 54 lainnya menggunakan
mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan kebanyakan dari ilmu psikologi.
6
stimulasi. Jhonson mencatat bahwa sistem biologis dan semua sistem
hidup lainnya memiliki persyaratan yang sama (Alligood, 2014).
Peraturan atau kontrol Hubungan antara subsistem prilaku harus
diatur dalam model sehingga tujuannya dapat dicapai. pengaturan ini
menyiratkan bahwa penyimpangan akan terdeteksi dan terkoreksi. Oleh
karena itu, umpan balik merupakan alat control yang efectif dan
merupakan self-regulation klien. perawat juga dapat bertindak sebagai
kekuatan eksternal untuk menjaga keutuhan dan integrasi perilaku klien
secara optimal dalam situasi sakit atau dalam kondisi di mana perilaku
merupakan ancaman bagi kesehatan (Alligood, 2014).
Tekanan Konsep tekanan didefinisikan sebaga kondisi ketegangan
dan dapat dilihat sebagai produk akhir dari gangguan keseimbangan.
Ketegangan merupakan adaptasi konstructif dan dapat berupa menjadi
destruktif dimana penggunaan energy tidak efektif, menghambat adaptasi
dan berpotensi menyebabkan kerusakan struktur. Ketegangan merupakan
tanda gangguan keseimbangan (Jhonson, 1961 dalamAlligood, 2014).
Stressor Stimulasi internal dan ekternal menghasilkan ketegangan
dan mengakibatkan ketidakstabilan yang disebut dengan stressor. Stimulus
mungkin positif dalam diri seseorang atau negative bila sesuatu yang
diinginkan tidak terpenuhi. Stimulus baik endogen maupun exogen
memainkan satu atau lebih peranan dalam system terbuka yang saling
terkait. Sistem terbuka yang saling terkait merupakan pertukaran yang
konstan. Sistem terbuka yang saling terdiri dari psikologi, personilaty, dan
kelompok kecil (keluarga) dan system social yang luas. (Jhonson, 1961
dalam Alligood, 2014).
Masing-masing sub sistem tersebut dapat dijabarkan kembali
dalam 2 elemen yaitu elemen struktur dan kebutuhan fungsional. Elemen
struktur meliputi 4 bagian yaitu tujuan, tindakan, pilihan dan perilaku.
Tujuan mengacu pada motivasi untuk melakukan suatu tindakan atau
merupakan stimulasi untuk bertindak. Tujuan individu pada tiap sub
sistemnya dapat berbeda tergantung pada nilai dan kekuatan individu
tersebut. Komponen stuktur ini tidak dapat diobservasi langsung, namun
dapat diamati dari tindakan atau perilaku individu (Alligood & Tomey,
2010 ; Fawcett, 2006).
Elemen struktur yang kedua adalah pengaturan yaitu
kecenderungan untuk bertindak dalam tindakan tertentu pada situasi-
situasi tertentu. Pengaturan ini hanya berkembang sekali dalam masa
hidup seorang manusia, dan relative stabil di sepanjang rentang kehidupan.
Formasi pengaturan ini dipengaruhi oleh norma sosial, kultur, keluarga,
nilai-nilai, dan persepsi (Alligood & Tomey, 2010 ; Fawcett, 2006).
7
Elemen struktur ketiga adalah pilihan yang merupakan perilaku
alternative yang dapat dipilih oleh individu pada situasi-situasi tertentu.
Menurut Johnson, individu jarang menggunakan seluruh alternative
tindakan tersebut, individu cenderung untuk menggunakan satu pilihan
tindakan yang lebih disukai. Apabila tindakan tersebut tidak berhasil
menyelesaikan masalah, barulah individu mempertimbangkan alternative
lain (Alligood & Tomey, 2010 ; Fawcett, 2006).
Elemen struktur yang keempat adalah tindakan yaitu perilaku yang
dapat diamati dari seseorang atau perilaku yang terorganisasi dan terpola
dari seseorang pada situasi tertentu. Perilaku tersebut berkembang dan
dimodifikasi seiring dengan pendewasaan, pengalaman dan pembelajaran
(Alligood & Tomey, 2010 ; Fawcett, 2006).
8
BAB 3
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range
teori adalah suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret dari pada
Grand Teori, karena pada Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari
disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem adaptif, defisit perawatan
diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang kerangkanya
terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena
abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas,
memiliki sejumlah varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-
Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.
Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan
bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.
Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range
teori dapat digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable
yang spesifik misalnya kita ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener
dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi kualitatif yang dilakukan pada khusus
penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang mengkhususkan teori
pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.
Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.
Teori ini menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek
keperawatan. Kajian analisis teori transendensi-diri menjelaskan bagaimana
penuaan atau mendorong kerentanan manusia melampaui batas-batas untuk diri
intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada koneksi dengan
orang lain dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu, sekarang,
9
dan masa depan, dan transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik
realitas. Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan,
salah satu dari diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji
dalam penelitian dan digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan
ekspansi MiddleRange Teori memperkaya disiplin ilmu keperawatan.
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek
yang menjadi catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada
lingkaran tengah, semi konsep semi praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas
mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah lebih mendekati praktik
klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini dapat
kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang
menyatakan Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu
diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun
lebih mudah diaplikasikan ke dalam praktik dibandingkan dengan Grand Teori.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M.R. (2014). Nursing theorist and their works (8th ed.). St Louis:
Mosby Elsevier Inc.
11