Anda di halaman 1dari 21

Makalah Komunikasi

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN ANAK DAN REMAJA

Di Susun
Oleh Kelompok 1:

1. Dedek Irwanto (13404320029) 11. Intan Nadia (13404320113)

2. Dian Marli (13404320034) 12. Jerry Amanna (13404320119)

3. Putri Maqfira (13404320174) 13. Nadiatul Hikmah (13404320149)

4. Adilla Aulia (13404320003) 14. Raudhatul Jannah (13404320187)

5. Arasi Maulana (13404320017) 15. Rasmi (13404320186)

6. Dina Arifina (13404320035) 16. Nailus surura (13404320153)

7. Fuji Yani (13404320048) 17. Nursyakira (13404320163)

8. Hafizatul Miza (13404320049) 18. Putri Viyatawida (13404320177)

9. Ikhlas Lahadi (13404320107) 19. M. Farhan Athaya (13404320128)

10. Intan Farhati (13404320112)

Dosen Pembimbing

Ns. Eri Riana Pertiwi, M.Kep

PROGRAM STUDI DIPLOMA (D3) AKADEMI KEPERAWATAN

KESEHATAN DAERAH MILITER (AKPER KESDAM)

ISKANDAR MUDA BANDA ACEH


TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt. Yang mana atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah kita
masih diberikan umur dan kesempatan untuk mengerjakan aktifitas kita sehari-hari, dan
kelompok 1 dapat menyelesaikan tugas makalah komunikasi yang berjudul “Komunikasi
Terapeutik Pada Pasien Anak Dan Remaja”.
Dan tidak lupa pula kita sanjung sajikan selawat berbingkaikan salam kepangkuan nabi

besar kita nabi Muhammad saw. Yang mana telah menuntun kita dari alam kebodohan

kealam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Kepada ibu Ns. Eri Riana Pertiwi, M.Kep kelompok 1 mengucapkan ribuan terima

kasih karena beliau lah yang telah bersusahpaya membimbing dan mendidik kami untuk

mengerjakan tugas makalah ini hingga tugas makalah ini selesai.

Dan buat kelompok-kelompok lain, kelompok 1 juga mengucapkan terimakasih karena

telah mau mendengarkan dan berpartisipasi dalam diskusi ini, kelompok 1 menyadari

bahwasannya pemahaman dan pengetahuan kami masih belum ada apa-apanya dan dalam

penulisan makalah ini mungkn terdapat banyak kesalahan, kelompok 1 meminta kritik dan

saran yang dapat membangun atau memotivasi kelompok 1 untuk bisa lebih baik lagi karena

kelompok 1 masih dalam proses pembelajaran.

Banda Aceh, 18 Januari 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan Penulisan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................4
A. Pengertian komunikasi terapeutik............................................................4
B. Komunikasi terapeutik pada anak dan remaja..........................................5
C. Teknik komunikasi pada anak..................................................................8
D. Cara berkomunikasi dengan anak............................................................11
E. Cara berkomunikasi dengan orang tua anak............................................12
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada anak.....................14
G. Tahapan komunikasi pada anak...............................................................16
BAB III PENUTUP...........................................................................................18
A. Simpulan..................................................................................................18
B. Saran .......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu proses seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi atau masyarakat melakukan penyampaian ide, pesan atau gagasan baik
secara verbal atau lisan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Secara umum komunikasi anak merupakan proses pertukaran informasi yang
disampaikan oleh anak kepada oran lain dengan harapan orang yang diajak dalam
pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi kebutuhannya. Dalam tinjauan ilmu
keperawatan anak, anak merupakan seseorang yang membutuhkan suatu perhatian
dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus anak yang dapat dipenuhi dengan cara
komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat menumbuhkan
kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai.
Dunia kesehatan terutama ilmu keperawatan erat kaitannya dengan
komunikasi terutama dengan pasien. Kita sangat perlu untuk mempelajari bagaimana
teknik berkomunikasi dengan pasien terlebih lagi dengan pasien anak. Dengan
Mempelajari teknik komunikasi terapeutik, kita mampu membuat asuhan
keperawatan yang benar-benar berfokus pada pasien. Untuk itu, makalah ini kami
susun untuk memberikan kita pengetahuan tambahan mengenai komunikasi terapeutik
yang dilakukan kepada pasien anak-anak dan remaja.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan
yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik pada anak dan remaja?
2. Bagaimana teknik komunikasi terapeutik pada anak?
3. Bagaimana menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi
dapat tercapai?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan komunikasi terapeutik.
2. Mahasiswa mampu mengetahui teknik komunikasi terapeutik pada anak dan
remaja
3. Mahasiswa mampu mengerti tahapan komunikasi terapeutik.
4. Mahasiswa mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi komunikasi
terapeutik pada anak

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Terapeutik


Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat klien
yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien yang mempengaruhi perilaku
pasien. Hubungan perawat klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama
dan pengalaman dengan menggunakan berbagai tekhnik komunikasi agar perilaku
klien berubah ke arah positif seoptimal mungkin.
Untuk melaksanakan komunikasi terapeutik yang efektif perawat harus
mempunyai keterampilan yang cukup dan memahami tentang dirinya. Teori
komunikasi sangat sesuai dalam praktek keperawatan (Stuart dan Sundeen, 1987, hal.
111) karena :
Komunikasi merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik.
Dalam proses komunikasi terjadi penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan
pikiran. Maksud komunikasi adalah mempengaruhi perilaku orang lain.
Berarti, keberhasilan intervensi keperawatan bergantung pada komunikasi
karena proses keperawatan ditujukan untuk merubah perilaku dalam mencapai tingkat
kesehatan yang normal. Hubungan perawat dan klien yang terapeutik tidak mungkin
dicapai tanpa komunikasi.
Dalam membina hubungan terpeutik dengan klien, perawat perlu mengetahui
proses komunikasi dan keterampilan berkomunikasi dalam membantu klien
memecahkan masalahnya.
Menurut Setianti (2007) komunikasi terapeutik merupakan bentuk
keterampilan dasar untuk melakukan wawancara atau penyuluhan dalam artian
wawancara digunakan saat perawat melakukan pengkajian, dan penyuluhan kesehatan
dan perencanaan perawatan, sedangkan menurut Arwani (2002) komunikasi
terapeutik merupakan komunikasi yang bertujuan untuk menambahkan rasa percaya
diri seseorang terhadap penyampaian pesan,s ehingga terbina hubungan yang saling
percaya.\

Elemen yang harus ada pada proses komunikasi adalah pengirim pesan,
penerima pesan, media dan umpan balik. Semua perilaku individu pengirim dan
penerima adalah komunikasi yang akan member efek pada perilaku. Pesan yang

4
disampaikan dapat berupa verbal dan nonverbal. Bermain merupakan cara
berkomunikasi dan berhubungan baik dengan klien anak.

B. Komunikasi Terapeutik Pada Anak dan Remaja

Anak merupakan individu yang unik bukan miniatur orang dewasa. Mereka
juga bukan salinan dari orang tua mereka, tetapi merupakan pribadi dengan haknya
sendiri dengan kapasitas untuk menjadi orang dewasa yang unik. Melalui komunikasi
anak-anak membentuk hubungan, tidak hanya dengan manusia lain tetapi juga dengan
dunia sosial di sekitarnya.
Berkomunikasi pada anak membutuhkan pendekatan yang khusus dan
berbeda,sehingga kemampuan dalam berkomunikasi pada anak dipengaruhi oleh
keluarga dan tingkat perkembangan anak yaitu perkembangan neurologi dan
intelektual.
Komunikasi terapeutik berdasarkan tingkat perkembangan anak Saat perawat
melakukan komunikasi terapeutik pada pasien anak, perawat harus
memperhatikan karakteristik anak sesuai dengan tingkat perkembangan.
1. Infancy/ usia bayi (1-0)

Bayi belum dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran dengan kata-


kata. Oleh karena itu, komunikasi dengan bayi lebih banyak menggunakan
jenis komunikasi non verbal. Pada saat lapar, haus, basah, dan perasaan tidak
nyaman lainnya, bayi hanya bisa mengekspresikannya dengan cara menangis.
Walaupun demikian,sebenarnya bayi dapat berespons terhadap tingkah laku
orang dewasa yang berkomunikasi dengannya secara non verbal, misalnya
memberikan sentuhan, mendekap, menggendong, dan berbicara dengan lemah
lembut
Ada beberapa respons non verbal yang biasa ditunjukkan bayi, misalnya
menggerakkan badan, tangan, dan kaki. Hal ini terutama terjadi pada bayi usia kurang
dari enam bulan sebagai cara menarik perhatian orang. Stranger anxiety atau cemas
dengan orang asing yang tidak dikenalnya adalah ciri pada dirinya dan ibunya.
Oleh karena itu,saat berkomunikasi dengan bayi jangan langsung ingin
menggendong atau memangkunya karena bayi akan merasa takut.Lakukan
komunikasi terlebih dahulu dengan ibunya, dan atau mainan yang dipegangnya.
Tunjukkan bahwa kita ingin membina hubungan yang baik dengannya dan ibunya.

5
Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi
tersebut untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan mata bayi akan
berespon untuk membuat suara-suara yang dikeluarkan oleh bayi. Perkembangan
komunikasi pada bayi dapat dimulai pada usia minggu kedelapan dimana bayi sudah
mampu untuk melihat objek atau cahaya,kemudian pada minggu ke dua belas dimana
bayi sudah mampu terseyum.
Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang
asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan
kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan kesepuluh bayi sudah
bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar
yang terdapat dalam buku, pada akhir tahun pertama sudah mampu melakukan kata-
kata yang sudah spesifik antara dua atau tiga kata.
2. Toddler (1-3 tahun) dan early childhood/ usia prasekolah (3-5 tahun)

Karakteristik anak pada masa ini (terutama anak usia di bawah tiga tahun
(toddler) adalah sangat egosentris. Selain itu anak juga mempunyai perasaan
takut pada ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan
terjadi padanya. Misalnya, pada saat akan diukur suhu, anak akan merasa takut
melihat alat yang ditempelkan di tubuhnya.Oleh karena itu beri kesempatan anak
untuk memegang termometer sampai ia yakin bahwa alat itu tidak berbahaya
Pada anak usia ini, khususnya usia tiga tahun anak sudah mampu menguasai
Sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa,
kapan, dan sebagainya. Komunikasi pada usia ini sifatnya sangat egosentris, rasa
ingin tahu yang sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, setiap komunikasi harus
berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada
usia ini anak belum fasih dalam berbicara.
Pada usia ini cara komunikasi yang tepat untuk dilakukan adalah dengan
memberitahu apa yang terjadi pada dirinya,memberi kesempatan pada mereka untuk
menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara,bicara
lambat,jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang lebih
sederhana,hindarkan sikap mendesak jika tidak dijawab misalnya“jawab dong”.

6
Mengalihkan aktivitas saat komunikasi dengan maksud agar anak mudah
diajak berkomunikasi,memberikan mainan saat berkomunikasi dengan anak
sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari
konfrontasi langsung,duduk yang terlalu dekat berhadapan.
Secara nonverbal kita selalu memberikan dorongan penerimaan dan
persetujuan jika diperlukan ,jangan sentuh anak tanpa disetujui oleh anak tersebut,
salaman dengan anak merupakan cara untuk mengatasi perasaan cemas, menggambar,
menulis, cerita, dalam menggali perasaan cemas, menggambar, menulis atau
bercerita, dalam menggali perasaan dan fikiran anak saat melakukan komunikasi
3. School age years/ usia sekolah (6 tahun)

Anak usia ini sangat peka terhadap stimulus yang dirasakan akan mengancam
keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu, apabila perawat akan melakukan suatu tindakan,
ia akan bertanya mengapa dilakukan,untuk apa, dan bagaimana caranya dilakukan?
Anak membutuhkan penjelasan atas pertanyaannya. Gunakan bahasa yang dapat
dimengerti anak dan berikan contoh yang sesuai dengan kemampuan kognitifnya
Perkembangan komunikasi anak pada usia ini dapat dimulai dengan
kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar
dan apa yang dilaksanakan oleh anak akan mencerminkan pikiran anak dan
kemampuan anak membaca disini sudah dapat dimulai, pada usia ke delapan
anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berpikir terhadap kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu gunakan kata sederhana
yang spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau
sesuatu yang tidak diketahui, pada usia dini keingintahuan pada aspek fungsional
prosedural dari objek tertentu sangat tinggi maka jelaskan arti prosedurnya, maksud
dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti
atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi
secara efektif.

4. Adolescence/ usia remaja

Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan Dari akhir masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola pikir dan tingkah lakunya merupakan

7
peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa juga. Anak harus diberi kesempatan
untuk belajar memecahkan masalah secara positif.
Apabila Anak merasa cemas atau stress,jelaskan bahwa ia dapat
mengajak bicara teman sebayanya dan atau orang dewasa yang ia percaya, termasuk
perawat yang selalu bersedia menemani dan mendengarkan keluhannya.
Menghargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya merupakan hal yang prinsip
untuk diperhatikan dalam berkomunikasi.
Luangkan waktu bersama dan tunjukkan ekspresi wajah yang
bersahabat dengannya, jangan memotong pembicaraan saat ia sedang
mengekspresikan perasaan dan pikirannya, menghargai pandangan remaja serta
menerima perbedaan.Hindari perkataan yang menyinggung harga dirinya,
hindari mengkritik atau menghakimi, hindari pertanyaan yang menyelidiki
atau interogasi. Kita harus menhormati privasinya dan beri dukungan atas hal yang
telah dicapainya secara positif dengan selalu memberikan reinforcement positif.
Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan
kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual,
sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia ini sering kali merenung
kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan tentang komunikasi. Pada usia ini
pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi
konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau tukar
pendapat dengan teman sebayanya, hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu
dan juga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan
anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.

C. Teknik Komunikasi pada Anak


1. Teknik verbal
a. Pesan “saya”

Nyatakan perasaan tentang perilaku dalam istilah


“Saya”.Hindari penggunaan “Anda” (kamu). Pesan “Anda” adalah
perlawanan yang menghakimi dan menghasut.

8
b. Teknik orang ketiga

Teknik ini biasanya digunakan pada pasien infan dan toddler yaitu
dengan menggunakan orang terdekat pasien. Teknik ini kurang mengancam
dibandingkan dengan menanyakan pada anak secara langsung bagaimana
perasaannya, karena hal ini memberi kesempatan pada mereka untuk setuju
atau tidak setuju tanpa merasa dibantah.

c. Facilitative responding (respon fasilitas)

Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini


ekspresi anak atau respon anak terhadap pesan dapat diterima.Dalam
memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh
dominan,tetapi anak harus diberi respon terhadap pesan yang disampaikan
melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan merefleksikan
ungkapan negatif yang menunjukkan kesan yang jelek pada pada anak

d. Storytelling (Bercerita)

Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat
mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi
cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan maupun
gambar.Gunakan bahasa anak untuk masuk ke dalam area berpikir mereka
sementara menembus batasan kesadaran atau rasa takut anak. Teknik
paling sederhana adalah meminta anak untuk menyebutkan cerita
tentang kejadian yang berhubungan, seperti“berasa di rumah sakit”
e. Saling bercerita

Tunjukkan pikiran anak dan upayakan untuk mengubah


persepsi anak atau rasa takutnya dengan menceritakan kembali suatu cerita
yang berbeda (pendekatan yang lebih terapeutikdibandingkan
bercerita). Mulailah dengan meminta anak menceritakan sebuah cerita
tentang sesuatu, ikuti dengan cerita lain yang diceritakan perawat yang

9
hampir sama dengan cerita anak tetapi dengan perbedaan yang dapat
membantu permasalahan si anak
f. Biblioterapi

Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk


mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah
yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.
Pedoman umum untuk menggunakan biblioterapi adalah sebagai berikut:
1) Kaji perkembangan emosi dan kognitif anak untuk memahami kesiapan
memahami pesan dari buku
2) Kenali isi buku (pesan yang disampaikan dan tujuannya) usia yang
sesuai untuk buku itu
3) Bacakan buku tersebut bila si anak tidak dapat membaca
4) Gali makna buku itu bersama si anak dengan memintanya

2. Teknik nonverbal
a. Writing (Menulis)

Merupakan pendekatan komunikasi alternatif untuk anak yang lebih


besar dan orang dewasa. Saran khusus mencakup teknik menulis:
Menyimpan jurnal atau buku harian ,menuliskan perasaan atau pikiran
yang sulit untuk diekspresikan. Menulis “surat” yang tidak pernah
dikirimkan (suatu variasi membuat “sahabat pena” untuk disurati.
Menyimpan sejumlah kemajuan anak dari titik pandang fisik dan emosional
b. Menggambar

Merupakan salah satu bentuk komunikasi paling dapat diterima baik


non verbal (dari melihat gambar) maupun verbal.Gambar anak menunjukkan
semua tentang mereka.karena gambar ini adalah proyeksi dari diri mereka
dari dalam.Menggambar spontan mencakup member anak bahan seni yang
bervariasi dan memberikan kesempatan untuk menggambar.Menggambar
dengan arahan mencakup arahan yang lebih spesifik
c. Magis

Gunakan trik magis sederhana untuk membantu membuat


hubungan dengan anak, dorong kepatuhan dengan intervensi

10
kesehatan dan berikan distraksi efektif selama prosedur yang
menyakitkan. Meskipun “tukang sulap” berbicara, tidak adanya respon
verbal dari anak adalah yang diinginkan
d. Play (bermain)

Merupakan bahasa umum dan”pekerjaan” anak.Ceritakan banyak hal


tentang anak-anak,karena mereka menunjukkan jati diri mereka sendiri saat
bermain.
Bermain dengan arahan mencakup arahan yang lebih spesifik,seperti
member peralatan medis atau boneka untuk memfokuskan alasan, seperti
menggali rasa takut anak terhadap injeksi atau menggali hubungan keluarga

D. Cara Berkomunikasi Dengan Anak

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga


hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan
mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan
dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan.
Beberapa cara dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain:
1. Melalui orang ketiga

Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan


kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dengan
melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada di samping anak. Selain itu
dapat digunakan cara dengan memberikan Komentar tentang mainan, baju yang
sedang dipakainya ataupun hal lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok
pembicaraan.
2. Bercerita

Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat
diekspresikan melalui tulisan maupun gambar.
3. Biblioterapi

Melalui pemberian buku atau majalah yang dapat digunakan untuk


mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah yang sesuai

11
dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.

4. Meminta untuk menyebutkan keinginan

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta


anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan
oleh anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran anak pada
saat itu.
5. Pro/kontra

Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau


mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.
6. Menulis

Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah, senang ataupun yang lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak
yang jengkel, marah, dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki
kemampuan untuk menulis.
7. Menggambar

Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk


mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengkel, marah yang biasanya dapat
diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkan perasaannya apabila
perawat menanyakan maksud dari gambar yang ditulisnya.
8. Bermain

Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini
hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang disekitarnya dapat terjalin,
dan pesan-pesan dapat disampaikan

E. Cara Berkomunikasi dengan Orang Tua Anak


Komunikas dengan orang tua adalah salah satu hal yang penting dalam
perawatan anak, mengingat pemberian asuhan keperawatan pada anak selalu
melibatkan peran orang tua yang memiliki peranan penting dalam mempertahankan
komunikasi dengan anak.

12
Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam komunikasi dengan orang
tua diantaranya:
1. Anjurkan Orang Tua untuk Berbicara

Kita dalam melakukan komunikasi dengan orang tua, jangan hanya peran kita
sebagai pemberi informasi saja akan tetapi bagaimana kita merspons atau mengajak
agar orang tua yang kita ajak komunikasi mampu untuk memberikan suatu pesan atau
informasi yang dimiliki, kemampuan inilah yang seharusnya kita kembangkan
sehingga komunikasi agar berjalan terus dan efektif serta tujuan yang kita inginkan
dalam komunikasi dapat tercapai.

2. Arahkan ke Fokus

Dalam melakukan komunikasi dengan orang tua anak arahkan pokok


pembicaraan kita ke fokus sambil memberi kesempatan pada orang tua untuk
mengekspresikan perasaannya secara bebas sehingga tujuan komunikasi dapat
mencapai sasaran. Mengarahkan ke fokus itu salah satu bagian dalam mencapai
komunikasi yang efektif
3. Mendengarkan

Mendengarkan adalah kunci untuk mencapai komunikasi yang efektif,


kemampuan mendengarkan dapat ditunjukkan dengan ekspresi yang sungguh-
sungguh saat berkomunikasi dengan tujuan untuk mengerti klien. Selain itu dengan
mendengarkan kita akan mendapatkan seluruh informasi yang didapatkan sehingga
tidak ada yang hilang atau tertinggal informasi yang akan disampaikan
4. Diam

Diam adalah cara yang dapat digunakan dalam komunikasi dengan diam
sebentar dapat memberikan kesempatan kepada seseorang yang kita ajak komunikasi
untuk memberikan kebebasan dalam mengekspresikan perasaannya dan memberikan
kesempatan berpikir terhadap sesuatu yang hendak disampaikan
5. Empati

Cara ini dilakukan dengan mencoba merasakan apa yang dirasakn oleh orang
tua anak, dengan demikian orang tua anak akan merasa aman dan diperhatikan. Cara

13
komunikasi ini juga sangat terkait dengan sikap saat komunikasi

6. Meyakinkan kembali

Meyakinkan kembali merupakan cara yang dapat diberikan agar proses dan
hasil komunikasi dapat diterima pada klien hal ini adalah orang tua. Pada dasarnya
semua orang tua ingin menjadi orang tua terbaik, tetapi pada saat anak sakit dapat
terjadi kecemasan tentang peran dan fungsinya, maka yakinkan kembali akan peran
dan fungsinya sebagai orang tua
7. Merumuskan kembali

Dalam mencapai tujuan pemecahan masalah kita dan orang tua anak harus
sepakat terhadap masalah yang muncul kadang-kadang pada rang tua, dengan
merumuskan kembali beberapa permasalahan dan cara pemecahan bersama akan
memberikan dampak dalam mengurangi kecemasan atau kekhawatiran
8. Memberi patunjuk kemungkinan apa yang terjadi

Melalui komunikasi beberapa petunjuk tentang kemungkinan masalah apa


yang terjadi dapat diinformasikan terlebih dahulu untuk mengantisipasi tentang
kemungkinan hal yang terjadi sehingga orang tua tahu dan siap bila masalah itu
muncul.
9. Menghindari hambatan dalam komunikasi

Menghindari hambatan dalam komunikasi seperti melakukan komunikasi


secara asertif dengan orang tua merupakan salah satu cara efektif dalam komunikasi,
karena hambatan selama komunikasi akan memberiakn dampak tidak berjalannya
suatu proses komunikasi seperti terlalu banyak memberi saran, cepat mengambil
keputusan, megubah pokok pembicaraan, membatasi pertanyaan atau terlalu banyak
memberikan pertanyaan tertutup dan menyela pembicaraan sebelum pembicaraan
selesai.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Anak

Dalam proses komunikasi kemungkinan ada hambatan selama komunikasi,


karena selama proses komunikasi melibatkan beberapa komponen dalam komunikasi
dan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Pendidikan

14
Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup.
Sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi dan makin bagus pengatahuan yang dimiliki sehingga
penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat dilakukannya.
Dalam komunikasi dengan anak atau orang tua juga perlu diperhatikan tingkat
pendidikan khususnya orang tua karena berbagai informasi akan mudah diterima jika
bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya
2. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang


dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan
dan keterampilan. Faktor pengetahuan dalam proses komunikasi dapat diperlihatkan
apabila seseorang pengetahuan cukup, maka informasi yang disampaikan akannjelas
dan mudah diterima oleh penerima kan tetapi apabila pengetahuan kurang maka akan
menghasilkan informasi yang kurang.
3. Sikap

Sikap dalam komunikasi dapat mempengaruhi proses kemungkinan berjalan


efektif atau tidak, hal tersebut dapat ditunjukkan seseorang yang memiliki sikap
kurang baik akan menyebabkan pendengar kurang percaya terhadap komunikator,
demikian sebaliknya apabila dalam komunikasi menunjukkan sikap yang baik maka
dapat menunjukkan kepercayaan dari penerima pesan atau informasi. Sikap yang
diharapkan dalam komunikasi tersebut seperti terbuka, percaya, empati, menghargai
dan lain-lain, kesemuanya dapat mendukung berhasilnya komunikasi terapeutik.
4. Usia tumbuh kembang

Faktor usia ini dapat mempengaruhi proses komunikasi, hal ini dapat
ditunjukkan semakin tinggi usia perkembangan anak kemampuan dalam komunikasi
semakin kompleks dan sempurna yang dapat dilihat perkembangan bahasa anak.
5. Status kesehatan anak

Status kesehatan sakit dapat berpengaruh dalam komunikasi, hal ini dapat
diperlihatkan ketiak anak sakit atau mengalami gangguan psikologis maka cenderung
anak kurang komunikatif atau sangat pasif, dengan demikian dalam komunikasi

15
membutuhkan kesiapan secara fisik dan psikologis.

6. Sistem sosial

Sistem sosial yang dimaksud di sini adalah budaya yang ada di masyarakat, di
mana setiap daerah memiliki budaya atau cara komunikasi yang berbeda. Hal tersebut
dapat juga mempengaruhi proses komunikasi seperti orang Batak engan orang Madura
ketika berkomunikasi dengan bahasa komunikasi yang berbeda dan sama-sama tidak
memahami bahasa daerah maka akan merasa kesulitan untuk mencapai tujuan dan
komunikasi
7. Saluran

Saluran ini merupakan faktor luar yang berpengaruh dalam proses komunikasi
seperti intonasi suara, sikap tubuh dan sebagainya semuanya akna dapat memberikan
pengaruh dalam proses komunikasi, sebagai contoh apabila kita berkomunikasi
dengan orang yang memiliki suara atau intonasi jelas maka sangat mudah kita
menerima informasi ataupun pesan yang disampaikan. Demukian sebaliknya apabila
kita berkomunikasi dengan orang yang memiliki suara yang tidak jelas kita akan
kesulitan menerimapesan atau informasi yang disampaikan.
8. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar area, lingkungan dalam
hal komunikasi yang dimaksud di sini dapat berupa situasi, ataupun lokasi yang ada.
Lingkungan yang baik atau tenang akan memberikan dampak berhasilnya tujuan
komunikasi sedangkan lingkungan yang kurang baik akan memberikan dampak yang
kurang.

G. Tahapan Komunikasi Pada Anak


Dalam melakukan komunikasi pada anak terdapat beberapa tahap yang harus
dilakukan sebelum mengadakan komunikasi secara langsung
1. Tahap prainteraksi
Pada tahap pra interaksi ini yang harus kita lakukan adalah
mengumpulkan data tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya

16
kepada orang tua tentang masalah atau latar belakang yang ada, mengeksplorasi
perasaan, proses ini akan mengurangi kekurangan pada saat komunikasi dengan cara
mengekspresikan perasaan apa yang adapada dirinya, membuat rencana
pertemuan dengan klien, proses ini ditunjukkan dengan kapan komunikasi
akan dilakukan, dimana dan rencana apa yang dikomunikasikan serta target dan
sasaran yang ada

2. Tahap Perkenalan atau Orientasi

Tahap ini yang dapat kita lakukan adalah memberikan salam dan senyum pada
klien, melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif), mencari kebenaran data
yang ada dengan wawancara, mengobservasi atau pemeriksaan yang lain,
memperkenalkan nama kita dengan tujuan agar selalu ada yang memperhatikan
terhadap kebutuhannya, menanyakan nama panggilan kesukaan klien karena
akan mempermudah dalam berkomunikasi lebih dekat, menjelaskan tanggung
jawab perawat dan klien, menjelaskan peran kita dan klien, menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan, menjelaskan tujuan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan dan menjelaskan kerahasiaan

3. Tahap Kerja

Pada tahap ini kegiatan yang dapat kita lakukan adalah memberi
kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang hal – hal
yang kurang dimengerti dalam komunikasi, menanyakan keluhan utama, memulai
kegiatan dengan cara yang baik dan melakukan kegiatan sesuai dengan rencana

4. Tahap terminasi

Pada tahap terminasi dalam komunikasi ini kegiatan yang dapat kita
lakukan adalah menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil,
memberikan reinforcement positif, merencanakan tindak lanjut dengan klien,
melakukan kontrak (waktu, tempat, dan topik) dan mengakhiri wawancara dengan
cara yang baik.

17
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang
disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi yaitu pesan
yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan. Dalam
melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu memperhatikan berbagai
aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan anak, tehnik komunikasi,
tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi komuikasi.
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga
hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan
mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan
dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan. Dalam proses
berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip, strategi /
tehnik, dan hambatan - hambatan yang mungkin akan timbul / ada dalam komunikasi.
Teknik komunikasi dengan anak sangatlah bervariasi, tergantung pada umur dari anak
tersebut

B. Saran

Dengan penulisan makalah ini kami mengharapkan agar pembaca dalam


berkomunikasi dengan anak lebih efektif karena telah mengetahui bagaimana prinsip
dan strategi berkomunikasi dengan anak, serta mengetahui hambatan yang akan
ditemui saat akan berkomunikasi dengan anak dan remaja.

18
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Kanti. 2009. Teknik Komunikasi Kreatif Pada Anak Dengan Teknik Bermain.
Yi, Liya.2019.Makalah Komunikasi Terapeutik Anak
https://id.scribd.com/document/416170326/MAKALAH-KOMUNIKASI-TERAPEUTIK-
ANAK-docx.
Dalami, Ermawati., dkk. 2009. Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media.
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan anak 1. Salemba Medika:
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai