Di Susun
Oleh Kelompok 1:
Dosen Pembimbing
Puji syukur kehadirat allah swt. Yang mana atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah kita
masih diberikan umur dan kesempatan untuk mengerjakan aktifitas kita sehari-hari, dan
kelompok 1 dapat menyelesaikan tugas makalah komunikasi yang berjudul “Komunikasi
Terapeutik Pada Pasien Anak Dan Remaja”.
Dan tidak lupa pula kita sanjung sajikan selawat berbingkaikan salam kepangkuan nabi
besar kita nabi Muhammad saw. Yang mana telah menuntun kita dari alam kebodohan
kealam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Kepada ibu Ns. Eri Riana Pertiwi, M.Kep kelompok 1 mengucapkan ribuan terima
kasih karena beliau lah yang telah bersusahpaya membimbing dan mendidik kami untuk
telah mau mendengarkan dan berpartisipasi dalam diskusi ini, kelompok 1 menyadari
bahwasannya pemahaman dan pengetahuan kami masih belum ada apa-apanya dan dalam
penulisan makalah ini mungkn terdapat banyak kesalahan, kelompok 1 meminta kritik dan
saran yang dapat membangun atau memotivasi kelompok 1 untuk bisa lebih baik lagi karena
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan Penulisan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................4
A. Pengertian komunikasi terapeutik............................................................4
B. Komunikasi terapeutik pada anak dan remaja..........................................5
C. Teknik komunikasi pada anak..................................................................8
D. Cara berkomunikasi dengan anak............................................................11
E. Cara berkomunikasi dengan orang tua anak............................................12
F. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada anak.....................14
G. Tahapan komunikasi pada anak...............................................................16
BAB III PENUTUP...........................................................................................18
A. Simpulan..................................................................................................18
B. Saran .......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah suatu proses seseorang atau beberapa orang, kelompok,
organisasi atau masyarakat melakukan penyampaian ide, pesan atau gagasan baik
secara verbal atau lisan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
Secara umum komunikasi anak merupakan proses pertukaran informasi yang
disampaikan oleh anak kepada oran lain dengan harapan orang yang diajak dalam
pertukaran informasi tersebut mampu memenuhi kebutuhannya. Dalam tinjauan ilmu
keperawatan anak, anak merupakan seseorang yang membutuhkan suatu perhatian
dan kasih sayang, sebagai kebutuhan khusus anak yang dapat dipenuhi dengan cara
komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat menumbuhkan
kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai.
Dunia kesehatan terutama ilmu keperawatan erat kaitannya dengan
komunikasi terutama dengan pasien. Kita sangat perlu untuk mempelajari bagaimana
teknik berkomunikasi dengan pasien terlebih lagi dengan pasien anak. Dengan
Mempelajari teknik komunikasi terapeutik, kita mampu membuat asuhan
keperawatan yang benar-benar berfokus pada pasien. Untuk itu, makalah ini kami
susun untuk memberikan kita pengetahuan tambahan mengenai komunikasi terapeutik
yang dilakukan kepada pasien anak-anak dan remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan
yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi terapeutik pada anak dan remaja?
2. Bagaimana teknik komunikasi terapeutik pada anak?
3. Bagaimana menumbuhkan kepercayaan pada anak sehingga tujuan komunikasi
dapat tercapai?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,tujuannya adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan komunikasi terapeutik.
2. Mahasiswa mampu mengetahui teknik komunikasi terapeutik pada anak dan
remaja
3. Mahasiswa mampu mengerti tahapan komunikasi terapeutik.
4. Mahasiswa mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi komunikasi
terapeutik pada anak
3
BAB II
PEMBAHASAN
Elemen yang harus ada pada proses komunikasi adalah pengirim pesan,
penerima pesan, media dan umpan balik. Semua perilaku individu pengirim dan
penerima adalah komunikasi yang akan member efek pada perilaku. Pesan yang
4
disampaikan dapat berupa verbal dan nonverbal. Bermain merupakan cara
berkomunikasi dan berhubungan baik dengan klien anak.
Anak merupakan individu yang unik bukan miniatur orang dewasa. Mereka
juga bukan salinan dari orang tua mereka, tetapi merupakan pribadi dengan haknya
sendiri dengan kapasitas untuk menjadi orang dewasa yang unik. Melalui komunikasi
anak-anak membentuk hubungan, tidak hanya dengan manusia lain tetapi juga dengan
dunia sosial di sekitarnya.
Berkomunikasi pada anak membutuhkan pendekatan yang khusus dan
berbeda,sehingga kemampuan dalam berkomunikasi pada anak dipengaruhi oleh
keluarga dan tingkat perkembangan anak yaitu perkembangan neurologi dan
intelektual.
Komunikasi terapeutik berdasarkan tingkat perkembangan anak Saat perawat
melakukan komunikasi terapeutik pada pasien anak, perawat harus
memperhatikan karakteristik anak sesuai dengan tingkat perkembangan.
1. Infancy/ usia bayi (1-0)
5
Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi
tersebut untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan mata bayi akan
berespon untuk membuat suara-suara yang dikeluarkan oleh bayi. Perkembangan
komunikasi pada bayi dapat dimulai pada usia minggu kedelapan dimana bayi sudah
mampu untuk melihat objek atau cahaya,kemudian pada minggu ke dua belas dimana
bayi sudah mampu terseyum.
Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang
asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan
kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan kesepuluh bayi sudah
bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar
yang terdapat dalam buku, pada akhir tahun pertama sudah mampu melakukan kata-
kata yang sudah spesifik antara dua atau tiga kata.
2. Toddler (1-3 tahun) dan early childhood/ usia prasekolah (3-5 tahun)
Karakteristik anak pada masa ini (terutama anak usia di bawah tiga tahun
(toddler) adalah sangat egosentris. Selain itu anak juga mempunyai perasaan
takut pada ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan
terjadi padanya. Misalnya, pada saat akan diukur suhu, anak akan merasa takut
melihat alat yang ditempelkan di tubuhnya.Oleh karena itu beri kesempatan anak
untuk memegang termometer sampai ia yakin bahwa alat itu tidak berbahaya
Pada anak usia ini, khususnya usia tiga tahun anak sudah mampu menguasai
Sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa,
kapan, dan sebagainya. Komunikasi pada usia ini sifatnya sangat egosentris, rasa
ingin tahu yang sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, setiap komunikasi harus
berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada
usia ini anak belum fasih dalam berbicara.
Pada usia ini cara komunikasi yang tepat untuk dilakukan adalah dengan
memberitahu apa yang terjadi pada dirinya,memberi kesempatan pada mereka untuk
menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara,bicara
lambat,jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang lebih
sederhana,hindarkan sikap mendesak jika tidak dijawab misalnya“jawab dong”.
6
Mengalihkan aktivitas saat komunikasi dengan maksud agar anak mudah
diajak berkomunikasi,memberikan mainan saat berkomunikasi dengan anak
sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari
konfrontasi langsung,duduk yang terlalu dekat berhadapan.
Secara nonverbal kita selalu memberikan dorongan penerimaan dan
persetujuan jika diperlukan ,jangan sentuh anak tanpa disetujui oleh anak tersebut,
salaman dengan anak merupakan cara untuk mengatasi perasaan cemas, menggambar,
menulis, cerita, dalam menggali perasaan cemas, menggambar, menulis atau
bercerita, dalam menggali perasaan dan fikiran anak saat melakukan komunikasi
3. School age years/ usia sekolah (6 tahun)
Anak usia ini sangat peka terhadap stimulus yang dirasakan akan mengancam
keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu, apabila perawat akan melakukan suatu tindakan,
ia akan bertanya mengapa dilakukan,untuk apa, dan bagaimana caranya dilakukan?
Anak membutuhkan penjelasan atas pertanyaannya. Gunakan bahasa yang dapat
dimengerti anak dan berikan contoh yang sesuai dengan kemampuan kognitifnya
Perkembangan komunikasi anak pada usia ini dapat dimulai dengan
kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar
dan apa yang dilaksanakan oleh anak akan mencerminkan pikiran anak dan
kemampuan anak membaca disini sudah dapat dimulai, pada usia ke delapan
anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berpikir terhadap kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu gunakan kata sederhana
yang spesifik, jelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau
sesuatu yang tidak diketahui, pada usia dini keingintahuan pada aspek fungsional
prosedural dari objek tertentu sangat tinggi maka jelaskan arti prosedurnya, maksud
dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakan secara jelas dan jangan menyakiti
atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi
secara efektif.
Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan Dari akhir masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola pikir dan tingkah lakunya merupakan
7
peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa juga. Anak harus diberi kesempatan
untuk belajar memecahkan masalah secara positif.
Apabila Anak merasa cemas atau stress,jelaskan bahwa ia dapat
mengajak bicara teman sebayanya dan atau orang dewasa yang ia percaya, termasuk
perawat yang selalu bersedia menemani dan mendengarkan keluhannya.
Menghargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya merupakan hal yang prinsip
untuk diperhatikan dalam berkomunikasi.
Luangkan waktu bersama dan tunjukkan ekspresi wajah yang
bersahabat dengannya, jangan memotong pembicaraan saat ia sedang
mengekspresikan perasaan dan pikirannya, menghargai pandangan remaja serta
menerima perbedaan.Hindari perkataan yang menyinggung harga dirinya,
hindari mengkritik atau menghakimi, hindari pertanyaan yang menyelidiki
atau interogasi. Kita harus menhormati privasinya dan beri dukungan atas hal yang
telah dicapainya secara positif dengan selalu memberikan reinforcement positif.
Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan
kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual,
sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia ini sering kali merenung
kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan tentang komunikasi. Pada usia ini
pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi
konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau tukar
pendapat dengan teman sebayanya, hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu
dan juga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan
anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.
8
b. Teknik orang ketiga
Teknik ini biasanya digunakan pada pasien infan dan toddler yaitu
dengan menggunakan orang terdekat pasien. Teknik ini kurang mengancam
dibandingkan dengan menanyakan pada anak secara langsung bagaimana
perasaannya, karena hal ini memberi kesempatan pada mereka untuk setuju
atau tidak setuju tanpa merasa dibantah.
d. Storytelling (Bercerita)
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat
mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi
cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan maupun
gambar.Gunakan bahasa anak untuk masuk ke dalam area berpikir mereka
sementara menembus batasan kesadaran atau rasa takut anak. Teknik
paling sederhana adalah meminta anak untuk menyebutkan cerita
tentang kejadian yang berhubungan, seperti“berasa di rumah sakit”
e. Saling bercerita
9
hampir sama dengan cerita anak tetapi dengan perbedaan yang dapat
membantu permasalahan si anak
f. Biblioterapi
2. Teknik nonverbal
a. Writing (Menulis)
10
kesehatan dan berikan distraksi efektif selama prosedur yang
menyakitkan. Meskipun “tukang sulap” berbicara, tidak adanya respon
verbal dari anak adalah yang diinginkan
d. Play (bermain)
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah
diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang
disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat
diekspresikan melalui tulisan maupun gambar.
3. Biblioterapi
11
dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.
Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan
sedih, marah, senang ataupun yang lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak
yang jengkel, marah, dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki
kemampuan untuk menulis.
7. Menggambar
Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini
hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang disekitarnya dapat terjalin,
dan pesan-pesan dapat disampaikan
12
Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam komunikasi dengan orang
tua diantaranya:
1. Anjurkan Orang Tua untuk Berbicara
Kita dalam melakukan komunikasi dengan orang tua, jangan hanya peran kita
sebagai pemberi informasi saja akan tetapi bagaimana kita merspons atau mengajak
agar orang tua yang kita ajak komunikasi mampu untuk memberikan suatu pesan atau
informasi yang dimiliki, kemampuan inilah yang seharusnya kita kembangkan
sehingga komunikasi agar berjalan terus dan efektif serta tujuan yang kita inginkan
dalam komunikasi dapat tercapai.
2. Arahkan ke Fokus
Diam adalah cara yang dapat digunakan dalam komunikasi dengan diam
sebentar dapat memberikan kesempatan kepada seseorang yang kita ajak komunikasi
untuk memberikan kebebasan dalam mengekspresikan perasaannya dan memberikan
kesempatan berpikir terhadap sesuatu yang hendak disampaikan
5. Empati
Cara ini dilakukan dengan mencoba merasakan apa yang dirasakn oleh orang
tua anak, dengan demikian orang tua anak akan merasa aman dan diperhatikan. Cara
13
komunikasi ini juga sangat terkait dengan sikap saat komunikasi
6. Meyakinkan kembali
Meyakinkan kembali merupakan cara yang dapat diberikan agar proses dan
hasil komunikasi dapat diterima pada klien hal ini adalah orang tua. Pada dasarnya
semua orang tua ingin menjadi orang tua terbaik, tetapi pada saat anak sakit dapat
terjadi kecemasan tentang peran dan fungsinya, maka yakinkan kembali akan peran
dan fungsinya sebagai orang tua
7. Merumuskan kembali
Dalam mencapai tujuan pemecahan masalah kita dan orang tua anak harus
sepakat terhadap masalah yang muncul kadang-kadang pada rang tua, dengan
merumuskan kembali beberapa permasalahan dan cara pemecahan bersama akan
memberikan dampak dalam mengurangi kecemasan atau kekhawatiran
8. Memberi patunjuk kemungkinan apa yang terjadi
14
Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup.
Sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi dan makin bagus pengatahuan yang dimiliki sehingga
penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat dilakukannya.
Dalam komunikasi dengan anak atau orang tua juga perlu diperhatikan tingkat
pendidikan khususnya orang tua karena berbagai informasi akan mudah diterima jika
bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya
2. Pengetahuan
Faktor usia ini dapat mempengaruhi proses komunikasi, hal ini dapat
ditunjukkan semakin tinggi usia perkembangan anak kemampuan dalam komunikasi
semakin kompleks dan sempurna yang dapat dilihat perkembangan bahasa anak.
5. Status kesehatan anak
Status kesehatan sakit dapat berpengaruh dalam komunikasi, hal ini dapat
diperlihatkan ketiak anak sakit atau mengalami gangguan psikologis maka cenderung
anak kurang komunikatif atau sangat pasif, dengan demikian dalam komunikasi
15
membutuhkan kesiapan secara fisik dan psikologis.
6. Sistem sosial
Sistem sosial yang dimaksud di sini adalah budaya yang ada di masyarakat, di
mana setiap daerah memiliki budaya atau cara komunikasi yang berbeda. Hal tersebut
dapat juga mempengaruhi proses komunikasi seperti orang Batak engan orang Madura
ketika berkomunikasi dengan bahasa komunikasi yang berbeda dan sama-sama tidak
memahami bahasa daerah maka akan merasa kesulitan untuk mencapai tujuan dan
komunikasi
7. Saluran
Saluran ini merupakan faktor luar yang berpengaruh dalam proses komunikasi
seperti intonasi suara, sikap tubuh dan sebagainya semuanya akna dapat memberikan
pengaruh dalam proses komunikasi, sebagai contoh apabila kita berkomunikasi
dengan orang yang memiliki suara atau intonasi jelas maka sangat mudah kita
menerima informasi ataupun pesan yang disampaikan. Demukian sebaliknya apabila
kita berkomunikasi dengan orang yang memiliki suara yang tidak jelas kita akan
kesulitan menerimapesan atau informasi yang disampaikan.
8. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar area, lingkungan dalam
hal komunikasi yang dimaksud di sini dapat berupa situasi, ataupun lokasi yang ada.
Lingkungan yang baik atau tenang akan memberikan dampak berhasilnya tujuan
komunikasi sedangkan lingkungan yang kurang baik akan memberikan dampak yang
kurang.
16
kepada orang tua tentang masalah atau latar belakang yang ada, mengeksplorasi
perasaan, proses ini akan mengurangi kekurangan pada saat komunikasi dengan cara
mengekspresikan perasaan apa yang adapada dirinya, membuat rencana
pertemuan dengan klien, proses ini ditunjukkan dengan kapan komunikasi
akan dilakukan, dimana dan rencana apa yang dikomunikasikan serta target dan
sasaran yang ada
Tahap ini yang dapat kita lakukan adalah memberikan salam dan senyum pada
klien, melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif), mencari kebenaran data
yang ada dengan wawancara, mengobservasi atau pemeriksaan yang lain,
memperkenalkan nama kita dengan tujuan agar selalu ada yang memperhatikan
terhadap kebutuhannya, menanyakan nama panggilan kesukaan klien karena
akan mempermudah dalam berkomunikasi lebih dekat, menjelaskan tanggung
jawab perawat dan klien, menjelaskan peran kita dan klien, menjelaskan kegiatan
yang akan dilakukan, menjelaskan tujuan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan dan menjelaskan kerahasiaan
3. Tahap Kerja
Pada tahap ini kegiatan yang dapat kita lakukan adalah memberi
kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang hal – hal
yang kurang dimengerti dalam komunikasi, menanyakan keluhan utama, memulai
kegiatan dengan cara yang baik dan melakukan kegiatan sesuai dengan rencana
4. Tahap terminasi
Pada tahap terminasi dalam komunikasi ini kegiatan yang dapat kita
lakukan adalah menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil,
memberikan reinforcement positif, merencanakan tindak lanjut dengan klien,
melakukan kontrak (waktu, tempat, dan topik) dan mengakhiri wawancara dengan
cara yang baik.
17
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang
disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi yaitu pesan
yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan. Dalam
melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu memperhatikan berbagai
aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan anak, tehnik komunikasi,
tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi komuikasi.
Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga
hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan
mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan
dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan. Dalam proses
berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip, strategi /
tehnik, dan hambatan - hambatan yang mungkin akan timbul / ada dalam komunikasi.
Teknik komunikasi dengan anak sangatlah bervariasi, tergantung pada umur dari anak
tersebut
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Kanti. 2009. Teknik Komunikasi Kreatif Pada Anak Dengan Teknik Bermain.
Yi, Liya.2019.Makalah Komunikasi Terapeutik Anak
https://id.scribd.com/document/416170326/MAKALAH-KOMUNIKASI-TERAPEUTIK-
ANAK-docx.
Dalami, Ermawati., dkk. 2009. Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media.
Hidayat, Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan anak 1. Salemba Medika:
Surabaya