Nama Kelompok I :
Alya Nisrinavira
Eka Yuni Lestari
Devi Agustyaningrum
Novita Damayanti
Siti Aulia S.
Dhea Windy
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
Komunikasi Pada Anak ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan
juga kami berterima kasih pada Bu Erna Suarti selaku guru Komunikasi Therapeutik
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pengertian, prinsip sikap komunasi yang baik. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangankekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
ii
BAB I (Pendahuluan)
A. Latar belakang
1
1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan1
BAB II (ISI)
A. Komunikasi pada anak
DAFTAR PUSTAKA
ii
Pendahuluan
A. Latar belakang
Melalui komunikasi ini, perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat
pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau
tindakan keperawatan. Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan
anak, antara lain :
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
2. Bercerita
3. Meminta untuk menyebutkan keinginan
4. Menulis
5. Menggambar
6 Bermain
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan tentang komunikasi pada anak dan tumbuh kembang anak
2. Proses tumbuh kenbang anak berdasarkan usia
3. Menjelaskan kekerasan dampak pada anak
4. Menjelaskan tata cara berkomunikasi dan komunikasi keluarga
5. Mengatahui Program dan kebijakan pemerintah tentang Kesehatan Ibu dan anak di
Indonesia.
C. Tujuan
1. Mengatahui tentang komunikasi pada anak dan tumbuh kembang anak
2. Mengatahui tumbuh kenbang anak berdasarkan usia
3. Mengatahui kekerasan dampak pada anak
4. Mengatahui tata cara berkomunikasi dan komunikasi keluarga
5. Mengatahui Program dan kebijakan pemerintah tentang Kesehatan Ibu dan anak di
Indonesia.
BAB II
ISI
A. Komunikasi Pada Anak
Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan berbagai aspek
diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak.
Cara berkomunikasi dengan anak, metode dalam berkomunikasi dengan anak tahapan atau
langkah-langkah dalam melakukan komunikasi dengan anak serta peran orang tua dalam
membantu proses komunikasi dengan anak sehingga bisa didapatkan informasi yang benar
dan akurat.
1. Usia
Bayi
(0-1
tahun)
Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui
gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di
samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan
komunikasipada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu
yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan
suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada
usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya,
kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke
enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya.
Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal
seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi
terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar yang
terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan
kata-kata
yang
spesifik
antara
dua
atau
tiga
kata.
Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang efektif
pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan tehnik
sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.
2. Usia
Todler
dan
Pra
Sekolah
(1-2,5
tahun,
2,5-5
tahun)
Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan
bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh
kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata
ulangan.Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai
sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa,
kapan dan sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa
ingin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai
meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap
komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu
diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara (Behrman,
1996).
3. UsiaSekolah(5-11tahun)
Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak
mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang
dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca
disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah
mulai berfikir tentang kehidupan.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih
memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata
sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada
anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek
fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi
dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan
jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu
berkomunikasi secara efektif.
7.Penggunaan skala
Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada
anak seperti penggunaan perasaan nyeri cemas, sedih, dan lainlain. Dengan menganjurkan
anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.
8.Menulis
Melalui ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau
lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam.
9.Menggambar
Seperti halnya menulis, menggambarpun juga dapat digunakan untuk mengungkapkan
ekspresinya. Perasaan marah, jengkel, biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak
akan mengungkapkannya apabila gambar yang ditulisnya ditanya tentang maksudnya.
10.Bermain
Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi. Melalui ini hubungan
interpersonal antara anak, perawat dan orang disekitarnya dapat terjalin danpesa-pesan dapat
disampaikan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi dengan Anak
1)
Pendidikan
2)
Pengetahuan
3)
Sikap
4)
5)
6)
Sistem sosial
7)
Saluran
8)
Lingkungan
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam berkomunikasi secara nob verbal , secara serentak menggunakan semua pancaindra.
Bagaimana kita memakai panca indra tadi dan bagaimana penginterpretasi berita yang
diterima sangat menentukan observasi kita.
Orang tua merupakan fokus penting dalam komunikasi segi tiga walaupun tidak mengabaikan
saudara kandung, sanak saudara atau pembantunya. Dalam proses komunikasi dalam
keluarga kita dapat menggunakan langkah-langkah seperti : mendorong orang tua untuk
berbicara ; mengarahkan pada pokok permasalahan ; mendengar ; diam sejenak ; meyakinkan
; menentukan masalah ; memecahkan masalah ; mengantisipasi bimbingan , dan menghindari
hambatan-hambatan komunikasi.Walaupun tampaknya bayi tidak mampu berbicara, ternyata
dia memilih bentuk komunikasi prabicara seperti : tangisan, celoteh, isyarat dan ekspresi
emosional. Kemudian bentuk komunikasi prabicara ini berkembang menjadi peran bicara
dalam berkomunikasi. Untuk mencapai ini dibutuhkan : persiapan fisik; kesiapan mental;
model yang baik untuk ditiru; kesempatan untuk praktek; motipasi yang tinggi; bimbingan
yang tepat.
Komunikasi yang berkaitan dengan proses berpikir harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak. Proses berpikir pada anak-anak dimulai dari yang kongkrit ke
fungsional dan akhirnya keabstrak.
B.PENUTUP
Makalah ini kami angkat berdasarkan dari sumber penerbit dan pengatahuan dan diskusi
kelompok kami.somoga pembaca dapat menambah wawasan dan pengatahuan tentang
makala ini.
Serta membawa manfaat bagi lingkungan,Dengan cara berkomunikasi seperti ini.Perawat
dapat lebih merencanakan bantuan dan bimbingan bagi pasien dan juga perawat akan
mengembangkan kepercayaan pada diri sendiri.Kami menerima saran anda agar makalah ini
lebih sepurna.
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimul Hidayat (2003), Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dalam
Komunikasi Terapeutik pada Anak Usia Prasekolah, Medikes Jurnal Keperawatan dan
Kesehatan Hal 40-45.
Whaley and Wongs (1995), Essensials of Pediatric Nursing Fourth Edition, Mosby
Company, St Louis Missouri.
Yupi Supartini (2004), Buku ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC Jakarta
Asuhan Keperawatan anak dan dalam kontek keluarga,usdiknakes Depkes RI Jakarta (1993)
Hubungan teraputik perawat klien Budiana Keliat S.Kp
Elyshabet d.k.k , Asuhan Keperawatan anak.university Indonesia