Anda di halaman 1dari 13

KARYA TULIS ILMIAH

Generasi Muda Menolak Kemiskinan

OLEH :

NAMA : BERTHA DWILIA

KELAS : IX A

NIS : 0028168900

SMP NEGERI 1 BURAU

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul karya ilmiah :

GENERASI MUDA MENOLAK KEMISKINAN

Penulis : BERTHA DWILIA

Kelas : IX A

NIS : 0028168900

Setelah pengarahan, bimbingan, koreksi, dan perbaikan seperlunya oleh


pembimbing karya tulis SMP Negeri 1 Burau tahun pelajaran 2016/2017, maka
karya tulis ini telah diterima dan disahkan pada :

Hari :

Tanggal :

Tempat :

Demikian pengesahan karya tulis ini. Karya tulis ini diajukan dalam rangka
memenuhi tugas mandiri mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IX A tahun
pelajaran 2016/2017.

Mengetahui,
Guru Bahasa Indonesia (Pembimbing)
Dra .Nuriati

Nip 196803032007012030

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis


telah menyelesaikan Karya Ilmiah dengan tema Kemiskinan dan diberi judul
generasi Muda Menolak Kemiskinan dengan tepat waktu dan sebaik-
baiknya.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
banyak pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas Limpahan Rahmat-Nya


2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan ini
3. Teman-teman yang telah banyak memberikan bantuan
4. Terkhusus kepada guru Bahasa Indonesia Dra .Nuriati atas
bimbingannya selama ini.

Semoga materi dalam karya ilmiah ini dapat bermanfaat dan menjadi
sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Burau, 08 Juni 2017


Bertha Dwilia

ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Lembar Pengesahan ............................................................................................................ i
Kata Pengantar ..................................................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
3. Metode Penulisan ................................................................................................... 2
4. Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
1. Pengertian Kemiskinan dan Pemuda ............................................................. 3
2. Kemiskinan Di sekitar kita ................................................................................. 3
3. Pemudan dan Gerakan Menolak Kemiskinan ............................................ 4
4. Kepemudaan,Kemiskinan dan Spirit Kebangsaan ..................................... 4
5. Gerakan Kewirausahaan Pemuda Melawan Kemiskinan ...................... 5
6. Penataan Kebijakan Antikemiskinan Pemuda ............................................. 6
Bab III Penutup
1. Kesimpulan ................................................................................................................. 7
2. Saran ............................................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENYUSUN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Kemiskinan sudah menjadi bahan pembicaraan berabad-abad lamanya,


bahkan sejak zaman para Nabipun kemiskinan sudah ada. Hal ini dapat terlihat
misalnya saja dalam pandangan mengenai shadaqah ataupun zakat dimana
mereka yang fakir miskin mendapat porsi tersendiri dalam upaya
meningkatkan taraf hidup masyarakat dimasa itu. Begitu juga pada era
reformasi sekarang ini kelompok masayarakat yang berada dibawah garis
kemiskinan itupun tetap saja masih sulit diberantas. Berbagai kalangan
memberikan sumbangan pemikiran ataupun strategi dalam pengentasan
kemiskinan ini, demikian juga kaum muda diharapkan perannya dalam
memberantas kemiskinan di Daerahnya..

Pemuda perlu diberi penanaman nilai kesetiakawanan social dan


pemupukan jiwa kepeloporan pemuda. Dengan misi tsb diharapkan
pemuda dapat ikut serta secara proaktif didalam setiap kegiatan social dan
upaya penanggulangan kemiskinan dilingkungannya. Sehingga nantinya
diharapkan akan tumbuh kepedulian dan kepeloporan pemuda dalam kegiatan
penanggulangan kemiskinan. Solidaritas social yang dimotori oleh golongan
pemuda dan pelajar. Dengan semangat yang masih menggebu-gebu, tenaga
yang masih kuat dan pemikiran yang masih segar, pemuda bisa menjadi
pelopor gerakan pengentasan kemiskinan, minimal dilingkungan dia berada..
Sekarang yang harus dilakukan adalah bagaimana mengelola potensi pemuda
yang sedemikian besar tersebut untuk diwujudkan didalam karya nyata :
Pengentasan Kemiskinan. Jangan sampai potensi yang sedemikian besar itu
malah tidak tergarap, atau sia-sia. Karena itulah dengan menyadari potensi
yang cukup besar itu sebaiknya semua kalangan masyarakat mencoba duduk
bersama memberikan peran yang seluas-luasnya bagi pemuda untuk turut
serta didalam upaya pengentasan kemiskinan. Peran pemuda dalam
pengenatasan kemiskinan perlu di fasilitasi dengan berbagai hal terutama
berupa pemberdayaan. Peran pemuda tsb mengalami sejumlah tantangan yang
sebenarnya merupakan suatu rahmat yang tersembunyi ( Blessing in disguise

1
), yang menuntut para praktisi yang berkompeten di bidangnya untuk lebih
intens dalam pengentasan kemiskinan di daerahnya. Pemuda perlu dibekali
pembedayaan seperti manajemen yang baik yang dapat memecahkan
permasalahan dalam pemberantasan kemiskinan di daerahnya, agar dalam
pelaksanaannya dapat bekerja lebih efektif dan efisien,

Para pemuda tadi berperan sebagai pendamping untuk pelaksanaan


pengentasan kemiskinan di daerahnya.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah karya ilmiah ini adalah mengenai seputar kemiskinan
disekitar kita dan bagaimana pemudaberperan dalam menolak kemiskinan
dimasyarkat ini.
3. Metode Penulisan
Menggunakan metode pengumpulan data dari berbagai sumber baik internet
maupun buku.
4. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penuliasan ini adalah mengetahui kondisi kemiskinan di sekitar


kita, dan mengetahui cara pemuda menolak kemiskinan

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Kemiskinan dan Pemuda
Kemiskinan
Dalam kamus ilmiah populer, kata Miskin mengandung arti tidak berharta
(harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) atau bokek. Adapun kata fakir
diartikan sebagai orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang
terkandung yaitu bahwa kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi. Hal ini
bermula sejak masa neo-klasik di mana kemiskinan hanya dilihat dari interaksi
negatif (ketidakseimbangan) antara pekerja dan upah yang diperoleh.
Kemiskinan juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang
tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari atau bisa
dikatakan dengan suatu kondisi serba kekurangan dalam arti minimnya materi
yang dimana mereka ini tidak dapat menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan
kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman
modern.

Pemuda
ialah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-
konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan
pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat
pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma
pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai
pemuda akan menguasai masa depan.

2. Kemiskinan di Sekitar Kita


Konsepsi umum kemiskinan biasanya berkaitan dengan adanya ketiadaan
sumber daya ekonomi, sosial, budaya, dan politik pada masyarakat tertentu.
Dari beberapa aspek yang saling mengait tersebut jenis kemiskinan dibagi
dalam distingsi yang jelas, yaitu kemiskinan kultural, yaitu kemiskinan yang
disebabkan karena kesalahan dari masyarakat itu sendiri. Dan kemiskinan
struktural, dimana pihak birokrasilah yang menyebabkan adanya kemiskinan

3
tersebut. Kemiskinan bukan saja mempengaruhi masalah ketahanan ekonomi
nasional, melainkan juga mempengaruhi sumber daya pemuda (dalam suatu
masyarakat). Di mana masalah kepemudaan sekarang ini menjadi sangat
krusial. Hal ini di karenakan pemuda sebagai generasi penerus bangsa harus
menjadi garda depan bagi perkembangan dan kemajuan bangsa. Pendekatan
yang dapat dilaksanakan untuk mencegah dan mengatasi masalah
kepemudaan saat ini salah satunya adalah mengikutserkatakan para pemuda
dalam berbagai macap sector yang dikira strategis untuk meningkatkan
potensi daerah maupun nasional

3. Pemuda dan Gerakan Menolak kemiskinan

Pemuda Indonesia merupakan agen of change dan agent of social control


dari pembangunan Indonesia. Tetapi sebaliknya kualitas pemuda Indonesia
sekarang ini mengalami pergeseran bahkan kemerosotan yang signifikan. Tujuh
permasalahan kepemudaan yang tertuang, antara lain; rendahnya akses
pendidikan; kurangnya partisipasi pemuda; belum serasinya kebijakan pemuda;
kemampuan kewirausahaan yang rendah; tingginya tingkat pengangguran;
masalah social pemuda; rendahnya pembinaan dan pelatihan pemuda oleh
pemerintah. Berbagai permasalahan generasi muda ini harus mendapat
perhatian yang lebih daripemerintah. Ini di karenakan para pemudalah yang
merupakan tombak berdirinya suatu bangsa. Perlu adanya kesadaran kolektif
untuk menjadikan peran pemuda lebih kongkret di dalam masyarakat. Para
pemuda perlu adanya stimulan untuk kembali pada arah kemajuan, dan
pertahanan suatu bangsa.

4. Kepemudaan, Kemiskinan, dan Spirit Kebangsaan

Peran pemuda dalam mengisi pembangunan suatu bangsa merupakan kunci


utama, juga pada tataran pengentasan kemiskinannya. Secara kualitatif pemuda
memiliki idealism yang murni, inovatif, dan kreatif. Hal ini lah yang merupakan
elemen strategis bahwa pemuda merupakan energy besar dalam perubahan
suatu bangsa. Secara kuantitatif, jika dilihat ukuran dari pemuda itu adalah umur
15-35 tahun, maka Indonesia memiliki 37-40% pemuda dari jumlah

4
penduduknya. Di mana golongan ini merupakan tenaga kerja produktif yang
menempati posisi terpenting dalam pembangunan masa depan bangsa.

Kemiskinan di Indonesia ini cenderung mengarah pada kemiskinan


ekonomi. Lemahnya mentalitas pemuda dalam pembangunan ekonomi akan
semakin melemahkan kekuasaan bangsa Indonesia dihadapan bangsa lain.
Adanya ormas kepemudaan sebenarnya merupakan kedinamisan upaya menuju
pembangunan, tetapi ormas kepemudaan yang merupakan komponen bangsa
belum berhasil secara penuh. Sumber daya manusia dalam ormas kepemudaan

tersebut yang menjadikan salah satu faktor ketertinggalan. Ormas


kepemudaan yang merupakan piranti pembangunan ekonomi dalam
mengentasakan kemiskinan perlu adanya implementasi yang nyata, yaitu
dengan meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat dengan disertai
pemberian modal usaha bagi usaha kecil yang sebagian besar di daerah
pedesaan. Upaya pembangunan ekonomi harus lepas dari sentralistik ekonomi.
Upaya lain yang harus diwujudkan adalah perencanaan program pembangunan
berbasis rakyat, di mana rakyat diberi kesempatan sepenuhnya untuk terlibat
langsung dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa. Serta
menempatkan kesejahteraan yang berkeadilan secara merata

5. Gerakan Kewirausahaan Pemuda Melawan Kemiskinan

Peran pemuda dalam pengentasan kemiskinan dapat diwujudkan melalui


pemberdayaan kewirausahaan. Etos kerja, kemandirian, dan keterampilan para
pemuda diharapkan mampu untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan demi
tercapainya pemanfaatan potensi lokal maupun nasional. Hal pertama yang
harus dilakukan demi keberhasilan kewirausahaan pemuda adalah mengubah
mentalitas dan etos kerja dari pemuda itu sendiri. Mindset mereka harus diubah
untuk berorientasi pada kemajuan masa depan, untuk lebih mandiri dan
beraktualisasi diri. Dan upaya tersebut dapat dicapai dengan meningkatkan
kualitas pendidikan.

5
Dilihat dari tingkat populasinya, negara berkembang seperti Indonesia
justru memiliki potensi besar untuk dapat mengembangkan kreativitas dan
usaha-usaha baru. Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, budaya,
maupun manusianya akan mampu untuk bangkit dari keterpurukan kemiskinan
melalui jiwa kewirausahaan rakyat. Terkait dengan usaha meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, RPJM 2004-2006 menetapkan prioritas dan arah
kebijakan pembangunan di bidang koperasi dan UKM. Dengan SDA dan SDM
yang melimpah, bukan tidak mungkin potensi wirausaha ke depan dapat mengisi
setengah dari produk nasional. Untuk mengoptimalkan operasi pemberdayaan

wirausaha perlu diambil langkah antara lain; pemetaan pemuda; pelatihan


keahlian dan keterampilan kerja; pendampingan; dan penguatan antar jaringan.

6. Penataan Kebijakkan Antikemiskinan Pemuda

Mencari jalan pengentasan kemiskinan merupakan usaha yang komplek dan sulit.
Segala sesuatu yang menyangkut penyelesaian kemiskinan harus dimulai dengan
memperhatikan hal-hal kecil dalam keseharian, tanpa harus meninggalkan cita-cita
besar yang diharapkan mampu mengubah formasi-formasi sosial masyarakat. Para
pemuda harus sadar bahwa kemiskinan juga disebabkan oleh faktor-faktor eksternal.
Oleh karena itu masyarakat atau elemen kepemudaan harus mampu membangun
aliansi dan solidaritas. Memerangi kemiskinan, membangun motivasi dan cita-cita
diperlukan peran yang sangat fundamentas, yaitu agama. Paham dan keyakinan akan
perubahan itu harus ditanam dalam jiwa tiap-tiap individu, dengan dimulai dari
menelusuri potensi diri, kesunguhan berusaha, doa, serta cita-cita untuk berubah.
Aspek pembangunan mental dan spiritual generasi muda merupakan aspek pentik yang
harus ditingkatkan.

Kemiskinan yang secara langsung mengakibatkan munculnya pengangguran


menjadikan tidak hanya elemen masyarakat yang harus bergerak, melainkan seluruh
elemen-elemen pemerintah juga turut andil dalam penyelesaiannya. Menpora harus
mewadahi dan menciptakan sumber daya manusia yang handal dan mampu berkarya
demi tercapainya pengentasan kemiskinan. Salah satu upaya pemberdayaan pemuda
adalah dengan menggerakkan wirausaha berbasis komunitas.

6
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari sini dapat terlihat kunci agar peran pemuda bisa lebih maksimal, efektif dan efisien
didalam upaya pengentasan kemiskinan di daerahnya., harus bermula dari partisipasi
mereka. Dari konsep yang mereka rencanakan dan kemudian diaplikasikan dan
diimplementasikan oleh mereka sendiri. Inilah yang menjadi tugas kita bersama.
Mencetak para pemuda yang mandiri dan turut berpartisipasi secara nyata di dalam
upaya pengentasan kemiskinan memang tidak mudah. Tetapi jika ada peran dari semua
pihak yang mau peduli dan memiliki komitmen nyata akan hal itu, kami yakin hal ini
akan segera terlihat. Pemuda dengan potensi besarnya itu merupakan modal dasar
didalam perbaikan kualitas kehidupan masyarakat di masa mendatang. Dan merupakan
sebuah kewajaran jika The Founding Fathers kita memiliki perhatian yang besar
terhadap para pemuda.Dengan menggerakkan peran para pemuda dalam melaksanakan
pengentasan kemiskinan, kami yakin bahwa pemberantasan kemiskinan dan
pengangguran akan berhasil dan apabila kemiskinan dan pengangguran dapat
diberantas maka Integrasi Sosial dan Integrasi Nasional dapat pula terwujud. Karena
salah satu factor tingginya disintegrasi social adalah banyaknya orang miskin dan
banyaknya pengangguran.

2. Saran

Kita harus membenahi mekanisme partisipasi social para pemuda. Partisipasi mereka
dari tingkat bawah harus segera dibangun. Partisispasi yang benar-benar menggunakan
metode Bottom-Up. Tidak lagi Top Down. Biarkan para pemuda membuat dan
melaksanakan konsep yang telah mereka rencanakan. Pemerintah Daerah hanya tinggal
mendorong realisasi konsep tsb dalam bentuk stimulant-stimulan. Sehingga, ketika ada
kegiatan atau program dari mereka yang sudah berjalan segera di dorong untuk
memberikan hasil yang lebih maksimal lagi.. Ini yang harus segera dilakukan, ditengah
sejumlah kemudahan-kemudahan yang telah pemerintah daerah berikan kepada
mereka. Sebab, dalam pandangan kami, selama ini mereka telah terlena. Dan hal ini
yang membuat mereka minim dalam berpartisipasi. Mereka sekali lagi lebih senang
Menunggu Bola Penyakit inilah yang harus segera kita hentikan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Gunarso Dwi.2006. Modul Globalisasi. Banyumas. CV. Cahaya Pustaka

Santoso Slamet, dkk. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Unsoed : Purwokerto.

Santoso, Djoko. 2007. Wawasan Kebangsaan. Yogyakarta. The Indonesian Army Press

Riyadi, Slamet dkk. 2006. Kewarganegaraan Untuk SMA/ MA. Banyumas. CV. Cahaya
Pustaka.

https://agnessekar.wordpress.com/2009/09/27/peran-pemuda-dalam-pengentasan-
kemiskinan/

8
BIODATA PENYUSUN

Nama : Bertha Dwilia

Kelas : IX A

Nis : 0028168900

TTL : Luwu Timur/ 23 April 2002

Alamat : Desa Lanosi, Kec Burau

Agama : Kristen

Cita-cita : Pendidik

Hobi : Menyanyi

Nama Orang tua :

Ayah : ARIUS

Ibu : HERLIS

Anda mungkin juga menyukai