Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENYAJIAN DATA
DAN
DISTRIBUSI FREKUENSI

Untuk Memenuhi Ujian Semster 2


Magister Manajemen Peminatan Kesehatan
MK : SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
DOSEN : Dr. WAHYU HIDAYAT. M. Eq

Oleh :
FITRIA EKA SUHARYANI
NIM. 171103439

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


KONSENTRASI MANAJEMEN KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hinayah-Nya
terutama nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis manpu menyelesaikan tugas ujian akhir
semester 2 dengan membuat makalah mata kuliah Sistem dan Teknologi Informasi tentang
Frekuensi Distribusi ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah
yang akan datang.

Ngawi, Mei 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Distribusi Frekuensi
B. Bagian-Bagian Distribusi Frekuensi
C. Penyusunan Distribusi Frekuensi
D. Histrogram, Poligon Frekuensi, dan Kurva
E. Jenis-Jenis Distribusi frekuensi
BAB II KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyajikan atau mendeskripsikan data angka yang telah berhasil dihimpun itu secara

teratur, ringkas, mudah dimengerti, hingga dengan secara jelas dapat memberikan gambaran

yang cepat mengenai ciri atau sifat yang terkandung didalam data angka tersebut.

Dengan diketahuinya ciri atau sifat yang terkandung dalam kumpulan data angka itu

berarti kumpulan data angka setiap kali kita melakukan kegiatan pengumpulan data statistik,

maka pada umumnya kegiatan tersebut akan menghasilkan kumpulan data angka yang

keadaannya tidak teratur, berserak dan masih merupakan bahan keterangan yang sifatnya kasar

dan mentah. Dikatakan kasar dan mentah, sebab kumpulan data dalam kondisi seperti yang

diebutkan diatas belum dapat memberikan informasi secara ringkas dan jelas mengenai ciri atau

sifat yang dimiliki oleh sekumpulan angka tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian frekuensi distribusi?


2. Bagaimana bagian-bagian distribusi frekuensi ?
3. Bagaimana penyusun distribusi frekuensi ?
4. Bagaimana bentuk histrogram, poligon, frekuensi, dan kurva ?
5. Apa jenis-jenis distribusi frekuensi ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini secara umum adalah untuk menyelesaikan tugas dari bapak

Dr. Wahyu Hidayat. M.Ec. selaku dosen mata kuliah Sistem Manajemen Informasi, namun

tujuan penulisan makalah ini secara khusus adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian frekuensi distribusi


2. Untuk mengetahui bagiab-bagian distribusi frekuensi.
3. Untuk mengetahui penyusun distribusi frekuensi.
4. Untuk mengetahui bentuk histrogram, poligon, frekuensi, dan kurva
5. Untuk mentahui jenis-jenis distribusi frekuensi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Distribusi Frekuensi


Data yang telah diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa data acak atau data

mentah dapat dibuat menjadi yang berkelompok, yaitu data yang telah disusun ke dalam kelas-

kelas tertentu. Daftar yang memuat data berkelompok disebut distribusi frekuensi atau tabel

frekuensi. Jadi, distrubusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas interval tertentu

atau menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar.

Distribusi frekuensi, dapat diperoleh keterangan atau gambaran sederhana dan sistematis

dari data yang diperoleh.

B. Bagian-Bagian Distribusi Frekuensi

Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian sebagai berikut.

1. Kelas-kelas (class)
Kelas adalah kelompok nilai data atau interval.
2. Batas kelas (class limits)
Batas kelas adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan kelas yang lain.

Terdapat dua batas kelas yaitu:


a. Batas kelas bawah (lower class limits), terdapat di deretan sebelah kiri setiap kelas.
b. Batas kelas atas (upper class limits), terdapat di deretan sebelah kanan setiap kelas.

Batas kelas merupakan batas semu dari setiap kelas, karena di antara kelas yang satu dengan

kelas yang lain masih terdapat lubang tempat angka-angka tertentu.

3. Tepi kelas (class boundery/real limits/true class limits)


Tepi kelas juga disebut batas nyata kelas, yaitu batas kelas yang tidak memiliki lubang untuk

angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas yang lain. Terdapat dua tepi kelas, yaitu :
a. Tepi bawah kelas atau batas kelas bawah sebenarnya.
b. Tepi atas kelas atau batas kelas atas sebenarnya.
Penentuang tepi kelas bawah dan tepi kelas atas tergantung pada keakuratan pencatatan data.

Misalnya, data dicatat dengan ketelitian sampai satu desimal, maka rumus tepi bawah kelas

dan tepi atas kelas ialah sebagai berikut.


a. Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,5
b. Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5.
4. Titik tengah kelas atau tanda kelas (class mid point, class marks)
Titik tengah kelas adalah angka atau nilai data yang tepat terletak di tengah suatu kelas. Titik

tengah kelas merupakan nilai yang mewakili kelasnya. Titik tengah kelas = (batas atas +

batas bawah) kelas


5. Interval kelas (class interval)
Interval kelas adalah selang yang memisahkan kelas yang satu dengan kelas yang lain.
6. Panjang interval kelas atau luas kelas (interval size)
Panjang interval kelas adalah jarak antara tepi atas kelas dan tepi bawah kelas.
7. Frekuensi kelas (class frequency)
Frekuensi kelas adalah banyaknya data yang termasuk ke dalam kelas tertentu

Contoh:

TABEL 1 MODAL PERUSAHAAN “X”

Modal (jutaan Rp) Frekuensi (f )


50 – 59 16

60 – 69 32

70 – 79 20

80 – 89 17

90 – 99 15
Jumlah 100

Dari distribusi frekuensi diatas :


1. Banyaknya kelas adalah 5.
2. Batas kelas-kelas adalah 50, 59, 60, 69, ...
3. Batas bawah kelas-kelas adalah 50, 60, 70, 80, 90.
4. Batas atas kelas-kelas adalah 59, 69, 79, 89, 99.
5. Batas nyata kelas-kelas adalah 49,5; 59,5; 69,5; 79,5 ...
6. Tepi bawah kelas-kelas adalah 49,5; 59,5; 69,5; 79,5; 89,5.
7. Tepi atas kelas-kelas adalah 59,5; 69,5; 79,5; 89,5; 99,5
8. Titik tengah kelas-kelas adalah 54,5; 64,5; 74,5; 84,5 ...
9. Interval kelas-kelas adalah 50 – 59, 60 – 69, ..., 90 – 99.
10. Panjang interval kelas-kelas masing masing 10.
11. Frekuensi kelas-kelas adalah 16, 32, 20, 17, dan 15

Beberapa catatan mengenai distribusi frekuensi

1. Kadang-kadang suatu distribusi memiliki panjang interval kelas yang tidak sama,

bergantung kepada tujuannya.


2. Kadang-kadang distribusi frekuensi memiliki batas kelas yang berulang suatu nilai (batas

kelas) dipakai sebagai dua batas kelas.


3. Kadang-kadang distribusi frekuensi memiliki kelas terbuka, artinya batas kelas atas pada

kelas terakhir dan batas kelas bawah pada kelas pertama tidak ada.

C. Penyusunan Distribusi Frekuensi

Distrubusi frekuensi dapat dibuat dengan mengikuti pedoman berikut.

1. Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar

2. Menentukan jangkauan (range) dari data

Jangkauan = data terbesar – data terkecil

3. Menentukan bnyaknya kelas (K)

Banyaknya kelas ditentukan dengan rumus sturgess

Keterangan :

K = banyaknya kelas

n = banyaknya data

Hasilnya dibulatkan, biasanya keatas


4. Menetukan panjang interval kelas

5. Menetukan batas kelas bawah pertama.

6. Batas bawah kelas pertama biasanya dipilih dari data terkecil atau data terkecil yang

berasal dari pelebaran jangkauan (data yang lebih kecil dari data terkecil) dan

selisihnya harus kurang dari panjang interval kelasnya.

7. Menuliskan frekuensi kelas secara melidi dalam kolom turus atau tally

(sistem turus) sesuai bnyaknya data.

Beberapa catatan tentang penyusunan distribusi frekuensi

1. Pada pembuatan distribusi frekuensi, perlu dijaga jangan sampai ada data yang tidak

dimasukkan ke dalam kelas atau data yang masuk ke dalam dua kelas yang berbeda.
2. Titik tengah diusahakan bilangan bulan bukan pecahan.
3. Nilai frekuensi di usahakan tidak ada yang nol.
4. Dalam menentukan bnyaknya kelas, (k), diusahakan:
a. Tidak terlalu sedikit, sehingga pola kelompok kabur.
b. Banyaknya kelas berkisar antara 5 sampai 15 buah,
c. Jika jangkauan terlalu besar maka banyaknya kelas antara 10 sampai 20.
5. Cara lain dalam menetapkan banyaknya kelas ialah:
a. Memilih atau menetapkannya sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
b. Menggunakan rumus

Keterangan :

R = jangkauan

I = panjang interval kelas

Cara tersebut dipakai dengan mencoba menetapkan terlebih dahulu panjang interval

kelasnya (i).

Contoh soal :

1. Dari hasil pengukuran diameter pipa-pipa yang dibuat oleh sebuah mesin (dalam mm

terdekat), diperoleh data sebagai berikut.


78 72 74 79 71 74 75 74 72 68

72 73 72 74 75 74 73 74 65 72

66 75 80 69 82 73 74 72 79 71

70 75 71 70 70 70 75 76 77 67

Buatlah distribusi frekuensi dri data tersebut !

Penyelesaian:

a. Urutan data

65 66 67 68 69 70 70 70 70 71

71 71 72 72 72 72 72 72 73 73

73 74 74 74 74 74 74 74 75 75

75 75 75 76 77 78 79 79 80 82

b. Jangkuan (R) = 82 – 65 = 17

c. Banyaknya kelas (k) adalah

k = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 5,3 = 6,3 = 6

d. Panjang interval kelas (i) adalah

e. Batas kelas pertama adalah 65 (data terkecil)

f. Tabelnya
TABEL 2 PENGUKURAN DIAMETER PIPA-PIPA (satuan mm)

Diameter Turus Frekuensi


65 – 67 III 3

68 – 70 IIII I 6

71 – 73 IIII IIII II 12

74 – 76 IIII IIII III 13

77 – 79 IIII 4

80 - 82 II 2
Jumlah 40

D. Histrogram, Poligon Frekuensi, dan Kurva

1. Histrogram dan poligon frekuensi

Histrigaram dal poligon frekuensi adalah dua grafik yang sering digunakan untuk

menggambarkan distrubusi frekuensi. Histrogram merupakan grafik batang dari distribusi

frekuensi dan poligon frekuensi merupakan grafik garisnya.

Pada histrogram batang-batangnya saling melekat atau berimpitan, sedang poligon

frekuensi dibuat dengan cara menarik garis dari satu titik tengah batang histrogram ke titik

tengah batang histrogram yang lain. Agar diperoleh poligon tetutup, harus dibuat dua kelas baru

dengan panjang kelas sama dengan frekuensi nol pada kedua ujungnya. Pembuatan pada

duakelas baru itu diperbolehkan karena luas histrogram dal poligon yang tertutup sama.

Pada pembuatan histrogram digunakan sistem salib sumbu. Sumbu mendatar (sumbu X)

dan sumbuh tegak (sumbuh Y) menyatakan frekuensi.

Contoh:
a. Histrogram

b. Poligon frekuensi

Poligon Frekuensi yaitu penggambaran distribusi frekuensi dalam bentuk garis yang

menghubungkan titik-titik tengah kelasnya sebagai skala kelas. Jenis lain dari poligon

frekuensi adalah kurva frekuensi, yaitu penggambaran distribusi frekuensi dalam bentuk

garis, dimana luas daerah di bawah kurva kurang lebih sama dengan luas histogram

frekuensinya. Kurva frekuensi dapat digambarkan dengan memanfaatkan histogram

frekuensi dengan menggunakan angka-angka tepi kelas sebagai skala kelas, dengan

menghubungkan titik-titik tengah masing-masing balok.


Contoh :

Berikut ini upah karyawan (dalam ribuan rupiah) per minggu dari sebuah perusahaan.

2. Kurva frekuensi

Kurva distribusi frekuensi, diseingkt kurva frekuensi yang telah dihaluskan mempunyai

bebagai bentuk dengan ciri-ciri tertentu. Bentuk-bentuk kurva frekuensi adalah sebagai

berikut.

a. Simetris atau bernentuk lonceng. Ciri-cirinya ninali variabel di samping kiri dan kanan

yang berjarak sama terhadap titik tengah(yang frekuensinya terbesar) mempunyai

frekuensi yang sama. Bentuk kurva simetris sering dijumpai dalam distribusi

bermacam-macam variabel, karena itu dinamakan distribusi normal.

b. Tidak simetris atau condong, ciri-cirinya ialah ekoer kurva yang satu lebih panjang

daripada ekor kurva lainnya. Jika ekor kurva lebih panjang berada di sebelah kanan

kurva disebut kurva condong ke kanan (mempunyai kecondongan posotif), sebaliknya

disebut condong ke kiri (mempunyai kecondongan negatif).


c. Bentuk J atau J terbalik, ciri-cirinya ialah salah satu nilai ujung kurva memiliki

frekuensi maksimum.

d. Bentuk U, dengan ciri kedua ujung kurva memiliki frekuensi maksimum.

e. Bomidal, dengan ciri mempunyai dua maksimal.

f. Multimodal, dengan ciri mumpunyai lebih dari dua maksimal.

g. Unifim , terjadi bila nilai-nilai veriabel suatu interval mempunyai frekuensi sama.

Berukut ini adalah gambar dari bentuk-bentuk kurva frekuensi di atas.

E. Jenis-Jenis Distribusi frekuensi

Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, distribusi frekuensi dapat dibedakan atas tiga jenis,

yaitu distribusi frekuensi biasa, distrubusi frekuensi ralatif, distribusi frekuensi kumulatif.

1. Disribusi frekuensi biasa

Distribusi frekuensi biasa adalah distribusi frekuensi yang hanya berisikan jumlah frekuensi

dari setiap kelompok data atau kelas.

Ada dua jenis distribusi frekuensi biasa yaitu :

a. Distrubusi frekuensi numerik

Distribusi frekuensi numerik adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelasnya

dinyatakan dalam angka.

Contoh:

TABEL 5 PELAMAR PERUSAHAAN “XYZ”

Umur (tahun) Frekuensi


20 – 24 15

25 – 29 20

30 – 34 9

35 – 39 4
40 – 44 2
Jumlah 50

b. Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori

Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori adalah distribusi frekuensi yang pembagian

kelasnya dinyatakan berdasrkan data atau golongan data yang ada.

Contoh:

TABEL 6 HASIL PELEMPARAN DADU SEBANYAK 30 KALI

Angka Dadu (x) Banyaknya Peristiwa (f)


1 4

2 6

3 5

4 3

5 8

6 4
Jumlah 30
2. Distribusi frekuensi relatif

Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai hasil bagi

antara frekuensi kelas dan jumlah pengamatan yang terkandung dalam kumpulan data yang

berdistribusi tertentu. Dengan rumus :

Misalnya distrubusi frekuensi memiliki 4 buah interval kelas dengan frekuensi masing-

masing: maka distrubusi yang terbentuk adalah

Interval Kelas Frekuensi Frekuensi relatif


Interfal kelas ke-1 .

Interval kelas ke-2 .


.

.
. .

Interval kelas ke-k


jumlah
Frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk perbandingan desimal ataupun

persen.

Contoh :

TABEL 7 DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF

Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif


Per Desimal Persen
(tinggi (cm)) (banyak murid)
140 – 144 2 2/50 0.04 4

145 – 149 4 4/50 0,08 8

150 – 154 10 10/50 0,20 20

155 – 159 14 14/50 0,28 28

160 – 164 12 12/50 0,24 24

165 – 169 5 5/50 0,10 10

170 – 174 3 3/50 0,06 6


Jumlah 50 1 1 100

3. Distribusi frekuensi kumulatif

Distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi kumilatif.

Frekuensi kumulatif adalah frekuensi yang dijumlahkan.

Distribusi frekuensi kumulatig memiliki grafik atau kurva yang disebut ogif. Pada ogif

dicantumkan frekuensi kumulatifnya dan digunakan nilai batas kelas.

Ada dua macam distrubusi frekuensi kumulatif, yaitu diatrubusi frekuensi kumulatif kurang

dari dan lebih dari.

a. Disrtibusi frekuensi kumulatif kurang dari


Disrtibusi frekuensi kumulatif kurang dari adalah distribusi frekuensi yang memuat

jumlah frekuensi yang memiliki nilai kurang dari nialai batas kelas suatu interval.

b. Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari

Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari adalah distribusi frekuensi yang memuat

jumlah frekuensi yang memilii lebih dari nilai batas kelas suatu interval tertentu.

Contoh:

TABEL 8 DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF KURANG DARI

Distribusi Frekuensi Biasa Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang dari


Tinggi (cm) Frekuensi Tinggi (cm) Frekuensi Kumulatif
< 140 =0

140 – 144 2 < 145 0+2 =2

145 – 149 4 < 150 0+2+4 =6

150 – 154 10 < 155 0 + 2 + 4 + 10 = 16

155 – 159 14 < 160 0 + 2 + 4 + 10 + 14 = 30

160 – 164 12 < 165 0 + 2 + 4 + 10 + 14 + 12 = 42

165 – 169 5 < 170 0 + 2 + 4 + 10 + 14 + 12 + 5 = 47

170 - 174 3 < 175 0 + 2 + 4 + 10 + 14 + 12 + 5 + 3 = 50

Contoh :

TABEL 9 DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF LEBIH DARI

Distribusi Frekuensi Biasa Distribusi Frekuensi Kumulatif lebih dari


Tinggi (cm) Frekuensi Tinggi (cm) Frekuensi Kumulatif
140 – 144 2 > 140 = 50

145 – 149 4 > 145 50 - 2 = 48

150 – 154 10 > 150 50 - 2 - 4 = 44

155 – 159 14 > 155 = 34


160 – 164 12 > 160 50 - 2 - 4 - 10 = 20

165 – 169 5 > 165 50 - 2 - 4 - 10 - 14 =8

170 - 174 3 > 170 50 - 2 - 4 - 10 - 14 - 12 =3

> 175 50 - 2 - 4 - 10 - 14 - 12 - 5 =0

50 - 2 - 4 – 10-14- 12 - 5 - 3

BAB III

KESIMPULAN

Ketika melakukan suatu pengukuran sering di jumpai besar hasil pengukuran yang di peroleh

biasanya bervariasi. Apabila kita perhatikan data tersebut, sangatlah sulit bagi kita untuk menarik

kesimpulan yang berarti. Untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut, data

tersebut perlu di olah terlebih dahulu. Maka dari sinilah perlunya kita mempelajari namanya

frekuensi distribusi.
Distribusi Frekuensi adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa kategori yang

menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukkan ke

dalam dua atau lebih kategori. Distribusi frekuensi adalah susunan data dalam bentuk tunggal

atau kelompok menurut kelas-kelas tertentu dalam sebuah daftar.


DAFTAR PUSTAKA

Afrinando, R. (2014). Probabilitas dan Statistika. Fakultas Teknik. Universitas

Andalas Padang. Padang.

Benua Ilmu. (2013). http://www.benuailmu.com/2013/09/rumus-simpangan-

baku.html. Dipetik Maret 03, 2016

Mafia. (2014). http://mafia.mafiaol.com/2014/06/cara-menentukan-jangkauan-

interkuartil-simpangan-kuartil.html. Dipetik Maret 05, 2016

Maria Fauzi. (2013). https://marieffauzi.wordpress.com/2013/10/07/pengukuran-

penyimpangan-range-deviasi-varian/. Dipetik Maret 03, 2016

Matematika Study Center. (2010). http://matematikastudycenter.com/kelas-11-

sma/142-statistika-data-simpangan-rata-rata. Dipetik Maret 02, 2016

Ruslang, T. (2010). Statistik Ekonomi I Frekuensi Distribusi. Parepare: Scribd.

Suprapto. (2009). Kemencengan (Skewness). Program Kuliah Karyawan. Universitas

Mercu Buana Jakarta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai