PENDAHULUAN
1.1. PENDAHULUAN
Definisi :
Statistik adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan
fakta, pengolahan, serta penganalisaan, penarik kesimpulan, serta pembuatan
keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta dan analisa yang dilakukan.
Statistik terbagi atas :
1 Statistik matematis
2 Statistik teoritis
TITI RATNASARI
a. Data intern : Data yang diperoleh dari keadaan dalam suatu lembaga.
Misalkan, data aktifitas suatu perusahaan.
b. Data ekstern : Data yang diperoleh dari luar suatu lembaga .
sel
sel
Judul baru
sel
b. Daftar kontingensi
BANYAK MURID SEKOLAH DI DAERAH A MENURUT TINGKAT SEKOLAH
DAN JENIS KELAMIN TAHUN 1970
SD SMP SLTA JUMLAH
TITI RATNASARI
c. Daftar distribusi frekuensi
UMUR MAHASISWA UNIVERSITAS X DALAM TAHUN (AKHIR TAHUN 1970)
UMUR BANYAK MAHASISWA
17-20 1.172
21-24 2.758
25-28 2.976
29-32 997
33-36 205
JUMLAH 8.108
Macam-macam diagram :
a. Diagram batang
1.562
1.019
818
743
432
SD SMP ST SMA SMEA
b. Diagram garis
1971 72 73 74 75 76 77 78 79
TITI RATNASARI
c. Diagram lambang atau diagram simbul
JAWATAN JUMLAH PEGAWAI
A 70
B 80
C 50
D 60
TITI RATNASARI
f. Diagram pencar atau diagram titik.
79 49 48 74 81 98 87 80
80 84 90 70 91 93 82 78
70 71 92 38 56 81 74 73
68 72 85 51 65 93 83 86
90 35 83 73 74 43 86 68
92 93 76 71 90 72 67 75
80 91 61 72 97 91 88 81
70 74 99 95 80 59 71 77
63 60 83 82 60 67 89 63
76 63 88 70 66 88 79 75
TITI RATNASARI
Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama, kita
lakukan sebagai berikut.
a. Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil. Dalam hal ini,
karena data terbesar = 99 , dan data terkecil = 35, maka rentang = 99 – 35 =
64
b. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Banyak kelas sering biasa
diamnbil paling sedikit 5 kelas dan paling banyak 15 kelas, dipilih menurut
keperluan. Cara lain dapat menggunakan aturan Sturges, yaitu :
Banyak kelas = 1 + (3,3) log n
Dimana n menyatakan banyak data dan hasil akhir dijadikan bilangan bulat.
Untuk contoh kita dengan n = 80, maka: (logaritma beberapa bilangan dapat
dilihat dalam Apendiks, Daftar A).
Banyak kelas = 1 + (3,3) log 80 = 1 + (3,3)(1,9031)
= 1 + (3,3)(1,9031) = 7,2802
Kita bias membuat daftar dengan banyak kelas 7 atau 8 buah.
c. Tentukan panjang kelas interval p. Ditentukan oleh aturan:
rentang
P=
banyak kelas
Harga p diambil sesuai dengan ketelitian satuandata yang digunakan.
Contoh, jika banyak kelas 7, maka :
64
P= bisa kita ambil p = 9 atau p = 10.
7
TITI RATNASARI
d. Pilih ujung bawah kelas interval pertama.
Jika ujung bawah kelas pertama diambil sama dengan data terkecil,, yakni 35.
Maka daftar nya akan menjadi seperti :
Nilai Ujian f
35 – 44 3
45 – 54 3
55 – 64 8
65 – 74 23
75 – 84 20
85 – 94 19
95 – 104 4
Jumlah 80
Pada table diatas, kelas interval terakhir yaitu 95 – 104, melebihi nilai yang biasa
diberikan (100), karena dari penyusunan kelas-kelas interval dimuka dapat dilihat
bahwa ujung bawah kelas yang satu berbeda dari ujung atas kelas sebelumnya.
TITI RATNASARI
1.6. DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF DAN KUMULATIF
Jika dalam daftar sebelumnya frekuensi menyatakan banyaknya data yang
terdapat dalam tiap kelas (dalam bentuk absolute), maka Distribusi Frekuensi
Relatif dinyatakan dalam Persen.
Frekuensi Relatif di singkat frel atau f(%). Cara menghitung frekuensi relative :
2
Untuk kelas pertama (31 – 40) = x 100% = 2,50%
80
3
Untuk kelas kedua (41 – 50) = x 100% = 3,75% dan seterusnya
80
Ket :
n : banyaknya data = 80
sehingga Daftar Distribusi Frekuensi dari data di atas di dapat :
TITI RATNASARI
Sedangkan untuk bentuk Daftar Distribusi Frekuensi Absolut dan Distribusi
Frekuensi Relatif :
Nilai Ujian fabs frel
35 – 44 3 2,50
45 – 54 3 3,75
55 – 64 8 6,25
65 – 74 23 17,50
75 – 84 20 30,00
85 – 94 19 25,00
95 – 104 4 15,00
Jumlah 80 100,00
TITI RATNASARI
Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif Kurang Dari :
Nilai Ujian fkum(%)
0
Kurang Dari 31
2,50
Kurang Dari 41
6,25
Kurang Dari 51
12,50
Kurang Dari 61
30,00
Kurang Dari 81
60,00
Kurang Dari 91
85,00
Kurang Dari 101
100,00
Keterangan :
Cara menghitung Frekuensi Kumulatif Relatif Kurang Dari :
0
Kurang dari 31 : x 100% = 0
80
2
Kurang dari 41 : x 100% = 2,50
80
5
Kurang dari 51 : x 100% = 6,25
80
10
Kurang dari 61 : x 100% = 12,50… dst
80
TITI RATNASARI
Distribusi Frekuensi Kumulatif Relatif Lebih Dari :
Nilai Ujian fkum(%)
100,00
31 atau lebih
97,50
41 atau lebih
93.75
51 atau lebih
87,50
61 atau lebih
70,00
81 atau lebih
40,00
91 atau lebih
15,00
101 atau lebih
0
Keterangan :
Cara menghitung Frekuensi Kumulatif Relatif Lebih Dari :
80
31 atau lebih : x 100% = 100.00
80
78
41 atau lebih : x 100% = 97,50
80
75
51 atau lebih : x 100% = 93,75
80
70
61 atau lebih : x 100% = 87,50… dst
80
TITI RATNASARI
Seperti tampak pada diagram berikut ini :
25
20
15
10
5
0 //
30,5 40,5 50,5 60,5 70,5 80,5 90,5 100,5 Nilai
Selanjutnya jika di tengah – tengah tiap sisi atas dari tiap diagram batang tersebut
dihubungkan dengan garis, maka akan terbentuk suatu diagram dan diagram garis
tersebut bernama POLIGON FREKUENSI. Diagram garis tersebut dapat di lihat
pada gambar di halaman berikut :
25
20
15 Poligon Frekuensi
10
5
0 //
30,5 40,5 50,5 60,5 70,5 80,5 90,5 100,5 Nilai
TITI RATNASARI
Sementara Poligon Frekuensi yang terbentuk dari Distribusi Frekuensi Relatif,
disebut sebagai OZAIV, yang dapat dilihat pada diagram berikut :
80
70
60
50
40
30
20
10
0 //
31 41 51 61 71 81 91 101
20
15 Poligon Frekuensi
10
5 Kurva Frekuensi
0 //
30,5 40,5 50,5 60,5 70,5 80,5 90,5 100,5 Nilai
TITI RATNASARI
Jika semua data dalam populasi dapat dikumpulkan lalu dibuat daftar distribusi
frekuensinya dan akhirnya digambarkan kurva frekuensinya, maka kurva ini
cukupdapat menjelaskan sifat atau karakteritik dari populasi tersebut.
`Untuk keperluan teori dan metode lebih lanjut, model populasi ini dituangkan
dalam bentuk persamaan matematika. Namun pada saat ini, haya akan diberikan
dalam bentuk kurva untuk model populasi yang sering dikenal, diantaranya adalah
model normal, simetrik, positif atau miring ke kiri dan negative atau miring ke
kanan.
NORMAL SIMETRIK
TITI RATNASARI
LATIHAN
1. Data di bawah ini merupakan data tentang kelahiran per 1000 penduduk di
berbagai daerah di Jawa selama periode 2000 – 2004.
5. Dibawah ini diberikan data tentang umur disebut X(dalam tahun), berat badan
disebut Y(dalam kg), dan tinggi badan disebut Z(dalam cm) untuk 100 orang
laki-laki.
TITI RATNASARI
UMUR,TINGGI DAN BERAT BADAN 100 ORANG LAKI-LAKI
X Y Z X Y Z X Y Z
44 70 180 61 68 182 52 66 154
35 73 188 61 70 185 52 67 152
41 68 178 44 68 161 52 69 162
31 68 159 58 67 175 40 68 175
49 66 155 29 66 159 27 68 167
34 74 156 56 65 171 44 59 158
37 65 157 53 68 166 41 64 169
63 74 168 47 69 171 33 70 186
28 70 185 30 73 178 29 68 161
40 69 187 64 71 170 24 67 160
51 69 182 31 72 180 36 67 162
33 66 155 35 70 162 23 59 159
37 71 170 65 65 163 47 68 167
33 63 161 43 62 164 26 70 161
41 69 167 53 60 159 45 60 158
38 69 190 58 62 162 41 65 167
52 70 162 67 69 190 55 66 169
31 71 156 53 70 182 34 69 160
44 68 189 42 58 157 51 72 175
31 67 160 43 69 165 58 67 163
40 68 166 52 62 163 51 70 174
36 73 178 68 66 158 35 70 172
42 69 189 64 70 168 34 69 160
28 67 158 46 68 162 26 70 175
40 71 180 41 69 175 25 61 164
40 70 172 58 73 188 44 71 172
35 68 157 50 69 164 57 68 163
32 68 176 45 59 158 67 60 159
31 71 156 59 58 157 59 69 179
52 69 165 56 65 168 62 70 167
45 69 159 59 61 155 40 65 163
39 67 181 47 67 164 52 71 170
40 68 169 43 76 184
48 66 160 37 63 160
TITI RATNASARI
c. Gambarkan pula ozaivnya setelah daftar distribusi frekuensi kumulatifnya
disusun terlebih dahulu.
6. Data berikut melukiskan berapa kali pencacah harus dating untuk melengkapi
wawancara terhadap responden.
Frekuensi 8 7 6 5 4 3 2 1
harus datang
Responden 3 10 8 48 57 76 166 305
Buat histogram dan ozaiv untuk melukiskan hubungan antara 673 responden
dan seringnya pencacah harus dating.
7. Keadaan tenaga kerja dan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan menurut
kelompok umur dapat dilihat dibawah ini.
TITI RATNASARI
Buatlah histogram dan polygon frekuensinya dalam satu gambar. Berikan uraian
singkat tentang gambaran keadaan penduduk dan tenaga jkerja tahun 2000.
8. Hasil sensus perkebunan tahun 2000, menurut Biro Pusat Statistik.
Dikategorikan menurut luas perkebunan dan banyaknya perkebunan adalah
seperti di halaman berikut :
TITI RATNASARI