Anda di halaman 1dari 23

BAB II

UKURAN GEJALA PUSAT

2.1. PENDAHULUAN
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang sekumpulan data dari suatu
masalah baik berupa sampel atau populasi yang disajikan dalam bentuk table dan
diagram, masih diperlukan ukuran-ukuran yang merupakan wakil dari kumpulan
data tersebut.
Beberapa macam ukuran dalam golongan pertama adalah : rata – rata ( rata – rata
hitung ), rata – rata ukur, rata – rata harmonik dan modus. Golongan kedua meliputi
: median, kuartil, desil dan persentil.

2.2. RATA – RATA HITUNG


Jika x1, x2, …, xn merupakan nilai – nilai data kuantitatif dan n menyatakan ukuran
sampel atau objek yang diteliti dalam sampel. Maka N dipakai untuk menyatakan
ukuran populasi yaitu banyaknya anggota dalam populasi.
Rata – rata hitung untuk data kuantitatif dihitung dengan cara membagi jumlah nilai
data dengan banyaknya data. Simbol : x . Sedangkan rata – rata untuk populasi
dipakai symbol : µ . Jadi x adalah statistic sedangkan µ adalah parameter.
n

x 1  x 2  ...  x n x
i 1
i
x = atau x =
n n
Contoh :
Jika ada 5 nilai ujian dari 5 orang mahasiswa untuk mata kuliah statistik terdiri dari :
70, 69, 45, 80 dan 56. Tentukan rata – rata nilai tersebut.
Jawab :
70  69  45  80  56
x = = 64
5

TITI RATNASARI
Untuk menghitung rata – rata data berkelompok maka rumus rata – rata :
n

f x
i 1
i i
x= n

f
i 1
i

Ket :
xi menyatakan data
fi menyatakan banyaknya data
Contoh :
Jika ada 5 mahasiswa mendapat nilai 70, 6 mahasiswa mendapat nilai 69, 3
mendapat nilai 45, masing – masing seorang mendapat nilai 80 dan 56, maka lebih
baik data itu ditulis sebagai berikut:
xi fi
70 5
69 6
45 3
80 1
56 1

Jawab:
xi fi fixi
70 5 350
69 6 414
45 3 135
80 1 80
56 1 56
Jumlah 16 1035

TITI RATNASARI
Didapat
n

f x
i 1
i i
1035
x= n
= = 64,6
f
16
i
i 1

Untuk data yang telah disusun dalam daftar disrtibusi frekuensi, rata – ratanya
dihitung dengan rumus :
n

f x
i 1
i i
x= n

f
i 1
i

Ket :
xi = tanda kelas interval
fi = frekuensi yang sesuai tanda kelas xi

Contoh :
Jika diberikan daftar distribusi frekuensi seperti dibawah ini :
Nilai Ujian Frekuensi (fi)
31 – 40 1
41 – 50 2
51 – 60 5
61 – 70 15
71 – 80 25
81 – 90 20
91 – 100 12
Jumlah 80

TITI RATNASARI
Jawab :
Nilai Ujian Frekuensi (fi) Tanda kelompok fixi
(xi)
31 – 40 1 35,5 35,5
41 – 50 2 45,5 90
51 – 60 5 55,5 277,5
61 – 70 15 65,5 982,5
71 – 80 25 75,5 1887,5
81 – 90 20 85,5 1710
91 – 100 12 95,5 1146
Jumlah 80 - 6130

f x
i 1
i i
6130
x= n
= = 76,62
f
80
i
i 1

2.3. MODUS
Modus adalah kejadian yang paling banyak terjadi. Simbol : Mo.
Contoh :
Jika terdapat sampel dengan nilai data : 12, 34, 14, 34, 28, 34, 34, 28, 14.
Jawab :
Jika dibuat dalam bentuk tabel
xi fi
12 1
14 2
28 2
34 4

Dari data diatas didapat modus Mo = 34, karena frekuensinya terbanyak yaitu f = 4.

TITI RATNASARI
Jika data disusun dalam daftar distribusi frekuensi maka modusnya dapat
ditentukan dengan Rumus :
 b1 
Mo = b + p  
 b1  b 2 
b = batas bawah kelas modus, ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p = panjang kelas modus
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat berikutnya

Contoh :
No Nilai Ujian Frekuensi (fi)
1 31 – 40 1
2 41 – 50 2
3 51 – 60 5
4 61 – 70 15
5 71 – 80 25
6 81 – 90 20
7 91 – 100 12
Jumlah 80

Jawab :
1) Kelas modus = kelas kelima
2) b = 70,5
3) b1 = 25 – 15 = 10
4) b2 = 25 – 20 = 5
5) p = 10
 10 
Mo = 70,5 + (10)   = 77,17
 10  5 

TITI RATNASARI
2.4. MEDIAN
Median itu menentukan nilai tengah data. Simbol : Me.

Contoh :
Jika diberikan data : 12, 7, 8, 14, 16, 19, 10, 8. Tentukan median.
Jawab :
Sebelum menentukan median data tersebut harus disusun terlebih dahulu menjadi :
7, 8, 8, 10, 12, 14, 16, 19.
10  12
Data tengah nya adalah 10 dan 12. Maka median nya = = 11
2
Selanjutnya data yang disusun dalam distribusi frekuensi, rumus mediannya :
 1 n  F
Me = b + p  2 
 f 
b = batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak
p = panjang kels median
n = ukuran sampel atau banyak data
F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Contoh :
Jika nilai ujian 80 mahasiswa akan dihitung mediannya, dengan menggunakan
daftar berikut:
No Nilai Ujian Frekuensi (fi)
1 31 – 40 1
2 41 – 50 2
3 51 – 60 5
4 61 – 70 15
5 71 – 80 25
6 81 – 90 20
7 91 – 100 12
Jumlah 80

TITI RATNASARI
Jawab :
No Nilai Ujian Frekuensi (fi) F
1 31 – 40 1 1
2 41 – 50 2 3
3 51 – 60 5 8
4 61 – 70 15 23
5 71 – 80 25 48
6 81 – 90 20 68
7 91 – 100 12 80
Jumlah 80

Dari kelas median ini didapat :


b = 70; p = 10 dan f = 25
adapun F = 1 + 2 + 5 + 15 = 23
 1 n  F
Me = b + p  2 
 f 
 40  23 
Me = 70,5 + (10)   = 77,3
 25 

2.5. KUARTIL
Jika sekumpulan data dibagi menjadi 4 bagian yang sama banyak setelah disusun
sesuai dengan urutan nilainya, maka bilangan pembaginya disebut Kuartil. Ada 3
buah Kuartil yaitu :
1. Kuartil Pertama (K1)
2. Kuartil Kedua (K2)
3. Kuartil Ketiga (K3)

TITI RATNASARI
A. Data Tunggal
Rumus Kuartil untuk data tunggal :
i (n  1)
Letak Ki = data ke-
4
Keterangan :
i = 1, 2, 3
n= banyaknya data

Contoh :
Diberikan sampel data : 75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, 70. Tentukan
K1, K2 dan K3
Jawab :
Data diatas setelah disusun menjadi :
52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94
n = 12 (banyaknya data ada 12)
Maka
1 (12  1)
 Letak K1 = data ke-
4
= data ke- 3 1
4

Data yang dimaksud berada di posisi ke-3 dan posisi ke-4 dan seperempat
lebih jauh dari data ke-3 dan data ke-3 adalah 57 serta data ke-4 adalah 60.
Sehigga data yang dimaksud adalah :

Nilai K1 = data ke-3 + 1 (data ke-4 – data ke-3)


4

= 57 + 1 (60 – 57)
4

= 57 3
4

2 (12  1)
 Letak K2 = data ke-
4

= data ke-6 1
2

TITI RATNASARI
Data yang dimaksud berada di posisi ke-6 dan posisi ke-7 dan setengah lebih
jauh dari data ke-6 dan data ke-6 adalah 66 serta data ke-7 adalah 70.
Sehigga data yang dimaksud adalah :

Nilai K2 = data ke-6 + 1 (data ke-7 – data ke-6)


2

= 66 + 1 (70 – 66)
2
= 68

3 (12  1)
 Letak K3 = data ke-
4
= data ke-9 3
4

Data yang dimaksud berada di posisi ke-9 dan posisi ke-10 dan tigaperempat
lebih jauh dari data ke-9 dan data ke-9 adalah 82 serta data ke-10 adalah 86.
Sehigga data yang dimaksud adalah :

Nilai K2 = data ke-9 + 3 (data ke-10 – data ke-9)


4

= 82 + 3 (86 – 82)
4
= 85
B. Data Kelompok (Dalam Distribusi Frekuensi)
Rumus kuartil untuk data dalam Daftar Distribusi Frekuensi :
in 
  F
Ki =b+p  4 
 f 
 
 
Keterangan :
i = 1, 2, 3
b = batas bawah kelas Ki (kelas interval dimana Ki akan berada)
p = panjang kelas Ki
F = jumlah frekuensi (frekuensi kumulatif) sebelum Ki
f = frekuensi kelas Ki

TITI RATNASARI
Contoh :
Jika diberikan data dalam Daftar Distribusi Frekuensi seperti ini :
No Nilai Ujian Frekuensi (fi)
1 31 – 40 1
2 41 – 50 2
3 51 – 60 5
4 61 – 70 15
5 71 – 80 25
6 81 – 90 20
7 91 – 100 12
Jumlah 80
Tentukan K1, K2 dan K3
Jawab :
F (Frekuensi
No Nilai Ujian Frekuensi (fi)
Kumulatif)
1 31 – 40 1 1
2 41 – 50 2 3
3 51 – 60 5 8
4 61 – 70 15 23
5 71 – 80 25 48
6 81 – 90 20 68
7 91 – 100 12 80
Jumlah  fi = 80

 Letak K1 (banyaknya data) = 1 x  fi


4

= 1 x 80
4
= 20 data

TITI RATNASARI
Untuk mencari nilai dari K1, maka yang diambil :
F = 1 + 2 + 5 = 8, karena berdasarkan perhitungan diatas, posisi K1 berada di
data ke 20. Sehingga F diambil yg 8 bukan yg 23.
i = 1 (posisi Kuartil pertama)
n =  fi = 80
(60  61)
b = = 60,5 (angka 60 dan 61 diambil sesuai lingkaran hijau dalam table)
2
p = 10 (panjang interval masing – masing kelas)
f = 15 (sesuai lingkaran biru)
sehingga Nilai K1 adalah :
in 
  F
Ki = b + p  4 
 f 
 
 
 1 x 80 
 8
K1 = 60,5 + 10  4 
 15 
 
 
= 68,5

 Letak K2 (banyaknya data) = 2 x  fi


4

= 2 x 80
4

= 40 data
Untuk mencari nilai dari K1, maka yang diambil :
F = 1 + 2 + 5 + 15 = 23, karena berdasarkan perhitungan diatas, posisi K1
berada di data ke 23. Sehingga F diambil yg 23
bukan yg 48.
i = 2 (posisi Kuartil kedua)
n =  fi = 80
(70  71)
b = = 70,5 (angka 70 dan 71 diambil sesuai segitiga coklat dalam table)
2
p = 10 (panjang interval masing – masing kelas)
TITI RATNASARI
f = 25 (sesuai segitiga hijau)
sehingga Nilai K2 adalah :
in 
  F
Ki = b + p  4 
 f 
 
 
 2 x 80 
  23 
K2 = 70,5 + 10  4 
 25 
 
 
= 77,3

 Letak K3 (banyaknya data) = 3 x  fi


4

= 3 x 80
4

= 60 data
Untuk mencari nilai dari K1, maka yang diambil :
F = 1 + 2 + 5 +15 + 25 = 48, karena berdasarkan perhitungan diatas, posisi
K3 berada di data ke 60. Sehingga F diambil yg
48 bukan yg 68.
i = 3 (posisi Kuartil ketiga)
n =  fi = 80
(80  81)
b = = 80,5 (angka 80 dan 81 diambil sesuai persegiempat biru dalam table)
2
p = 10 (panjang interval masing – masing kelas)
f = 20 (sesuai persegiempat hijau)
sehingga Nilai K1 adalah :
in 
  F
Ki = b + p  4 
 f 
 
 

TITI RATNASARI
 3 x 80 
  48 
K3 = 80,5 + 10  4 
 20 
 
 
= 86,5

2.6. DESIL
Jika sekumpulan data di bagi menjadi 10 bagian yang sama, maka akan didapat 9
pembagi dan tiap bagian di sebut Desil. Ada 9 buah Desil :
1. Desil pertama (D1)
2. Desil kedua (D2)
3. Desil ketiga (D3)
4. Desil keempat (D4)
5. Desil kelima (D5)
6. Desil keenam (D6)
7. Desil ketujuh (D7)
8. Desil kedelapan (D8)
9. Desil kesembilan (D9)
A. Data Tunggal
Rumus Desil untuk data tunggal :
i (n  1)
Letak Di = data ke-
10
Keterangan :
i = 1, 2, 3, …, 9
n = banyaknya data

Contoh :
Diberikan sampel data : 75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, 70. Tentukan
D3, D6, D9

TITI RATNASARI
Jawab :
Data diatas setelah disusun menjadi :
52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94
n = 12 (banyaknya data ada 12)
Maka
3 (12  1)
 Letak D3 = data ke-
10
= data ke-3,9
Nilai D3 = data ke-3 + 0,9 (data ke-4 – data ke-3)
= 57 + 0,9 (60 – 57)
= 59,7
6 (12  1)
 Letak D6 = data ke-
10
= data ke-7,8
Nilai D6 = data ke-7 + 0,8 (data ke-8 – data ke-7)
= 70 + 0,8 (75 – 70)
= 74
9 (12  1)
 Letak D9 = data ke-
10
= data ke-11,7
Nilai D9 = data ke-11 + 0,7 (data ke-12 – data ke-11)
= 92 + 0,7 (94 – 92)
= 93,4
B. Data Berkelompok (Dalam Daftar Distribusi Frekuensi)
Rumus Desil Untuk Data Kelompok
in 
  F
Di = b + p  10 
 f 
 
 

:
TITI RATNASARI
i = 1, 2, 3, …, 9
b = batas bawah kelas Di (kelas interval dimana Di akan berada)
p = panjang kelas Di
F = jumlah frekuensi (frekuensi kumulatif) sebelum Di
f = frekuensi kelas Di

Contoh :
Tentukan D5 dan D7 jika di berikan daftar distribusi frekuensi berikut :
No Nilai Ujian Frekuensi (fi)
1 31 – 40 1
2 41 – 50 2
3 51 – 60 5
4 61 – 70 15
5 71 – 80 25
6 81 – 90 20
7 91 – 100 12
Jumlah 80

Jawab :
Frekuensi kumulatif
No Nilai Ujian Frekuensi (fi)
(F)
1 31 – 40 1 1
2 41 – 50 2 3
3 51 – 60 5 8
4 61 – 70 15 23
5 71 – 80 25 48
6 81 – 90 20 68
7 91 – 100 12 80
Jumlah  fi = 80

TITI RATNASARI
5
 Letak D5 = x 80 = 40 data
10
Sama seperti cara mendapatkan Nilai di Kuartil, krn letak D5 = 40, maka F
diambil 23 (F diambil nilai yg lebih kecil atau sama dengan 40), selanjutnya
nilai b diambil antara 70 dan 71, yaitu 70, 5. Nilai p diambil berdasarkan
panjang kelas yaitu 10 (dari 31 ke 41 atau dari 41 ke 51 dst), f dambil 25, i =
5 (karena D5) dan n =  fi = 80 (banyaknya data). Maka Nilai D5 dapat di
hitung :
 5 x 80 
  23 
Nilai D5 = 70, 5 + 10  10 
 25 
 
 
= 77,3
7
 Letak D7 = x 80 = 56 data
10
Sama seperti cara diatas, krn letak D7 = 56, maka F diambil 48 (F diambil nilai
yg lebih kecil atau sama dengan 56), selanjutnya nilai b diambil antara 80 dan
81, yaitu 80, 5. Nilai p diambil berdasarkan panjang kelas yaitu 10 (dari 31 ke
41 atau dari 41 ke 51 dst), f yang diambil 20 sesuai data yang ada di kolom
frekuansi (kolom 3), i = 7 (karena D7) dan n =  fi = 80 (banyaknya data).
Maka Nilai D7 dapat di hitung :
 7 x 80 
  48 
Nilai D7 = 80, 5 + 10  10 
 20 
 
 
= 84,5

TITI RATNASARI
2.7. PERSENTIL
Terakhir yang akan di bahas adalah persentil, Persentil adalah sekumpulan data
yang dibagi menjadi 100 bagian yang sama dan akan menghasilkan 99 pembagi.
Symbol dari persentil pertama sampai persentil ke-99 adalah P1, P2, …, P100
A. Data Tunggal
Rumus Persentil untuk data tunggal :
i (n  1)
Letak Pi = data ke-
100
Dalam hal perhitungan untuk Persentil ini caranya sama seperti saat menghitung
Kuartil dan Desil.

B. Data Berkelompok (Data Dalam Distribusi Frekuensi)


Rumus Persentil untuk data dalam Distribusi Frekuensi
 in 
 F
Pi = b + p  100 
 f 
 
 
Untuk perhitungan Persentil dalam daftar distribusi Frekuensi ini sama dengan
perhitungan Kuartil dan Desil untuk data yang berada dalam Daftar Distribusi
Frekuensi.

2.8. RATA – RATA SIMPANGAN (MEAN DEVIASI)


Jika data hasil pengamatan : x1, x2, …, xn dengan rata – rata x . Selanjutnya jika
jarak antara tiap data dengan rata – rata x adalah |xi  x |, maka rata – rata
simpangan (mean deviasi)
Rumus :
n

x
i 1
i x
RS =
n
Contoh :
Jika diketahui data 8, 7, 10, 11 maka rata – rata simpangan nya

TITI RATNASARI
Jawab :
xi xi  x |xi  x |
8 1 1
7 2 2
10 1 1
11 2 2

x =9
n

x
i 1
i x
6
RS = = = 1,5
n 4
2.9. SIMPANGAN BAKU (DEVIASI STANDAR) DAN VARIAN UNTUK DATA
TERSEBAR
Simpangan baku (deviasi standar) adalah ukuran sebaran statistic yang paling
umum atau rata – rata jarak penyimpangan titik – titik data diukur dari nilai rata –
rata data tersebut.
Simbol : s
Rumus deviasi standar yang pertama :

 x 
n
2
i x
i 1
s=
n  1
atau
Rumus deviasi standar yang kedua :
2
n
 n 
n  x i2    x i 
s= i 1  i 1 
n n  1

Contoh :
Diberikan sampel data : 8, 7, 10, 11, 4

TITI RATNASARI
Jawab :
xi xi  x (xi  x )2 xi2

8 0 0 64
7 1 1 49
10 2 4 100
11 3 9 121
4 4 16 16

xi = 40 (xi  x ) = 0 (xi  x )2 = 30  xi2 = 350

 x 
n
2
i x
i 1 30
s= = = 2,74
n  1 4

atau jika menggunakan rumus kedua, dengan n = 5 (banyaknya data) dan (xi)2 =
(40)2 = 1600, sehingga :
2
 n
n

n x    x i  2

5 (350 )  (40) 2
i

s= i 1  i 1  = =
150
=
30
= 2,74
n n  1 5(5  1) 5.4 4

hasil yang didapat dengan menggunakan rumus pertama dengan rumus kedua
sama.
Varian adalah kuadrat dari simpangan baku. Simbol : s2
Rumus varian yang pertama :

 x 
n
2
i x
i 1
s2 =
n  1
Rumus varian yang kedua :
2
 n
n

n x    x i  2
i

s2 = i 1  i 1 
n n  1

TITI RATNASARI
selanjutnya jika di hitung varian dengan menggunakan rumus varian yang pertama :

 x 
n
2
i x
i 1 30
s2 = = = 7,5
n  1 4
Dan jika menggunakan rumus varian yang kedua didapat :
2
n
 n 
n x    x i  2
i

s2 = i 1  i 1  = 150 = 7,5
n n  1 20
hasilnya juga sama.

2.10. SIMPANGAN BAKU (DEVIASI STANDAR) DAN VARIAN UNTUK DATA DALAM
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

Rumus Deviasi Standar :


2
 n 
 
n
n f i .x    f i x i 
2
i

S= i 1  i 1 
n(n  1)
Rumus Varian :
2
 n 
 
n
n f i .x    f i x i 
2
i
2
s = i 1  i 1 
n(n  1)

TITI RATNASARI
Contoh :
Tentukan deviasi standard an varian dari :
Nilai Ujian Frekuensi (fi)
31 – 40 1
41 – 50 2
51 – 60 5
61 – 70 15
71 – 80 25
81 – 90 20
91 – 100 12
Jumlah 80

Jawab :
Frekuensi
Nilai Ujian xi xi2 fixi fixi2
(fi)
31 – 40 1 35,5 1260,25 35,5 1260,25
41 – 50 2 45,5 2070,25 90 4140,50
51 – 60 5 55,5 3080,25 227,5 15401,25
61 – 70 15 65,5 4290,25 982,5 64353,75
71 – 80 25 75,5 5700,25 1887,5 142506,25
81 – 90 20 85,5 7310,25 1710 146205
91 – 100 12 95,5 9120,25 1146 109443
Jumlah fi = 80 fixi = fixi2 = 483310
6130

Deviasi Standar :
2
 n 
 
n
n f i .x    f i x i 
2

80.(483310 )  (6130 ) 2
i

S= i 1  i 1  = =
1087900
= 172,14 =13,12
n(n  1) 80(80  1) 80(79)

TITI RATNASARI
Varian :
2
 n 
 
n
n f i .x    f i x i 
2

 = 80.(483310 )  (6130 ) = 172,14


i
 i 1
2
2 i 1
s =
n(n  1) 80(80  1)
Ket : n = fi = 80

TITI RATNASARI
LATIHAN

Tentukan Mean, Median, Modus, Kuartil, Desil, Persentil, Deviasi Standar dan Varian,
jika diberikan data :

1.

DATA NILAI TUGAS FREKUENSI


65 – 67 2
68 – 70 5
71 – 73 13
74 – 76 14
77 – 79 4
80 – 82 2
fi = 40

2.
DATA NILAI TUGAS FREKUENSI
13 – 23 5
24 – 34 6
35 – 45 10
46 – 56 7
57 – 67 6
68 – 78 7
79 – 89 9
fi = 50

TITI RATNASARI

Anda mungkin juga menyukai