DESKRIPTIF
Judul
Kolom
Sel
Judul
Tsel : empat nilai-nilai
Baris data dituliskan Sel
Beberapa macam ukuran dari gejala pusat adalah rata-rata atau rata-rata
hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonik, dan modus.
Beberapa ukuran letak meliputi median, kuartil, desil dan persentil.
Rata-rata atau rata-rata hitung untuk data kuantitatif yang terdapat dalam
sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh
banyak data.
Jawab :
70 69 45 80 56
x 64
5
Jadi, rata - rata nilai ujian statistika dari kelima mahasiswa tersebut adalah 64
STATISTIKA DESKRIPTIF
Rumus Rata-Rata Hitung Terboboti
Jika ada lima mahasiswa mendapat nilai 70, enam mendapat nilai 69, tiga
mendapat 45 dan masing-masing seorang mendapat nilai 80 dan 56, maka
dapat ditulis pada tabel berikut :
80 1
56 1
STATISTIKA DESKRIPTIF
Untuk mencari rata-rata hitung data pada tabel di atas, maka dibuat tabel
penolong sebagai berikut :
xi fi fixi n
fi xi
70 5 350 i 1
x n
fi
69 6 414 i 1
1035
45 3 135
16
64 , 6
80 1 80
56 1 56
Nilai rata-rata ujian statistika
untuk ke-16 mahasiswa itu
Jumlah ∑fi =16 ∑fixi =1035 adalah 64,6
STATISTIKA DESKRIPTIF
Rumus Rata-Rata Hitung untuk Data dalam Tabel Distribusi Frekuensi :
n
xi tanda kelas interval
fi xi
x i 1 f i frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas xi
n
fi 1
Tanda kelas ujung bawah ujung atas
i 1 2
Cara kedua untuk menghitung rata-rata dari data dalam tabel distribusi
frekuensi adalah dengan cara sandi atau cara singkat.
Untuk ini ambil salah satu tanda kelas, namakan x 0. Untuk harga x 0 ini
diberi nilai sandi c = 0. Tanda kelas yang lebih kecil dari x0 berturut-turut
diberi harga-harga sandi c = -1, c = -2, c = -3, dst. Tanda kelas yang lebih
besar x0 berturut-turut mempunyai harga-harga sandi c = +1, c = +2, c = +3,
dst.
n
f
i i c p = panjang kelas interval
x x0 p i 1
n
fi
i 1
STATISTIKA DESKRIPTIF
Contoh (Rata-rata hitung utk data dlm Tabel distribusi Frekuensi):
Tentukan rata-rata nilai ujian metode statistika dari 80 mahasiswa untuk data
pada tabel distribusi frekuensi di atas
1. Jika tiap nilai data xi ditambah atau dikurangi dengan sebuah bilangan
tetap d, maka rata-rata untuk baru bertambah/berkurang dengan d dari
rata-rata data lama.
2. Jika tiap nilai data xi dikalikan dengan bilangan yang sama, misal d,
maka rata-rata untuk data baru menjadi d kali rata-rata data lama.
STATISTIKA DESKRIPTIF
q
Jika perbandingan tiap dua data berurutan tetap atau hampir tetap, rata-rata
ukur lebih baik dipakai daripada rata-rata hitung.
Untuk data bernilai x1, x2, ..., xn, maka rata-rata ukur U didefinisikan sebagai :
U n x1 x 2 x n
Untuk bilangan-bilangan bernilai besar, lebih baik digunakan logaritma, dan
menggunakan rumus berikut : n
log x i
log U i 1
n
Untuk data yang disusun dalam tabel distribusi frekuensi, rata-rata ukurnya
dihitung dengan rumus berikut : n
f i log x i
log U i 1 xi tanda kelas interval
n
fi
i 1
STATISTIKA DESKRIPTIF
Contoh 1 (Rata-rata Ukur) :
Hitung rata-rata ukur untuk data : 2, 4, dan 8
U 3 x1 x 2 x3 3 2 4 8 3 64 4
Contoh 2:
Dengan menggunakan rumus II maka, rata-rata ukur untuk data : 2, 4, dan 8
adalah :
log 2 = 0,3010 ; log 4 = 0,6021 ; log 8 = 0,9031
log 2 log 4 log 8 0,3010 0,6021 0,9031
log U 0,6021
3 3
Sehingga U = antilog 0,6021 = 4
STATISTIKA DESKRIPTIF
q
Untuk data x1, x2, ..., xn dalam Untuk data dalam daftar distribusi
sebuah sampel berukuran n, frekuensi, maka rata-rata
maka rata-rata harmonik harmonik dihitung dengan
ditentukan oleh : rumus :
n n
H fi
n 1 H i 1
n f
i
xi tanda kelas interval
i1 xi
i 1 xi
H U X
STATISTIKA DESKRIPTIF
Contoh 1 (Rata-rata Harmonik) :
Rata-rata harmonik untuk kumpulan data 3, 5, 6, 6, 7, 10,12 adalah ....
7
H 5,87
1 1 1 1 1 1 1
3 5 6 6 7 10 12
STATISTIKA DESKRIPTIF
q
a. Menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi atau paling banyak
terdapat.
b. Sering digunakan sebagai “rata-rata” data kualitatif.
c. Sekumpulan data bisa mempunyai lebih sebuah modus.
d. Modus untuk data kuantitatif ditentukan dengan jalan menentukan
frekuensi terbanyak di antara data itu.
Jika data kuantitatif disusun dalam tabel distribusi frekuensi, modusnya
dapat ditentukan dengan rumus :
b = batas bawah kelas modal, yaitu kelas interval dengan
frekuensi terbanyak.
b1 p = panjang kelas modal.
Mo b p b1 = frekuensi kelas modal dikurangi dengan frekuensi kelas
b1 b 2 interval dengan tanda kelas yang lebih kecil sebelum
tanda kelas modal.
b2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval
dengan tanda kelas yang lebih sesudah tanda kelas modal.
STATISTIKA DESKRIPTIF
Contoh 1 (Modus) :
Modus untuk sampel dengan nilai-nilai data :
12, 34, 14, 34, 28, 34, 34, 28, 14.
adalah 34.
Contoh 2 : Tentukan modus untuk data pada tabel distribusi frekuensi
berikut
Frekuensi Jawab :
Nilai Ujian
(fi) 1) Kelas modal = kelas kelima (71 – 80)
31 - 40 2 2) b = batas bawah kelas modal = 70,5
41 - 50 3 3) b1 = 24 – 14 = 10
51 - 60 5 4) b2 = 24 – 20 = 4
61 - 70 14
5) p =10
71 - 80 24
b1 10
81 - 90 20 Mo b p 70,5 10 77,64
b1 b 2 10 4
91 – 100 12
STATISTIKA DESKRIPTIF
a. Nilai tengah data setelah data tersebut disusun menurut urutan data.
b. Jika banyak data ganjil, maka median adalah data paling tengah setelah data
disusun menurut nilainya.
c. Jika sampel berukuran genap, maka median adalah rata-rata hitung dua data
tengah setelah data disusun menurut urutan nilainya.
d. Jika nilai median = Me, maka 50% dari data harga-harganya paling tinggi
sama dengan Me sedangkan 50% lagi harga-harganya paling rendah sama
dengan Me
Untuk data yang disusun dalam tabel distribusi frekuensi, maka
mediannya dihitung dengan rumus :
1
Me 10 12 11
2
STATISTIKA DESKRIPTIF
Contoh 2 : Tentukan Median dari tabel distribusi frekuensi berikut
Jawab :
Frekuensi 1) ½.n = ½.80= 40, maka setengah dari seluruh
Nilai Ujian
(fi) data ada 40 buah. Sehingga median akan
31 - 40 2 terletak pada kelas interval kelima (71 – 80)
41 - 50 3 2) b = batas bawah kelas median = 70,5
51 - 60 5 3) p = panjang kelas median = 10
61 - 70 14 4) F= Jumlah semua frekuensi kelas interval
71 - 80 24 sebelum kelas interval median
81 - 90 20 F= 2 + 3 + 5 + 14 =24
91 – 100 12
5) f = frekuensi kelas median = 24
Jumlah 80 12 n F 40 24
Me b p 70,5 10 77,17
f 24
Jadi 50% dari nilai ujian Metode Statistika bernilai paling rendah 77,17 dan
50% bernilai paling tinggi 77,17.
STATISTIKA DESKRIPTIF
a. Jika sekumpulan data dibagi menjadi empat bagian yang sama banyak,
sesudah disusun menurut urutan nilainya, maka bilangan pembaginya
disebut kuartil.
b. Ada tiga buah kuartil, yaitu kuartil pertama (K1), kuartil kedua (K2), dan
kuartil ketiga (K3).
i n 1
Letak K i data ke - ; dengan i 1, 2, 3
4
STATISTIKA DESKRIPTIF
Letak kuartil ke–i untuk data yang disusun pada tabel distribusi
frekuensi, ditentukan dengan rumus :
i n F
Ki b p 4 ; i 1, 2, 3
f
b = batas bawah kelas Ki, yaitu kelas dimana Ki akan terletak.
p = panjang kelas Ki
n = ukuran sampel atau banyak data
F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
Ki
f = frekuensi kelas Ki.
STATISTIKA DESKRIPTIF
Contoh 1 (Kuartil) :
Diberikan data : 75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, 70.
Tentukan kuartil data di atas !
Jawab :
Data yang telah disusun : 52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94
n = 12
1 12 1
Letak K1 datake - 3,25
4
Nilai K1 datake - 3 0,25datake - 4 - datake - 3
57 0,25 60 57
57,75
STATISTIKA DESKRIPTIF
2 12 1
Letak K 2 data ke - 6,5
4
Nilai K 2 data ke - 6 0,5 data ke - 7 - data ke - 6
70 0,5 70 66
72
3 12 1
Letak K3 data ke - 9,75
4
Nilai K3 data ke - 9 0,75data ke - 9 - data ke - 8
82 0,75 82 75
87,25
STATISTIKA DESKRIPTIF
Contoh 2 (Kuartil) : Tentukan kuartil ke-3 (K3) pada data tebel distribusi
frekuensi berikut.
Frekuensi Untuk menentukan kuartil 3 (K3) pada data nilai
Nilai Ujian
(fi) tersebut, maka kita perlu ¾ (80) = 60 data.
31 - 40 2 Jadi K3 terletak pada kelas interval ke-6 (81-90).
41 - 50 3 Sehingga :
51 - 60 5 1) b = 80,5
61 - 70 14 2) p = 10
71 - 80 24 3) f = 20
81 - 90 20 4) F = 2 + 3 + 5 +14 + 24 = 48
91 – 100 12 3 n F
K3 b p 4 80,5 10 60 - 48 86,5
Jumlah 80 f
20
Jadi, 75% mahasiswa yang mendapat nilai ujian paling tinggi 86,5,
sedangkan 25% lagi mendapat nilai paling rendah 86,5.
STATISTIKA DESKRIPTIF
a. Jika kumpulan data dibagi menjadi 10 bagian yang sama maka didapat
sembilan pembagi dan tiap pembagi dinamakan desil.
b. Jumlah desil seluruhnya adalah sembilan desil.
Letak desil ke–i, diberi lambang Di, ditentukan dengan rumus :
i n 1
Letak Di data ke - ; dengan i 1, 2, ..., 10
10
Letak desil ke–i untuk data yang disusun pada tabel distribusi
frekuensi, ditentukan dengan rumus :
b = batas bawah kelas Di, yaitu kelas dimana Di akan terletak.
i n F p = panjang kelas Di
Di b p 10
n = ukuran sampel atau banyak data
f F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil
dari tanda kelas Di
i 1, 2,...,9 f = frekuensi kelas Di.
STATISTIKA DESKRIPTIF
a. Jika kumpulan data dibagi menjadi 100 bagian yang sama maka
didapat 99 pembagi dan tiap pembagi dinamakan persentil.
b. Jumlah persentil seluruhnya adalah 99 desil.
Letak persentil ke–i, diberi lambang Pi, ditentukan dengan rumus :
i n 1
Letak Pi data ke - ; dengan i 1, 2, ..., 99
100
Letak persentil ke–i untuk data yang disusun pada tabel distribusi
frekuensi, ditentukan dengan rumus :
b = batas bawah kelas Pi, yaitu kelas dimana Pi akan terletak.
i n F p = panjang kelas Pi
Pi b p 100
n = ukuran sampel atau banyak data
f F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil
dari tanda kelas Pi
i 1, 2,...,99 f = frekuensi kelas Pi.
STATISTIKA DESKRIPTIF
Untuk data tinggi badan mahasiswa pada tabel distribusi frekuensi berikut,
tentukan :
q
RAK = K3 – K1
dimana : RAK = Rentang antar kuartil
K3 = Kuartil ketiga
K1 = Kuartil pertama
Disebut pula rentang semi antar kuartil, yang harganya setengah dari
rentang antar kuartil.
1
SK K 3 K1
2
Diberikan data hasil pengamatan berbentuk x1, x2, x3, ..., xn dengan rata-
rata x . Rata-rata simpangan atau rata-rata deviasi ditentukan dengan rumus :
n
xi x
i 1
RS
n
STATISTIKA DESKRIPTIF
Rata-rata simpangan dari data : 8, 7, 10 dan 11 adalah ....
Jawab :
4
xi x
8 7 10 11 36 i 1
x 9 RS
4 4 4
8 9 7 9 10 9 11 9
4
1 2 1 2
4
1,5
STATISTIKA DESKRIPTIF
q
Ukuran simpangan yang paling banyak digunakan adalah simpangan baku
atau deviasi standar. Pangkat dua dari simpangan baku dinamakan varians.
Untuk sampel, simpangan baku diberi simbol s, sedangkan populasi diberi
simbol σ (sigma). Variansnya adalah s2 untuk varians sampel dan σ2 untuk
varians populasi. Sehingga s dan s2 merupakan statistik sedangkan σ dan
σ2 merupakan parameter.
Diberikan data hasil pengamatan berbentuk x1, x2, x3, ..., xn dengan rata-
rata x , maka varians sampel (s2) ditentukan dengan rumus :
n n 2
n
xi x n xi2
2
xi
atau i 1
s2 i 1
s2
i 1
n 1 n n 1
k k 2
n f c 2 f c
i i i i
2 2 i 1 i 1
s p
n n 1
dimana :
ci nilai sandi
p panjang kelas interval
k
n fi
i 1
STATISTIKA DESKRIPTIF
Contoh : Tentukan varians dan simpangan baku dari data nilai ujian 80
mahasiswa
Nilai
Cara 1 : x 75 ,875
Ujian
fi xi xi x xi x 2 f i xi x 2 n
f i xi x
2
31 - 40 2 35,5 -40,375 1.630,14 3.260,28
s2 i 1
41 - 50 3 45,5 -30,375 922,64 2.767,92 n 1
51 - 60 5 55,5 -20,375 415,14 2.075,7 7
f i xi x
2
61 - 70 14 65,5 -10,375 107,64 1.506,96 i 1
71 - 80 24 75,5 -0,375 0,14 3,36 80 1
81 - 90 20 85,5 9,625 92,64 1.852,8 16.088,5
91 – 100 12 95,5 19,625 385,14 4.621,68 79
Jumlah 80 16.088,5 203,65
s 203,65 14,27
STATISTIKA DESKRIPTIF
Cara 2 :
n 2
2 n
n f i xi f i xi
i 1 80 476 .650 6 .070 2 1 .287 .100
s 2 i 1 203 ,66
n n 1 80 79 6 .320
STATISTIKA DESKRIPTIF
Cara 3 : Nilai
fi xi ci ci2 fici fici2
Ujian
31 - 40 2 35,5 -4 16 -8 32
41 - 50 3 45,5 -3 9 -9 27
51 - 60 5 55,5 -2 4 -10 20
61 - 70 14 65,5 -1 1 -14 14
71 - 80 24 75,5 0 0 0 0
81 - 90 20 85,5 1 1 20 20
91 – 100 12 95,5 2 4 24 48
Jumlah 80 - - - 3 161
k k 2
n f c2 f c
i i i i 2
i 1 2 80 161 3
s 2 p 2 i 1 10 203 ,66
n n 1 80 79
STATISTIKA DESKRIPTIF
1. Jika tiap nilai data xi ditambah atau dikurangi dengan suatu bilangan
yang sama, maka simpangan baku s tidak berubah.
2. Jika tiap nilai data xi dikalikan dengan bilangan yang sama, misal d,
maka simpangan bakunya menjadi d kali simpangan baku asal.
STATISTIKA DESKRIPTIF
Jika ada k buah subsampel dengan keadaan berikut :
Subsampel 1 : berukuran n1 dengan simpangan baku s1
Subsampel 2 : berukuran n2 dengan simpangan baku s2
.......................................................................................
Subsampel k : berukuran nk dengan simpangan baku sk
Yang digabungkan menjadi sebuah sampel berukuran n = n1 + n2 + ... + nk
maka simpangan baku untuk sampel ini disebut simpangan baku gabungan
yang dihitung dengan rumus :
k
n i 1s i
2
s2 i 1
k
ni k
i 1
STATISTIKA DESKRIPTIF
mr, i 1
(1)
n
Untuk A 0, didapat momen ke - r sekitar nol, disingkat momen ke r :
n
r
xi
Momen ke r i 1 (2)
n
STATISTIKA DESKRIPTIF
Jika A x diperoleh momen ke r sekitar rata rata (mr ) :
n
xi x
r
i 1
mr (3)
n
m2 m 2,
, 2
m1
m3 m 3, 3 m 1, m 2, 2 , 3
m1
m4 m 4, 4 m 1, m 3, 6
m1, 2
m 2, 3
, 4
m1
STATISTIKA DESKRIPTIF
Contoh (Momen) :
Nilai
fi xi ci fici fi ci2 fi ci3 fi ci4
Ujian
31 - 40 2 35,5 -4 -8 32 -128 512
41 - 50 3 45,5 -3 -9 27 -81 243
51 - 60 5 55,5 -2 -10 20 -40 80
61 - 70 14 65,5 -1 -14 14 -14 14
71 - 80 24 75,5 0 0 0 0 0
81 - 90 20 85,5 1 20 20 20 20
91 – 100 12 95,5 2 24 48 96 192
Jumlah 80 - - 3 161 -147 1061
k 2 k 4
f i ci f i ci
, 2 i 1 2 161 , 4 i 1 4 1061
m2 p 10 201,25 m4 p 10 132625
n 80 n 80
Sehingga :
m 2 = s2
m2 m 2,
, 2
m1 201 , 25 0 ,375 2 201 ,11
m 3 m 3, 3 m 1, m 2, 2 m 1,
3
18 ,375 3 0 ,375 20 ,125 2 0 ,375 3 4 ,16
m 4 m 4, 4 m 1, m 3, 6 m 1,
2
m 2, 3 m 1,
4