Anda di halaman 1dari 9

Nilai Ujian Statistika Untuk 80 Orang Mahasiswa

Nilai Ujian Banyak Mahasiswa (f) Keterangan :

1. Kelas interval pertama adalah 31 – 40


31 – 40 2
2. Frekuensi adalah 2
41 – 50 3 3. Ujung bawah kelas adalah 31

4. Ujung atas kelas adalah 40


51 – 60 5
5. Batas bawah kelas adalah 30,5
61 – 70 14
6. Batas atas kelas adalah 40,5
71 – 80 24 7. Tanda kelasnya adalah
1
81 – 90 20 /2 (31 + 40) = 35,5

8. n = 80, yaitu menyatakan banyak data


91 - 100 12
9. Banyak kelas = 1 + (3,3) log n
Jumlah 80 rentang
10. p =
banyak kelas

1. Jika lima nilai ujian dari lima orang mahasiswa untuk mata kuliah statistika
berbentuk: 70, 69, 45, 80, dan 56, maka dalam simbul ditulis: x 1 =70, x2=69, x3=45, x4= 80 dan x5=56. Dalam hal ini n=5,
yang menyatakan sebuah sampel berukuran 5.

70+69+ 45+80+56
x́= =6 4
5

xi fi xifi Untuk contoh disamping, dianjurkan dibuat table penolong seperti berikut. Dari
table didapat :
Baran Disimpan rusak %
Sehingga
g
70 5 350
A 100 96 96
69 6 414 x́ =
∑ xifi 
∑ x i   atau B 200 92 46
45 3 135
C 160 80 50
80 1 80 1035
x́ = = 64,6
16 D 80 60 75
56 1 56
Jumlah 540 328 -
Jumlah 16 1035

dimpan di gudang, diantaranya terdapat yang rusak dihitung dengan rumus (1),
maka:

96+ 46+50+75
x́ = % = 66,75%
4
328
Tetapi, barang rusak ada 328 dari 540. ini berarti
540
x 100% = 60,07 %
Kita dapat menentukan rata-rata gabungan yaitu rata-rata dari beberapa sub sample lalu dijadikan satu. Kalau
ada k buah sub sample masing-masing dengan keadaan berikut:
Sub sample 1 : berukuran n1 dengan rata-rata x́ 1
Sub sample 2 : berukuran n2 dengan rata-rata x́ 2
Sub sample k : berukuran nk dengan rata-rata x́ k
Maka rata-rata gabungan dari k buah sub sample itu dihitung dengan :

Nilai Freku Ta Pro


ujia ensi nd duk
n a
fi fi xi
kel

xi Dari table disamping didapat ∑ f i   = 80 dan

31- 1 35, 35,5 ∑ f   i  x   i   = 6130,0


40 5
rumus (4) memberikan :
41- 2 45, 91,0 6130,0
x́ = 76,62
50 5 80
jadi rata-rata nilai ujian statistika 76,62.
51- 5 55, 277,
60 5 5 ∑ f ici ¿
x́ = x0 + p ( ∑f i
61- 15 65, 982,
70 5 5 Nilai ujian fi xi ci fi c i

71- 25 75, 1.88


31-40 1 35,5 -4 -4
80 5 7,5

41-50 2 45,5 -3 -6
81- 20 85, 1.71
90 5 0,0
Xo = 75,5 51-60 5 55,5 -2 -10 nilai
91- 12 95, 1.14 sandi c= 0 . Harga-
100 5 6,0 61-70 15 65,5 -1 -15
harga
JUM 80 - 6.13 71-80 25 75,5 0 0
c= -1, c= -2, c= -3,
LAH 0,0
dan c= -4 81-90 20 85,5 1 20
diberikan
91-100 12 95,5 2 24
berturut-turut untuk tanda-tanda kelas
65,5; 55,5; 45,5 ; dan 35,5. tanda kelas JUMLAH 80 - - 9

berturut-turut diberi harga c=1 dan c=2.


karena p=10 maka dengan rumus (5)
dengan ∑ f i  ci  = 9 didapat
9
x́ =75,5+10 =76,62
10

U = √n x 1. ,  x 2. x 3 … … x n

Rata-rata ukur untuk data x 1  = 2, x2 =4 dan x3 = 8 adalah


U =√3 2× 4 × 8 = 4

Untuk bilangan-bilangan besar menggunakan logaritma

Log U ¿
∑ log x 1
n

Contoh : sekedar menunjukan penggunaan rumus (7), kita ambil x1 = 2, x2 = 4, x3 = 8


Maka log 2= 0,3010; log 4= 0,6021; dan log 8= 0,9031

log U = log 2+ log 4+ log 8


3
Nilai fi xi log x fi log x
ujian i i 0,3010+0,6021+0,9031
log U ¿ 3
= 0,6021
(1) ( (3) (4) (5)
2
)
Contoh : untuk data dalam daftar III (1)
31-40 1 35 1,55 1,5502
,5 02 tentang nilai ujian 80 mahasiswa, kita
41-50 2 45 1,65 3,3160
bentuk table berikut.
,5 80
Didapat ∑ ¿¿ dan ∑ f i  = 80
51-60 5 55 1,74 8,7215
150,1782
,5 43 log U = 80
= 1,8772
61-70 1 65 1,81 27,243
5 ,5 62 0 Yang menghasilkan U = 75,37
71-80 2 75 1,87 46,947 Jadi, ujian itu mempunyai rata-rata ukur
5 ,5 79 5
75,37
81-90 2 85 1,93 38,640
0 ,5 20 0

91- 1 95 1,98 23,760


100 2 ,5 00 0
Si A berpergian pulang pergi. Waktu pergi ia
JUML 8 - - 150,17
AH 0 82
melakukan kecepatan 10 km/jam sedangkan waktu kembalinya 20 km/jam. Berapakah rata – rata kecepatan
pulang – pergi?
Jawab :
Hasil ini tiada lain daripada rata – rata harmonik

NILAI UJIAN fi xi fi/xi

(1) (2) (3) (4)


Kolom (3) merupakan tanda kelas dan kolom (4) adalah hasil
31 – 40 1 35,5 0,0282 bagi kolom (2) oleh kolom (3). Dari tabel didapat
dan 𝛴fi = 80. Sehingga diperoleh :
41 – 50 2 45,5 0,0440
51 – 60 5 55,5 0,0901
61 – 70 15 65,5 0,2290
71 – 80 25 75,5 0,3311
81 – 90 20 85,5 0,2339
91 - 100 12 95,5 0,1256 modus b = batas bawah kelas modal, ialah interval dengan

frekuensi terbanyak
Jumlah 80 - 1.0819
p = panjang kelas modal
b1 = frekusensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan
tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modal
b2 = frekusensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih kecil sesudah
tanda kelas modal

NILAI UJIAN fi Maka dapat diketahui bahwa :


1) Kelas modal = 70,5
31 – 40 1
2) b = 0,5
41 – 50 2
3) b1 = 25 – 15 = 10
51 – 60 5
4) b2 = 25 – 20 = 10
61 – 70 15
5) p = 10
71 – 80 25
Mo = 0,5 + (10)
81 – 90 20
= 77,17
91 – 100 12

Jumlah 80
Modus dibandingkan dengan ukuran lainnya, tidak tunggal adanya. Ini berarti sekumpulan data bisa
mempunyai lebih dari sebuah modus.
Contoh :Dapat dilihat bahwa ada 8 data masing-masing bernilai 75 dan 92. Ini menyatakn bahwa modusnya
ada dua ialah 75 dan 92.

xi 75 60 92 64 35
fi 8 7 8 7 2

Median
1
n+ F
2
Me=b+ p ( )
f
b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas median
n = ukuran sampel atau banyak data
F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median
f = frekuensi kelas median

NILAI fi
Setengah dari seluruh data ada 40 buah.
UJIAN
Jadi median akan terletak di kelas interval kelima,
karena sampai dengan ini jumlah frekuensi sudah 31-40 1
lebih dari 40. 41-50 2
Dari kelas median ini didapat:
51-60 5
b = 70,5; p = 10 dan f = 25.
61-70 15
Adapun F = 1 + 2 + 5 + 15 = 23, sehingga
40−23 71-80 25
Me=70,5+ ( 10 ) ( 25 )=77,3

81-90 20
Ada 50% dari data yang bernilai paling rendah 77,3
dan setengahnya lagi bernilai palingn besar 77,3. 91-100 12

jumlah 80

Ada 50% dari data yang bernilai paling rendah 77,3 dan setengahnya lagi bernilai paling besar
77,3. Dari data dalam daftar IV (3) tentang nilai ujian 80 mahasiswa, telah didapat rata-rata
x́ = 76,62, modus Mo = 77,17 dan median Me = 77,3. Untuk fenomena dengan kurva halus
positif atau negatif, hubungan empirik yang berikut dapat diandalkan.

Rata-rata – Mo = 3 (rata-rata – Me)


 Kuartil
i(n+1)
Letak Ki = data ke 4
, Dengan i = 1, 2, 3

Contoh: sampel dengan data 75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, 70, setelah disusun
menjadi: 52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94.
12+1
Letak Ki = data ke 4
= data ke- 3¼, yaitu antara data ke-3 dan data ke-4 seperempat
jauh dari data ke-3.
Nilai K1 = data ke-3 + ¼ (data ke-4 – data ke-3)
K1 = 57 + ¼ (60 – 57) = 57 ¾
3(12+1)
Letak K3 = data ke = data ke-9¾. Dengan cara tersebut nilai K3 dapat ditentukan:
4
K3 = data ke-9 + ¾ (data ke-10 - data ke-9)
K3 = 82 + (¾) (86 – 82) = 85
Dengan:
¿ −F
K i=b+ p( )
4
f
b = batas bawah kelas Ki, ialah kelas interval dimana Ki
akan terletak
Dengan i = 1, 2, 3 p = panjang kelas Ki
F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil
dari tanda kelas Ki
f = frekuensi kelas Ki
contoh: kembali pada hasil ujian 80 mahasiswa seperti pada tabel di bawah ini,
maka untuk menentukan kuartil ketiga K3, kita perlu ¾ x 80 = 60 data. Dengan
demikian K3 terletak dalam kelas interval keenam, dan kelas ini merupakan
kelas K3. Dari kelas K3 ini didapatlah b = 80,5; p = 10; f = 20 dan F = 1 + 2 + 5 + 15
+ 25 = 48. Dengan i = 3 dan n = 80, dari rumus IV(17) diperoleh
3 x 80
K 3=80,5+( 4
20
−48
)
, K 3 =86,5
NILAI fi
UJIAN
31-40 1 Ini berarti ada 75% mahasiswa yang mendapat nilai ujian
41-50 2 paling tinggi 86,5 sedangkan 25% lagi mendapat nilai paling
rendah 86,5
51-60 5
61-70 15
 Desil
71-80 25 i ( n+1 )
Letak Di=datake
10
81-90 20
Dengan i = 1, 2, 3
91-100 12
 
jumlah 80

Contoh: untuk data yang telah disusun dalam contoh sebelumnya, ialah: 52, 56,
7(12+1)
57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94, maka letak D7 = data ke- 10
= data ke-
9,1. Nilai D7 = data ke-9 + (0,1) (data ke-10 – data ke-9) atau D7 = 82 + (0,1) (86 –
82) = 82,4.
Dengan:

¿ −F b = batas bawah kelas Di, ialah kelas interval dimana Di akan


Di=b+ p( )
10
f
terletak
p = panjang kelas Di
Dengan i = 1, 2, ……., 9 F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda
  kelas Di
f = frekuensi kelas Di

contoh: jika diminta D3 untuk 80 nilai statistika, maka kita perlu 30% x 80 = 24 data. Dapat
dilihat bahwa kelas D3 berimpit dengan kelas interval ke-4. Karenanya b = 60,5; p = 10, F = 1 +
2 + 5 = 8. Dengan i = 3 dan n = 80, maka dari rumus IV (18) didapat:
3 x 80
D 3=60,5+ ( 10 ) (
10
15
−8
)= 71,2

Ada 70% dari mahasiswa paling sedikit mendapat nilai ujian 71,2 dan 30% lagi
mendapat nilai paling besar 71,2.
 Persentil
¿ −F

Letak Pi=data ke
i(n+1)
100
(
Pi=b + p
100
f )
Dengan i = 1, 2, ……., 99
Dengan i = 1, 2, ……., 99 
 

Rentang
V(1). . . . . .
Rentang=data terbesar −data terkecil
Contoh:
Untuk ke 80 data yang ada pada halaman 46 dengan data terbesar = 99 dan data terkecil =35
Maka: Rentang=99−35=64
Rentang Antar Kuartil
Rentang antar kuartil merupakan selisih antara kuartil ketiga dan kuartil pertama.
V(2) . . . . . . . . RAK =K 3−K 1

Dengan: RAK = rentang antar kuartil,


K3 = kuartil ketiga,
K1 = kuartil pertama
Simpangan Kuartil atau Deviasi Kuartil
Sering disebut pula rentang semi antar kuartil, harganya setengah dari rentang antar kuartil.
V(3) . . . . . 1
S K= ( K 3 −K 1 )
2

Dengan: SK = simpangan kuartil


K3 = kuartil ketiga,
K1 = kuartil pertama.
¿ −F
Dengan persamaan: K =b+ p 4
i
f ( ),
nilai-nilai K 1 dan K 3 dapat dihitung. Hasilnya:
K 1 = Rp 68,25 dan K 3 = Rp 90,75

Dari persamaan V(2), maka


RAK =K 3−K 1 =Rp 22,50

Ditafsirkan bahwa 50% dari data, nilainya paling rendah 68,25 dan paling tinggi 90,75 dengan perbedaan
paling tinggi 22,50
Upah (Rupiah) fi

50,00 – 59,99 8
Didapat:
60,00 – 69,99 10 1 1
S K= ( K 3 −K 1 )= ( Rp 90,75−Rp 68,25 )=Rp 11,25
2 2
70,00 – 79,99 16
1
Karena S K= ( K 3 + K 1 )=Rp 79,50 , maka 50% dari pegawai mendapat
2
80,00 – 89,99 14
upah terletak dalam interval Rp 79,50± Rp 11,25 atau antara Rp 68,25 dan
Rp 90,75.
90,00 – 99,99 10

100,00 – 109,99 5
Rata- Rata Simpangan
110,00 – 119,99 2

Jumlah 65
RS=
∑|X i−x|
n

xi x i−x |x i−x|

8 -1 1

7 -2 2

10 1 1 x=9

11 2 2

−6 1
RS= =1
4 2

Anda mungkin juga menyukai