X
Xi
X 1 X 2 x 3 .......... ... Xn
n
n
fiCi
2. Cara Pendek : X X o p
f
i
Dimana:
Xo : Midpoint yang dijadikan dasar
Xi : Midpoint tertentu (bukan yang dijadikan dasar)
P : Panjang kelas dari intrerval kelas dasar
Ci : Skala(coding) Ci = (Xi + Xo)/P
∑ fi : Jumlah data
∑fi . Ci : Jumlah perkalian antara frekuensi dengan skala
Contoh Cara menghitung cara panjang maupun cara pendek
jumlah 90 6675
6675
Maka rata-ratanya : x 74,167
90
Menghitung rata-rata dengan cara coding (cara pendek) sbb :
X Xo P(
fiCi )
fi
dimana :
Xo : Nilai tengah yang dijadikan dasar
P : Panjang Kelas
f : Frekuensi dan C : nilai skala(coding)
Xi Xo
Ci
P
Interval Kelas Frekuensi Xi Ci FiCi
31 – 40 4 35,5 -2 -8
41 – 50 6 45,5 -1 -6
51 – 60 8 55,5 0 0
61 – 70 14 65,5 1 14
71 - 80 26 75,5 2 52
81 – 90 12 85,5 3 36
91 – 100 20 95,5 4 80
Jumlah 90 168
X Xo P{
fiCi
} 55,5 10(
168
) 74,167
fi 90
3. RATA-RATA UKUR
U n x 1 .x 2 ...................x n
model di atas dapat dituliskan sebagai berikut :
1
U x1.x 2 ...................xn n
1
log U log x 1 .x 2 ...................xn n
1
log U logx 1 logx 2 .......................... logx n
n
Atau :
1 n
log U logx i (x i : item data) ........................... III - 5
n i 1
Log U
f .logx i i dimana : fi : Frekuensi
f i x i : mid point
Contoh:
Jika diketahui data mengenai nilai ulangan mata pelajaran Matematika di suatu sekolah, seperti dibawah ini:
Atau : log U
Log x i
n
log85 log75 log70 log80 log90 log45 log50 log65 log35 log40
10
log U 1.782
U 60.51 (antilog)
NILAI RERATA UNTUK FENOMENA YANG BERSIFAT TUMBUH
t
X
Pt Po
1 100
dimana :
Pt : Data Akhir; Po : Data awal
X : Rata - rata; t : Selang waktu
RATA-RATA HARMONIS
n
H
1 1 1
....................
x1 x 2 xn
Dari ketiga nilai rata-rata, baik rata-rata hitung, rata-rata ukur dan rata-rata
harmonis dapat disimpulkan, bahwa hubungan nilainya adalah : NIlai rata-rata
hitung dari data nilai ulangan matematika = 74,167. NIlai rata-rata ukur dari data nilai
ulangan matematika = 60,51 dan nIlai rata-rata harmonis dari data nilai ulangan
matematika 57, 414. Secara matematis, hubungan di atas dapat dinyatakan bahwa:
HU X
MODUS
Yang dimaksud dengan modus, yaitu suatu besaran (ukuran) untuk menyatakan
keterpusatan data didalam statistika yang didasarkan pada frekuensi paling sering
munculnya data. misal kumpulan dari angka-angka: 12, 24, 23, 12, 31 dan 42,
maka modusnya adalah 12 (data yang paling sering muncul adalah angka 12).
Karena dalam kumpulan data tersebut hanya terdapat sebuah modus, maka disebut
uni modal. Nilai modus bisa lebih dari 1 (satu), dalam hal ini dari sekelompok data
mungkin saja terjadi frekuensi munculnya data yang paling sering bukan hanya satu
data saja, tetapi bisa lebih dari 1, misalkan ada dua, atau mungkin saja lebih dari
dua.
Nilai modus dari data yang sudah dikelompokkan kedalam daftar distribusi
frekuensi dirumuskan sebagai berikut:
b1
Mo b p
b
1 b 2
b1 36
Mo b p
Mo 60,5 10 65,36
b1 b2 36 38
Jika diketahui data nilai Mata Kuliah Statistika di “Univ. X” tercatat sebagai
berikut (Daftar bersifat terbuka di bawah):
TABEL III
NILAI STATISTIKA
MAHASISWA PTS “UNIV. X” TAHUN 2002
Interval kelas Frekuensi
31 - 40 4
41 - 50 11
51 - 60 10
61 - 70 46
71 - 80 8
81 - 90 9
91 atau lebih 2
Jumlah 90
Sumber: Data fiktif
Jawab:
Untuk menjawab nilai rerata dari daftar di atas, sebaiknya tidak
menggunakan nilai rata-rata hitung ( ). Hal ini disebabkan karena ada salah
satu interval kelas yang memuat data lebih dari setengahnya
sehingga dapat diartikan, bahwa nilai mata kuliah statistika tersebut cenderung terpusat pada
salah satu interval kelasnya, yaitu antara nilai 61 s.d. 70, maka sehubungan dengan kenyataan
tersebut, tingkat penyebaran datanya dikatakan ekstrim, dan untuk menjawab nilai rata-ratanya
gunakan nilai modus:
b1 36
Mo b p Mo 60.5 10 65.36
b1 b2 36 38
Jika diketahui data pendapatan 100 orang masyarakat desa “A” sebagai berikut:
25 55 40 33 53 34 45 58 97 68
65 70 98 55 58 53 86 97 64 34
29 30 45 54 66 76 75 88 48 38
44 48 74 43 42 58 55 30 31 51
87 67 68 75 54 65 89 93 94 76
66 69 70 79 37 38 66 87 50 57
65 39 64 60 69 70 71 72 75 80
86 83 82 98 61 73 82 86 44 42
59 38 42 49 44 75 77 79 81 52
28 43 55 83 66 69 70 73 52 39
Dari daftar di atas, terlihat bahwa daftar tersebut mempunyai 3 (tiga) buah modus,
yaitu pada interval kelas ke 4 (empat), 5 (lima) dan interval kelas ke 6 (enam) dengan
nilai frekuensi masing-masing 16.
Jika dari kondisi daftar di atas diminta nilai modusnya, maka tentunya akan diperoleh
nilai Mo1, Mo2 dan Mo3. Untuk nilai Mo1 dan Mo3, dipastikan ada nilainya, yaitu:
Jika dari kondisi daftar di atas diminta nilai modusnya, maka tentunya akan diperoleh nilai
Mo1, Mo2 dan Mo3. Untuk nilai Mo1 dan Mo3, dipastikan ada nilainya, yaitu:
b1 4
Mo1 b p
Mo 51.5 10 4 0 61.5
b
1 2b
b1 0
Mo 3 b p Mo 69.5 10 69.5
b1 b 2 03
Sedangkan untuk nilai Mo2 nilainya Infinite (tidak didefinisikan), hal ini disebabkan karena
nilai b1 = 16 –16 = 0 dan nilai b2 = 16 –16 = 0, sehingga nilai modusnya sebagai berikut:
b1 0
Mo 2 adanya
Sehubungan salah satu modus
b pnilai yangMo
infinite,
2 60.5
maka
untuk 10
menentukan
nilai Infinite
modus dari
daftar yang mempunyai 1
bmulti b 2 caranya:
modal, 0 0
Gabungkan interval kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi dengan interval kelas lainnya;
Sebagai akibat dari penggabungan tersebut akan terjadi perbedaan panjang kelas antara interval kelas
dengan frekuensi tertinggi dan lainnya, dengan demikian panjang kelaspun akan berubah pada kelas
modusnya, sebagai berikut:
Modal usaha Frek. Mid Point (Xi)
(Juta Rp.)
25 - 33 6 (25 +33)/2 = 29
34 - 42 13 38
43 - 51 12 47
52 - 78 48 56
79 - 87 13 83
88 - 96 4 92
97 - 105 4 101
Jumlah 100
b1 36
Mo b p Mo 51.5 30 66.71
b1 b2 36 35