Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP SYARIAH DALAM ISLAM


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampuh : DUDU RIDWANULHAK S.Th.I.M.Si

Oleh :
1. Bintang Hakam Rayana ( 151220002 )
2. Dewa Bagaskara ( 151220012 )

KELAS A

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN“
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Agama Islam yang berjudul “
Konsep Syariah Dalam Islam ” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah kami
selanjutnya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami
berharap agar makalah tentang “Konsep Syariah Dalam Islam” ini dapat memberikan
manfaat terhadap pembaca.

Yogyakarta,
04 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Hal
COVER .................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Agama ..................................................................................................... 4
A. Pengertian Islam Menurut Bahasa............................................................................ 4
B. Pengertian Islam menurut Al-Quran ......................................................................... 4
C. Pengertian Islam menurut Hadits ............................................................................. 5
D. Pengertian Islam menurut Ulama dan tokoh Muslim............................................... 5
2.2 Ruang Lingkup atau Rukun Islam ............................................................................... 6
2.3 Sifat dan Karakter Seorang Muslim ............................................................................. 11
2.4 Kiat agar Istiqomah dalam Keislaman ........................................................................ 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama islam merupakan agama yang senantiasa memberikan ketenteraman
dan kesejahteraan, kedamaian, serta menciptakan suasana sejuk dan harmonis bukan
hanya diantara sesama umat manusia tetapi juga seluruh umat Allah yang hidup
dimuka bumi. Manusia merupakan khalifah (wali) dimuka bumi ini, Islam
memandang bahwa bumi dengan segala isinya merupakan amanah dari Allah agar
digunakan sebaik – baiknya bagi kesejahteraan Bersama.
Secara bahasa, Islam memiliki beberapa arti. Dalam bahasa Arab, Islam
merupakan mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang artinya taat, tunduk,
patuh, berserah diri kepada Allah. Sedangkan jika dilihat dari asal katanya maka
Islam berasal dari kata assalmu, aslama, istaslama, saliim, dan salaam. Pengertian
lengkapnya sebagai berikut:

1. Assalmu artinya damai, perdamaian. Islam adalah agama yang damai dan
setiap muslim hendaknya menjaga perdamaian.

2. Aslama artinya taat, berserah diri. Seorang muslim hendaknya berserah diri
pada Allah dan mengikuti ajaran Islam dengan taat.

3. Istaslama artinya berserah diri.

4. Saliim artinya bersih dan suci. Ini merupakan gambaran dari hati seorang
muslim yang bersih, suci, jauh dari sifat syirik atau menyekutukan Allah.

5. Salaam artinya selamat, keselamatan. Islam adalah agama yang penuh


keselamatan. Jika seorang muslim menjalankan ajaran Islam dengan baik,
maka Allah akan senantiasa menyelamatkannya baik di dunia maupun akhirat.

1
Kata Islam sebagai agama disebut dalam Alquran dalam surah Al Maidah
ayat 3, yang artinya:

"Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan
kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu."

Kemudian dalam surah Ali Imran ayat 9 yang artinya:

"Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam."

Lalu disebutkan pula dalam surah Ali Imran ayat 85 yang artinya:

"Dan siapa saja yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya,
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."

Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu rukun islam, yang terdiri dari Syahadat
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rosul Allah, Mendirikan
Shalat, Membayar Zakat, Puasa ramadhan, dan Berhaji ke Baitullah. Ibarat sebuah
rumah, rukun islam merupakan tiang-tiang atau penyangga bangunan keislaman
seseorang. Di dalamnya tercakup hukum-hukum islam yang mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia. Seorang muslim yang mukmin akan mempunyai karakteristik
mental yang baik. Diantara karakter mental muslim sejati itu adalah sabar, tawakal,
tidak mudah putus asa atau mempunyai semangat yang besar (pantang menyerah),
dan istiqamah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Islam?
2. Jelaskan Rukun Islam?
3. Sebutkan dan Jelaskan lima Rukun Islam?
4. Jelaskan pengertian dari sifat dan karakter yang harus ada pada seorang
muslim?

2
5. Sebutkan tips apa saja yang dapat dilakukan untuk tetap istiqomah dalam
keislaman?
1.3 Tujuan
1. Memaparkan pengertian sejarah dari beberapa sumber
2. Menjelaskan dan Mendeskripsikan pengerian Rukun Islam dan lima Rukun
di dalamnya
3. Menjelaskan tentang sifat dan karakter pada seorang muslim
4. Memaparkan tips yang dapat dilakukan agar tetap istiqomah dalam
keislaman

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama


A. Pengertian Islam Menurut Bahasa
Secara bahasa, Islam memiliki beberapa arti. Dalam bahasa Arab, Islam
merupakan mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang artinya taat, tunduk,
patuh, berserah diri kepada Allah. Sedangkan jika dilihat dari asal katanya maka
Islam berasal dari kata assalmu, aslama, istaslama, saliim, dan salaam. Pengertian
lengkapnya sebagai berikut:
a Assalmu artinya damai, perdamaian. Islam adalah agama yang damai dan setiap
muslim hendaknya menjaga perdamaian.

b Aslama artinya taat, berserah diri. Seorang muslim hendaknya berserah diri pada
Allah dan mengikuti ajaran Islam dengan taat.
c Istaslama artinya berserah diri.
d Saliim artinya bersih dan suci. Ini merupakan gambaran dari hati seorang muslim
yang bersih, suci, jauh dari sifat syirik atau menyekutukan Allah.
e Salaam artinya selamat, keselamatan. Islam adalah agama yang penuh
keselamatan. Jika seorang muslim menjalankan ajaran Islam dengan baik, maka
Allah akan senantiasa menyelamatkannya baik di dunia maupun akhirat.
B. Pengertian Islam menurut Al-Quran
Kata Islam sebagai agama disebut dalam Alquran dalam surah Al Maidah ayat
3, yang artinya:
"Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan
kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu."
Kemudian dalam surah Ali Imran ayat 9 yang artinya:
"Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam."
Lalu disebutkan pula dalam surah Ali Imran ayat 85 yang artinya:
"Dan siapa saja yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya,
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi."

4
C. Pengertian Islam menurut Hadits
Dalam Hadits, Rasulullah pernah menjelaskan arti Islam. Hadits tersebut
terkenal sebagai hadits Jibril. Karena saat itu, malaikat Jibril dengan wujud laki-laki
datang dan menemui Rasulullah. Malaikat Jibril yang bertanya tentang Islam dan
meminta penjelasan pada Rasulullah, sebagai berikut:

Dari Umar radhiyallahu ta'ala 'anhu berkata,


"Ketika kami sedang duduk-duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba
muncul seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam,
pada dirinya tidak terlihat tanda-tanda seorang musafir, namun tidak ada satu pun di
antara kami yang mengenalnya. Hingga ia duduk di dekat Nabi SAW. Dia
menempelkan lututnya ke lutut Nabi SAW dan meletakkan telapak tangannya di atas
paha Nabi.
Dia berkata: Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam? Rasulullah SAW
menjawab: Islam adalah engkau bersyahadat bahwasannya tiada sesembahan yang
berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan
sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Bitullah
jika engkau mampu melaksanakannya." (HR. Muslim).
D. Pengertian Islam menurut Ulama dan tokoh Muslim
Para ulama dan tokoh muslim juga memberikan berbagai pengertian tentang
Islam menurut pandangan dan ijtihad mereka, diantaranya sebagai berikut:
- Umar bin Khattab:
Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, agama islam
meliputi akidah, syariat, dan akhlak.
- Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at Tawaijiri:
Islam adalah sebuah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan cara
mengesakan-Nya dan melaksanakan syariat-syariat Nya dengan penuh ketaatan dan
keikhlasan.
- Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab:
Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mengesakan-Nya, tunduk serta patuh
kepada Nya dengan melakukan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatan yang syirik
serta para pelakunya.

5
- Hasan Al Basri:
Islam adalah kepasrahan hati kepada Allah, lalu setiap muslim merasa selamat dari
gangguan.
- Mustafa Abdur Raziq:
Islam adalah agama (ad din) peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan-
kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang bertaat dengan keadaan suci, artinya bisa
membedakan mana yang halal dan haram, yang dapat membawa dan mendorong
umat untuk menganutnya untuk menjadi satu umat yang mempunyai rohani yang
kuat.
- Gaffar Ismail:
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Berisi kelengkapan
dari pelajaran-pelajaran meliputi kepercayaan, seremoni peribadatan, tata tertib
penghidupan abadi, tata tertib pergaulan hidup, peraturan-peraturan Tuhan, bangunan
budi pekerti yang utama dan menjelaskan rahasia kehidupan yang kedua (akhirat).
-Syaikh Mahmud Syaltut:
Islam itu agama Allah yang diperintahkannya untuk mengajarkannya tentang pokok-
pokok serta peraturan-peraturan kepada Nabi Muhammad dan menugaskannya untuk
menyampaikan agama tersebut kepada seluruh umat manusia dan mengajak mereka
untuk memeluknya.
2.2 Ruang Lingkup atau Rukun Islam
Rukun Islam berasal dari dua kata yaitu "rukun" dan "Islam". Kata "rukun"
merupakan kata yang digunakan oleh para ulama untuk menyebutkan sesuatu yang
menjadi tiang sandaran atau tiang bangunan. Ulama juga menyepakati bahwa rukun
ini ada lima berdasarkan kepada sudut-sudut tiang yang ada di dalam Ka'bah yang
berjumlah lima. Rukun juga diartikan sebagai keadaan berdampingan, berdekatan,
bersanding atau menyatu dengan bagian lain. Sedangkan kata "Islam" berarti berserah
diri untuk memperoleh keselamatan dan kedamaian. Dari makna kedua kata tersebut,
rukun Islam diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan berserah diri
untuk memperoleh keselamatan dan kedamaian, yang sifatnya saling berhubungan
satu sama lain. Rukun Islam juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang harus
dilakukan oleh seorang untuk memperoleh pengakuan sebagai seorang muslim.
Rukun Islam (bahasa Arab: ‫أركان اإلسالم‬, translit. arkān al-Islām) adalah lima
tindakan dasar dalam Islam yang menjadi syarat untuk menjadi muslim yang
sempurna. Kelima tindakan ini ialah mengucapkan dua kalimat syahadat,

6
melaksanakan salat, melaksanakan puasa, membayar zakat dan menunaikan haji bagi
yang mampu. Semua rukun-rukun tersebut disebutkan dalam hadits Jibri.
Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu rukun islam, yang terdiri dari Syahadat
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rosul Allah, Mendirikan
Shalat, Membayar Zakat, Puasa ramadhan, dan Berhaji ke Baitullah.Ibarat sebuah
rumah, rukun islam merupakan tiang-tiang atau penyangga bangunan keislaman
seseorang.Di dalamnya tercakup hukum-hukum islam yang mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia. Rukun islam merupakan landasan operasional dari rukun iman.
Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan mengerjakan rukun islam tanpa ada
upaya untuk menegakannya. Rukun islam merupakan pelatihan bagi orang mukmin
menuju keridhoan Allah.Di antara kelima kewajiban ini, shalat menempati posisi
paling penting, dan disebut secara mencolok dalam Al-Qur‟an mendahului zakat.
Adapun rukun islam dan penjelasanya adalah sebagai berikut :
1. Syahadat
Syahadat adalah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Allah dan Nabi
Muhammad sebagai rosulnya dan merupakan asas dan dasar bagi rukun islam
lainnya. Syahadat merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran islam. Syahadat
sering disebut dengan syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat, yaitu

· Kalimat pertama :

asyhadu an-laa ilaaha illallaah


Artinya : Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selainAllah

Kalimat Pertama menunjukkan pengakuantauhid. Artinya, seorang muslim hanya


mempercayai Allâh sebagai satu-satunya Allah. Allah adalah Tuhan dalam arti
sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Jadi dengan
mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan
hanya Allâh sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup.

· Kalimat kedua :

7
wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah
Artinya: dan saya bersaksi bahwa Muhammadsaw adalah Rasul / utusan Allah.
Kalimat Kedua menunjukkan pengakuan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan
Allâh. Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk
meyakini ajaran Allâh seperti yang disampaikan melalui Muhammad saw, seperti
misalnya meyakini hadist - hadist Muhammad saw.

2. Shalat
Shalat berarti doa. Kata Salat itu sendiri dalam bahasa Arab, berasal dari kata
"tselota"
dalam bahasa Aram (Suriah) yaitu induk dari bahasa di Timur Tengah. Sedangkan,
menurut
istilah, salat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai
dengantakbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Arti pentingnya shalat dapat dinilai dari kenyataan bahwa merupakan kewajiban
pertama.
Dan meskipun shalat dan zakat sering disebut bersama-sama dalam Al-Qur‟an, Shalat
senantiasa disebut lebih dahulu.
Adapun dalil diperitahkannya shalat:

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu dapat mencegah perbuatan
keji dan
mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45)

Dalam islam tidak ada hari tertentu yang dikhususkan untuk shalat atu berdoa,
sebagaimana
dalam agama Yahudi dan Kristen. Shalat atau berdoa merupakan bagian dari
kehidupan manusia sehari-hari. Ada shalat diwaktu shubuh (fajr), shalat ditengah hari

8
(dzuhur), shalat disore hari (ashar) shalat disaat matahri terbenam (maghrib) dan
shalat sebelum pergi tidur (isya).
Dengan demikian islam menuntut agar dalam berbagai kondisi beragam yang dialami
manusia, ruhnya harus selalu berhubungan dengan ruh Illahi.
Keimanan yang kuat terhadap adanya Allah dan kemahakuasaanNya merupakan
syarat sine qua non (yang tidak dapa ditawar-tawar) dalam islam, dan shalat
merupakan sarana untuk berusaha meraih tujuan besar ini.

3. Puasa
Arti puasa menurut bahasa adalah menahan. Menurut syariat islam puasa adalah
suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah SWT dengan cara menahan diri dari
makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa sejak
terbit matahari / fajar / subuh hingga matahari terbenam / maghrib dengan berniat
terlebih dahulu sebelumnya.
Puasa memiliki fungsi dan manfaat untuk membuat kita menjadi tahan terhadap hawa
nafsu, sabar, disiplin, jujur, peduli dengan fakir miskin, selalu bersyukur kepada
Allah SWT dan juga untuk membuat tubuh menjadi lebih sehat.
Adapun dalil diperitahkannyaberpuasa :

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

4. Zakat
Zakat adalah jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang
beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya (fakir
miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh syarak. Zakat
merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam. dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap
muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori
ibadah seperti salat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan
Alquran dan Sunah. Zakat juga merupakan amal sosial kemasyarakatan dan
kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia
dimana pun.
Adapun dalil diperitahkannya berzakat:

9
Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka.”(QS. At-Taubah: 103)

Zakat terbagi atas dua jenis yakni:


1. Zakat fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan muslimmenjelang Idul Fitri pada bulan Ramadan.
Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,5 kilogram) makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan.
2. Zakat maal (harta)
Mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta
temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki perhitungannya sendiri-
sendiri.

5. Haji
Haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan
amalan-amalan ibadah tertentu pula. Haji merupakan rukun Islam yang kelima
setelah syahadat, salat, puasa dan zakat. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual
tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan
keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa
tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim
haji (bulan Zulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan
sewaktu-waktu.
Adapun dalil diperintahkannya berhaji:

Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim;
barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji
adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji),

10
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta
alam.” (QS. Al-Imran: 97)

Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah ketika umat Islam
bermalam di Mina, wukuf(berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah,
dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada
tanggal 10 Zulhijah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul
Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.
Ibadah haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup. Selebihnya, merupakan sunah.

2.3 Sifat dan Karakter Seorang Muslim


Seorang muslim sejati bisa diibaratkan seperti sebuah pohon. Akarnya kuat
menghunjam. Batangnya kuat menjulang, demikian pula dahan dan bahkan ranting-
rantingnya. Daun-daunnya lebat. Dan setiap musim menghasilkan buah yang banyak
dan manis rasanya.
Akar-akar yang kokoh tersebut adalah salimul „aqidah (aqidah yang lurus),
shahihul „ibadah (ibadah yang benar), dan matinul khuluq (akhlaq yang mulia). Ibarat
akar sebuah pohon, tiga karakter inilah yang akan menopang karakter-karakter
lainnya. Karakter-karakter baik tidak akan mampu tumbuh dengan baik jika tiga
karakter dasar ini rapuh. Adapun batang, dahan, ranting, dan daun-daunnya adalah
potensi-potensi diri yang tumbuh dengan baik, yang meliputi karakter qawiyyul jism
(fisik yang kuat), mutsaqqaful fikr (berwawasan luas), mujaahidun linafsihi
(pengendalian diri), harisun „ala waqtihi (menjaga waktu), munazhzhamun fii
syu‟unihi (tertib dalam setiap urusan), dan qadirun „alal kasbi (mampu mencari
nafkah). Sedangkan buah yang bisa dipetik setiap musim adalah karakternya yang
nafi‟un lighairihi (memberi manfaat bagi orang lain). Semua karakter tadi jika
dikumpulkan berjumlah sepuluh. Itulah sepuluh karakter muslim sejati. Dan berikut
ini uraian singkat mengenai masing-masing karakter tersebut.
 Pertama, salimul ‘aqidah (aqidah yang lurus). Seorang muslim sejati
memiliki aqidah yang kokoh, yang tidak bercampur dengan sedikit pun
keraguan dan kesyirikan. Tidak pula bisa diombang-ambingkan dan dibuat
gelap mata oleh sulitnya kehidupan. Ia ridha Allah sebagai tuhannya, Islam
sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai nabi dan rasulnya. Ia beriman
kepada Allah, para malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab yang
diturunkan kepada para rasul-Nya, Hari Akhir, dan taqdir-Nya. Keimanannya

11
bukan pula hanya pengakuan di bibir saja, namun terpatri kuat dalam hati dan
termanifestasikan dalam segenap perilakunya. Itulah iman yang sebenarnya,
yang tidak hanya sekadar ‟percaya‟, namun juga benar-benar mewujud dalam
sikap dan perilaku.
 Kedua, shahihul ‘ibadah (ibadah yang benar). Diatas aqidah yang kuat,
seorang muslim senantiasa giat beribadah. Ibadahnya pun benar-benar
ditunaikan sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Untuk ibadah-ibadah yang
bersifat ritual (mahdhah), ia hanya mengikuti contoh tauqifi (apa adanya) dari
Rasulullah, tidak menambah-nambahi dan tidak pula mengurangi. Sedangkan
untuk ibadah-ibadah yang bersifat muamalah (ghayr mahdhah), ia senantiasa
berkreasi dan berinovasi dengan menyandarkannya pada bingkai (manhaj)
yang telah dituntunkan oleh Rasulullah.
 Ketiga, matinul khuluq (akhlaq yang mulia). Dengan aqidah yang kokoh
dan ibadah yang giat, muncullah akhlaq yang mulia pada diri seorang muslim,
ibarat mutiara yang indah dan berkilau. Akhlaq meliputi keadaan hati
seseorang dan juga suluknya (moralitas, perilaku, dan adabnya). Hati seorang
muslim adalah hati yang bening, yang bersih dari segala bentuk penyakit hati,
dan bahkan dipenuhi dengan sifat-sifat yang mulia seperti ikhlas, tawakkal,
sabar, ridha, cinta kasih, dan sebagainya. Adapun suluk seorang muslim
adalah suluk yang terpuji dan menawan, yang muncul dari dirinya secara
spontan karena telah menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dari
kepribadiannya.
 Keempat, qawiyyul jism (fisik yang kuat). Seorang muslim sejati tidak akan
menelantarkan keadaan tubuhnya. Ia senantiasa menjaga agarnya tubuhnya
sehat dan bugar. Ia selalu berusaha mengkonsumsi makanan dan minuman
yang baik untuk kesehatan, dan membiasakan pola hidup sehat. Bahkan, ia
juga melatih tubuhnya agar memiliki stamina yang kuat, dengan cara rajin
berolahraga. Ia sadar, dengan tubuh yang sehat, bugar, dan kuat, ia akan
mampu menjalankan ibadah dengan lebih baik.
 Kelima, mutsaqqaful fikr (berwawasan luas). Seorang muslim sejati juga
senantiasa memperhatikan akal pikirannya. Ia benar-benar mensyukuri nikmat
akal pikiran dengan cara terus mengasah kecerdasannya dan memberinya ilmu
dan wawasan baru. Tidak hanya ilmu mengenai agamanya, tetapi juga
wawasan umum yang perlu diketahui. Ia tidak pernah berhenti belajar, karena
ia tahu bahwa menuntut ilmu itu minal mahdi ilal lahdi ‟dari lahir sampai
mati‟.

12
 Keenam, mujaahidun linafsihi (pengendalian diri). Pada diri manusia
terdapat nafsu yang senantiasa condong pada kemewahan dan kesenangan
dunia, dan senantiasa mendorong manusia untuk melakukan berbagai macam
keburukan. Seorang muslim sejati adalah seseorang yang bisa mengendalikan
segala dorongan tersebut dan mengendalikan dirinya. Allah Ta‟ala berfirman,

”Adapun barangsiapa yang takut akan kebesaran Tuhannya dan sanggup


menahan dirinya dari ajakan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah
tempat kembalinya.” (QS An-Nazi‟at: 40-41)
 Ketujuh, harisun ‘ala waqtihi (menjaga waktu). Waktu adalah kehidupan
itu sendiri. Jika waktu telah bergerak, ia tidak akan mampu dimundurkan
meski hanya satu detik saja. Untuk itu, seorang muslim sejati benar-benar
perhatian dengan waktu. Ia tidak pernah menyia-nyiakan waktunya untuk hal-
hal yang tidak bermanfaat, apalagi hal-hal yang buruk. Ia tahu bahwa
kewajiban yang mesti ia tunaikan lebih banyak daripada waktu yang ia miliki.
Untuk itulah, ia benar-benar cermat dalam mengatur waktu yang ia miliki.
 Kedelapan, munazhzhamun fii syu’unihi (tertib dalam setiap
urusan). Seorang muslim sejati bukanlah orang yang suka melakukan segala
sesuatu dengan asal-asalan. Ia senantiasa menunaikan urusan dan
pekerjaannya dengan baik. Prinsip yang senantiasa ia pegang adalah ihsan dan
itqan dalam beramal ‟melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya‟.
Dengan begitu iapun akan menjadi muslim yang berprestasi, beretos kerja
tinggi, dan berkinerja jempolan.
 Kesembilan, qadirun ’alal kasbi (mampu mencari nafkah). Seorang
muslim sejati bukanlah seorang pengemis dan peminta-minta. Ia senantiasa
berusaha untuk bisa mandiri. Ia pun tahu bahwa tangan diatas lebih baik
daripada tangan dibawah. Untuk itu iapun giat bekerja agar bisa memenuhi
kebutuhan ekonominya dan bisa berinfaq di jalan Allah.
 Kesepuluh, nafi’un lighairihi (memberi manfaat bagi orang lain). Dengan
segala potensi dan kapasitas yang dimiliki, seorang muslim sejati pasti
bermanfaat bagi masyarakat. Ia pasti bisa berkontribusi untuk umat dengan
segala kelebihan yang ia miliki. Ia bukanlah orang yang ‟adanya sama dengan
tidak adanya‟, atau orang yang ‟adanya tidak menambah dan tidak adanya
tidak mengurangi‟, apalagi orang yang ‟adanya tidak diinginkan dan tidak

13
adanya senantiasa diharapkan‟. Rasulullah saw bersabda, ”Sebaik-baik
manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lainnya.”

2.4 Kiat agar Istiqomah dalam Keislaman


Di antara perkara yang banyak ditanyakan masyarakat kepada ulama, para
penuntut ilmu syar‟i, dan para da‟i adalah tentang masalah istiqamah (meniti jalan
yang lurus), dan perkara-perkara yang dapat membantu seseorang untuk dapat tetap
tegar meniti jalan Allah yang lurus (As-Shiratul Mustaqim). Sesungguhnya
pembahasan istiqamah adalah pembahasan yang sangat penting, dan ajaran yang
agung, layak bagi setiap muslim dan muslimah untuk memperhatikannya dengan
perhatian yang besar. Allah Ta‟ala berfirman,

.
. .

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah.’


Kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan, ‘Janganlah kalian takut dan janganlah merasa sedih, dan
bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian. Kami
adalah pelindung-pelindung kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat, di
dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh (pula)
di dalamnya apa yang kalian minta. Sebagai hidangan (bagi kalian) dari Tuhan
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Q.S. Fushshilat: 30-32).

Istiqamah dengan meniti jalan Allah Ta‟ala yang lurus, membuahkan akibat yang
baik dan buah manis berupa kebahagiaan di dunia dan akhirat, keberuntungan yang
hakiki, dan kebaikan seluruh urusan seorang hamba. Maka selayaknyalah seseorang
yang menginginkan kebahagiaan, keselamatan, dan kebaikan di dunia dan akherat
memperhatikan masalah istiqamah ini dengan sungguh-sungguh, baik dengan
mempelajarinya, mengamalkan tuntutannya, maupun menjaga agar tetap istiqamah
sampai meninggal dunia, dengan terus menerus hati bersandar kepada Allah Ta‟ala
semata.Penjelasan sepuluh kiat istiqamah ini diringkas dari buku

Asyru Qowa’id fil Istiqamah yang ditulis oleh Syaikh Abdur Razzaq Al-
Badr hafizhahullah. Dalam buku tersebut, sang penulis hafizhahullah memaparkan
dengan indah, singkat, dan jelas tentang pengertian istiqamah, dan kiat-kiat agar

14
seseorang mampu untuk istiqamah di dalam hidupnya. Syaikh Abdur Razzaq Al-
Badr hafizhahullah yang kini telah meraih gelar profesor doktor tersebut,
menyebutkan sepuluh bab tentang istiqamah. Kendati buku ini tergolong buku yang
tipis (kutaib), namun dengan taufik Allah sang penulis berhasil menjelaskan masalah
istiqamah dengan baik melalui 10 bab tersebut, yaitu:

1. Istiqamah adalah anugerah dari Allah Ta‟ala.


2. Hakikat istiqamah adalah meniti jalan yang lurus (Islam).
3. Dasar istiqamah adalah keistiqamahan hati.
4. Istiqamah yang tertuntut adalah sesuai Sunnah, apabila tidak mampu, maka
mendekatinya.
5. Istiqamah terkait dengan ucapan, perbuatan, dan niat.
6. Istiqamah tidak terwujud kecuali dengan ikhlas karena Allah, dan dengan
pertolongan Allah, serta sesuai dengan perintah Allah.
7. Seorang hamba, meski bagaimanapun ketinggian tingkat istiqamahnya, maka
ia tidak boleh bersandar kepada amalnya.
8. Buah istiqamah di dunia adalah istiqamah di atas jembatan (Ash-Shiroth) pada
hari kiamat.
9. Penghalang istiqamah adalah syubhat yang menyesatkan, atau syahwat yang
menggelincirkan.
10. Tasyabbuh (meniru) orang kafir termasuk penghalang istiqamah terbesar.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara bahasa, Islam memiliki beberapa arti. Dalam bahasa Arab, Islam
merupakan mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman yang artinya taat, tunduk,
patuh, berserah diri kepada Allah.
Dalam Hadits, Rasulullah pernah menjelaskan arti Islam. Hadits tersebut
terkenal sebagai hadits Jibril. Karena saat itu, malaikat Jibril dengan wujud laki-laki
datang dan menemui Rasulullah. Malaikat Jibril yang bertanya tentang Islam dan
meminta penjelasan pada Rasulullah, sebagai berikut:
Dari Umar radhiyallahu ta'ala 'anhu berkata,
"Ketika kami sedang duduk-duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba
muncul seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam,
pada dirinya tidak terlihat tanda-tanda seorang musafir, namun tidak ada satu pun di
antara kami yang mengenalnya. Hingga ia duduk di dekat Nabi SAW. Dia
menempelkan lututnya ke lutut Nabi SAW dan meletakkan telapak tangannya di atas
paha Nabi.
Dia berkata: Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam? Rasulullah SAW
menjawab: Islam adalah engkau bersyahadat bahwasannya tiada sesembahan yang
berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan
sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Bitullah
jika engkau mampu melaksanakannya." (HR. Muslim). Para ulama dan tokoh
muslim juga memberikan berbagai pengertian tentang Islam menurut pandangan dan
ijtihad mereka, diantaranya sebagai berikut:
- Umar bin Khattab:
Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, agama islam
meliputi akidah, syariat, dan akhlak.
Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu rukun islam, yang terdiri dari Syahadat
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rosul Allah, Mendirikan
Shalat, Membayar Zakat, Puasa ramadhan, dan Berhaji ke Baitullah.Ibarat sebuah
rumah, rukun islam merupakan tiang-tiang atau penyangga bangunan keislaman
seseorang.Di dalamnya tercakup hukum-hukum islam yang mengatur seluruh aspek
kehidupan manusia. Rukun islam merupakan landasan operasional dari rukun iman.
Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan mengerjakan rukun islam tanpa ada

16
upaya untuk menegakannya. Rukun islam merupakan pelatihan bagi orang mukmin
menuju keridhoan Allah.Di antara kelima kewajiban ini, shalat menempati posisi
paling penting, dan disebut secara mencolok dalam Al-Qur‟an mendahului zakat.
Di antara perkara yang banyak ditanyakan masyarakat kepada ulama, para penuntut
ilmu syar‟i, dan para da‟i adalah tentang masalah istiqamah (meniti jalan yang lurus),
dan perkara-perkara yang dapat membantu seseorang untuk dapat tetap tegar meniti
jalan Allah yang lurus (As-Shiratul Mustaqim).

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.brilio.net/wow/pengertian-islam-menurut-bahasa-alquran-hadits-dan-
ulama-200423k.html
http://fregoerisandi.blogspot.com/2015/11/pengertian-dan-ruang-lingkup-rukun-
islam.html?m=1
https://id.wikipedia.org/wiki/Rukun_Islam
http://menaraislam.com/akhlaq/10-karakter-muslim-sejati
https://muslim.or.id/31217-10-kiat-istiqamah-1.html

18

Anda mungkin juga menyukai