Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH USHUL FIKIH

BIOGRAFI 4 IMAM MAZHAB DAN PERKEMBANGANNYA

NAMA : MUHAMMAD SULTHON ALAMSYAH


KELAS : XII KEAGAMAAN I
NO : 22

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANYUMAS


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmannirohim

Pertama – tama Saya panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan
berbagai kenikmatan diantaranya, nikmat iman, nikmat sehat dan nikmat yang lainnya yang
tidak terhitung banyaknya. Sehingga Saya bisa menyelesaikan makalah tepat waktu.

Kedua Kalinya Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada jujungan kita Nabi Agung
Muhammad saw. Beserta keluarga dan sehabatnya serta para pengikutnya hingga akhir zaman.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Khayat pembimbing makalah yang telah
membimbing dengan sabar sehingga kami dapat menyusun dengan baik dan sabar. Ucapkan
terimakasih juga kami haturkan kepada Ibu Walikelas yang telah memberikan motivasi kepada
saya sehingga saya tetap semangat dalam penyusunan proposal.

Terimakasih kepada teman – teman yang telah membantu secara moril maupun materil
dalam penyusunan makalah. Terimakasih kepada kedua orangtua yang mendukung dan selalu
mendoakan saya dalam segala hal, semoga Allah senantiasa menyayanginya.

Serta kepada semua pihak yang tidak saya sebutkan satu persatu semoga kebaikan
mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Dalam penulisan ini banyak kekurangannya baik tata tulisan, susunan kalimat, atau hal –
hal lainnya yang tidak pas maka saya mohon maaf yang sebesar – besarnya. Kritik dan saran dari
para pembaca makalah ini.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mazhab

Mazhab (bahasa Arab: ‫ ;مذهب‬mażhab) adalah penggolongan suatu hukum atau aturan
setingkat dibawah firkah, yang dimana firkah merupakan istilah yang sering dipakai untuk
mengganti kata "denominasi" pada Islam. Kata "mazhab" berasal dari bahasa Arab, yang berarti
jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkret maupun
abstrak. Sesuatu dikatakan mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri
khasnya.
Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode
(manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang
menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-
bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.

Istilah mazhab bisa dimasukkan ke dalam ruang lingkup dan disiplin ilmu apa pun, terkait
segala sesuatu yang didapati adanya perbedaan. Setidaknya ada tiga ruang lingkup yang sering
digunakan istilah mazhab di dalamnya, yaitu mazhab akidah atau teologi (madzahib
i'tiqadiyyah), mazhab politik (madzahib siyasiyah), dan mazhab fikih atau mazhab yuridis atau
mazhab hukum (madzahib fiqhiyyah).

Menurut bahasa mazhab, merupakan sigat isim makan dari fi’il madi zahaba, artinya
pergi. Oleh karena itu, mazhab artinya tempat pergi atau jalan. Kata-kata yang semakna ialah
maslak, tariqah, dan sabil, kesemuanya berarti jalan atau cara.

Mazhab menurut istilah dalam kalangan umat Islam adalah “Sejumlah fatwa dan
pendapat seorang alim besar di dalam urusan agama, baik ibadah maupun lainnya.”

Pengertian mazhab dalam istilah ilmu fikih meliputi 2 pengertian, yaitu :


1. Jalan pikiran atau metode yang digunakan seorang mujtahid dalam menetapkan hokum
suatu kejadian.
2. Pendapat atau fatwa seseorang mujtahid atau mufti tentang hokum suatu kejadian.
B. BIOGRAFI 4 IMAM MAZHAB

1. Imam Abu Hanifah


a. Sejarah Imam Mazhab Abu Hanafi
Imam Abu Hanifah merupakan pendiri mazhab Hanafi (80 H – 150 H). Nama
lengkapnya adalah Abu Hanifah an-Nu’man bin Tsabit bin Zauthi. Beliau dilahirkan di Kufah
pada tahun 80 H. Lahir dari keluarga pedangang, Ayahnya bernama Tsabit, pedagang sutra yang
masuk Islam masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin. Kakek Abu Hanifah, Zuthi, adalah
tawanan pasukan muslim saat menaklukan Irak. Setelah dibebaskan, Zuthi mendapatkan hidayah
dan masuk Islam.

Semasa hidupnya, Zuthi menjalin hubungan baik dengan Ali bin Abu Thalib, sahabat
Nabi yang menetap di Kufah. Hubungan baik ini kemudian diteruskan oleh anaknya, Tsabit.
Bahkan dikisahkan, Ali bin Abu Thalib mendoakan keturunan Tsabit agar selalu diberkahi Allah
SWT.

Tidak lama kemudian, Abu Hanifah lahir. Dia tumbuh seperti halnya anak kecil pada
umumnya. Sejak kecil dia sudah hafal al-Qur’an dan menghabiskan waktunya untuk terus-
menerus mengulangi hafalan agar tidak lupa. Pada bulan Ramadan, Abu Hanifah bisa
mengkhatamkan al-Qur’an berkali-kali berkat hafalannya.

Abu Hanifah awalnya tidak terlalu serius belajar agama. Belajar agama hanyalah
sambilan, bukan tujuan utama. Oleh karena itu, Imam Abu Hanafi turut berdagang dipasar
sebelum beliau mencurahkan dirinya kepada ilmu pengetahuan. Selain berniaga, beliau juga
tekun mempelajari dan menghafalkan Al-Qur’an serta gemar membacanya.

Pada umur 22 tahun Abu Hanifah belajar kepada Hammad bin Abi Sulaiman selama 18
tahun hingga gurunya wafat. Beliau mempelajari fikih Iraqi, merupakan saripati fikih Ibnu
Mas’ud dan fatwa an-Nakh’i.

Pemikiran hukum Abu Hanifah bercorak rasional. Mazhabnya bermula di Kufah yang
terletak jauh dari Madinah, tempat lahirnya sunah Nabi saw., sedangkan hidup kemasyakaratan
di Kufah telah mencapai kemajuan yang tinggi sehingga persoalan muncul banyak dipecahkan
melalui pendapat (ray’u), analogi (qiyas), dan istihsan (qiyas khafi).

Abu Hanifah dalam menetapkan hukum fikih berdasarkan pada tujuh pokok, yaitu al-
Kitab, sunah, perkataan para sahabat, qiyas, istihsan, ijma’, dan ‘urf .
Murid-murid Abu Hanifah antara lain Abu Yusuf (113-182 H) dan Muhammad bin
Hasan asy-Syaibani (132-189 H). Mazhab Hanafi merupakan mazhab resmi kerjaan di Irak pada
masa awal Daulah Abbasiya. Pengikut Mazhab sekarang terbesar di Turki, Suriah, Afganistan,
India, Lebanon, dan Mesir.

b. Karya – Karya Imam Mazhab Abu Hanafi

a. Fiqh Akbar
b. Al-‘ Alim wa al- Muta’allim
c. Musnad Fiqh Akbar

c. Karakteristik Imam Mazhab Abu Hanafi

Abu Hanifah dikenal sebagai ulama Ahl ar-Ra’yi. Dalam menetapkan hukum Islam, baik
Al-Qur’an maupun hadis, beliau banyak mengunakan nalar. Beliau mengutamakan ra’yi
daripada khabar ahad. Apabila terdapat hadis yang bertentanga, beliau menetapkan hukum
dengan jalan qiyas dan istihsan.

Abu Hanafi mencari dasar hukumdalam Al- Qur’an. Apabila tidak didapatkan, ia mencari
dalam sunah Nabi. Jika tidak didapatkan, belia mempelajari fatwa-fatwa para sahabat. Beliau
memilih nama yang dianggap kuat. Jika orang melakukan ijtihad, beliaupun melakukan ijtihad.
Karya terbesar Abu Hanafi adalah Fiqh Akbar, Al-‘ Alim wa al- Muta’allim, Musnad Fiqh
Akbar.
Mazhab Hanafi merupakan mazhab fiqih dengan jumlah pengikut terbesar di dunia
dengan jumlah pengikut sebanyak 675 juta jiwa. Negara-negara dengan pengikut terbanyak
mazhab ini adalah Pakistan, India, Bangladesh, Turki, Afganistan, dan Uzbekistan.

Pada masa Turki Utsmani, mazhab ini merupakan mazhab resmi kerajaan. Murid atau
pengikutnya yang terkenal adalah Abu Yusuf yaitu guru Imam Ahmad, asy-Syaibani yaitu guru
Imam Syafi'i, Abu Mansur Al-Maturidi, Jalaluddin Al-Rumi, dan Bahauddin Naqsyaban.

d. Perkembangan Imam Mazhab Abu Hanafi

1. banyaknya murid Abu Hanifah yang memiliki kecakapan dalam menjawab permasalahan-
permasalahan hukum.
2. pengembangan teori pengambilan keputusan hukum. Pada saat yang bersamaan, pengikut
mazhab lain belum menyadari pentingnya pengembangan teori tersebut.
3. penyebaran ke wilayah yang memiliki adat-istiadat yang beraneka macam. Hal ini akan
menguji kemampuan para hakim bermazhab Hanafi menjawab permasalahan yang timbul.
e. Wafatnya Imam Mazhab Abu Hanafi

Imam Abu Hanifah wafat di Kota Baghdad pada tahun 150 H/767 M. Imam Ibnu Katsir
mengatakan, “6 kelompok besar Penduduk Baghdad menyolatkan jenazah beliau secara
bergantian. Hal itu dikarenakan banyaknya orang yang hendak menyolatkan jenazah beliau.”

Di masa Turki Utsmani, sebuah masjid di Baghdad yang dirancang oleh Mimar
Sinan didedikasikan untuk beliau. Masjid tersebut dinamai Masjid Imam Abu Hanifah.
Sepeninggal beliau, madzhab fikihnya tidak redup dan terus dipakai oleh umat Islam, bahkan
menjadi madzhab resmi beberapa kerajaan Islam seperti Daulah Abbasiyah, Mughal, dan Turki
Utsmani. Saat ini madzhab beliau banyak dipakai di daerah Turki, Suriah, Irak, Balkan, Mesir,
dan India.

2. Imam Maliki bin Anas

a. Sejarah Imam Mazab Maliki

Imam Maliki bin Anas merupakan pendiri Mazhab Maliki (93 H-179 H/712-795) Imam
Maliki bin Anas dilahirkan di Madinah pada tahun 93 H. Beliau lahir dari keluarga pecinta ilmu
hadis, atsar, dan fatwa para sahabat Nabi Muhammad SAW. Ayahnya Anas, salah satu
periwayat hadis.

Sedangkan kakeknya Malik bin Abi Amir, salah satu tokoh ulama dari
kalangan tabiin, orang Islam di masa awal yang mengalami zaman bersama para Sahabat Nabi.
Malik bin Abi Amir, banyak meriwayatkan hadis dari tokoh-tokoh besar sahabat, seperti
Sayyidina Umar, Sayyidina Usman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sayyidah ‘Aisyah, Abu
Hurairah, Hassan bin Tsabit dan ‘Uqail bin Abi Thalib.

Beliau berasal dari Kabilah Yamniah. Sejak kecil beliau telah rajin menghadiri majelis-
majelis ilmu pengetahuan sehingga sejak kecil beliau telah hafal Al-Quran. Ibundanya sendiri
yang mendorong Imam Maliki untuk senantiasa giat ilmu.

Imam Maliki dikenal mempunyai daya ingat yang sangat kuat. Pernah beliau mendengar
tiga puluh satu hadis dari Ibnu Syihab tanpa menuliskannya. Ketia ia diminta kembali
mengulangi seluruh hadis tersebut, tidak satu pun lafal dilupakannya.

Beliau pernah berkata, “Ilmu itu adalah cahaya, ia akan mudah dicapai dengan hati yang
takwa dan kusyuk.” Karena sifat ikhlasnya besar. Tidak diragukan lagi bahwa Imam Maliki
adalah seorang ulama yang sangat termuka, terutama dalam ilmu hadis dan fikih.
Imam Maliki terkenal sebagai imam dalam bidang hadis Rasulullah saw. Imam Maliki
belajar kepada ulama-ulama Madinah. Guru Pertamanya ialah Abdur Rahman bin Hurmuz.
Beliau juga belajar kepada Nahi’ Muala Ibnu Umar dan Ibnu Syihab az-Zuhri. Adapun yang
menjadi gurunya dalam bidang fikih adalah Rabi’ah bin Abdur Rahman.

Dasar-dasar Mazhab Maliki diperinci kedalam tujuh belas pokok (dasar) sebagai berikut.
a. Nassul – Kitab j. Tanbihus-Sunah
b. Zahirul – Kitab (umum) k. Ijma’
c. Dalilul – Kitab (mafhum mukhalafah) l. Qiyas
d. Mafhum Muwafaqah m. Amalul ahli-Madinah
e. Tanbihul-Kitab terhadap ‘illat n. Qaul Sahabi
f. Nas- Nas Sunah o. Istihsan
g. Zahirus-Sunah p. Mura’atul Khilaf
h. Dalilus-Sunah q. Sadduz-Zara’i
i. Mafhum-Sunah

b. Karya – Karya Imam Mazhab Maliki

- al muwatta’
- al-Mudawanah al-Kubra

c. Karakteristik Imam Mazhab Maliki

1. Al-Qur’an 6. al-Istihsan
2. as-Sunah 7. al-Maslahah al-Mursalah
3. Ijma’ Ahl al-Madinah 8. Sadd az-Zars’i
4. Fatwa Sahabat 9. Istihab, dan
5. Khabar Ahad dan Qiyas 10. Syar’u Man Qablana Syar’un Lana

d. Perkembangan Imam Mazhab Maliki

1. pemikiran Imam Malik terkodifikasi dengan baik.


2. murid-murid Imam Malik berdedikasi menyebarkan fatwa dan metode berfikir
mazhab.
3. keterlibatan penguasa dalam penyebaran mazhab. Hal ini dapat dipotret dalam
perkembangan Mazhab Maliki di wilayah Afrika Utara, dan Andalusia.

e. Wafatnya Imam Mazhab Maliki

Imam Malik wafat pada usia 92 tahun pada tahun 179 H/795 M. Beliau termasuk ulama
yang dikarunia umur panjang dan menghabiskan seluruh umurnya untuk ilmu dan pengabdian
terhadap agama dan umat.
Dalam rentang umur yang panjang tersebut, Imam Malik pernah hidup dalam dua
kekuasan Islam terbesar, Umawiyah dan Abbasiyah.

Konon, Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim, gubernur Madinah dari dinasti Abbasiyah,
termasuk orang yang mensalati jenazah Imam Malik dan mengantarkan sampai pembaringan
terakhirnya di Baqi'.

3. Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i

a. Sejarah Imam Mazab Syafi’i


Imam Syafi’i merupakan pendiri Mazhab Syafi’i (150H-240 H/769-820 M). Beliau
mempunyai nama lengkap Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Quraisyi. Beliau dilahirkan di
Ghazzah pada tahun 150 H, bertepatan dengan tahun wafatnya Imam Abu Hanifah. Oleh karena
itu, setelah nama asy-Syafi’i mulai terkenal, muncul ungkapan, “Telah tenggelam satu bintang
dan muncul bintang yang lain.”

Imam Syafii lahir dari rahim seorang ibu yang salehah, serta dari ayah yang terkenal
kesabaran dan keikhlasannya. Bahkan Syafi’ bin Saib, kakek buyutnya, merupakan sahabat
Rasulullah SAW. Nama al-Syafi’i, yang akrab di telinga kita, diambil dari nama kakek buyutnya
tersebut. Sedangkan ibunya merupakan perempuan keturunan Ali bin Abi Thalib RA dari jalur
Sayyidina Husein RA.

Idris, ayah Imam al-Syafi’i adalah seorang pemuda asal Makkah yang merantau ke Gaza,
Palestina. Di Gaza ia bertemu dengan Fatimah binti Ubadillah, seorang perempuan salehah dari
kaum Azdi. Idris menikah dengan Fatimah binti Ubaidillah, dengan tanpa sengaja. Pasalnya, saat
itu Idris sedang dihukum ayah Fatimah karena tidak sengaja memakan buah delima milik ayah
Fatimah yang hanyut di sungai.

Harapannya, kelak, agar ayah Fatimah mau mengikhlaskan buah tersebut, Idris rela
menjadi buruh ayah Fatimah hingga beberapa tahun tanpa digaji. Keikhlasan Idris inilah yang
membuat ayah Fatimah menjatuhkan pilihan kepadanya sebagai menantu.

Buah cinta dari keduanya lahir pada tahun 150 H. Saat itu, bertepatan dengan wafatnya
dua ulama besar: Imam Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit, pendiri Mazhab Hanafi yang wafat di
Irak dan Imam Ibn Jureij al-Makky, seorang mufti Hijaz yang wafat di Makkah. Hal ini disebut
sebagai salah satu firasat bahwa bayi yang lahir tersebut akan menggantikan dua ulama yang
telah meninggal, baik dalam keilmuan dan kesalehan.
Kehidupan bahagia Idris, Fatimah dan jabang bayi tidak berjalan bahagia. Idris, ayah
Imam al-Syafi’i meninggal dunia dalam usia yang relatif muda. Fatimah harus berjuang sendiri
mengasuh buah hati dalam kondisi ekonomi yang cukup memprihatinkan.

Sadar dengan kondisi dirinya saat itu, Fatimah kemudian membawa bayinya yang masih
berumur dua tahun ke Makkah, kota asal ayahnya. Ia ingin putra semata wayangnya tumbuh
besar di tanah kelahiran ayahnya.

Meskipun dibesarkan dalam keadaan yatim dan dalam suatu keluarga yang miskin, tidak
menjadikan beliau merasa rendah diri, apalagi malas. Sebaliknya, beliau giat mempelajari hadis
dari ulama-ulama hadis yang banyak terdapat di Mekah. Pada usianya masih kecil, beliau juga
telah hafal Al-Qur’an.

Pada usia 20, beliau meningalkan mekah untuk mempelajari ilmu fikih dan Imam Malik.
Merasa masih harus memperdalam pengetahuannya, beliau kemudian pergi keirak untuk belajar
fikih dari murid Imam Abu Hanifa. Dalam perantauannya beliau juga sempat mengunjungi
Persia dan beberapa tempat lain.

Setelah Imam Malik wafat (179 H), Imam Syafi’i pergi ke Yaman, menetap dan
mengajarkan ilmu bersama Harun ar-Rasyid, yang telah mendengar tentang kehebatan beliau dan
memintanya untuk datang ke Bagdad. Sejak itu beliau dikenal secara luas dan banyak orang
belajar kepadanya. Tidak lama kemudian, Imam Syafi’i kembali ke Mekah dan mengajar
rombongan jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru.

Mazhab Syafi’i terdiri atas dua macam berdasarkan masa dan tempat beliau mukim, yaitu

a. qaul qadim yaitu mazhab yang dibentuk sewaktu Imam Syafi’i hidup di Irak

b. qaul jadid yaitu mazhab yang dibentuk sewaktu beliau hidup di Mesir.

Keistimewaan Imam Syafi’i dianding dengan imam mujtabidin yang lain adalah beliau
merupakan peletak dasar ilmu fikih, dengan kitabnya ar-Risalah. Kitabnya dalam bidang fikih
yang menjadi induk dari mazhabnya ialah al-Umm.

Dasar-dasar atau sumber hukum yang dipakai oleh Imam Syafi’i dalam mengistinbat
hukum syarak adalah Al-Qur’an, sunah mutawatirah, ijma’, khabar ahad, qiyas, dan istihab.

b. Karya – Karya Imam Mazhab Syafi’i

1- Kitab Al Umm yang dikumpulkan oleh murid beliau, Ar Robi’ bin Sulaiman.

2- Kitab Ikhtilaful Hadits.


3- Kitab Ar Risalah, awal kitab yang membahas Ushul Fiqh.

c. Karakteristik Imam Mazhab Syafi’i

Mazhab Syafi'i didirikan oleh Abu Abdullah Muhammad bin ldris as-syafi'i. Ia wafat
pada 767 masehi. Selama hidup Beliau pernah tinggal di Baghdad, Madinah, dan terakhir di
Mesir. Corak pemikirannya adalah konvergensi atau pertemuan antara rasionalis dan
tradisionalis.

Selain berdasarkan pada Al Quran, sunnah, dan ijma, Imam Syafl'i juga berpegang pada
qiyas. Beliau disebut juga sebagai orang pertama yang membukukan ilmu usul Fiqih. Karyanya
yang terkenal adalah AI-Umm dan Ar-Risalah.

Pemikirannya yang cenderung moderat diperlihatkan dalam Qaul Qadim (pendapat yang
baru) dan Qaul Jadid (pendapat yang lama). Untuk penyebarannya mazhab Syafl'i diikuti oleh
495 juta jiwa. Negara-negara dengan mayoritas pengikut mazhab ini adalah Indonesia, Ethiopia,
Malaysia, Yaman, Mesir, dan Somalia.

Murid atau pengikutnya yang terkenal adalah Imam Ahmad AI Ghazali, lbnu Katsir, lbnu
Majah, An Nawawi, Ibnu Hajar al-'Asqalani, Abu Hasan Al Asy'ari, dan Said Nursi.

d. Perkembangan Imam Mazhab Syafi’i

Penyebar-luasan pemikiran Mazhab Syafi'i berbeda dengan Mazhab Hanafi dan Mazhab
Maliki, yang banyak dipengaruhi oleh kekuasaan kekhalifahan. Pokok pikiran dan prinsip dasar
Mazhab Syafi'i terutama disebar-luaskan dan dikembangkan oleh para muridnya. Murid-murid
utama Imam Syafi'i di Mesir, yang menyebar-luaskan dan mengembangkan Mazhab Syafi'i pada
awalnya adalah:

 Yusuf bin Yahya al-Buwaiti (w. 846)


 Abi Ibrahim Ismail bin Yahya al-Muzani (w. 878)
 Ar-Rabi bin Sulaiman al-Marawi (w. 884)
Imam Ahmad bin Hanbal yang terkenal sebagai ulama hadits terkemuka dan pendiri
fiqh Mazhab Hambali, juga pernah belajar kepada Imam Syafi'i. Selain itu, masih banyak ulama-
ulama yang terkemudian yang mengikuti dan turut menyebarkan Mazhab Syafi'i, antara lain:
 Imam Abu al-Hasan al-  Imam Turmudzi  Imam Nawawi
Asy'ari  Imam Ibnu Majah  Imam as-Suyuti
 Imam Bukhari  Imam Tabari  Imam Ibnu Katsir
 Imam Muslim  Imam Ibnu Hajar al-  Imam adz-Dzahabi
 Imam Nasa'i Asqalani  Imam al-Hakim
 Imam Baihaqi  Imam Abu Daud
e. Wafatnya Imam Mazhab Syafi’i

Imam Syafi’i wafat 820 M setelah menyebarkan ilmu dan manfaat kepada banyak
orang. Kitab-kitab beliau hingga kini banyak di baca orang. Makam beliau pun di mesir
sampai hari ini masih ramai diziarahi orang.

4. Imam Ahmad Bin Hambal

a. Sejarah Imam Mazab Hanbali

Imam Ahmad bin Hambal merupakan pendiri Mazhab Hanbali (164 H-241 H).
Nama lengkap Imam Ahmad adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Asad bin
Idris bin Abdullah bin Hasan asy-Syaibani al-Marwadzi al-Baghdadi. Ahmad bin Hanbal
dilahirkan di Bagdad paada bulan Rabiul awal tahun 164 Hijriah, Beliau dibesarkan
dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal ketika beliau masih bayi.

Sejak kecil Imam Ahmad menunjukkan sifat-sifat pribadi yang mulia sehingga
menarik simpati orang banyak. Beliau juga menunjukkan minat yang besar pada ilmu.
Beliau mendapatkan pendidikannya yang pertama di kota Baghdad. Saat itu, kota Bagdad
telah menjadi pusat peradaban dunia Islam, yang penuh dengan manusia yang berbeda
asalnya dan beragam kebudayaannya, serta penuh dengan beragam jenis ilmu
pengetahuan. Di sana tinggal para qari’, ahli hadits, para sufi, ahli bahasa, filosof, dan
sebagainya.

Ahmad bin Hanbal adalah seorang imam yang banyak berkunjung ke berbagai
negara untuk mencari ilmu pengetahuan, diantaranya Syiria, Hijaz, Yaman, Kufah, dan
Basrah. Beliau berhasil menhimpun 40.000 hadis dalam kitab musnadnya

Dasar-dasar mazhab Hanbali dalam meng-istinbat hukum adalah nas Al-Qur’an


atau nas hadis, fatwa sebagian sahabat, pendapat sebagian sahabat, hadis mursal atau
hadis daif dan qiyas.

b. Karya – Karya Imam Mazhab Hanbali

(1).Tafsir “Al-Quran” , tebal 120.000


(2). Kitab “An-Nmassikh wal-Mankush”
(3). Kitab “Al-Muqaddam wal-Muakhkhar fil Qur’an”
(4) Kitab “Jawabatul Qur-an
(5). Kitab “At Tarikh”
(6) Kitab “Al Manasikul Kabir
(7). Kitab “Al Manasikus-
Shagir”.
(8). Kitab “Tha’atur-Rasul”
(9). Kitab “Al-llah,” (Al-lllal)
(10). Kitab “Al Wara’i “
(11). Kitab Ash-sholeh dll kitab yang berupa risalah

c. Karakteristik Imam Mazhab Hanbali

Metode istidlal Imam Ahmad bin Hanbal dalam menetapkan hukum

a. Nas dari Al-Qur’an dan sunah yang sahih.

b. Fatwa para sahabat Nabi Muhammad saw.

c. Fatwa para sahabat Nabi yang timbul dalam perselisihkan diantara mereka dan
diambilnya yang lebih dekat pada Nas Al Qur’an dan sunah

d. Hadis Mursal dan hadis daif.

e. Qiyas.

d. Perkembangan Imam Mazhab Hanbali

Mazhab Hanbali berkembang di Bagdad, Irak, dan Mesir dalam waktu yang sangat lama.
Pada abad 20, Mazhab Hanbali berkembang terutama pada masa pemerintahan Raja Abdul Aziz
as-Su’udi. Mazhab Hanbali sekarang menjadi mazhab resmi pemerintahan Saudi Arabia dan
mempunyai penganut terbesar di Jazirah Arab, Palestina, Syiria, dan Irak.

e. Wafatnya Imam Mazhab Hanbali

Imam Ahmad bin Hanbali wafat di Bagdad pada tanggal 12 Rabiulawal 241 H.
Sepeninggalan beliau, mazhab Hanbali berkembang luas dan menjadi salah satu mazhab yang
banyak penganutnya
C. KESIMPULAN

Dalam sunah al jamaah terdapat 4 Mazhab yang diikuti yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i,
Hanbali. khusus di Indonesia mengikuti Mazhab Syafi’i, keempat Mazhab hanya berkaitan
dengan Fikih Islam.
Daftar Pustaka

Buku Ushul Fikih kelas 3 Program Keagamaan


https://id.wikipedia.org/wiki/Mazhab
https://islami.co/biografi-abu-hanifah-pendiri-mazhab-hanafi/
https://www.malangtimes.com/baca/34943/20190111/110500/sejarah-dan-karakteristik-4-
mazhab-fiqih
https://beritagar.id/artikel/ramadan/perkembangan-mazhab-hanafi
https://kisahmuslim.com/4365-biografi-imam-abu-hanifah.html
https://islami.co/biografi-malik-bin-anas-pendiri-mazhab-maliki/
https://brainly.co.id/tugas/15630389
https://beritagar.id/artikel/ramadan/perkembangan-mazhab-maliki
https://beritagar.id/artikel/ramadan/mengenal-imam-maliki-pendiri-mazhab-maliki
https://islami.co/biografi-imam-syafii-pendiri-mazhab-syafii/
https://rumaysho.com/3140-karya-karya-penting-dalam-madzhab-syafii.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Mazhab_Syafi%27i
https://juragansejarah.blogspot.com/2014/10/biografi-imam-hambali-lengkap-sejarah.html
http://dwiindahpratiwi93.blogspot.com/2012/06/karya-tulis-imam-mazhab-dan-pengikutnya.html

Anda mungkin juga menyukai