Anda di halaman 1dari 9

1 | Digital Native: Mengawal Degradasi Moral Di Era Digital

Digital Native:
Mengawal Degradasi Moral Di Era Digital
Oleh: M Syihabuddin Fahmi * Sejarah terus bergulir, dan kini
mengantar manusia ke puncak peradaban.
Manusia sekarang telah menatap era
futuristis multidigital. Zaman post-modern
tersebut melahirkan generasi-generasi baru
dengan karakter yang baru pula. Sebuah
karakter akan dibentuk oleh lingkungannya,
sedangkan lingkungan mereka sejak kecil
telah dipersahabatkan bersama piranti-
piranti digital sehingga lahirlah generasi
bernama digital native.

Mereka adalah generasi labil, autis


dan kekanak-kanakan yang selalu
dimanjakan dengan teknologi instan. Jika
tidak diarahkan secara benar, generasi
mereka akan jatuh dalam degradasi moral
dan menjadi problem sosial terbesar di era
langgas ini. Dari situlah diperlukan
perhatian besar dalam mengawal generasi
zet yang menjadi kunci sentral dalam siklus
regenerasi saat ini. Yang pertama, sebab
masa depan mereka mencerminkan masa
depan bangsa. Dan yang kedua, di karnakan
generasi baru setelahnya akan terbentuk
sesuai dengan jejak kaki mereka.

Akankah progresivitas teknologi


yang kita miliki ini dapat membawa kita ke
era yang lebih cerah atau justru malah dapat
menjadikan kita terseok-seok dalam jurang
kemerosotan moral? Itu semua tergantung
*Direktur seehope official
bagaimana cara kita mengaplikasikannya,
dan lebih tepatnya mari kita lanjutkan pada
pembahasan yang satu ini.
2 | Digital Native: Mengawal Degradasi Moral Di Era Digital

Teori perbedaan generasi sangat diperlukan dalam misi

G
mengkokohkan akhlak dan etika demi
enerasi adalah sekelompok mengawal keberlangsungan benih
individu yang mengidentifikasi -benih generasi selanjutnya. Dan peran
kelompoknya berdasarkan yang paling penting pada zona kali ini
kesamaan tahun kelahiran, umur, lokasi, ialah para z-generation, karena mereka
dan kejadian-kejadian dalam kehidupan dilahirkan dalam kondisi melek digital,
yang memiliki pengaruh signifikan di mana kejayaan digital sudah
dalam fase pertumbuhan mereka. Jadi, mencapai puncaknya, berbeda dengan
dapat dikatakan bahwa generasi adalah generasi milenial yang lahir di mana
sekelompok individu yang mengalami teknologi sedang berada di masa
peristiwa-peristiwa yang sama dalam perkembangan.
kurun waktu yang sama pula. Adapun
teori generasi diutarakan pertama kali Pengaruh negatif digital pada
oleh seorang sosiologis asal Hungaria generasi-z
bernama Karl Mannheim dalam sebuah
essai berjudul “The Problem of Melesatnya perkembangan
Generations” pada tahun 1923. teknologi di zaman sekarang membuat
para generasi muda dapat mendapatkan
Semenjak muculnya apa yang mereka inginkan secara instan,
Generation Theory (Teori Generasi) sebab menurut perspektif sosial,
sampai saat sekarang ini, sudah dikenal generasi-z (yang oleh Bill Gates disebut
beberapa generasi dengan banyak istilah i-generation) dibesarkan oleh internet
dari Baby Boomers (lahir rentan tahun meliputi dunia maya, yaitu dunia di
1946-1964), Generasi X (lahir rentan mana seseorang bisa mengetikkan
tahun 1965-1979) , Generasi Y (lahir ekspresi dan keinginannya tanpa batas,
rentan tahun 1980-1995) dan Generasi alhasil buku, majalah, koran dan televisi
Z (lahir rentan tahun 1996-2010). adalah barang-barang old yang akan
tersingkirkan oleh youtube, e-book,
Pergantian generasi juga blog dan e-paper, akan tetapi tidak dapat
diiringi dengan kemajuan teknologi dipungkiri bahwa terdapat berbagai
yang menyebabkan adanya perbedaan macam kemadharatan (pengaruh
karakter dan moral sehingga banyak negatif) dari media sosial yang dapat
para generasi baru yang ikut merusak moral dan mempengaruhi
terombang-ambing dalam derasnya arus perilaku kita sehari-hari.
digitalisasi. dalam hal ini generasi muda
3 | Digital Native: Mengawal Degradasi Moral Di Era Digital

secara umum adanya media adalah dunia baru bagi mereka yang
internet khususnya media sosial menyebabkan lalai apa status sosial
berdampak terhadap perilaku generasi-z mereka, sehingga mereka bebas
tentang bagaimana cara mereka bergaul, mengetikkan ekspresi mereka yang
bersikap serta berpenampilan yang cenderung dapat menurunkan akhlah
kadang-kadang tidak sesuai dengan dan etika para generasi muda, dari
aturan-aturan agama. sinalah kita dapat melihat munculnya
murid yang berani berkomentar kasar
Selain itu, hal yang paling terhadap gurunya, guru yang
sering diabaikan dampaknya adalah tidak lagi
kurangnya bersosialisasi dengan teman mempunyai
sekitarnya, mereka cenderung wibawa
lebih memilih terhadap
menggunakan muridnya, yang
media sosial dari mungkin hal ini
pada sangat melenceng
bercengkrama dari akhlak dan
dengan teman etika yang telah di
yang ada ajarkan oleh para sahabat
disekitarnya, dan ulama` salaf dalam tata cara
karna menghormati dan memulyakan guru
penggunaan sebagai mana yang di ceritakan oleh
media sosial Sahabat Abu Sa’id Al-Khudri
membuat malas para Radhiallahu ‘anhu:
user untuk
berkomunikasi dengan dunia nyata. ‫ا‬DD‫كنا جلوسا ً في المسجد إذ خرج رسول هللا فجلس إلين‬
memang benar mempunyai teman yang ‫فكأن على رؤوسنا الطير ال يتكلم أحد منا‬
sangat aktif dalam bersosial media
selalu memposting apa saja yang ia “Saat kami sedang duduk-duduk di
kerjakan, namun berbeda jauh dengan masjid, maka keluarlah Rasulullah
jati diri mereka yang sebenarnya, karna shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian
orang yang aktif di sosial media duduk di hadapan kami. Maka seakan-
nyatanya tergolong orang yang pendiam akan di atas kepala kami terdapat
atau bahkan orang yang memilik burung. Tak satu pun dari kami yang
haibah, akan tetapi karna dunia maya berbicara” (HR. Bukhari)
4 | Digital Native: Mengawal Degradasi Moral Di Era Digital

Dan budaya ini terus di lestarikan oleh Sedangkan untuk menaggapi guru
para ahlul ilmi seperti yang telah di sekarang yang sejatinya kurang
sampaikan oleh ulama` kharismatik berwibawa atau melenceng dari akidah-
beliau Imam al-Ghazali dalam akidah yang telah di ajarkan oleh
risalahnya berjdudul al-Adab fid Din Rasulullah SAW. Ulama pun juga
dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al- bertindak tegas dalam menanggapinya
Ghazali sebagai berikut: sebagaimana Sheikh Ibnu Utsaimin
katakan: “ Jika gurumu itu sangat baik
، ‫الم‬DD‫دؤه بالس‬DD‫ يب‬:‫الم‬DD‫ع الع‬DD‫آداب المتعلم م‬ akhlaknya, jadikanlah dia qudwah atau
‫ول‬DD‫ وال يق‬، ‫ام‬DD‫ه إذا ق‬DD‫وم ل‬DD‫ ويق‬، ‫ه الكالم‬DD‫ويقل بين يدي‬ contoh untukmu dalam berakhlak.
‫ه في‬DD‫أل جليس‬DD‫ وال يس‬، ‫ا قلت‬DD‫ال فالن خالف م‬DD‫ ق‬: ‫له‬ Namun bila keadaan malah sebaliknya,
‫ه‬D‫ير علي‬D‫ وال يش‬، ‫ه‬D‫د مخاطبت‬D‫م عن‬D‫ وال يبتس‬، ‫ه‬D‫مجلس‬ maka jangan jadikan akhlak buruknya
‫تفهمه‬DD‫ وال يس‬، ‫ام‬DD‫ه إذا ق‬DD‫ وال يأخذ بثوب‬، ‫بخالف رأيه‬ sebagai contoh untukmu, karena
‫ثر‬DD‫ وال يك‬،‫ه‬DD‫عن مسألة في طريقه حتى يبلغ إلى منزل‬ seorang guru di jadikan contoh dalam
‫عليه عند ملله‬. akhlak yang baik, bukan akhlak
buruknya, karena tujuan seorang
Artinya, “Adab murid terhadap
penuntut ilmu duduk di majelis seorang
guru, yakni: mendahului beruluk salam,
guru mengambil ilmunya kemudian
tidak banyak berbicara di depan guru,
akhlaknya”
berdiri ketika guru berdiri, tidak
mengatakan kepada guru, “Pendapat Dan untuk yang lebih ironisnya
fulan berbeda dengan pendapat Anda”, lagi sekarang kita dapat lebih mudah
tidak bertanya-tanya kepada teman menemukan kata cacian dan kalimat
duduknya ketika guru di dalam majelis, kebencian bertopik agama yang agresif
tidak mengumbar senyum ketika dan brutal di twitter, facebook maupun
berbicara kepada guru, tidak platform lain, Bahkan sebagian para
menunjukkan secara terang-terangan netizen mengolah lawakan beserta
karena perbedaan pendapat dengan cacian ini hingga titik tergelap: Dark
guru, tidak menarik pakaian guru ketika Joke. Dan faktor utama yang
berdiri, tidak menanyakan suatu menjadikan kemunculan joke ini
masalah di tengah perjalanan hingga tentunya adalah sikap ekslusif dan tidak
guru sampai di rumah, tidak banyak menghargai keyakinan orang lain. para
mengajukan pertanyaan kepada guru zetizen hanya ingin melampiaskan
ketika guru sedang lelah.” kebenciannya dengan menciptakan
konten-konten yang melecehkan dan
5 | Digital Native: Mengawal Degradasi Moral Di Era Digital

menghina agama orang lain, begitu pula perilaku yang tanpa diniati ‫د‬DDّ‫ تعب‬maka
panjat sosial (pansos) juga menjadi akan di hukumi sia-sia, karena memang
faktor lain yang sering di jadikan musabbab diciptakannya manusia hanya
dreams bagi mereka para generasi-z, untuk beribadah kepada Allah SWT.
menjadi populer adalah prioritas utama Sebagaimana yang telah di firmankan
bagi para zetizen, mereka rela pada QS. Adzariyaat:
melakukan segala upaya hanya demi
merebut ketenaran semata. َ ‫ت ْال ِجنَّ َواأْل ِ ْن‬
ِ ‫س إِاَّل لِيَ ْعبُد‬
)٥٦:‫ُون (الذاريات‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

Sedangkan di sisi lain banyak Begitu pun para ulama` salaf termasuk
pula para generasi-z yang imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
menghabiskan waktunya dengan dunia rahimahullah juga ikut berkomentar
digital hanya demi bersenang-senang dalam kitabnya Al Jawabul Kaafi hal.
semata, mereka tak memperdulikan 156
kesempatan emas yang mereka miliki di
ِ َ‫ق َوإِالَّ ا ْشتَ َغلَ ْتكَ بِالب‬
‫اط ِل‬ َ ِ‫َونَ ْفسُكَ إِ ْن أَ ْش َغلَ ْتهَا ب‬
ِّ ‫الح‬
masa mudanya, terutama para para
pecandu game (gamers) yang sedang “Jika dirimu tidak disibukkan dengan
marak di tengah - tengah melesatnya hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan
perkembangan game multiplayer online, dengan hal-hal yang batil”
bahkan banyak dari mereka yang
menjadikan gamers sebagai profesi. Begitulah dampak-dampak
Mungkin mereka tergolong yang di negatif yang dapat merusak generasi
vonis rugi allah SWT. Pada kitab suci kita terutama pada generasi-z, sehingga
Al-Quran dalam surat al-ashr: sangatlah ironis jika karakter generasi
kita menjadi potret bagi
‫﴾ إِاَّل‬۲﴿‫ْر‬ٍ ‫﴾ إِنَّ اأْل ِ ْنسَانَ لَفِي ُخس‬۱﴿‫َو ْال َعصْ ِر‬ keberlangsungan generasi selanjutnya.
‫ق‬ ْ ‫وْ ا ِب‬DDD‫اص‬
ِّ ‫ال َح‬DD َ ‫ت َوت ََو‬ َّ ‫وا‬DDُ‫وا َو َع ِمل‬DDُ‫الَّ ِذينَ آ َمن‬
ِ ‫الِ َحا‬DDD‫الص‬ Akan tetapi teknologi digital ini tak
﴾۳﴿‫صب ِْر‬ َّ ‫َوت ََواصَوْ ا ِبال‬ seutuhnya memiliki sisi buruk, oleh
karena itu kita harus mengaplikasikan
Yang mana syekh Al-imam fakhruddin
kemajuan teknologi ini dengan sebaik-
muhammad bin umar menerangkan
baik mungkin.
dalam kitabnya tafsir al-kabir bahwa di
antara tafsiran “‫ ”لفي خسر‬ialah menyia- Pengaruh positif digital pada
nyiakan umur secara global, baik generasi-z
menasarufkannya kepada kema`siatan
maupun kemubahan. Artinya sesuatu
6 | Digital Native: Mengawal Degradasi Moral Di Era Digital

“kalung emas sekalipun jika lagi dilakukan sebatas pemberian


kau kalungkan kepada anjing, maka khutbah di masjid/mushalla, kantor-
hanya air liurlah yang akan kantor, sekolah dan lembaga formil
mengotorinya” begitulah orang bijak lainnya. Tapi seiring dengan
berkata, dalam artian: jika orang itu meningkatnya kemajuan teknologi
memang berkarakter jelek, meskipun informasi penyebaran dakwah
kau memberikan sesuatu yang baik, Islamiyah tersebar melalui media
maka tangan jelek merekalah yang akan teknologi, khususnya teknologi
merubah sesuatu yang bermanfaat informasi seperti Internet. Dengan trend
tersebut menjadi kotor dan omong digital life, sesungguhnya kemudahan
kosong. Begitu pula digital, karna dari Allah SWT untuk nasyrul fikrah
teknologi adalah sesuatu yang netral (penyebaran pemikiran atau gagasan-
maka baik atau buruknya itu tergantung gagasan) semakin terbuka lebar.
siapa yang akan mengoprasikannya,
kita harus betindak tegas dalam Penguasaan terhadap jaringan
mengambil sebuah tindakan, sebuah Internet adalah sebuah terobosan bagi
media dapat di gunakan sebagai efisiensi dan efektifitas dakwah, karena
penunjang metode dakawah yang hari hal ini berhubungan erat dengan
ini sangat di minati oleh kalangan transformasi pemikiran, terutama di
generasi muda, Dari sisi perannya, kalangan educated middle class sebagai
maka sebenarnya teknologi semacam elemen strategis dari unsur perubahan
televisi, radio, internet dan lain masyarakat. Selaku penggerak bagi
sebagainya dapat menjangkau perjalanan masyarakat, kalangan ini
masyarakat yang sangat luas di selalu mencari tatanan terbaik yang
Indonesia ini bahkan dunia. Dari akan meningkatkan kualitas masyarakat
luasnya jangkauan televisi, radio, di masa depan. Faktanya pula mereka
internet maupun media massa lainnya adalah kalangan yang paling intens
inilah, peluang kita terbuka untuk dapat berinteraksi dengan dunia cyber
menyebarluaskan Islam kepada seluruh (Internet) dan jumlahnya terus
komponen masyarakat. meningkat secara eksponensial.
Komunitas cyber menjadika seseorang
Hingga saat ini aktivitas untuk menjadi lebih sensitif dengan
dakwah di kalangan umat muslim masih berbagai hal yang terjadi di seluruh
tetap berlangsung dan perhatian pada pelosok negeri Islam. Hal ini dapat
dakwah semakin besar. Dakwah tidak diakses melalui berbagai fasilitas
7 | Digital Native: Mengawal Degradasi Moral Di Era Digital

Internet seperti mailing list, halaman Akan tetapi sebagaimana sisi


web/situs, media social seperti peluang yang sangat banyak problem
facebook, twiter dan lain-lain yang tantangan pada dakwah medsos pun
semakin hari semakin meningkat juga semakin meningkat. Berikut
jumlahnya. merupakan tantangan dan pemanfaatan
IT untuk dakwah di era cyber:
Dan kenapa dakwah melalui
jaringan internet dinilai sangat efektif Tantangan:
dan potensial dengan berbagai alasan, di
antaranya: 1. faktor pendidikan dan sarana
infrastruktur yang terkadang menjadi
a. Mampu menembus batas ruang dan keterbatasan sumber daya manusia
waktu dalam sekejap dengan biaya dan untuk menggunakan teknologi
energi yang relatif terjangkau, informasi.

b. Pengguna jasa internet setiap 2. Citra teknologi informasi


tahunnya meningkat drastis, ini berarti utamanya internet di sebagian
berpengaruh pula pada jumlah penyerap masyarakat masih dianggap minor
misi dakwah. Para pakar dan ulama internet identik dengan masalah
yang berada dibalik media dakwah via pornografi dan semacamnya.
internet bisa lebih konsentrasi dalam
menyikapi setiap wacana dan peristiwa 3. Masih banyak Masjid Pondok
yang menuntut status hukum syar’i, Pesantren Madrasah sebagai Centrum
Dakwah melalui internet telah menjadi dakwah belum mempunyai akses
salah satu pilihan masyarakat. internet karena faktor biaya dipandang
bukan prioritas wawasan di satu sisi
c. Berbagai situs mereka bebas cafe atau warung sudah banyak yang
memilih materi dakwah yang mereka memberikan akses WiFi.
sukai, dengan demikian pemaksaaan
kehendak bisa dihindari, 4. Minat sebagian warga Muslim
terhadap pemanfaatan teknologi masih
d. Cara penyampaian yang variatif terbatas.
telah membuat dakwah Islamiyah via
internet bisa menjangkau segmen yang 5. Keterbatasan infrastruktur untuk
luas. komunikasi interaksi dan kolaborasi
antara kelompok atau komunitas Islam
8 | Digital Native: Mengawal Degradasi Moral Di Era Digital

6. Informasi yang berkaitan dengan 4. Semakin menjamurnya bisnis


teman komunitas Islam bertebaran Perangkat lunak akan lebih
melalui berbagai media cetak elektronik memudahkan masyarakat untuk
maupun internet tetapi kurang Lola dan mendapatkan secara lebih murah
terkoordinasi dengan baik sehingga gampang dan fleksibel mengenai
cenderung menjadi ‘sampah informasi’ produk perangkat lunak seperti
penghitung zakat software Falak dan
7. Perhatian dari berbagai organisasi perangkat sistem informasi administrasi
profesi dan perusahaan terhadap kantor yang lainnya.
penggunaan dakwah pada bidang IT
masih kurang 5. Peluang kerjasama antar
organisasi-organisasi Islam dalam
Peluang: memanfaatkan informasi-informasi
tersebut
1. agenda agenda seputar Islam
seperti ekonomi syariah Pesantren 6. Peluang dakwah dalam kehidupan
Terpadu ekonomi bisnis dan lainnya di era informasi ada tiga faktor strategis
memerlukan dukungan sistem informasi dalam kehidupan modern di Indonesia
yang bisa lebih mudah dipadukan yaitu: pertama, ada sektor keilmuan dan
(integrasi. Dengan strategi yang tepat teknologi dengan berkembangnya
dan kerjasama antara entitas Islam semangat religiusitas atau keislaman di
integrasi dan kolaborasi akan lebih kampus-kampus dan pusat-pusat kajian.
mudah mewujudkan transformasi data Kedua, pada sektor kekuasaan politik
tersebut. dan birokrasi dengan tumbuhnya
semacam religiusitas dari pusat
2. Media Web di internet
pemerintah sampai ke desa-desa.
menyediakan kesempatan baru bagi
Ketiga, pada sektor bisnis dan industri
pengembangan dakwah dan pendidikan
dengan mulai banyaknya keterlibatan
dan budaya di samping juga ekonomi
tokoh-tokoh pelaku bisnis dan
dan bisnis.
industrialisasi tingkat nasional dalam
3. Banyaknya ruang untuk kegiatan dakwah dan pemberian
mengembangkan diri bagi profesional fasilitas dakwah di pusat-pusat kegiatan
dibidang IT termasuk dalam bidang kerja mereka
dakwah yang berbasis IT
7. Dakwah Islam yang mempunyai
akses dengan ke tiga sektor strategis
9 | Digital Native: Mengawal Degradasi Moral Di Era Digital

tersebut akan mempunyai peluang yang kebiasaan generasi kita dan merubah
cukup besar dalam kehidupan sikap generasi-generasi sebelumnya
masyarakat dewasa ini dan tentunya demi menjaga kesetabilan moral para
strategis karena dakwah tidak hanya generasi selanjutnya.
bertujuan semata-mata menanamkan
doktrin dan nilai-nilai Islam, tetapi Berikut ini adalah cara
banyak mengaktualisasikan doktrin dan menanggulangi
nilai-nilai keislaman tersebut ke dalam
____kuarang sitik “angger tambahi
realitas sosial, sehingga agama tidak
dewe golek neng internet cara
hanya menjadi faktor normatif dalam
menaggulangi dampak negatif internet”
realitas kehidupan, tetapi juga sebagai
_____
faktor lain yang relevan dan signifikan
seperti faktor motivatif, faktor inovatif Nek gelem sabar yo sok tak terusno
dan faktor integratif dengan demikian tanggal 20 ramdlon…
dakwah secara fungsional lebih
berperan dalam proses transformasi dan
mempunyai pengaruh yang lebih efektif
dalam dinamika kehidupan.

Menanggulangi dampak negatif


digital pada z-generation

Alpha generation adalah generasi yang


lahir setelah era generasi-z, mereka
akan berjalan sesuai dengan jejak kaki
generasi-z, jadi secara faktual kerusakan
generasi mereka bukan murni dari
perilaku mereka, akan tetapi kebejatan
moral pendahulu mereka juga menjadi
salah satu faktornya, akan tetapi kita
yang sekarang menjadi generasi muda
juga tidak sepatutnya menyalahkan para
senior kita, masa lalu bukanlah pertanda
bahwa masa depan tak dapat di rubah,
kita yang sebagai generasi muda harus
lebih dewasa dalam mensikapi

Anda mungkin juga menyukai

  • Noboh
    Noboh
    Dokumen4 halaman
    Noboh
    M Saifun Nashir
    Belum ada peringkat
  • Bedah Kitab
    Bedah Kitab
    Dokumen2 halaman
    Bedah Kitab
    M Saifun Nashir
    Belum ada peringkat
  • Haji Backpacker
    Haji Backpacker
    Dokumen2 halaman
    Haji Backpacker
    M Saifun Nashir
    Belum ada peringkat
  • Assalamuaalaikum WR
    Assalamuaalaikum WR
    Dokumen4 halaman
    Assalamuaalaikum WR
    M Saifun Nashir
    Belum ada peringkat
  • Kafa
    Kafa
    Dokumen9 halaman
    Kafa
    M Saifun Nashir
    Belum ada peringkat