Kata Pengantar
Daftar Isi.
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Rumusan Masalah...
C.
Tujuan Makalah...
B.
C.
Pergerakan Wahabiyah.........................................................
D.
E.
F.
G.
Kesimpulan........
B.
Saran..
DAFTAR PUSTAKA...
BAB I
PE N DAH U LUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai umat islam kita harus mengetahui aliran-aliran dalam pemikiran
islam, seperti aliran wahabi dan aliran salafi, aliran wahabi atau wahabiyah adalah
sebuah aliran pemikiran islam yang muncul disekitar jazirah arab pada abad 12H.
aliran ini muncul sebagai reaksi atas maraknya penyimpangan aqidah dan bidah
di tengah-tengah masyarakat muslim saat itu, seperti kultus induvidu dan
pengeramatan tempat-tempat sejarah atau kuburan-kuburan. Aliran ini dinisbatkan
kepada nama pendirinya, yakni Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Masyarafi AtTamimi an-Najdi yang hidup diantara tahun 1115-1206 H atau tahun 1703-1791
M. Sementara itu, suami-isteri al-Faruqi menyebut gerakan Wahhabi sebagai
gerakan antisufi pertama dimana sufisme dianggap merupakan salahsatu gejala
yang merusak kesehatan masyarakat Muslim sejak jatuhnya Baghdad ke tangan
kaum Tatar pada 655H/1257M.
B.
Identifikasi Masalah
Agar pembahasan makalah ini tidak terlalu meluas dan sulit maka penyusun
2.
3.
Bagaimanakah
pergerakan
dan
kekejaman
yang
dilakukan
wahabiyah?
4.
5.
6.
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
aliran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
BAB II
ALIRAN WAHABIYAH
A. Latar belakang tokoh pendiri wahabiyah
Aliran wahabiyah berasal dari wilayah timur tengah yang dalam hal ini
adalah Saudi Arabia, merupakan pusat penyebaran ajaran Wahabiyah, ajaran ini
didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab (1115 1206 H/1701 1793 M).
Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul
Wahab (lahir di desa Huraimilah,Najed tahun 1111 H / 1699 M). Dan meninggal
di Dariyyah tahun 1206 H (1792 M).
Dalam hidupnya ia sangat dipengaruhi oleh pandangan Ibnu Taimiyah
yang hidup di abad ke 4 M. Bahkan untuk menimba ilmu, ia rela harus
mengembara ke berbagai tempat; Makkah, Madinah, Baghdad dan Bashra (Irak),
Damaskus (Syria), Iran, termasuk kota Qum, Afghanistan dan India. Selain
sempat menikahi seorang wanita kaya di Baghdad, juga mengajar di Bashra
selama 4 tahun.
Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni
pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang
sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya.
Sejak semula Muhammad bin Abdul Wahab sangat gemar mempelajari
sejarah nabi-nabi palsu, seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Aswad Al-Ansiy,
Tulaihah Al-Asadiy dll. Dia adalah seorang pedagang yang sering berpindah dari
satu negara ke negara lain dan diantara negara yang pernah disinggahi adalah
Baghdad, Iran, India dan Syam. Kemudian pada tahun 1125 H / 1713 M, dia
terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja
sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi
Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. Inggris memang telah berhasil
demikian mereka tidak dinamakan perampok dan kriminal lagi, tapi kaum
mujtahid yang secara teologis dibenarkan membunuh kaum kafir termasuk wanita
dan anak-anak, merampok harta dan memperkosa istri dan putri-putri mereka
yang dianggap sah sebagai ghanimah. Hanya sedikit yang dapat melarikan diri.
Setelah lebih dari 100 tahun, kekejaman itu masih juga dilakukan. Tatkala
memasuki kota Thaif, tahun 1924, mereka menjarahnya selama tiga hari. Para
qadi dan ulama diseret dari rumah-rumah mereka, kemudian dibantai dan ratusan
yang lain dibunuh.
Setelah berhasil menaklukkan Madinah mereka lalu masuk ke Mekkah
pada 1806, dan merusak kiswah, kain penutup Kabah yang terbuat dari sutra.
Kemudian merobohkan puluhan kubah di Mala, termasuk kubah tempat kelahiran
Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar dan
Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas.
Mereka terus menghancurkan masjid-masjid dan tempat-tempat kaum solihin
sambil bersorak-sorai, menyanyi dan diiringi tabuhan kendang. Mereka juga
mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin
tersebut. Gerakan kaum Wahabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa
Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas
di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya.
Pada 1813, Madinah dan Mekkah bisa direbut kembali. Gerakan Wahabi
surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Saud bangkit kembali
mengusung paham Wahabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke
Madinah dan Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam
Perang Dunia I. Sejak itu, hingga kini, paham Wahabi mengendalikan
pemerintahan di Arab Saudi. Dewasa ini pengaruh gerakan Wahabi bersifat global.
Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi
Wahabi. Sejak hadirnya Wahabi, dunia Islam tidak pernah tenang penuh dengan
pergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem itu selalu menghalau pemikiran
dan pemahaman agama Sunni-Syafii yang sudah mapan.
Kekejaman dan kejahilan Wahabi lainnya adalah meruntuhkan kubahkubah di atas makam sahabat-sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang
berada di Mala (Mekkah), di Baqi dan Uhud (Madinah) semuanya diruntuhkan
dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit penghancur. Demikian
juga kubah di atas tanah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dilahirkan, yaitu di
Suq al Leil diratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit dan dijadikan
tempat parkir onta, namun karena gencarnya desakan kaum Muslimin
International maka dibangun perpustakaan. Kaum Wahabi benar-benar tidak
pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai luhur Islam.
Semula AI-Qubbatul Khadra (kubah hijau) tempat Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi wa Sallam dimakamkan juga akan dihancurkan dan diratakan dengan tanah
tapi karena ancaman International maka orang-orang biadab itu menjadi takut dan
mengurungkan niatnya. Begitu pula seluruh rangkaian yang menjadi manasik haji
akan dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang
menentangnya maka diurungkan.
Islam dengan tafsiran kaku yang dipraktikkan Wahabisme paling punya
andil dalam pemusnahan ini. Kaum Wahabi memandang situs-situs sejarah itu
bisa mengarah kepada pemujaan berhala baru.
Sungguh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah memberitakan akan
datangnya Faham Wahabi ini dalam beberapa hadits, ini merupakan tanda
kenabian beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam memberitakan sesuatu yang
belum terjadi. Seluruh hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat
dalam kitab shahih BUKHARI & MUSLIM dan lainnya. Diantaranya: Fitnah itu
datangnya dari sana, fitnah itu datangnya dari arah sana, sambil menunjuk ke
arah timur (Najed). (HR. Muslim dalam Kitabul Fitan).
Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Quran
namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati),
mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak
akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-
tanda mereka ialah bercukur (Gundul). (HR Bukho-ri no 7123, Juz 6 hal 20748).
Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, dan Ibnu
Hibban.
E. Ciri ciri Aliran Wahabiyah
1. Serampangan dalam berdalil.
2. Bahkan mereka tidak segan-segan menggunakan ayat-ayat al-Quran yang
berbicara tentang orang kafir atau musyrik penyembah berhala sebagai dalil
untuk menganggap sesat kaum muslimin yang melakukan peringatan
Maulid, tahlilan, tawassul, dan lain sebagainya.
3. Sekuler , yaitu dengan membagi pengertian bidah menjadi dua: Bidah
yang terlarang yaitu bidah agama (bidah diiniyyah) dan bidah yang
menyangkut urusan dunia (bidah duniawiyyah) yang mereka anggap wajar
atau boleh-boleh saja menurut kebutuhan.
4. Menanamkan Kesombongan & Kebencian , yaitu dengan mendoktrin para
pengikutnya untuk menganggap sesat amalan orang lain dan menjauhi
amalan tersebut, serta menganggap bahwa kebenaran hanya yang sejalan
dengan mereka.
5. Materialisme , yaitu dengan hanya mengakui manfaat zhahir yang terlihat
dari sebuah perbuatan, dan mengingkari manfaat batin yang justeru lebih
berharga dari manfaat zhahir.
6. Menyalahkan & Mendiskreditkan Orang Lain , yaitu dengan menuduh
amalan orang lain sebagai amalan syirik atau sesat tanpa upaya mencari tahu
alasan-alasan mengapa amalan itu dilakukan
7. Memberikan Tuduhan Palsu . Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.,
ratiban, dan tahlilan hanyalah merupakan tradisi atau kebiasaan yang
tidak
mau
memenuhi
permintaan
hamba-Nya
untuk
mandub didasarkan pada hadits: Dahulu aku melarang kalian berziarah. Maka
sekarang berziarahlah (HR. Muslim, Ibnu Majah, Malik, Ahmad dan
Turmudzi dari Buraidah).
2. Ia tidak cukup dengan menetapkan ibadah sebagaimana yang ditetapkan Islam
di dalam al-Quran dan as-Sunnah menurut pandangan Ibnu Taimiyyah, tapi
juga menghendaki supaya tradisipun tidak boleh keluar dari lingkup Islam
sebagaimana persepsinya. Oleh karenanya ia mengharamkan rokok, kopi,
musik/qasidah, membuat kubah-kubah mesjid, fotografi makhluk hidup dan
sebagainya.
3. Ia memperluas pengertian bidah mulai dari aktivitas-aktivitas yang dianggap
ibadah mandub oleh sebagian kalangan Ahlus-Sunnah, seperti membaca
tawashul, membaca alQuran dengan qiraah fuqaha, membaca kitab shalawat
Dalailul Khairat yang dianggap terlalu memuju-muji Rasulullah saw, mengkaji
sifat duapuluh sebagaimana ajaran Asyari, mengamalkan thariqat,
peringatan Maulid dan lain-lain hingga kepada hal-hal yang tidak menyangkut
ibadah, seperti memasang kain penutup Raudhah, membuat kubah mesjid, dan
lain-lain.
4. Yang paling memunculkan perbenturan adalah gerakannya yang --sebagaimana
diajarkan Ibnu Taymiyah-- berlawanan dengan mainstream pemikiran masa itu
yang cenderung didominasi oleh metode berpikir filsafatis (mantiqi) seperti
aliran pemikiran Asyariyah/maturidiyah dan Mutazilah serta gerakan
tasawwuf yang dianggap terlalu mengagungkan perasaan dan khayalan dalam
beragama. Pada saat yang sama, Wahhabi juga menyerang budaya taklid
kepada madzhab (termasuk dalam hal furu) sebagaimana juga gagasan Ibnu
Taymiyah.
5. Ia melakukan pendekatan dakwah dengan kekerasan dan senjata yang
dipandang wajib dalam rangka menegakkan Sunnah dan memusnahkan bidah.
Ini terlihat dari gerakannya yang monumental; menghancurkan kuburan para
shahabat Nabi serta situs-situs sejarah Nabi dengan alasan mencegah pemujaan
terhadap tempat-tempat tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nama Aliran Wahabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin
Abdul Wahab (lahir di sebuah kampung kecil 70 km sebelah barat daya kota
Riyadh Saudi Arabia tahun 1115 H / 1703 M. Salah satu dari ajaran yang diyakini
oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni
yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, dan lain-lain.
Pemahaman inilah oleh para pengikutnya dijadikan landasan normatif untuk
menghancurkan segala hal yang mengandung bidah. Gerakan wahabi dimotori
oleh para juru dakwah yang radikal dan ekstrim.
B.
Saran
Untuk para pembaca sebaiknya lebih mengkritisi lagi dan mengkaji ulang
keagamaan hanyalah Allah SWT yang maha adil dan maha mengetahui segala
sesuatunya. Kita sebagai manusia hanya dapat menyikapi perbedaan tersebut
dengan sikap tasamuh, tawazun dan amar makruf nahi munkar. Karena sejatinya
islam
itu
adalah
agama
yang
mencintai
kedamaian.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.KH Harist Busyairi .A, M.Ag. 2010. Islam NU Pengawal Tradisi Sunni
Indonesia. Surabaya: Khalista
Wadjdi, Farid. 2001. Arab Saudi dan Pengkhianatan Keluarga Saud. Bogor :
Majalah Al-Waie 27.
WAMY. ---. Gerakan Keagamaan dan Pemikiran (Akar Ideologis dan
Penyebarannya). Jakarta : Al Islahi Press.
Zallum, Abdul Qodim. 2001. Konspirasi Meruntuhkan Khilafah Islamiyah,
Telaah Politik Menjelang Runtuhnya Negara Islam (Kaifa Hudimat alKhilafah). Bangil Jatim : Al-Izzah
Abdul Hadi al-Mishri, Muhammad. 1992. Manhaj dan Aqidah Ahlussunnah wal
Jamaah Menurut Pemahaman Ulama Salaf/Ahlussunnah wal jamaah,
maalimu al-inthilaqoh al-kubro. Jakarta : GIP.
Abbas, siradjudin. 1989. Itiqad Ahlus Sunnah Waljamaah. Jakarta : Pustaka
Tarbiyah. Cet. Ke-5.