Disusun Oleh :
Kelompok VI
Dosen Pebimbing :
Dr. Muji Mulia S.Ag.M.A
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Munculnya Wahabi .................................................................3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
a) Latar belakang
Cita-cita pemurnian Islam yang didengungkan oleh Wahabi sangat
menentang keras terhadap segala bentuk “amaliyyah yang berbau kurafat,
sufistik, dan bid’ah. Cara berpikir mereka terhadap instrumen-instrumen agama
pun sangat tekstualis dan konservatif. Wahabi sendiri Adalah Aliran islam yang
Dicetus oleh Muhammad bin Abd al-Wahab sekitar abad 18 dan Saudi adalah
sentral per-gerakannya. Penyebaran Wahabi sendiri bisa terbilang sangat pesat,
dimaklumi karena ada dukungan kerajaan Saud yang menopangnya. Adalah
Muhammad ibn Saud, tokoh Bani Saud saat itu yang menjalin kontrak
kerjasama dengan Muhammad bin Abd al-Wahab untuk meyebarluaskan paham
tersebut.1 Dengan ditetapkannya Arab Saudi sebagai negara yang sah pada tahun
1932, paham Wahabi pun turut serta dideklarasikan sebagai ideologi negara
Arab Saudi.
Semangat beragama mereka yang sangat mengedepankan ijtihad dan
menganggap satu-satunya kebenaran bersumber dari ulama mereka. Bahkan
pada masa awal eks-pansinya, Wahabiyyin tak segan-segan memerangi orang
atau kabilah yang menolak ajaran mereka. Bila dakwah lisan tidak ditolerir,
maka “dakwah pedang‟ akan ambil alih. Sehingga, tak sedikit orang-orang yang
terpaksa mengikuti ajaran mereka, atau paling tidak melarikan diri ke daerah
lain (Ali, 1995: 54). Sikap otoriter yang ditunjukkan Wahabi tersebut sungguh
sangat bertentangan dengan nilai-nilai tauhid yang diwariskan oleh Rasulullah
Saw. Tak dapat di-mungkiri adanya kontradiksi antara goal – purifikasi Islam-
dan implimentasi dakwah yang mereka lakukan.Bahkan Madawi Rasheed
menyebutkan bawa karakter Wahabi adalah otoriter, konservatif, dan sangat
pasif tehadap politik (Madawi Rasheed, 2007: 5).
Sekarang bahkan, Gerakan Wahabi Terkenal gemar menuduh golongan
islam yang tak sepaham dengan mereka dengan tuduhan kafir, musyrik dan ahli
bid’ah. Itulah tuduhan yang selalu disebar luaskan pada setiap kesempatan
melalui radio, majalah, bulletin jumat dan bahkan Tv milik mereka. Mereka
enggan mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali kelompok
mereka sendiri. Di negeri kita ini mereka menaruh dendam kesumat dan
kebencian mendalam kepada para wali songo.
1
Fadl, El Khaled Abou. Selamat Islam dari Muslim Puritan.(Penerjemah Helmi Mustofa.
Jakarta: serambi, 2006.)Hlm.7
1
Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih kecampuran kemusyrikan
Hindu dan Budha. Mereka dengan mudahnya mengkafirkan orang-orang yang
dengan nyata bertauhid kepada Allah SWT. Jika bukan karena rahmat Allah
yang mentakdirkan para Wali songo untuk berdakwah ke negeri kita ini, tentu
orang-orang yang menjadi corong kaum wahabi itu masih berada dalam
kepercayaan animisme, penyembah berhala atau masih kafir.
Oleh karena itu janganlah percaya kalau mereka mengaku sebagai
faham yang hanya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-sunnah.Mereka
berdalih mengikuti keteladanan kaum salaf apalagi mengaku sebagai golongan
yang selamat dan sebagainya,itu semua omong kosong belaka.Mereka telah
menorehkan catatan hitam dalam sejarah dengan membantai ribuan orang di
Makkah dan Madinah serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang
dinamakan Saudi)
b) RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sejarah Kemunculan Wahabi?
2. Siapakah Muhammad bin Abdul Wahhab?
3. Bagaimana Ajaran muhammad ibn ‘Abd Al-wahhab?
4. Bagaimana Aliran Wahabi dan Penyimpangannya?
5. Bagaimana Wahabisasi dan Kelompok-Kelompoknya?
c) TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Sejarah Kemunculan Wahabi
2. Untuk Mengetahui Siapa Muhammad bin Abdul Wahab
3. Untuk mengetahui Bagaimana pemurnian islam Ajaran muhammad ibn
‘Abd Al-wahhab di Arab
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Aliran Wahabi dan Penyimpangannya
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Wahabisasi dan Kelompoknya
2
BAB II
PEMBAHASAN
PEMURNIAN ISLAM DI ARAB (WAHABI)
Dengan dukungan Hijaz bagian timur yaitu raja Muhammad bin Saud ad
Dir’iyah,pada tahun 1217 H Muhammad bin Abdul Wahhab bersama
pengikutnya menguasai kota Thaif setelah sebelumnya mereka membunuh
penduduknya, tidak ada selamat kecuali beberapa orang. Mereka membunuh
laki-laki dan perempuan ,tua,muda,anak-anak bahkan bayi yang masih menyusu
pada ibunya juga mereka bunuh.Mereka keluarkan semua penghuni rumah-
rumah yang ada di Thaif, bahkan yang sedah shalat di masjid juga mereka
bantai.Mereka rmapas semua harta dan kekayaan penduduk Thaif dan mereka
memusnahkan semua kitab yang ada hngga berserakan di jalan.
2
Syech Ahmad Zaini Dahlan, fitnah al Wahabiyah, (Bandung,all irsyad,2005) hlm.5-6.
3
Muhammad dengan nama Wahabiyah yang dinisbatkan kepadanya adalah
penisbatan yang keliru dari sisi bahasa karena ayahnya tidak menyebarkan
dakwah ini.
Salafi bagi mereka adalah Aswaja itu sendiri.Oleh karena itu mereka
menyamakan istilah Aswaja dengan salaf.Dalam Al-Wajiz fi Akidah al-salaf al-
shalih disebutkan bahwa Ahlussunah waljamaah adalah suatu golongan yang
telah Rasulullah janjikan akan selamat diantara golongan-golangan yang
ada.Landasan mereka bertumpu pada Ittiba’us sunnah (mengikuti as-sunnah)
dan menuruti apa yang dibawa oleh nabi baik dalam masalah
akidah,ibadah,petunjuk,tingkah laku,akhlaq dan selalu menyertai jam’ah kaum
muslimin.Dengan demikian maka definisi Ahlusunah wal jamaah tidsk keluar
dari definisi salaf. 3
Dengan ujaran lain ittiba’ merupakan inti dari agama dan dasar-dasar yang
telah ditetapkan oleh sunnah Rasulullah.pengklaiman terhadap mazhab salafi
merupaka bentuk bid’ah yang tidak diridhai oleh Allah juga bentuk
pengkhayalan terhadap sesuatu yang tidak ada dasarnya dalam tarikh.Dari kurun
waktu pertama yang diberkahi dalam agama islam tidak ada mazhab dalam
kelompok umat islam yang diberi nama degan mazhab salafi atau mazhab salaf.
Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman Bin Ali Bin Muhammad
Bin Ahmad bin Rasyid at Tamimi lahir pada tahun 1115 H di pedesaan al-
Uyainah yang terletak di sebelah utara kota Riyadl.Meninggal dunia pada tahun
1206 H.pertama kali dia menyebarkan ajarannya di daerah Huraimalan,banyak
mendapatkan tantangan dari masyarakat sekitar.Bahkan ayahnya Syekh Abdul
Wahhab juga menentangnya.Sejak Muhammad kecil ayahnya sudah mempunyai
firasat buruk dan sering mengingatkan masyarakat dari kejahatan
3
Abdullah bin Abdul Hamid al-Atsari, al-wajiz fi Aqidah al-salaf al-shohih,(saudi Arabia,
Wizara al-syu’un al-silamiyah,1422) hlm.135.
4
Muhammad.Ketidak cocokan Muhammad dengan ayahnya berlanjut hingga ia
dewasa dan mulai menyebarkan ajarannya.
Bila dilihat dari karya ilmiah yang ditulis, Muhammad ibn Abd al-
Wahhab dapat dikategorikan sebagai sosok ulama yang produktif. Karya-karya
ilmiahnya mencapai puluhan jumlahnya. Antara lain Tafsir Surat al-Fatihah,
Mukhtasar Sahih al-Bukhari, Mukhtasar Sirat al-Nabawiyyah, Kitab al-Tauhid,
Usul al-Iman, Kitab al-Kaba’ir, Kasyi al-Subyat, Thalathal al-Usul, Adab al-
Masyi’ ila al-Salah, dan al-Hadîth al-Fitn4. Tema dari karya-karya ilmiah
Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab ini tampaknya terfokus pada misi pemurnian
4
Al-Jundul, Sa’id. Al-Durr al-Naqdi ‘ala Kitab al-Tauhidi al-Syaikh al-Islam Muhammad ibn
‘Abd al-Wahhab.(Riyadh: Al-Mustauda’ al-‘Amm, 1979) hlm 13
5
tauhid. Ajaran tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab
memusatkan perhatian pada masalah ini. Ia berpendapat bahwa (1) yang boleh
dan harus disembah hanyalah Tuhan, dan orang-orang yang menyembah selain
Tuhan telah menjadi musyrik, dan boleh dibunuh; (2) kebanyakan orang Islam
bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta
pertolongan bukan lagi kepada Tuhan, tetapi kepada para syaikh atau wali dan
dari kekuatan gaib. Orang Islam demikian juga telah menjadi musyrik; (3)
menyebut nama nabi, syaikh atau malaikat sebagai perantara dalam doa juga
merupakan syirik; (4) meminta syafaat selain kepada Tuhan adalah juga syirik;
(5) bernazar kepada selain Tuhan juga syirik; (6) memperoleh pengetahuan
selain dari Alquran, hadis, dan kias (analogi) merupakan kekufuran;(7) tidak
percaya kepada kada dan kadar Tuhan juga merupakan kekufuran; dan (8)
penafsiran Alquran dengan takwil (interpretasi bebas) adalah kufur. Bila diamati
seluruh butir ajaran tersebut di atas, pada prinsipnya butir-butir ajaran tersebut
bertemakan pemurnian tauhid (akidah). Harun Nasution lebih lanjut
menjelaskan bahwa semua poin di atas oleh Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab)
diannggapnya bidah dan bidah adalah kesesatan. Oleh karena itu, untuk
melepaskan umat Islam dari praktek-praktek bidah, merela harus kembali
kepada Islam asli5. Dengan demikian, delapan butir ajaran di atas dapat
dijadikan acuan dalam melihat gerakan pemurnian dalam bidang akidah. Untuk
mengembalikan kemurnian tauhid, kuburan-kuburan yang banyak dikunjungi
dengan tujuan mencari syafaat, yang dapat membawa kepada paham syirik,
gerakan ini berusaha menghapusnya 6. Tarekat-tarekat sufi yang mempunyai
pengaruh negatif terhadap umat Islam ditentangnya karena tarekat adalah bidah
(sesuatu yang berasal bukan dari agama Islam, tetapi datang dari luar).
Tantangan terhadap tarekat dimulai oleh Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhâb
(1703-1787) di Arabia, dan kemudian diteruskan oleh tokoh-tokoh pembaruan
periode baru sehingga ide perubahan mulai masuk ke dalam masyarakat Islam 7.
Harun Nasution (1975:26) mengemukakan tiga pokok pikiran Muhammad ibn
‘Abd al-Wahhâb yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan pemikiran
pembaruan abad ke-19, yaitu (1) hanya Alquran dan hadislah yang merupakan
sumber asli ajaran-ajaran Islam. Pendapat ulama tidak merupakan sumber; (2)
taklid kepada ulama tidak dibenarkan; dan (3) pintu ijtihad tetap terbuka. Di
5
Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam. (Jakarta: Bulan Bulan Bintang, 1975) hlm.25
6
Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam. (Jakarta: Bulan Bulan Bintang, 1975) hlm.26
7
Nasution, Harun. Pembaharuan dalam Islam. (Jakarta: Bulan Bulan Bintang, 1975) hlm.168
6
antara ketiga pokok-pokok pikiran di atas, mungkin hanya poin terakhir satu-
satunya yang dapat dijadikan dasar untuk menyatakan Gerakan Wahabi sebagai
Gerakan Pembaruan. Adapun poin pertama dan kedua tetap merupakan dasar
yang memperkuat untuk menyatakan Gerakan Wahabi adalah Gerakan
Pemurnian dalam Islam, khususnya dalam bidang akidah (tauhid). Namun
demikian, tidak keliru jika dikatakan bahwa Gerakan Pembaruan kaum Wahabi
memberi dampak yang sangat positif bagi dunia Islam. Setelah berdiri kokoh di
Nejd, Gerakan Wahabi segera tersebar ke negara-negara lain, seperti Indi,
Sudan, Libia, dan Indonesia. Di India, ajaran Wahabi dibawa oleh Sayyid
Ahmad, yaitu setelah ia menunaikan ibadah haji pada tahun 1822 dan 1823. Di
India, ajaran Wahabi mendapat pengikut-pengikut yang kemudian siap
melakukan perang melawan kaum kafir dan non-Muslim. Di Indonesia, ajaran
Wahabi masuk melalui kaum Paderi di Minangkabau yang dimotori oleh tiga
orang ulama Minangkabau, yaitu H. Sumanik dari Lunak Tanah Datar, H.
Piobang dari Lunak 50 Kota, dan H. Miskin dari Lunak Agam.8
8
Abu Bakar Atjeh. Salaf. (Jakarta: Permata,1970) hlm.87
7
Pengetahuan agama Muhammad bin Abdul Wahhab kurang memadai
karena ia belajar ilmu agama hanya kepada beberapa guru dalam waktu yang
sangat minim dan terputus-putus.Bahkan ayahnya sendiri sering marah
kepadanya karena ia malas belajar fiqih seperti pendahulunya. Dr.Muhammad
al-Mas’ari menjelaskan di beberapa bukunya bahwa sebelum bersekongkol
dengan keluarga saud fan juga inggris untuk memberontak dari kekhalifahan
Turki Usmani.Muhammad bin Abdul Wahhab adalah orang biasa yang tidak
menojol dan tidak diakui ketokohan serta keulamaannya oleh para ulama
sezaman dengannya.
9
Muhammad Al-Bahy,Pemikiran islam, (Risalah,Bandung,1985) hlm.135.
8
E. WAHABISASI DAN KELOMPOK - KELOMPONYA DI
INDONESIA
Seperti telah dijelaskan sebelumnya Wahabi jga dikenal dengan istilah Salafi
sebab pengakuan mereka yang berdakwah di atas manhaj salaf shahih. Madrasah
salafiyah sendiri terdapat di berbagai negara muslim antara lain di Arab Saudi,
Yaman, Yordania, Syria. Negara-negara Jazirah Arab, Mesir, Pakistan, India,
Asia Tengah dan lainnya.Tiga Madrasah yang sangat dominan saat ini adalah
Salafiyah di Arab saudi, Salafiyah di Yaman dan Salafiyah di Yordania.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Golongan Wahabi adalah pengikut Muhammad Bin Abdul Wahhab, sebuah
gerakan separatis yang muncul pada masa pemerintahan Sultan Salim III (1204-
1222H). Gerakan ini berkedok memurnikan tauhid dan menjauhkan umat
manusia dari kemusyrikan. Muhammad bin Abdul Wahhab para pengikutnya
menganggap bahwa selama 600 tahun umat manusia dalam kemusyrikan dan dia
datang sebagai mujaddid yang memperbaharui agam mereka. Gerakan Wahabi
muncul melawan kemampuan umat islam salam masalah akidah dan syariah,
karenanya gerakan ini tersebar dengan peperangan dan pertumpahan darah.
• Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman Bin Ali Bin Muhammad Bin
Ahmad bin Rasyid at Tamimi lahir pada tahun 1115 H di pedesaan al-Uyainah
yang terletak di sebelah utara kota Riyadl. Meninggal dunia pada tahun 1206
H.pertama kali dia menyebarkan ajarannya di daerah Huraimalan,
• Wahabiyah telah menyimpang dari jalur umat islam dengan mengkafirkan
orang yang beristighasah kepada Rasulullah dan bertawasul dengannya setelah
wafat.Mereka berkata: “Bertawasul dengan selain yang hidup dan yang hadir
(ada dihadapan kita) adalah kufur”.Atas dasar kaidah ini mereka mengkafirkan
orang yang berbeda pendapat dengan mereka dalam masalah tawasul ini dan
menghalalkan membunuhnya. Pemimpin mereka Muhammad bin Abdul
Wahhab berkata: “Barangsiapa yang masuk dalam dakwah kita maka ia
mendapatkan hak sebagaimana hak-hak kita dan memiliki kewajiban
sebagaimana kewajiban-kewajiban kita dan barangsiapa yang tidak
masuk(dalam dakwah kita)maka ia kafir dan halah darahnya.
• Secara garis besar setidaknya ada dua gerakan yakni salafi Yamani dan salafi
Haraki. Selain istilah salafi yamani dan salafi haraki ada istilah-istilah lain
seperti salafi sururi,salafi jihadi,salafi wahda islamiyah,salafi turatsi,salafi
ghuraba,salafi ikhwani,salafi turaby dan sebagainya.
• Gerakan pemurnian dan pembaruan Wahabi yang kadang-kadang menempuh
cara-cara yang kaku dan tak kenal kompromi, kadang-kadang pula diwarnai
oleh suasana konflik dengan kelompok lain. Wahabi dituduh sebagai kelompok
pembangkang oleh pihak-pihak yang tidak sepaham dengan ajaran-ajaran
gerakan pemurnian dan pembaruan ini. Dan dapat dikemukakan bahwa telah
terjadi pergeseran sasaran yang ingin dicapai oleh gerakan wahabi ini, Semula
gerakan ini berusaha memurnikan tauhid, tetapi ternyata dalam perkembangan
berikutnya telah jauh memasuki bidang politik.
10
DAFTAR PUSTAKA
11