Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TAUHID DAN ILMU KALAM

DOSEN PENGAMPU : DR.H.LALU MUCHSIN EFFENDI,MA.

Kelompok 2:
1..Ridwan (230603045)
2.Manyu Ismail Marzuki (230603054)

PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN SETUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
TAHUN 2023/2024

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha esa,yg telah memberikan
Taufik dan hidayahnya, sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
Tujuan utama pembuatan makalah ini untuk menyelesaikan tugas matkul TAUHID
DAN ILMU KALAM yg di berikan oleh dosen pengampu kami dr.H.lalu muchsin
effendi,MA. kami juga harapan semoga dgn makalah ini dapat menambah pengetahuan
pembaca mengenai ilmu-ilmu tentang tauhid dan ilmu Kalam.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh kata sempurna, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan keritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini,
sehingga makalah ini bisa menjadi lebih baik untuk pembaca dan juga untuk kami
sebagai penyusun.

DAFTAR ISI
KOVER
KATA PENGANTAR......................... ........................... ..........................i
DAFTAR ISI...................................................................................... .....ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... .1
A. LATAR BELAKANG....................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH........... ...................................................1
C. TUJUAN....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................... .................................................2
A. SEJARAH KEMUNCULAN KELOMPOK SALAFIYYAH...................2
B. SEJARAH KEMUNCULAN KELOMPOK QADARIYYAH .................4
C. SEJARAH KEMUNCULAN KELOMPOK JABARIYYAH ..................6
D. TOKOH-TOKOH YANG YG SANGAT BERPENGARUH DALAM
KELOMPOK SALAFIYYAH ,QADARIYYAH DAN JABARIYYAH....7
BAB III PENUTUP..................................................................................8
A. KESIMPULAN..........................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................10

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Ilmu kalam merupakan ilmu yang membahas tentang keesaan Allah,
yang berisi keyakinan-keyakinan kebenaran agama yang di perintahkan
melalui Ilmu kalam atau metodologi termasuk salah satu bidang studi Islam
yang amat dikenal baik oleh kalangan akademis maupun oleh masyarakat
pada umumnya.
Ilmu kalam sangat penting untuk di pelajari, dalam makalah ini salah satu
pembahasan dalam ilmu kalam yg akan di bahas yaitu terkait dengan
berbagai firqah-firqah ( pemahaman ) dalam Islam.
B. Rumusan Masalah
1.Apa sejarah munculnya kelompok salafiyyah.?
2.Apa sejarah munculnya kelompok qadariyyah.?
3.Apa sejarah munculnya kelompok jabariyyah. ?
4.siapa saja tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam kelompok
Salafiyah,qadariyyah dan jabariyyah. ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sebab munculnya kelompok salafiyyah,qadariyyah,
Dan jabariyyah.
2.untuk mengetahui tokoh-tokoh yang berpengaruh di dalam kelompok
Salafiyyah, qadariyyah dan jabariyyah.

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah kemunculan kelompok salafiyyah
Sebelum kita membahas masalh salafiyyah, kami akan menguraikan
sedirkit tentang siapakan orng salaf itu. Secara bahasa, akar kata salaf
bermakna mendahului (taqaddum wa sabq), sedang kata salaf al-salaf
bermakna orang-orang yang telah berlalu .(1). Dalam perkembangan
ilmu fiqh kata al-salaf merupakan nama bagi setiap orang yang diikuti
pendapatnya dalam persoalan agama. Namun yg kita maksut dalam hal ini
adalah kelompok- kelompok salafiyyah, yg di mana salafiyyah adalah
kelompok orang yang paling layak untuk disebut sebagai orang yang
memahami firman Allah swt dan mengetahui sunnah RasuluLlah saw.(2)
Hal ini sudah disepakati oleh semua umat Islam, termasuk umat Islam
Indonesia.
Di indonesia kata salaf telah lama dikenal, terutama di lembaga
pendidikan tradisional, yang dalam konteks ini biasanya dipahami sebagai
ulama-ulama abad pertengahan. Namun kemudian muncul golongan
tertentu, yang mengidentifikasi-diri sebagai salafi, yang agak eksklusif dari
mainstream umat Islam dan mengaku berkomitmen untuk secara ketat
menaati ajaran al-salaf as-sālih dan beberapa ulama tertentu yang
dianggap sejalan dengan dengannya. Kelompok ini cenderung sangat
ketat dalam memahami agama, yang tidak sesuai dengan karakter
wasat}iyyah (pertengahan) dalam Islam.(3).Persoalan yang muncul
kemudian adalah eksklusifitas intelektual yang ditunjukan golongan ini
terhadap umat Islam lain yang menyebabkan mereka cenderung tidak
mengakui otoritas ulama di luar yang mereka akui sejalan dengan otoritas
salaf, kecuali apabila pendapat itu sejalan dengan pandangan mereka.
(4)1

Salaf as-salih dikenal dengan banyak nama, di sini kami mengutarakan


nama2 yg terkenal di antaranya:
1. Al-Jamaah
Mereka yang berpegang dengan manhaj salaf dinamakan al-Jamaah karena mereka
bersatu dalam persaudaraan Islam dengan cara berittiba‟ kepada AlQur‟an dan as-
sunnah. Al-Jamaah adalah sekelompok orang yang berkumpul dan bersatu di atas
kebenaran yang berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits, dan mereka adalah para sahabat
dan orang-orang yang setia mengikuti mereka walaupun jumlah mereka sedikit (1).

2. Ahlu Sunnah wal-Jamaah atau Jamaatul Muslim


Secara harfiyah, Ahlu Sunnah wal Jamaah, adalah para pengikut tradisi
Nabi Muhammad SAW, dan ijma‟ ulam).(2).
3. Ketiga, Ahli Hadits
menurut ibnu Qayyim setiap individu telah mengetahui bahwa ahli
Hadits adalah golongan yang paling benar sebagaimana dikatakan oleh
Ibnu Mubarrak: aku dapati agama berada pada ali Hadits, percekcokan
pada golongan. mu‟tazilah, pembohong pada ar-rafidah (syiah) dan
banyak berhelah (beralasan) pada ahli ra‟yu. Keempat, Firqoh An-Najiah
(Al-Mansurah), menurut Ibnu Taimiyah Firqoh Naji’ah ialah pengikut para
sahabat di zaman Rasulullah SAW, sebagai syi‟ar ahli sunnah. Dinamakan
fiqoh Najiah karena mereka terdiri dari ahli sunnah (ittiba’ as-sunnah).(3).2

Kata salafiyah berasal dari kata salafa, yaslufu, dan salafan yang
berpadanan dengan kata taqaddama dan mada yang berarti berlalu,
sesudah lewat atau terdahulu. As-salaf berarti al-mutaqaddimina fi as-asair, yakni
orang yang terdahulu, berlalu dan sudah lewat tindakannya. Mahmud Sa‟ad salaf
artinya ulama terdahulu, selain itu juga digunakan untuk merujuk generasi sahabat, (1)
tabi‟in,(2) tabi‟it tabi‟in, para pemuka abad ke-3 H dan para pengikutnya pada abad ke-
11. al-Khayl, Vol. 3, 1050.15 Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad al-Qasthalani, Irsyād al-Sāri li Syarh}S}ah}īh} al-
Bukhāri.

2.Abu al-Husayn Ahmad bin Faris, Mu’jam Maqāyis al-Lughah.

3.Muchlis M. Hanafi, ”Konsep Al-Wasathiyyah dalam Islam”, dalam ‘Kumpulan Makalah Peneliti INSISTS..

2 1.wahidin 2017
2.mufid 2013
3.ahmad 2012
4 yang terdiri dari para muhadditsin (4) dan lainnya, yang selanjutnya sering di sebut
salafus salih. As-salafus salih ialah generasi awal yang terdiri dari kalangan mereka yang
berilmu, mendapat hidayah melalui petunjuk Nabi SAW., dan sebagai pemelihara
sunnah nabi yang diridhai Allah. Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama
(masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah
SWT dan Allah SWT menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
Pada awalnya salafi atau salafiyah terbatas pada faham semata, yang muncul dari para
pengikut madzhab Imam Hanbali pada tahun ke-7 H, paham ini makin populer. Pada
abad ke-12 H di tangan Syaikh Al-Islam ibn Taimiyah secara normatif salafi merupakan
idealisasi paling harfiyah untuk menjalankan praktik hidup generasi terdahulu. Generasi
terbaik pasca nabi.3 (3).

B. Sejarah kemunculan kelompok qadariyyah


Pengertian Qadariyah secara etomologi, berasal dari bahasa Arab, yaitu
qadara yang bemakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara
termenologi istilah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala
tindakan manusia tidak diinrvensi(1) oleh Allah. Aliran aliran ini
berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala
perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas
kehendaknya sendiri. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan
kekuatan manusia dalam mewujudkan perbutan-perbutannya. Harun
Nasution menegaskan bahwa aliran ini berasal dari pengertian bahwa
manusia menusia mempunyai kekuatan untuk melaksanakan
kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa manusia terpaksa
tunduk pada qadar(2) Tuhan.
Secara umum Di antara cirri-ciri paham Qadariyah adalah sebagai berikut:
1. Manusia berkuasa penuh untuk menentukan nasib dan perbuatannya,
maka perbuatan dan nasib manusia itu dilakukan dan terjadi atas
kehendak dirinya sendiri, tanpa ada campur tangan Allah SWT.
2. Iman adalah pengetahuan dan pemahaman, sedang amal perbuatan
tidak mempengaruhi iman. Artinya, orang berbuat dosa besar tidak

3 1.sahabat adalah setiap orang yg beriman kepada nabi Muhammad Saw semasa
hidupnya dan berkumpul dgnnya dan mati dalam keadaan muslim.( al itaq bisyarhi abi
syujaq hal14).
2.tabi’in adalah orang bertemu dgn salah satu sahabat walau sebentar kemudian dia
beriman.( isadurrofik wabugyatussodik 1/11).
3.ahmad 2012.
mempengaruhi keimanannya.
3. Orang yang sudah beriman tidak perlu tergesa-gesa menjalankan
ibadah dan amal-amal kebajikan lainnya.(3)4
Sejarah lahirnya aliran Qadariyah tidak dapat diketahui secara pasti dan
masih merupakan sebuah perdebatan. Akan tetepi menurut Ahmad Amin,
dan ada sebagian para pakar teologić(1) zaman dahulu yang mengatakan
bahwa Qadariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad al- Jauhani dan
Ghilan ad-Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689M.
Kedua tokoh inilah yang pertama kali mempersoalkan tentang Qadar.
Semasa hidupnya Ma’bad al-juhani berguru dengan al-Bisri, sebagaiman
Washil bin Atha’ tokoh pendiri Muktazilah. Jadi Ma’bad termasuk tabiin
atau generasi kedua setelah Nabi. Sedangkan Ghailan semula tinggal di
Damaskus, ia seorang ahli pidato sehingga banyak orang yang tertarik
engan kata-kata dan pendapatnya.Kedua tokoh qadariyah ini mati
terbunuh. Mabad al-jualni mati terbunuh dalam pertempuran maelawan
Hajjaj tahun 80 H. ia terlibat dalam dunia politik dengan mendukung
gubernur Sajistan, Abdurrahman al-Asy’ats, menentang kekuasaan Bani
Umayyah. Sedangkan Ghailan al-Dimasyqi di hukurn bunuh pada masa
pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik (pada tahun 105-125H/724-743M),
khalifah dinasti Umayyah kesepuluh. Hukuman bunuh atas Ghailan
dilakukan karena ia terus menyebar luaskan faham qadariyah yang
dianggap membahayakan pemerintah. Ghailan gigih menyebar luaskan
faham qadariyah di Damaskus sehingga mendapat tekanan dari khalifah
umar bin Abdul Aziz (717-720M).
Latar belakang timbulnya qadariah ini sebagai Isyarat menentang
kebijakan politik Bani Umayyah yang di anggapnya kejam. Apabila fikroh
Jabariah berependapat bahwa khalifah Bani Umayyah membunuh orang,
hal itu karena sudah di takdirkan Allah dan hal ini berarti merupakan
topeng kekejaman Bani Umayyah, maka fikroh(2) qadariah mau
membatasi qadar tersebut. Mereka mengatakakan bahwa Allah itu adil,
maka Allah akan menghukum orang yang bersalah dan memberi pahala
kepada orang yang berbuat kebaikan. 5 Manusia harus bebas dalam dalam

4 1.campur tangan.
2.ketentuan Allah SWT sejak zaman azzali.
3.https:// takberhentiberharap.wordpress.com/.

5 1.para pakar ilmu yg membahas tentang ketuhanan.


2.Aliran kepercayaan.
menentukan nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik atau
yang buruk. Jika Allah itu telah menentukan lebih dahulu nasib manusia,
maka Allah itu zalim. Karena itu manusia harus merdeka memilih atau
ikhtiar atas perbutannya. berkehendak Manusia harus mempunyai
kebebasan.
Orang-orang yang berpendapat bahwa amal perbuatan dan nasib
manusia itu hanyalah tergantung pada qadar Allah saja, selamat atau
celaka seseorang itu ditentukan oleh Allah sebelumnya, pendapat tersebut
adalah sesaat. Sebab pendapat tersebut berarti menentang keutamaan
Allah dan berarti menganggap-Nya pula yang menjadi sebab terjadinya
kejahatan- kejahatan. Mustahil Allah melakukan kejahatan. Pemuka
Mazhab ini adalah Ghailan al-Dimisqi. Dia di kenal sebagai sebagai seorang
yang alim, mengutamakan hidup zuhud dan takwa serta giat berdakwah
mengajak orang mukmin untuk berpegang kepada akidah yang benar,
Allah Maha Esa dan Mahaadil.
C. Sejarah munculnya kelompok jabariyyah
Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung
pengertian memaksa. Di dalam kamus Munjid dijelaskan bahwa nama
Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti memaksa dan
mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu sifat dari Allah adalah al-
Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa. Sedangkan secara istilah
Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan
menyandarkan semua perbuatan kepada Allah. Dengan kata lain adalah
manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa (majbur).
Secara umum Jabariyah dapat ketahui dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap
perbuatannya baik yang jahat, buruk atau baik semata Allah semata yang
menentukannya.
2. Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apapun sebelum terjadi.
3.ilmu Allah SWT bersipat hudus ( baru).
4. Iman cukup dalam hati saja tanpa harus dilafalkan.
5.Bahwa Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk
ciptaanNya.
6. Bahwa surga dan neraka tidak kekal, dan akan hancurdan musnah
bersama penghuninya, karena yang kekal dan abadi hanyalah Allah
semata.
7. Bahwa Allah tidak dapat dilihat di surga oleh penduduk surga.8. Bahwa
Alqur’an adalah makhluk dan bukan kalamullah.
Jabariyyah merupakan sebuah ideologi dan sekte bid’ah (1) di dalam
akidah yg muncul pada abad ke-2 Hijriyah di khurasan.(2). Ahmad Amin la
menggambarkan bahwa kehidupan bangsa Arab yang dikangkung oleh
gurun pasir Sahara memberikan pengaruh besar ke dalam cara hidup
mereka.(3). ketergantungan mereka kepada alam Sahara yang ganas telah
memunculkan sikap penyerahan diri terhadap alam. Lebih lanjut, Harun
Nasution menjelaskan bahwa dalam situat demikian, masyarakat Arab
tidak melihat jalan untuk mengubah keadaan sekeliling mereka dengan
kinginannya sendiri. Mereka merasa lemah dalam menghadapi kesukaran
kesukaran hidup Akhimya, mereka banyak bergantung pda kehendak
alam.hal ini membawa mereka pada sikap fatalisme. Benih-benih itu
sebenarnya sudah terjadi pd peristiwa sejarah yang terjadi pada zaman
dahulu yakni antara lain:
1. Suatu ketika Nabi menjumpai sahabatnya yang sedang bertengkar
dalam masalah takdir Tuhan. Nabi melarang mereka untuk
memperdebatkan persoalan tersebut, agar terhindar dari kekeliruan
penafsiran tentang ayat-ayat Tuhan mengenai takdir.(4).6
2. Khalifah Umar bin Khaththab pernah menangkap seseorang yang
ketahuan mencuri. Ketika diinterogasi, pencuri itu berkata Tuhan telah
menentukan aku mencuri. Mendengar ucapan itu, Umar marah sekali dan
menganggap orang itu telah berdusta kepada Tuhan. Oleh karena itu,
Umar memberikan dua jenis hukuman kepada pencuri itu. Pertama,
hukuman potong tangan karena mencuri. Kedua, hukuman dera karena
menggunakan dalil takdir Tuhan.
3. Khalifah Ali bin Abi Thalib seusai Perang Shiffin’ ditanya oleh seorang
tua tentang qadar (ketentuan) Tuhan dalam kaitannya dengan pahala dan
siksa. Orang tua itu bertanya, “Bila perjalanan menuju Perang Shiffin(1) itu
terjadi dengan qadha dan qadar Tuhan, tak ada pahala sebagai
balasannya.” Ali menjelaskan bahwa qadha danqadar bukanlah paksaan
Tuhan. Ada hitungan pahala dan siksa kepada manusia sebagai balasari
amal perbuatan nya. Sekiranya qadha dan qadar itu merupakan paksaan,
batallah pahala siksa, gugur pulalah makna janji dans ancaman Tuhan,
serta tidak ada celaan Allah atas pelaku dosa dan pujian-Nya bagi orang-

6 1.pemahaman baru yg tidak di lakukan oleh rosulullah saw


2. Khulasan adalah 9 kota di wilayah timur persia (https://
takberhentiberharap.wordpress.com./).
3.setudi ilmu kalam,dr ahmad suryan.
4. Pengetahuan ilmu tauhid dan ilmu Kalam,dr.Nunu bahrudin.
orang yang baik.(2).
Di samping adanya bibit pengaruh faham jabar yang telah muncul dari
pemahaman terhadap ajaran Islam itu sendiri Ada sebuah pandangan
mengatakan bahwa aliran Jabar muncul karena adanya pengaruh dari dari
pemikiran asing, yaitu pengaruh agama Yahudi bermazhab Qurra dan
Yacobit. agama Kristen bermazhab Dengan demikian, latar belakang
lahirnya aliran Jabariyah dapat dibedakan kedalam dua faktor, yaitu faktor
yang berasal dari pemahaman ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari
Alquran dan Sunnah, yang mempunyai paham yang mengarah kepada
Jabariyah. Lebih dari itu adalah adanya pengaruh dari luar Islam yang ikut
andil dalam melahirkan aliran ini.7

D. Tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh dalam kelompok salafiyah,


Qadariyyah, dan jabariyyah
1.Tokoh-tokoh kelompok salafiyah
Menurut Ibrahim Madzkur, tokoh-tokoh yang termasuk ulama salaf
diantaranya : Abdullah bin Abbas (68 H), yg terkenal sebagai ahli hadis
dan ahli dalam ilmu2 yg lainnya sehingga beliau di beri gelar al-bahar yg
berarti lautan, gelar ini di belrikan kepada beliau karna penguasaannya
terhadap semua ilmu(1). Abdullah bin Umar (74H), Shiddiq (148 H), dan
para imam madzhab empat.(1).
2.tokoh-tokoh kelompok qadariyyah
Tokoh utama aliran Qadariyah adalah Ma’bad Al-Juhani dan temannya
Ghailani Al-Dimasyqi. Ma’bad Al-Juhani adalah tabi;in yang dapat
dipercaya tetapi ia memberi contoh yang tidak baik serta berbicara tentang
qadar atau kebebasan berkehendak. Sepeninggalan Ma’bad kemudian
Ghailani Ibnu Muslim Al-Dimasyqi yang dikenal dengan Abu Marwan
menjadi tokoh Qadariyah.(2).
3.Tokoh-tokoh kelompok jabariyyah
Ja’ad bin Dirham Ia adalah pencetus paham Jabariyah, Jahmu bin
Shafwan pernah mendalami paham ini bersama Ja’ad bin Dirham.
Kemudian. Jahm bin Shafwan Ia berasal dari Kurasan, Persia dan meninggal
tahun 131 H dalam suatu peperangan dengan Bani Ummayah dan dia
dibunuh. Kemudian Husain bin Najjar Nama lengkapnya adalah Husain bin
7 1.perang antara sayyidina Ali melawan Muawiyah.
2.pengantar ilmu kalam,sahilun A.Nasir.
Muhammad An-Najar (wafat 230 H ) pengikutnya disebut An-Najariyah
atau Al-Husainiyah.(3).8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

ada awalnya salaf merupakan suatu kelompok yg ingin menghidupkan


atau memurnikan kembali ajaran Islam. Yg di mana para tokoh-tokoh nya
meneguhkan paham-paham sebagai mana yg telah di aar kan oleh
rosulullah saw, yg di mana ulama-ulama salaf ini yg di kenal dgn
ahlussunah wal jama’ah. Kemuadi beberapa faham berbeda pun muncul
seperti yg sudh di jelaskan di atas salah satunya qadariyyah yg di mana
kelompok ini memahami bahwasanya segala tindakan manusia tidak ada
campuran tagan Allah,seolah olah manusia adalah segalanya. Kemudia
salag satu yg di bahas adalah kelompok jabariyyah yg di mana kelompok
ini adalah lawanan dari qadariyyah yaitu menolah adanya perbuatan
manusia yg menyandarkan apapun yg terjadi baik yg buruk ataupun yg
baik itu semua dari Allah SWT semata tanfa ada kekuatan manusia sedikit
pun.

8 1.Jurnal al-Fath, Vol. 15, No. 1, (Januari-Juni) 2021.


2. https://m-kumparan-com.
3.Rhobiatul Adawiyah, Qadha Dan Qadr Menurut Ahlus Sunnah Wal Jama’ah,
Jabariyah, Qadariyah, 2019
DAFTAR PUSTAKA

1.Ilmu kalam ( husnul hidayati,M.Ag.)

2.Jurnal al-Fath, Vol. 15, No. 1, (Januari-Juni) 2021.

3. https://m-kumparan-com.

4.Rhobiatul Adawiyah, Qadha Dan Qadr Menurut Ahlus Sunnah Wal


Jama’ah, Jabariyah, Qadariyah, 2019

5.pengantar ilmu kalam,sahilun A.Nasir.

6.setudi ilmu kalam,dr ahmad suryan.

7.pengetahuan ilmu tauhid dan ilmu Kalam,dr.Nunu bahrudin.

8.https:// takberhentiberharap.wordpress.com/.

9. Abu al-Husayn Ahmad bin Faris, Mu’jam Maqāyis al-Lughah.

10.Muchlis M. Hanafi, ”Konsep Al-Wasathiyyah dalam Islam”, dalam


‘Kumpulan Makalah Peneliti INSISTS..

Anda mungkin juga menyukai